berbagai sumber ataupun media untuk dapat disebarkan ke masyarakat lain yang berpendidikan rendah.
5.2.2 Jenis Pekerjaan
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan terbesar adalah responden yang tidak bekerja.
Hal ini mungkin terjadi dikarenakan penyakit tuberkulosis paru lebih banyak diderita oleh masyarakat yang umumnya lebih banyak menghabiskan waktunya
dirumah dibandingkan dengan orang yang bekerja.
5.2.3 Penghasilan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus penghasilan keluarga yang terbesar adalah tingkat penghasilan rendah, sedangkan
kelompok Kontrol penghasilan terbesar adalah tinggi. Tingkat penghasilan keluarga itu sendiri mungkin tidak hanya berhubungan
secara langsung menjadi penyebab terjadinya penyakit tuberkulosis paru, namun dapat merupakan penyebab tidak langsung seperti adanya kondisi gizi buruk serta
perumahan yang tidak sehat dan akses pelayanan kesehatan juga menurun kemampuannya.
5.3 Hubungan Karakteristik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di
Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2012 Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan antara
karakteristik rumah kasus dengan rumah kontrol, dan dari nilai OR diperkirakan risiko rumah kasus terkena tuberkulosis paru lebih besar dibandingkan dengan rumah
kontrol.
Dari hasil observasi peneliti terdapat perbedaan karakteristik rumah responden meskipun tipe rumah kasus dan kontrol sama. Hasil pengamatan menunjukkan rumah
responden kontrol lebih mengupayakan kesehatan rumah dibandingkan dengan rumah pada responden kasus, misalnya sistem pencahayaaan dirumah kontrol yang
menggunakan genteng transfaran atau kaca untuk memasukkan cahaya matahari kedalam rumah, sistem sirkulasi udara atau ventilasi pada responden kontrol yang
menggunakan jendela pada sisi depan rumah sebagai jalan masuk keluarnya aliran udara, dan juga jenis lantai yang ditemukan peneliti pada responden kasus yang masih
banyak menggunakan jenis lantai tanah sehingga memungkinkan mycobakterium tuberkulosis dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik.
5.3.1 Hubungan Kepadatan Hunian dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di
Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2012
Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian dengan kejadian tuberkulosis paru, dan diperkirakan risiko kepadatan hunian
yang tidak baik memiliki risiko terkena tuberkulosis paru 13.5 kali dibandingkan rumah yang memiliki kepadatan hunian yang baik.
Menurut Smith 1994 ukuran luas ruangan suatu erat kaitannya dengan kejadian tuberkulosis paru. Disamping itu asosiasi pencegahan tuberkulosis paru
Bradbury mendapat kesimpulan secara statistik bahwa kejadian tuberkulosis paru paling paling besar diakibatkan oleh keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat
pada luas ruangannya. Menurut Putra dalam Soemirat 2000 luas lantai bangunan rumah sehat harus
cukup untuk penghuni didalamnya, artinya luas lantai bangunan rumah tersebut harus