Business Process Reengineering BPR

3. SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara keseluruhan, serta bergantung pada alur informasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut. 4. SIM biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah. Kemampuan untuk menganalisis masalah terletak pada Decision Support Systems. 5. SIM biasanya berorientasi pada data yang sudah terjadi atau data yang sedang terjadi, bukan data yang akan terjadi, seperti forecasting. 6. SIM juga berorientasi pada data di dalam organisasi disbanding data dari luar organisasi. Oleh karena itu, informasi yang dibutuhkan oleh SIM adalah informasi yang sudah diketahui formatnya serta relatif stabil. 7. SIM biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-laporan yang dihasilkan banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa SIM memiliki kemampuan agar manajer dapat membuat laporannnya sendiri, tetapi data yang dibutuhkan manajer tersebut telah ada dan sudah disiapkan lebih dahulu. Sebagaimana problematika yan disebutkan di atas, SIM membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil memperhitungkan perkembangan organisasi di masa mendatang.

3.4. Business Process Reengineering BPR

10 Sebelum melakukan perancangan sistem informasi manajemen, perlu dilakukan perbaikan prosedur dan proses bisnis yang diterapkan perusahaan dengan menggunakan BPR. BPR merupakan filosofi perbaikanpenyempurnaan. 10 Joe Peppard Philip Rowland, The Essence of Business Process Reengineering, Penerbit Andi, Yogyakarta, 1994. hal 22, 169-172. Universitas Sumatera Utara BPR bertujuan mencapai perbaikan-perbaikan langkah dalam kinerja dengan mendesain ulang proses-proses dimana organisasi beroperasi, memaksimumkan kandungan nilai tambahnya dan meminimumkan kandungan tak bernilai tambah.Pendekatan ini dapat diterapkan untuk level proses individual maupun untuk organisasi secara keseluruhan. Gagasan BPR lebih dipopulerkan oleh Michael Hammer dalam artikelnya “Reengineering Work: Don’t Automate-Obliterate”. Ia menyarankan bahwa organisasi perlu memikirkan ulang bisnisnya dengan mempergunakan kesempatan yang ditimbulkan oleh teknologi informasi baru. Ia memperkuat kembali pesan bahwa sebelum menerapkan teknologi informasi, pertama kali organisasi harus yakin bahwa prosesnya sudah benar. Hammer membantu mempromosikan pesan BPR ke seluruh dunia dan telah melakukan banyak hal untuk menjadikan topic tersebut sebagai perhatian semua level manajemen sampai level yang paling senior dalam bisnis. Otomatisasi aliran kerja berkaitan erat dengan BPR karena otomatisasi merupakan jenis khusus sistem komputer yang berusaha mengkoordinasikan berbagai aktivitas. Aliran kerja dimulai dengan memeriksa dokumen, formulir bisnis, dan informasi lain yang melewati jalannya menuju organisasi. Prosedur ini memperlambat aktivitas perusahaan dan menambah biaya. Rute baru dibangun dan satu sistem aliran kerja diinstal untuk membawa informasi dengan segera ke bagian yang tepat baik dalam bentuk gambar digital faktur atau surat elektronik dari pelanggan. Universitas Sumatera Utara Perangkat lunak aliran kerja membuat pergerakan dokumen menjadi otomatis, mengeliminasi kebutuhan orang untuk menetapkan siapa yang harus mendapatkan informasi berikutnya, mempersingkat waktu perjalanan, danmenghindari rute yang salah. Sistem tersebut dapat juga deprogram untuk mengirim dokumen sepanjang jalur berbeda, tergantung pada isinya. Sebagai salah satu contoh otomatisasi aliran kerja dapat dilihat pada Gambar 3.4. yaitu proses pengapalan dari suatu perusahaan. Pesanan diterima oleh wakil penjualan dari pelanggan, kemudian berlanjut melalui proses verifikasi, perakitanpersiapan pesanan, dan pengepakan kemudian pengiriman ke pelanggan. Gambar 3.4. Operasi Awal Jika sistem aliran kerja diinstalasi untuk mendukung proses yang ada, beberapa manfaat dapat diperoleh melalui aliran informasi yang lebih cepat dan menghindari input ulang tertentu dari data ke dalam komputer lokal melalui setiap tahap. Gambar 3.5. menjelaskan proses baru yang setiap tahapnya menggunakan sistem aliran kerja. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.5. Aliran Kerja yang telah Dirancang Ulang

3.5. Langkah-Langkah Perancangan Sistem Informasi Manajemen