minggu atau bulan dan selalu disertai nyeri tekan pada nodul yang bersangkutan. Lesi umumnya terletak di sekitar perjalanan vena jugularis, belakang leher ataupun di
daerah supra clavicula.
2.1.7.3. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan rutin adalah foto toraks PA. Pemeriksaan atas indikasi seperti foto apikolordotik, oblik, CT Scan. Tuberkulosis memberikan gambaran bermacam-
macam pada foto toraks gambaran radiologik yang ditemukan dapat berupa. a.
Bayangan lesi diatas lapangan paru atau segmen apikal lobus bawah b.
Bayangan berawan atau berbercak c.
Adanya kavitas tunggal atau ganda d.
Bayangan bercak milier e.
Bayangan efusi pleura umumnya unilateral f.
Destroyed lobe sampai destroyed lung g.
Kalsifikasi h.
Schwarte Berdasarkan luasnya proses yang tampak pada foto toraks dapat dibagi sebagai
berikut: a. Lesi minimal minimal lesion
Bila proses tuberkulosis paru mengenai sebagian kecil dari satu atau dua paru dengan luas tidak lebih dengan volume paru yang terletak diatas chondrosternal
junction dari iga kedua dan prosesus spinosus dari vertebra torakalis IV atau korpus
vertebra torakalis V dan tidak dijumpai kavitas.
b. Lesi sedang moderately advanced lesion: Bila proses penyakit lebih luas dari lesi minimal dan dapat menyebar dengan
densitas sedang, tetapi luas proses tidak boleh lebih luas dari satu paru, atau jumlah dari seluruh proses yang ada paling banyak seluas satu paru atau bila proses
tuberkulosis tadi mempunyai densitas lebih padat, lebih tebal maka proses tersebut tidak boleh lebih dari sepertiga pada satu paru dan proses ini dapat tidak disertai
kavitas. Bila disertai kavitas maka luas diameter semua kavitas tidak boleh lebih dari 4 cm.
c. Lesi luas far advanced: Kelainan lebih luas dari lesi sedang.
2.1.7.4. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah rutin: Hasil pemeriksaan darah rutin kurang spesifik untuk tuberkulosis paru. Laju
endapan darah sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju endapan darah yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis. Limfositosis juga kurang spesifik.
2. Pemeriksaan bakteriologik:
Untuk pemeriksaan bakteriologik ini spesimen dapat diambil dari sputum,
bilasan lambung, jaringan baik lymph node atau jaringan reseksi operasi, cairan pleura, cucian lambung, cairan serebrospinalis, pus aspirasi abses, urine, apusan
laring. a.
Pemeriksaan mikroskopik biasa Pada pemeriksaan ini dapat dilihat adanya basil tahan asam. Dibutuhkan paling
sedikit 5000 batang kuman per cc sputum untuk mendapatkan kepositifan. Pewarnaan yang umum dipakai adalah pewarnaan Ziehl Nielsen dan pewarnaan Kinyoun-
Gabbett. Cara pengambilan sputum tiga kali 3 X dengan cara; 1. Spot sputum saat kunjungan pertama
2. Sputum pagi keesokan harinya 3. Spot pada saat mengantarkan sputum pagi pada hari kedua
b. Pemeriksaan mikroskopik fluorescens:
Dengan mikroskop fluorescens ini gambaran basil tahan asam yang terlihat lebih besar dan lebih jelas karena daya pandang diperluas dan adanya fluorescens dari
zat warna auramin-rhodamin. 3.
Kulturbiakan kuman Pada pemeriksaan ini paling sedikit 10 kuman tuberkulosis yang hidup. Jenis-
jenis pemeriksaan kultur sputum ini antara lain: a. Metode konvensional seperti Lowenstein-Jensen, Ogawa, Kudoh, Middlebrook
7H-10 dan 7H11.
b. Metode Radiometrik seperti BACTEC. Dengan teknik ini waktu yang dibutuhkan untuk isolasi dan identifikasi mikrobakterium tuberkulosis menjadi tiga minggu saja.
Untuk test sensitifitas ditambah 5-7 hari lagi.
2.1.7.5. Immunologi serologi