Batasan Operasional Bahan Baku

11 Biaya produksi ikan Cunang renang adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi seperti biaya bahan baku, biaya bahan penunjang, biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan yang dikeluarkan pengusaha sampai produk siap untuk dipasarkan. 12 Tenaga kerja adalah orang-orang yang bekerja dalam suatu industri. 13 Teknologi adalah penggunaan alat-alat produksi dan pengetahuan untuk menghasilkan produk tertentu.

3.6. Batasan Operasional

Adapun Batasan Operasional adalah sebagai berikut : 1 Sampel dalam penelitian ini ikan Cunang renang. 2 Responden adalah tenaga kerja yang berkerja pengalengan ikan Cunang renang dan pengolah pabrik yang terletak di daerah penelitian. 3 Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2009. 4 Daerah penelitian dilakukan di Gudang Selama Abadi di Jalan Besar Teluk Nibung, Tanjung Balai. Universitas Sumatera Utara IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Luas dan Letak Geografis Kota Tanjung Balai Luas dan Letak Geografis Kota Tanjung Balai memiliki luas wilayah sebesar 6.052 Ha atau 60,52 km 2 0,008 dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 0-3 meter di atas permukaan laut dan senantiasa dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Kota Tanjung Balai secara administratif memiliki 6 Kecamatan dan 31 Kelurahan. Kota Tanjung Balai merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara georgafis Tanjung Balai berada pada 2 58’15”-3 01’32” Lintang Utara 99 48’00”-99 50’16” Bujur Timur, berada pada pertemuan 2 dua sungai besar yaitu Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Melaka. Kota Tanjung Balai secara keseluruhan berbatasan dengan Kabupaten Asahan, yakni : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Air Joman Kabupaten Asahan. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Sei Kepayang Kabupaten Asahan. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Tata Guna Tanah

Tanah di Kota Tanjung Balai meuirut fungsinya dibagi menjadi areal pemukiman, sawah, ladang dan perkuburan, jalan, Sekolah, Mesjid, Gereja, Vihara dan Kuil. Pola penggunaan tanah di Kota Tanjung Balai dapat dilihat pada Tabel 1 : Tabel 1. Keadaan Tata Guna Tanah di Kota Tanjung Balai Tahun 2007 N0 . Penggunaan Lahan Jumlah Ha Presentase 1. Pemukiman 166 9,36 2. Sawah 19 8,37 3. Ladang 17 81,77 4. Perkuburan, Jalan, Sekolah dan Mesjid, Gereja,Vihara, dan Kuil 20 1,38 Total luas wilayah 222 100,00 Sumber : BPS Kota Tanjung Balai, 2007 Dari tabel 1 dapat diketahui penggunaan tanah di Kota Tanjung Balai yang paling luas digunakan untuk pemukiman seluas 166 Ha 9,36, yang diikuti oleh Perkuburan, Jalan, Sekolah, dan Mesjid, Gereja, Vihara, dan kuil seluas 20 Ha 1,38, Sawah seluas 19 Ha 8,37 da Ladang seluas 17 Ha 81,77. Penggunaan lahan terbesar di Kota Tanjung Balai dimanfaatkan untuk lahan pemukiman yaitu sebesar 166 81,77 . Penggunaan tanah untuk pemukiman yang cukup luas dibandingkan dengan penggunaan tanah yang lainnya ini di sebabkan karena terbangunnya Gedung Serba Guna, Kantor Walikota, Kantor-Kantor, Keluruhan, Perumahan Pengawai Negeri, Perumahan Susun Sederhana, dan Sewa Rusunawa, Pasar Terpadu, TPO dan sarna prasarana pelayanan umum lainnya.penggunaan lahan terbesar kedua dimanfaatkan sebagai areal pertanian. Areal pertanian ini dibagi menjadi 2 yaitu lahan persawahan sebesar 19 Ha 9,36 dan lahan perladangan sebesar 17 Ha 8,37 . Adapun tanaman dominan yang ditanam di ladang penduduk adalah padi Oriza sativa Universitas Sumatera Utara Dan yang terakhir penggunaan tanah Kota Tanjung Balai ini digunakan sebagai tempat Pemakaman, Jalan, Sekolah, Mesjid, Gereja, Vihara, dan Kuil seluas 20 Ha 1,38 .

4.1.3 Jenis Bangunan

Tabel 2. Jenis Bangunan di Kota Tanjung Balai Tahun 2007 N0 Jenis Bangunan Jumlah Buah Persentase 1. Permanen 29 39,1 2. Semi Permanen 31 41,8 3. Kayu 5 6,75 4. Bambu 9 12,1 Total 74 100,00 Sumber : BPS Kota Tanjung Balai, 2007 Dari Tabel 2 diatas diketahui bahwa di Kota Tanjung Balai sebagian besar bangunan baik perumahan maupun sarana dan prasarana desa merupakan bangunan semi permanen, yaitu sebesar 29 buah 41,8 dari total 348 buah bangunan. Bangunan semi permanen ini merupakan bangunan yang sebagian bangunannya pondasinya terbuat dari batu bata dan sebagian lagi menggunakan kayu. Sedangkan untuk bangunan yang permanen hanya berjumlah 29 buah 39,1 , bangunan yang terbuat dari bambu berjumlah 9 buah 12,1 dan bangunan yang terbuat dari kayu berjumlah 32 buah 6,75 .

4.1.3. Keadaan Penduduk

Penduduk Kota Tanjung Balai berjumlah pada tahun 2007 berjumlah 159.932 jiwa. Terdiri dari berbagai suku Batak Simalungun, Toba, Mandailing, Pak-pak dan Karo, Jawa, Melayu, Minang, Aceh dan suku lainnya. dan Melayu. Sementara jumlah suku yang terbanyak adalah suku Batak. Berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk laki-laki sebanyak 80.676 Universitas Sumatera Utara jiwa 50,44 dari total penduduk sebanyak 159.932 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 79.256 jiwa 49,56 . Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Berikut distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kota Tanjung Balai: Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Tanjung Balai Tahun 2007 No . Jumlah Penduduk Jiwa Jumlah Presentase 1. Laki-laki 80.676 50,44 2. Perempuan 79.256 49,56 Total 159.932 100,00 Sumber : BPS Kota Tanjung Balai, 2007 Dari Tabel 2 jenis kelamin jumlah penduduk terbesar adalah laki-laki sebanyak 80.676 jiwa 50.44 dan jumlah penduduk perempuan sedikit sebanyak 79.256 jiwa 49,56. Dilihat dari kelompok umur ternyata kelompok umur usia produktif di Kota Tanjung Balai cukup besar. Kelompok umur yang mempunyai jumlah paling besar adalah kelompok umur 15-64 tahun yaitu 37.98 jiwa atau 60,75 dari total 159.932 jiwa penduduk. Dan jumlah yang paling sedikit berada pada kelompok umur 65 tahun keatas yaitu sebesar 2.55 jiwa 4,08 Berikut gambaran jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kota Tanjung Balai : Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Tanjung Balai Tahun 2007 No. Kelompok Umur Tahun Jumlah Penduduk Jiwa Presentase 1. 0-14 21.99 35,17 2. 15-64 37.98 60,75 3. 65 2.551 4,08 Total 62.521 100 Universitas Sumatera Utara Umur 15–64 tahun menempati porsi yang cukup besar lebih dari 60 , dimana umur 0-4 tahun berjumlah 21.99 jiwa 35,17 , dan untuk umur diatas 65 berjumlah 2.551 jiwa 4,08. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa kelompok usia produktif 15-64 berjumlah 37.98 60,75 dan kelompok usia tidak produktif berjumlah 2.551 4,08. Berdasarkan jumlah penduduk menurut agama, penduduk di Kota Tanjung Balai banyak yang memeluk agama Islam tetapi tidak sedikit juga yang memeluk agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, dan Budha. Meskipun jumlah pemeluk agama Islam dominan tetapi kerukunan antar umat beragama tetap terjaga. Berikut data penyebaran penduduk Kota Tanjung Balai: Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Agama Kota Tanjung Balai Tahun 2007 No. Agama Jumlah Jiwa Persentase

1. Islam

51.265 81,99

2. Kristen Protestan

4.864 7,78

3. Kristen Katolik

662 1,06

4. Hindu

5 0,08

5. Budha

5.671 9,07 Total 728.8 100,00 Sumber : BPS Kota Tanjung Balai, 2007 Dari Tabel 4 diatas penduduk yang memeluk agama Islam menempati jumlah yang paling besar yaitu sebesar 51.265 jiwa 81,99 dari jumlah total penduduk dan jumlah pemeluk agama Hindu sangat sedikit yaitu sebesar 5 jiwa atau 0,88 . Sedangkan jumlah pemeluk agama Protestan sebesar 4.864 jiwa 7,78 dan jumlah pemeluk agama Katolik sebanyak 662 jiwa 1,06 . Berdasarkan tingkat pendidikan, rata-rata penduduk di Kota Tanjung Balai ini hanya mampu menyelesaikan pendidikan hingga jenjang Sekolah Lanjutan Tingkatan Pertama SLTP. Namun demikian, tidak sedikit pula penduduk yang dapat menyelesaikan pendidikannya hingga SLTA dan DIIDII bahkan Sarjana. Universitas Sumatera Utara Secara keseluruhan perhatian penduduk setempat terhadap tingkat pendidikan sudah cukup baik dilihat dari telah banyaknya penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun dan telah ada penduduk yang menempuh jenjang pendidikan hingga sarjana. Berikut distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan di Kota Tanjung Balai : Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan di Kota Tanjung Balai Tahun 2007 N0. Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa Persentase 1. SD 20 3,55 2. SLTP 338 55,45 3. SLTA 27 4,54 4. DIIDIII 132 21,62 5. SARJANA 91 14,94 Total 308 100,00 Sumber : BPS Kota Tanjung Balai, 2007 Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk paling banyak adalah tamatan SLTP yaitu sebesar 577 jiwa 55,45 dan tingkat pendidikan yang paling sedikit jumlahnya adalah SD yang berjumlah 20 jiwa 3,35 . Sedangkan penduduk yang DIPLOMA IIIII sebanyak 132 jiwa 21,62 , tamat SARJANA sebanyak 91 jiwa 14,94 , dan SLTA sebanyak 27 jiwa 4,54 . Untuk mata pencaharian penduduk Kota Tanjung Balai menurut lapangan usaha di Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri, Listrik, Gas dan Air, Konstruksi, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Angkutan dan Komunikasi, Keuangan, Jasa dan lainnya. Penduduk yang bermata pencaharian industri yang paling besar sebanyak sebanyak 3.376 jiwa 2,98 dan penduduk yang bermata pencaharian Konstruksi sebanyak 1.863 jiwa 2,98 , Perdagangan Hotel dan Restoran sebanyak 1.745 jiwa 27,92, Jasa sebanyak 1.373 jiwa 21,96, Universitas Sumatera Utara Pertanian sebanyak 1.302 jiwa 20,83, Angkutan dan Komunikasi sebanyak 1.233 jiwa 19,72 jiwa, Listrik Gas dan Air 22 sebanyak jiwa 0,36, Pertambangan dan Penggalian sebanyak 5 jiwa 0,09, lainnya sebanyak 5 jiwa 0,09, dan yang mata pencaharian yang paling kecil adalah Keuangan sebanyak 4 jiwa 0,64. Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Tanjung Balai Tahun 2007 NO. Mata Pencaharian Jumlah jiwa Persentase 1. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.745 27,92 2. Jasa 1.373 21,96 3. Pertanian 1.302 20,83 4. Angkutan dan Komunikasi 1.233 19,72 5. Industri 3.376 5,40 6. Konstruksi 1.863 2,98 7. Pertambangan dan Penggalian 5 0,09 8. Lainnya 5 0,09 9. Keuangan 4 0,64 10 Listrik, Gas dan Air 22 0,36 Total 159.932 100,00 Sumber : BPS Kota Tanjung Balai, 2007 Dari Tabel 6 diatas diketahui bahwa selain bermata pencaharian Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri, Listrik, Gas dan Air, Konstruksi, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Angkutan dan Komunikasi, Keuangan, Jasa dan lainnya. Penduduk yang bermata pencaharian industri yang paling besar sebanyak 3.376 jiwa 2,98 dan penduduk yang bermata pencaharian Konstruksi 1.863 jiwa 2,98 , Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.745 jiwa 27,92, Jasa 1.373 jiwa 21,96, Pertanian 1.302 jiwa 20,83, Angkutan dan Komunikasi 1.233 jiwa 19,72 jiwa, dan Listrik, Gas dan Air 22 jiwa 0,36, Pertambangan dan Penggalian 5 jiwa 0,09, lainnya 5 jiwa 0,09, mata pencaharian yang paling kecil adalah Keuangan 4 jiwa 0,64. Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Sarana dan Prasarana Kota Tanjung Balai

Sarana dan prasarana merupakan infrastruktur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena sarana dan prasarana sangat menunjang kegiatan penduduk sehari-harinya. Perkembangan suatu daerah sangat membutuhkan suatu alat yang dapat mempercepat akses masuknya arus informasi bagi perkembangan daerah tersebut. Berikut Tabel 7 yang menjelaskan sarana dan prasarana yang terdapat di Kota Tanjung Balai. Tabel 7. Sarana dan Prasarana Kota Tanjung Balai Tahun 2007 No. Fasilitas Sarana dan Prasarana Jumlah 1. Pendidikan TK SD SLTP SLTA MIN dan MIS MTsN dan MTS MAN dan MAS 12 75 17 16 23 12 7 2. Kesehatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Klinik KB 8 13 115 26 3. Peribadatan Mesjid Mushola Gereja Kuil Vihara 45 156 30 8 8 4. Transportasi Jalan Hotmik Jalan Beraspal Jalan Berikil Jalan Tanah Jalan Beton 63,45 km 11,12 km 65,92 km 32,50 km 30,11 km Sumber : BPS Kota Tanjung Balai, 2007 Dari Tabel 7 diatas memperlihatkan bahwa ketersediaan saran dan prasarana di Kota Tanjung Balai cukup baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dibidang pendidikan, perekonomian, keagamaan dan sosial budaya. Universitas Sumatera Utara

4.2.1. Deskripsi Keadaan Pabrik Selama Abadi

Pabrik terletak di Jalan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai, Pabrik ini berdiri pada tahun 1995 yang mempunyai pabrik pengalengan ikan Cunang renang bernama Bapak Agus Salim, beliau keturunan China. Pabrik ini memiliki luas 150x50 m 2 . Dengan modal yang cukup besar yaitu Rp 2.000.000.000 yang berasal dari modal sendiri Bapak Agus Salim mendirikan pabrik pengalengan ikan Cunang renang, alasan utama mendirikan pabrik Selama Abadi ini adalah karena Tanjung Balai merupakan kota yang memiliki komoditas ikan yang cukup banyak dan salah satu kota yang perikanan yang terbesar di Sumatera Utara, maka dari Bapak Agus Salim mendirikan pabrik Selama Abadi terletak tepat di belakang Pelabuhan Teluk Nibung, dan memilih ikan Cunang renang karena ikan ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas hanya masyarakat Kota Tanjung Balai dan Negara pengekspor China dan Kota Jakarta dan Belawan, dan juga pengalengan ikan Cunang renang sedikit orang yang tidak mengenalnya, selain itu ada pengalengan Cumi-cumi dan Sotong. Pabrik berada dibelakang Pelabuhan Teluk Nibung, para nelayan menangkap hasil tangkapannya dan pabrik ini yang mengolahnya menjadi ikan kaleng. Didalam pabrik ini terdapat peralatan pabrik yang lengkap terdiri dari kamar mandi, kantor, dan mesin-mesin pengalengan ikan yang lengkap dan besar dan tempat parkir untuk para pekerja disana. Pabrik memiliki 29 tenaga kerja, 12 tenaga kerja laki-laki dan 17 tenaga kerja wanita dan semua di pekerja dibagi-bagi tugas untuk pengalengan ikan Cunang renang dan jenis ikan lainnya. Pabrik Selama Abadi ini merupakan pabrik yang cukup terbesar di Teluk Nibung, Tanjung Balai karena banyak jenis ikan yang di tangkap nelayan dan pabrik ini yang mengelolanya, dan ikan Cunang renang dalam Universitas Sumatera Utara memproduksi setiap bulan antara 27-5 ton itu hanya tergantung pada musim ikan Cunang renang dan juga kondisi alam yang sulit untuk diprediksi oleh nelayan. Gbr 1. Pabrik Selama Abadi Gbr 2. Pelabuhan Teluk Nibung tempat nelayan menangkap ikan Cunang renang Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ketersediaan Input Produksi Input produksi pada pengalengan ikan Cunang renang ini adalah bahan baku, tenaga kerja, peralatan, dan bahan baku minyak bensin untuk pengisiin mesin genset mesin untuk yang digunakan apabila terjadi mati lampu, dan teknologi. Hampir semua Input produksi tersedia di pasar setempat Kota Tanjung Balai dan Sebagian kecil Input produksi yang tidak tersedia yaitu mesin genset dan peralatan-peralatan yang digunakan adalah Contact Freezer, Kulkas dan rak untuk menyimpan ikan Cunang renang mereka memesan di Kota Medan begitu juga bahan baku ikan Cunang renang yang ketersediannya bergantung musimnya.

a. Bahan Baku

Bahan baku merupakan suatu bagian yang sangat penting untuk kelangsungan bisnis pengalengan ikan Cunang renang.Bila suatu usaha pengalengan kekurangan bahan baku, maka bisnis tersebut tidak dapat berjalan lancar. Selain itu bahan baku juga harus tersedia setiap kali pengalengan akan dilakukan untuk menjamin kontinuitas bisnis pengalengan itu sendiri. Bahan baku pada bisnis pengalengan ikan Cunang renang ada dua jenis bahan baku utama dan bahan penunjang.Adapun yang menjadi bahan baku utama pada bisnis pengalengan ikan Cunang renang adalah ikan Cunang renang saja.Kebutuhan bahan baku adalah ikan Cunang renang 5.000-27.000 Kg dalam sekali produksi pengalengan ikan Cunang renang setiap bulannya. Universitas Sumatera Utara Tabel 8.Produksi Ikan Cunang renang pada Tahun 2008 Tahun 2008 Total Produksi KgBulan Januari 12.000 Februari 11.000 Maret 13.000 April 14.000 Mei 20.000 Juni 15.000 Juli 16.000 Agustus 13.000 September 17.000 Oktober 15.000 November 12.000 Desember 14.000 Sumber : Pabrik Selama Abadi,2008 Dari tabel produksi ikan Cunang renang pada tahun 2008 yang setiap bulannya ikan Cunang renang mengalami peningkatan setiap bulannya dan pada bulan April mengalami penurunan karena ikan Cunang renang tergantung musim, kadang ada dan tidak ikan Cunang renang. Maka ikan Cunang renang cukup tersedia di Pabrik Selama Abadi yang diperoleh dari Laut Teluk Nibung. Penurunan jumlah produksi setiap bulannya ikan Cunang renang karena ikan Cunang renang tergantung musim, tidak menentu musim ikan Cunang renang terkadang nelayan dapat menghasilkan produksi mencapai 17.000 KgBulan dan yang lebih rendah nelayan menghasilkan 11.000 KgBulan, dan juga tergantung cuaca yang tidak tergantung cuaca yang tidak menentu membuat nelayan tidak menangkap ikan Cunang renang, walaupun tergantung musim dan cuaca ikan renang sebagai bahan baku utama dapat melakukan proses pengalengan ikan Cunang renang. Maka ketersediaan bahan baku utama dilaut Teluk Nibung tersedia di pabrik Selama Abadi. Universitas Sumatera Utara Semua bahan baku dan bahan penunjang cukup tersedia di pasar setempat yaitu Pasar Pasar Kawat dan di daerah Teluk Nibung. Hanya bahan baku berupa ikan Cunang renang yang ketersediannya tergantung musim dan keadaan cuaca dalam melakukan penangkapan ikan Cunang renang. Untuk mengatasinya maka para nelayan melihat cuaca dalam penangkapan ikan apabila musim hujan, maka nelayan tidak akam menangkap ikan dan menangkapnya cuaca yang baik untuk menangkap ikan dan bergantung musim ikan Cunang renang maka dapat mengantinya dengan pengalengan Cumi-cumi dan Sotong apabila ada permintaan pengalengan ikan Cunang renang dari pasar domestik maupun pasar internasional. Sehingga bisnis pengalengan ikan Cunang renang dapat terus memproduksi pengalengan ikan Cunang renang setiap bulannya.

b. Tenaga Kerja