Kesiapan Fisik Kesiapan Belajar

57 diberikan. Belajar setiap hari merupakan bagian dari kesiapan psikis. Jadi anak belum memiliki kesiapan belajar dalam aspek kesiapan psikis. Kesiapan belajar tidak hanya dari segi anak belajar sebelum ke sekolah namun kesiapan belajar juga menyangkut aspek kesiapan fisik dan kesiapan materil. Dimana kesiapan fisik merupakan kondisi fisik anak ketika akan mengikuti pembelajaran dan kesiapan materil merupakan kesiapan untuk mempersiapkan buku-buku yang dibutuhkan untuk menambah ilmu pengetahuan.

a. Kesiapan Fisik

Fisik yang baik seorang anak dapat mendukung dalam tercapainya kesiapan belajar anak dari segi kesiapan fisik. Anak yang memiliki fisik yang baik tidak akan mudah terkena penyakit sehingga tidak mengganggu anak dalam belajarnya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan wali kelas V yang menyatakan bahwa anak terkadang sakit, namun sakit yang dideritanya tidak parah sehingga anak tetap berangkat ke sekolah walupun dalam kondisi kurang sehat. Wwcr. 6 hal. 178. Hal yang sama juga diungkapkan orang tua AN dan WL dalam wawancaranya yang menyatakan bahwa anak akan tetap masuk sekolah walupun dalam keadaan sakit, namun bukan sakit yang parah. Wwcr. 3 hal. 155 dan Wwcr. 4 hal. 162. Hal ini juga sejalan dengan hasil wawancara dengan WL yang menyatakan bahwa akan tetap berangkat sekolah walaupun sedang sakit pilek karena anak takut tertinggal pelajaran di sekolah. Wwcr. 1 hal. 135. Selain kesehatan yang dibutuhkan anak agar selalu berangkat sekolah, namun ada juga hal lain yang dapat membuat anak tidak berangkat sekolah. 58 Kepentingan orang tua juga dapat membuat penghambat anak dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karena setiap tahunnya ketika hari raya Idul Adha tiba orang tua selalu mengajak anaknya untuk pulang ke kampung halaman yaitu di Madura dengan waktu yang cukup lama. Pulang ke Madura ketika hari raya Idul Adha merupakan tradisi yang ada di suku Madura. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan orang tua AN dan WL yang menyatakan bahwa setiap hari raya Idul Adha pasti melaksanakan mudik ke Madura kurang lebih 3 minggu karena jika di Madura hari raya Idul Adha merupakan hari besar yang memiliki tradisi Mudik untuk para perantau. Wwcr. 3 hal. 155 dan Wwcr. 4 hal. 163. Hal yang sama juga diungkapkan oleh AN dan WL dalam wawancaranya yang menyatakan bahwa selalu mengikuti mudik ke Madura dengan orang tua sebagai ajakan dari orang tua. Mereka juga merasa senang ketika mengikuti mudik orang tuanya karena dapat berkumpul dengan saurada-saudaranya selama kurang lebih 3 minggu. Wwcr. 1 hal. 136 dan Wwcr. 2 hal. 145. Hal ini juga sejalan dengan hasil wawancara dengan guru wali kelas V yang menyatakan bahwa anak selalu meninggalkan sekolah cukup lama dengan rentan waktu kurang lebih 3 minggu untuk mengikuti mudik orang tua ke Madura dan meninggalkan semua aktivitas yang seharusnya dilakukan di sekolah dan ketinggalan banyak materi pelajaran. Wwcr. 5 hal. 167 dan Wwcr. 6 hal. 174 Selain fisik yang baik dan selalu berangkat sekolah, kesiapan fisik juga ditunjukkan dengan anak selalu konsentrasi saat belajar di rumah maupun di sekolah. Konsentrasi anak dapat terganggu dengan berbagai faktor yang ada di sekitarnya. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan orang tua AN dan 59 WL yang menyatakan bahwa anak jarang dapat berkonsentrasi ketika belajar di rumah karena ada adiknya yang selalu mengganggu ketika belajar, jadi anak belajar ketika adiknya sedang tidur. Wwcr. 3 hal. 156 dan Wwcr. 4 hal. 163. Hal yang sama juga diungkapkan oleh AN dan WL dalam wawancaranya yang menyatakan bahwa terkadang konsentrasi dan kadang enggak karena ada adiknya yang mengganggu ketika belajar di rumah dan ada teman-temannya yang kadang mengganggu konsentrasinya ketika belajar di sekolah. Wwcr. 1 hal. 136 dan Wwcr. 2 hal. 146. Hal ini juga sejalan dengan hasil wawancara dari guru wali kelas V yang menyatakan bahwa ganggungan konsentrasi belajar anak karena dirinya sendiri yang terkadang bermain sendiri atau mengganggu temannya yang lain. Wwcr. 5 hal. 171 dan Wwcr. 6 hal. 179. Berdasarkan triangulasi data didapatkan kebenaran bahwa anak tidak memiliki kesiapan yang berupa kesiapan fisik. Anak memang jarang sekali tidak masuk sekolah karena sakit namun anak selalu tidak masuk sekolah karena mengikuti kepentingan orang tuanya. Setiap tahunnya anak beserta orang tuanya mengadakan mudik lebaran Idul Adha ke Madura. Hal ini menjadikan anak tidak masuk sekolah dengan rentan waktu yang cukup lama sehingga anak selalu tertinggal pelajaran di sekolah. Waktu yang dibutuhkan untuk mudik lebaran berkisar dua sampai tiga minggu. Selain itu anak juga tidak akan masuk sekolah jika ada acara keluarga seperti ada yang ulang tahun. Ketidaksiapan fisik anak dapat mengganggu konsentrasi belajar anak di rumah maupun di sekolah. Anak selalu terganggu konsentrasinya karena dirinya sendiri maupun lingkungannya. Karena anak tertinggal banyak materi yang membuatnya tidak mengerti sehingga 60 ketika diberikan tugas maupun sedang mendengarkan anak malah asik berbicara dengan temannya atau bermain sendiri. Faktor yang berasal dari lingkungannya yaitu gangguan konsentrasi dari adik dan teman-teman dari orang tuanya. Adiknya selalu mengganggu ketika belajar dan menjadikan anak meninggalkan belajarnya ketika adiknya mengganggun belajarnya. Saat orang tua menemani anak belajar, orang tua malah menyalakan televisi didekat anak sehingga konsentrasi belajar anak terganggu dan malah mengikuti menonton televisi, seperti pada foto dokumentasi hal. 253 gambar 4. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan fisik yang dimiliki anak belum menunjukkan kesiapan dalam diri anak. Anak memiliki fisik yang cukup kuat jadi anak jarang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit, namun anak tidak berangkat sekolah karena memiliki alasan lain yaitu mengikuti orang tua mudik ke Madura dengan waktu yang cukup lama sekitar 3 minggu. Selama 3 minggu anak meninggalkan sekolah dengan semua kativitas yang seharusnya dilakukan. Dengan kegiatan yang rutin dilakukan ini membuat anak banyak tertinggal pelajaran dan membuat anak memiliki prestasi di bawah rata-rata. Walaupun orang tua mengetahui hal tersebut namun orang tua enggan untuk meninggalkan tradisi tersebut dan mengorbankan pendidikan anaknya. Selain itu kesiapan fisik yang menyangkut konsentrasi anak juga belum menunjukkan kesiapan karena anak masih sering tidak konsentrasi ketika belajar karena mendapatkan gangguan dari dalam maupun dari luar dirinya. 61

b. Kesiapan Psikis

Dokumen yang terkait

DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA PADA ANAK HIPERAKTIF

0 3 21

DUKUNGAN ORANG TUA, MOTIVASI DAN SARANA Dukungan Orang Tua, Motivasi Dan Sarana Transportasi Belajar Terhadap Kedisiplinan Siswa SMK Negeri 2 Purwodadi.

0 3 15

PERAN KONSEP DIRI, DUKUNGAN ORANG TUA DAN PENYESUAIAN SOSIAL TERHADAP OPTIMISME Peran Konsep Diri, Dukungan Orang Tua dan Penyesuaian Sosial Terhadap Optimisme Siswa SMK Negeri 2 Klaten.

0 2 21

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA Hubungan Antara Efikasi Diri Dan Dukungan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMA.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Efikasi Diri Dan Dukungan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMA.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA AWAL Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja Awal.

0 3 15

Hubungan antara Efikasi Diri dan Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK Negeri 5 Surakarta.

0 0 19

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KESIAPAN MENJADI ORANG TUA PADA REMAJA YANG MENIKAH DINI DI DUSUN TANUDITAN TRIRENGGO BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Orang Tua dengan Kesiapan Menjadi Orang Tua pada Remaja yang Menikah Dini di Du

0 0 13

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS AKSELERASI - Unika Repository

0 0 14

PENGARUH TONSILITIS, INTELEGENSI, DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

0 0 117