2 Rekrutmen Pegawai Honorer 7 Sistematika Penulisan

59 kesehatan terus bertambah, namun kebutuhan dan distribusinya tetap masih belum terpenuhi. Berdasarkan kenyataan inilah maka rekrutmen terhadap tenaga honorer masih diperlukan untuk menyokong kinerja instansi dimaksud.

IV. 2 Rekrutmen Pegawai Honorer

Peraturan Pemerintah no. 48 tahun 2005 mengatur tentang pengangkatan tenaga honor menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS. Hal ini kemudian menjadi pemicu munculnya berbagai aturan yang mendukung peraturan tersebut terutama pada pasal yang ke VIII delapan peraturan dimaksut yakni adanya larangan pengangkatan tenaga honor baru kecuali adanya peraturan pemerintah yang mengaturnya. Tabel 4. 2 Rekrutmen Pegawai Honorer Berdasarkan Tahun Pengangkatan No Tahun Jumlah 1 2007 135 90.6 2 2008 3 2009 4 2010 5 2011 9 6.04 6 2012 6 3.36 Jumlah 150 100 Sumber: penelitian lapangan November 2012 Dipilihnya tahun 2007-2012 untuk diteliti adalah untuk melihat implementasi UU No. 43 Tahun 2007 di tataran Instansi Pemerintah Daerah, perekrutan yang selama ini cenderung tidak diawasi menjadi sangat selektif akibat adanya wacana untuk men CPNS-kan tenaga honor yang ada di instansi 60 pemerintah secara bertahap. Kuat dugaan kesempatan untuk menjadi CPNS secara otomatis bagi yang telah bekerja menjadi tenaga honor dengan masa jabatan tertentu dimanfaatkan oleh berbagai pihak, baik oleh tenaga honor maupun pejabat yang berwewenang sehingga rawan tindak penyelewengan. Dari tabel hasil penelitian diatas dapat kita lihat bahwa jumlah rekrutmen tenaga honorer pada tahun 2007 yakni sebesar 90.6 merupakan jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya yakni pada tahun 2011 sebesar 6.04 dan tahun 2012 sebesar 3.36. Keluarnya Peraturan Pemerintah No. 48 tahun 2005 tentang pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil ahirnya berakibat buruk pada pengelolaan kepegawaian di daerah. Banyak oknum yang memanfaatkan kesempatan ini dan ketidaktahuan masyarakat akan informasi yang sebenarnya melalui pemberian informasi yang keliru tentang akan diangkatnya honorer menjadi CPNS secara bertahap. Ledakan jumlah rekrutmen tenaga honorer pada tahun 2007 bisa jadi merupakan contoh tingginya motivasi sebagian besar masyarakat menjadi PNS, bahkan menurut hasil wawancara dengan bapak Drs. Mustafa Munar ada sebagian pelamar yang rela mengabdi tanpa dibayar asalkan bisa diangkat menjadi PNS pada suatu tahap pengangkatan berikutnya. Kosongnya pengangkatan tenaga honorer pada tahun 2008-2010 merupakan dampak dikeluarkannya UU No. 43 Tahun 2007 yaitu tentang ketentuan pengangkatan tenaga honorer yang bisa dan berhak diangkat menjadi 61 CPNS dimana dalam implementasi peraturan ini diikuti lagi dengan Surat Edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi kepada setiap kepala instansi pemerintahan untuk menghentikan perekrutan tenaga honorer karena diduga kuat hasil rekrutan sarat dengan KKN sehingga kurang memperhatikan sumberdaya manusia hasil rekrutan. Pelaksanaan rekrutmen pada tahun 2011-2012 merupakan kebijakan dari instansi untuk merekrut tenaga honorer berupa tenaga kotrak Pegawai Harian Lepas yang akan habis kontrak dalam waktu satu tahun atau setelah suatu proyek yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan maupun Unit Pelaksana Teknis selesai. Jadi pada Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan dikenal istilah tenaga honorer kontrak dan tenaga honorer tetap. Berdasarkan data hasil penelitian di lapangan, bisa dilihat bahwa rekrutmen yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah yang diangkat oleh Kepala Daerah Pemerintah Kota Medan secara umum adalah tenaga-tenaga professional dalam artian; orang yang direkrut adalah orang yang benar-benar diharuskan mempunyai kualifikasi tertentu mulai dari Para Medis, Medis, Dokter Umum, Perawat, Perawat Gigi dan Tenaga Administrasi sementara itu sektor-sektor lain lebih diserahkan kepada instansi untuk melaksanakan perekrutan sendiri. Dari segi jumlah, perekrutan yang dilaksanakan lebih didominasi Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan yakni: 12:137 orang distribusi data dalam tabel 2. 2; namun hal ini tentunya merupakan kebijakan yang dijalankan melalui koordinasi para pimpinan instansi dengan pihak eksekutif yakni kepala daerah. 62 Adanya perbedaan surat keputusan pengangkatan pegawai honorer membawa dampak pada pembiayaannya, pegawai honorer yang diangkat berdasar Surat Keputusan pengangkatan oleh Kepala Daerah; pembiayaannya dibebankan pada kas APBD dan sebaliknya pegawai yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas maka pembiayaannya menjadi tanggungjawab instansi tersebut. Berikut adalah tabel yang merepresentasikan hal dimaksud diatas mengenai perekrutan yang dilaksanakan oleh Kepala Daerah dan Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan. Tabel 4. 3 Data Rekrutmen berdasarkan Surat Keputusan Pengangkatan No Uraian Tugas SK Walikota SK Kadis Jumlah 1 Administrasi Kantor 4 10 14 2 Administrasi Puskesmas - 8 8 3 Analis Farmasi - 1 1 4 Bidan - 5 5 5 Dokter Umum 1 1 2 6 Jasa Sopir - 1 1 7 Keamanan Kantor - 2 2 8 Keamanan Puskesmas - 19 19 9 Medis 1 - 1 10 Paramedis 1 - 1 11 Perawat 2 6 8 12 Perawat Gigi 2 - 2 13 Petugas Jasa Kebersihan 1 85 85 Jumlah 12 138 150 Sumber: penelitian lapangan November 2012

IV. 2. 1 Identifikasi Kebutuhan Pengadaan Pegawai