Tinjauan Teknologi Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Ikhtiologi

Ikan Cunang renang beradaptasi pada suhu 12-30 C. Nafsu makannya menurun pada suhu lebih rendah 12 C. Salinitas kadar kadar garam perairan yang bisa ditoleransi antara 0-35 ppm. Salinitas dan turbidias kekeruhan suatu perairan merupakan parameter yang paling berpengaruh terhadap jumlah elver di suatu daerah, elver menyukai habitat dengan salinitas rendah dan turbiditas tinggi. Pengemasan packing dilakukan terutama untuk konsumsi ikan segar. Cara packing harus disesuaikan dengan jarak lokasi usaha ke konsumen. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan keawetan ikan segar sampai ditangan konsumen. Hal yang terpenting yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan keawetan ikan agar sampai ketangan konsumen dalam keadaan segar sehingga harganya tidak turun. Untuk ikan yang diawetkan biasanya dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah diberi label, kemudian dimasukkan ke dalam dus, Begitu pula dengan ikan-ikan didalam kaleng Tim Penulis Penebar Swadaya,2008.

2.1.2. Tinjauan Teknologi

Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu mengalami perkembangan yang cepat. Penggunaan teknologi akan mengubah input menjadi output yang diinginkan Gumbira, dkk, 2001. Dalam lingkup industri pengolahan hasil pertanian, teknologi ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah suatu komoditas. Semakin tinggi nilai produk olahan diharapkan devisa yang diterima oleh Negara juga meningkat, serta keuntungan yang diperoleh oleh para pelaku industri pengolahan juga relatif tinggi Anonimius, 1997. Universitas Sumatera Utara Sebagai contoh aplikasi peningkatan teknologi yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk pertanian dapat dilihat pada industri pengolahan. Pemanfaatan teknologi untuk pengolahan dapat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Primer, yaitu output utama yang dihasilkan dalam proses produksi langsung dinikmati oleh konsumen tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. 2. Tahap Sekunder, yaitu produk yang dihasilkan mengalami proses pengolahan tertentu secara tradisional. Pengolahan secara tradisional ini kemudian secara perlahan menjadi lebih maju, kemudian output dari hasil pengolahan itu dikonsumsi. Sampai dengan batas tertentu, pengolahan tahap sekunder berkembang ke tahap tersier 3. Tahap Tersier, yaitu ketika output yang dihasilkan oleh tahap sekunder diolah dengan proses yang lebih canggih sehingga menghasilkan bahan pangan yang dapat diolah lagi menjadi berbagai macam makanan turunan dari produk tersebut Siswono, 2004. Pendinginan merupakan proses pengawetan dengan suhu rendah -1-5 C. Proses ini bertujuan untuk menghambat kegiatan mikrooganisme, proses kimia-kimia, dan proses fisis lainnya yang dapat mempengaruhi kesegaran mutu. Pada saat ini, proses pendinginan sudah banyak menggunakan unit pendingin mekanis yang dapat mendinginkan ikan secara lebih menyakinkan sampai suhu 0 C. Unit pendingin ini langsung mendinginkan ikan dan mempertahankan suhu 0 C atau sedikit lebih rendah Universitas Sumatera Utara -2 C. Dengan demekian, es yang dipakai untuk mendinginkan ikan tidak cepat mencair. Prinsip pembekuan sebenarnya hampir sama dengan proses pendinginan. Hanya saja, dalam proses pembekuan, ikan dibuat samapi membeku agat tidak khawatir terjadi proses pembusukan akibat mencairnya es pendingin. Pembekuan ini dilakukan karena jarak tempuh pengiriman jauh dan ikan yang dikirim berada dalam jumlah besar. Alat pembukuan yang biasa sharp freezer, multiplate freezer,contact freezer, air blast freezer, dan brine freezer. Waktu yang diperlukan dalam proses pembekuan ini berbeda-beda, tergantung pada kecepatan dan suhu yang hendak dicapai. Pada suhu - 55 C sampai – 65 C, semua cairan tubuh ikan membeku. Sementara faktor-faktor mempengaruhi kecepatan pembekuan, yaitu cara perambatan panas, perbedaan suhu awal. Dan wadah yang digunakan Tim Penulis Penebar Swadaya,2008. Dalam proses biasanya dilakukan penambahan medium pengalengan. Di Indonesia, dikenal tiga macam medium pengalengan, yaitu larutan garam brine, minyak atau minyak yang ditambah dengan cabai dan bumbu lainnya, serta saus tomat. Penambahan medium bertujuan untuk memberikan penampilan dan rasa yang spesifik pada produk akhir, sebagai media pengantar panas sehingga memperpendek waktu proses, mendapatkan derajat keasaman yang lebih tinggi, dan mengurangi terjadinya karat pada bagian dalam kaleng dan Apabila menginginkan produk yang siap olah, pilihlah yang bermedia saus tomat. Bila ingin mengolah produk dalam kaleng lebih lanjut, produk produk dalam kaleng lebih lanjut, produk berlarutan garam atau minyak nabati dapat dipilih. Penyimpanan produk harus dilakukan pada suhu yang cukup rendah, seperti pada Universitas Sumatera Utara suhu kamar normal dengan kelembaban rendah. Akan menjadi lebih baik lagi bila disimpan pada lemari pendingin. Kondisi penyimpanan sangat berpengaruh terhadap mutu ikan dalam kaleng. Suhu yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kerusakan cita rasa, warna, tekstur, dan vitamin yang dikandung oleh bahan akibat terjadinya reaksi kimia, Karena itu, makanan kaleng sebaiknya tetap disimpan dalam ruang bersuhu rendah di bawah 10 derajat Celcius untuk mencegah kerusakan dan pembusukan. Simpanlah produk pada kelembaban rendah untuk mencegah karat pada bagian luar kaleng dan tumbuhnya jamur. Jauhkan produk dari terpaan cahaya matahari langsung Anominius,2009. Keuntungan utama penggunaan kaleng sebagai wadah bahan pangan adalah kaleng dapat menjaga bahan pangan yang ada di dalamnya. Makanan yang ada di dalam wadah yang tertutup secara hermetis dapat dijaga terhadap kontaminasi oleh mikroba, serangga, atau bahan asing lain yang mungkin dapat menyebabkan kebusukan atau penyimpangan penampakan dan cita rasanya, kaleng dapat juga menjaga bahan pangan terhadap perubahan kadar air yang tidak diinginkan, kaleng dapat menjaga bahan pangan terhadap penyerapan oksigen, gas-gas lain, bau-bauan, dan partikel-partikel radioaktif yang terdapat di atmosfer dan untuk bahan pangan berwarna yang peka terhadap reaksi fotokimia, kaleng dapat menjaga terhadap cahaya Anonimous,2009.

2.1.3. Tinjauan Ekonomi