71
BAB V ANALISIS DATA
Dalam bab ini penulis menyajikan analisis data, yaitu penyusunan secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya ke dalam unit-unit dan menyusunnnya ke dalam pola sehingga
dapat dipahami baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain. Adapun kelanjutan dari kegiatan ini adalah untuk melakukan perbandingan antara teori yang ada
dengan fakta-fakta lapangan berupa data hasil penelitian sehingga akan memunculkan gambaran bagaimana keadaan dilapangan terhadap bagaimana
kondisi ideal yang seharusnya hal yang akan dibahas dalam analisis ini meliputi beberapa faktor penting dalam perekrutan tenaga honorer di Dinas Kesehatan
Pemerintah Kota Medan, antara lain: proses identifikasi kebutuhan untuk melakukan pengadaan, proses indentifikasi persyaratan kerja, penetapan sumber-
sumber kandidat, seleksi kandidat, memberitahukan hasilnya kepada para kandidat dan menunjuk kandidat yang lolos seleksi.
V. 1 Akuntabilitas Rekrutmen Tenaga Honorer Pada Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan
Setiap kegiatan sehubungan dengan penyelenggaraan aktifitas pemerintahan harus dijalankan dengan penuh rasa tanggungjawab, akuntabel dan
72
berorientasi pada pelayanan publik, hal ini dimaksutkan agar tercipta birokrasi yang professional, berintegritas, berdedikasi tinggi dan memegang teguh nilai-
nilai dasar dan kode etik aparatur negara sesuai dengan tuntutan reformasi birokrasi.
Prinsip akuntabilitas menuntut dua hal yaitu 1 kemampuan menjawab answerability, dan 2 konsekuensi consequences. Komponen pertama istilah
yang bermula dari responsibilitas adalah berhubungan dengan tuntutan bagi para aparat untuk menjawab secara periodik setiap pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan bagaimana mereka menggunakan wewenang mereka, kemana sumber daya telah dipergunakan, dan apa yang telah dicapai dengan
menggunakan sumber daya tersebut Publik Administration in the 21-st Century, Asian Development Bank.
Akuntabilitas publik adalah prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh
pelaku kepada pihak-pihak yang terkena dampak penerapan kebijakan. Berikut peneliti akan memberikan analisis rekrutmen honorer yang dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan berdasarkan prinsip-prinsip akuntabilitas.
73
V. 1. 1 Identifikasi Kebutuhan untuk Melakukan Pengadaan
Undang-Undang No. 43 Tahun 1999, mengamanatkan adanya proses formasi sebelum melaksanakan rekrutmen. Dengan terlebih dahulu melaksanakan
analisis kebutuhan pegawai dimaksutkan untuk mengetahui jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan oleh unit organisasi agar mampu melaksanakan
tugasnya serta berdaya guna, berhasil guna dan berkelangsungan, selain itu hal ini dimaksudkan agar setiap orang dalam organisasi mempunyai pekerjaan.
Sumber daya manusia yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas adalah salah satu modal penting bagi optimalnya kinerja organisasi, rekrutmen
yang tepat akan membantu organisasi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan pada organisasi.
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan para informan tanggal 21 Nopember 2012, pukul 15:00-17:00 mengenai jumlah pegawai yang
tersedia terhadap kebutuhan di Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan masih belum mencukupi sehingga masih dibutuhkan rekrutmen, namun karena hal ini
tidak diatur dalam peraturan yang tetap yakni mengenai berapa nominal dari tenaga penunjang di instansi kesehatan maka pengadaannya masih disesuaikan
dengan kebutuhan saja, tidak adanya aturan mengenai jumlah pegawai penunjang di unit pelaksana di Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan menjadi suatu
pangkal permasalahan yang berdampak pada kegiatan rekrutmen kedepannya. Selain itu, masalah ke dua yang mengganjal proses formasi dalam perekrutan
74
tenaga honor ini adalah kurangnya dana dalam anggaran APBD yang diperuntukkan untuk pengadaan tenaga honorer yang tentunya akan membuat
proses rekrutmen menjadi tidak proporsional dengan kebutuhan.
Dalam penentuan mengenai jumlah tenaga honorer yang akan direkrut para pengambil keputusan terlebih dahulu mengadakan koordinasi baik antara sub
bagian umum dengan Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan serta dengan pimpinan instansi Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan, koordinasi antara
beberapa unit yang terlibat dalam proses identifikasi pengadaan tenaga honor adalah salah satu hal yang positif dan baik karena menunjukkan dalam proses itu
tidak ada dominasi dari satu unsur tersebut sehingga bisa dipastikan bahwa apapun keputusannya itu adalah merupakan kesepakatan bersama seluruh pihak
yang terkait.
Koordinasi yang baik yang ditemukan di jajaran Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan nampaknya tidak bisa ditemukan antara mereka dengan
pihak eksekutif yakni Pemerintah Kota Medan. Hal ini bisa dilihat dari anggapan bahwa penempatan pegawai honor oleh pihak Pemerintah Kota Medan melalui
surat keputusan yang ditandatangani Walikota kadang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Disinilah perbedaan cara mereka dalam mengidentifikasi
kebutuhan, sehingga keputusan mereka bisa berbeda satu dengan yang lainnya.
Walaupun pada tahapan pengidentifikasian kebutuhan pegawai yang akan direkrut telah dilaksanakan koordinasi, tetapi rekrutmen yang tidak didahului oleh
75
proses formasi tidak akan membuahkan hasil, apalagi dana yang tersedia tidak memadai untuk melaksanakan rekrutmen sesuai dengan kebutuhan organisasi
maka dapat ditebak rekrutan yang ada tidak akan memadai juga.
V. 1. 2 Identifikasi Persyaratan Kerja