17
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang pada hakekatnya merupakan upaya untuk mencapai kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai dengan Undang–Undang Dasar 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Salah satu penyakit yang dapat menurunkan kemampuan hidup masyarakat
adalah penyakit tuberkulosis TBC. Penyakit tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia
termasuk Indonesia. World Health Organization WHO dalam Annual Report on Global TB Control 2003 menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high-
burden countries terhadap TB. Indonesia termasuk peringkat ketiga setelah India dan China dalam menyumbang TB di dunia. Menurut WHO estimasi insidence rate untuk
pemeriksaan dahak didapatklan basil tahan asam BTA positif adalah 115 per 100.000 WHO, 2003 .
Tuberkulosis paru adalah merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia karena Mycobacterium tuberculosis telah menginfeksi sepertiga
penduduk dunia. Pada tahun 1993 Word Health organization WHO mencanangkan kedaruratan Global penyakit tuberkulosis paru TB paru, karena sebagian besar
negara di dunia tidak bisa mengendalikan penyakit tuberkulosis paru . Ini disebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita menular
BTA Positif. Pada tahun 1995 diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita baru tuberkulosis paru dengan kematian 3 juta orang WHO, 1997 .
Di berbagai negara maju penyakit tuberkulosis paru hampir dikatakan sudah dapat dikendalikan, meski peningkatan angka HIV merupakan ancaman potensial
terhadap merebaknya kembali tuberkulosis paru di negara maju. Di negara maju diperkirakan hanya 10 hingga 20 kasus diantara 100.000 penduduk, sedangkan angka
kematian hanya berkisar antara 1 hingga 5 kematian per 100.000 penduduk. Sementara di Afrika diperkirakan mencapai 165 kasus baru diantara 100.000
penduduk, dan Asia 110 diantara 100.000 penduduk, namun mengingat penduduk Asia lebih besar dibanding Afrika, jumlah absolute yang terkena tuberkulosis paru di
benua Asia 3,7 kali lebih banyak dari pada Afrika Achmadi, 2010 . Penyebab terjadinya penyakit tuberkulosis adalah basil tuberkulosis yang
termasuk dalam genus Mycobacterium, suatu anggota dari famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetalis. Mycobacterium tuberculosis menyebabkan
sejumlah penyakit berat pada manusia. Bakteri Mycobacterium tuberculosis seperti halnya bakteri lain pada umumnya akan tumbuh dengan subur pada lingkungan
dengan kelembaban yang tinggi. Air membentuk lebih dari 80 volume sel bakteri dan merupakan hal essensial untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel bakteri.
Kelembaban udara yang meningkat merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen termasuk tuberkulosis. Notoatmojo, 2007 .
Di Indonesia tuberkulosis paru merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien tuberkulosis paru di Indonesia merupakan ke -3 terbanyak
di dunia setelah India dan China dengan jumlah pasien sekitar 10 dari total jumlah pasien tuberkulosis paru didunia. Insiden kasus tuberkulosis paru BTA Positif sekitar
110 per 100.000 penduduk Depkes RI, 2008 . Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT 2001 estimasi
prevalensi angka kesakitan di Indonesia sebesar 8 per 1000 penduduk berdasarkan gejala tanpa pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga SKRT tahun 2001 tuberkulosis paru menduduki rangking ketiga sebagai penyebab kematian 9,4 dari total kematian setelah penyakit sistem sirkulasi dan
sistem pernafasan. Hasil survei prevalensi tuberkulosis paru di Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa angka prevalensi tuberkulosis Basil Tahan Asam BTA positif
secara nasional 110 per 100.000 penduduk Depkes RI,2007 . Di Nanggroe Aceh Darussalam Angka kejadian tuberkulosis paru dua tahun
terakhir menunjukkan penambahan penderita tuberkulosis paru positif dari tahun 2006 sebanyak 3.251 kasus, menjadi 3.636 kasus pada tahun 2007 Profil Kesehatan
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun, 2007, 2008 . Angka kejadian tuberkulosis paru di Kota subulussalam dua tahun terakhir
menunjukkan angka peningkatan dari jumlah kasus 88 kasus tuberkulosis paru positif pada tahun 2007 menjadi 104 kasus di tahun 2008. Profil kesehatan Kota
Subulussalam. Menurut Hendrik L Blum dalam Notoadmojo 2004, faktor-faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan antara lain adalah faktor lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan rumah merupakan salah satu
faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap status kesehatan penghuninya.
Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyebaran kuman tuberkulosis. Kuman tuberkulosis dapat hidup selama 1 – 2 jam bahkan sampai
beberapa hari hingga berminggu-minggu tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang baik, kelembaban, suhu rumah dan kepadatan penghuni
rumah. Notoatmodjo, 2007 . Rumah adalah sebagai tempat tinggal yang memenuhi ketetapan atau
ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah dari bahaya atau gangguan kesehatan, sehingga memungkinkan penghuni
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dinas Perumahan dan Pemukiman RI 2008 .
Rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan berisiko menjadi sumber penularan berbagai jenis penyakit. Oleh karena itu, Standar arsitektur
bangunan perumahan umum pada dasarnya ditujukan untuk menyediakan rumah tinggal yang cukup baik dalam bentuk desain, letak dan luas ruangan serta fasilitas
lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga atau dapat memenuhi persyaratan rumah tinggal yang sehat. Rumah atau tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dapat mendukung terjadinya penyakit dan berbagai gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan, penularan penyakit tuberkulosis infeksi pada
kulit, infeksi akibat infestasi tikus dan kecelakaan mental Chandra, 2007 . Berdasarkan survei pendahuluan peneliti menemukan data dari rekam medis
Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam jumlah pasien penderita tuberkulosis paru pada awal Januari 2012 sampai dengan Juni 2012 memiliki total kunjungan
sebanyak 29 orang dan kasus tersangka tuberkulosis paru sebanyak 29 orang.
Dari referensi diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang apakah ada hubungan antara karakteristik rumah dengan kejadian tuberkulosis paru di
Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2012.
1.2. Rumusan masalah