Tinjauan Ekonomi Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Ikhtiologi

suhu kamar normal dengan kelembaban rendah. Akan menjadi lebih baik lagi bila disimpan pada lemari pendingin. Kondisi penyimpanan sangat berpengaruh terhadap mutu ikan dalam kaleng. Suhu yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kerusakan cita rasa, warna, tekstur, dan vitamin yang dikandung oleh bahan akibat terjadinya reaksi kimia, Karena itu, makanan kaleng sebaiknya tetap disimpan dalam ruang bersuhu rendah di bawah 10 derajat Celcius untuk mencegah kerusakan dan pembusukan. Simpanlah produk pada kelembaban rendah untuk mencegah karat pada bagian luar kaleng dan tumbuhnya jamur. Jauhkan produk dari terpaan cahaya matahari langsung Anominius,2009. Keuntungan utama penggunaan kaleng sebagai wadah bahan pangan adalah kaleng dapat menjaga bahan pangan yang ada di dalamnya. Makanan yang ada di dalam wadah yang tertutup secara hermetis dapat dijaga terhadap kontaminasi oleh mikroba, serangga, atau bahan asing lain yang mungkin dapat menyebabkan kebusukan atau penyimpangan penampakan dan cita rasanya, kaleng dapat juga menjaga bahan pangan terhadap perubahan kadar air yang tidak diinginkan, kaleng dapat menjaga bahan pangan terhadap penyerapan oksigen, gas-gas lain, bau-bauan, dan partikel-partikel radioaktif yang terdapat di atmosfer dan untuk bahan pangan berwarna yang peka terhadap reaksi fotokimia, kaleng dapat menjaga terhadap cahaya Anonimous,2009.

2.1.3. Tinjauan Ekonomi

Sistem dan usaha agribisnis yang sedang dipromosikan adalah sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing tinggi. Hal ini dapat dicirikan dengan efisiensi yang tinggi mampu merespons perubahan pasar secara cepat dan efisien, Universitas Sumatera Utara menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, menggunakan inovasi teknologi sebagai sumber pertumbuhan dan produktivitas dan nilai tambah. Hal ini dapat disikapi dengan pembangunan industri hulu dan industri hilir pertanian yang dapat memperbaiki sistem dan prospek pertanian ke arah yang berpotensi positif Daniel,2002. Bisnis ikan adalah memilih segmen usaha yang tepat juga perlu mempertimbangkan banyak hal. Antara lain modal, peluang pasar, dan potensi lokal. Kalau menginginkan usaha yang perputarannya relatif cepat dan beresiko kecil, usaha pembenihan bisa dijadikan pilihan Flona,2009. Setiap orang atau perusahaan yang bergerak dalam suatu bisnis tertentu pasti berharap banyak untuk mendapatkan laba atau keuntungan yang memadai. Apalagi jika keuntungan itu dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usahanya. Pengetahuan tentang ikan yang akan dibudidayakan dan keberanian untuk memulai usaha saja tidak mendukung kegiatan usaha ini. Untuk itu, diperlukan modal untuk pengelolanya agar usaha dapat berkembang seperti yang diharapkan. Di pasaran terlihat bahwa produk yang disenangi atau diperlukan konsumen tidak hanya satu jenis saja, tetapi bermacan-macam oleh karenanya, pemilihan produk dapat dilakukan pada satu atau jenis ikan, diadakan seleksi dengan cara meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi jenis yang dipilih tersebut Muzhar,1994. Pengalengan sebagai salah satu sub sistem dalam agribisnis merupakan alternatif terbaik untuk dikembangkan. Dengan kata lain pengembangan industri pengalengan diperlukan guna terciptanya keterkaitan antara sektor perikanan dan sektor industri. Industri pengalengan akan mempunyai kemampuan yang baik jika kedua sektor di atas memiliki keterkaiatan yang erat, baik ke depan maupun ke Universitas Sumatera Utara belakang. Pengalengan dari hasil akan meningkatkan nilai tambah dari hasil perikanan yang di proses dan akan meningkatkan nilai jual dan akan memberikan nilai kesejahteraan yang lebih tinggi kepada para pekerja yang bekerja di daerah tersebut mendapatkan upah yang lebih layak Tim Penulis Penebar Swadaya,2008. Bisnis pengalengan ikan didalamnya terhadap aspek produksi, ini karena dalam bisnis perikanan terjadi sebuah usaha untuk menghasilkan sebuah komoditas. Oleh karena itu, aspek produksi sangat memerlukan kegiatan manajemen agar dapat mengarahkan usaha produksi sehingga memperoleh hasil yang terbaik. Selain itu, bisnis perikanan sifatnya yang cukup kompleks sehingga memerlukan pemikiran yang cermat. Kecermatan mengelola usaha perikanan yang dilakukan, mulai dari persiapan produksi dan saat produksi itu berlangsung Junianto,2003. Ketersediaan input produksi yang sangat mendukung besarnya produksi yang dihasilkan. Produksi yang tinggi akan sangat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh pengolah. Harga jual yang ditetapkan oleh pengolah bedasarkan hasil produksi dan semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Semakin banyak pengalengan ikan Cunang renang yang dijual dan kecilnya biaya produksi memberikan keuntungan yang besar bagi pabrik pengalengan ikan Sarwono,2003. Jenis ikan yang akan diproduksi perlu dipertimbangkan dan ditentukan terlebih dahulu. Jenis ikan yang dipilih hendaknya dapat memenuhi selera pasar dengan baik dan disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Hasil produksi ikan Universitas Sumatera Utara yang memenuhi selera pasar akan lebih memudahkan pemasaran hingga tidak ada kekhawatiran ikan tidak terjual Tim Penulis Penebar Swadaya,2008. Masyarakat lebih menghargai dan menyukai mengkonsumsi hasil olahan ikan yang modern, seperti ikan dalam keleng, Apalagi, kalau itu merupakan produk luar negeri atau ekspor. Masyarakat juga mengutamakan masih hasil olahan ikan pabrikan. Ikan nomor kualitas satu atau kulaitas utama digunakan untuk bahan untuk pengolahan ikan tradisional hanyalah ikan kuliatas nomor dua, bahkan nomor tiga. Karena bahannya kurang bagus, hasilnya pun juga kurang bagus. Ini menyebabkan hasil olahan kurang diminati oleh masyarakat, mereka sangat menyukai produk olahan yang modern seperti dalam kemasan kaleng dan plastik yang mudah untuk dikonsumsi masyarakat sekarang Afrianto dan Evi,1989. Selain halal dan keragaman jenis yang tinggi, keunggulan ikan yang lain adalah keleluasaan untuk disajikan dalam berbagai bentuk olahan. Sayangnya, keragaman produk olahan dalam negeri saat ini masih sangat terbatas. Melihat data statistik, tercatat bahwa sebagian besar hasil laut kita diolah menjadi produk tradisional seperti ikan asin, ikan pindang, ikan asap, kerupuk dan beberapa produk fermentasi. Produk yang dikategorikan modern dan juga banyak beredar adalah produk kaleng dan beku terutama udang dan tuna. Dari beberapa jenis tersebut, yang dikategorikan siap saji teutama adalah ikan dalam kaleng. Namun, tidak semua menyukai ikan kaleng karena terbatasnya rasa yang tersedia, yang umumnya hanya berkisar pada ikan kaleng dalam saus tomat, minyak atau larutan garam. Beruntung beberapa industri dalam negeri saat ini sudah banyak yang membuat variasi rasa untuk ikan kaleng misalnya dalam sambal bali, rendang, dan Universitas Sumatera Utara kari. Namun tetap saja kosumsi ikan kaleng masih belum tinggi. Meskipun beberapa kelemahan yang menjadi keberatan dalam memasak ikan sudah dihilangkan, seperti penyiangan, pembersihan, bahkan tulang telah menjadi lunak, beberapa ibu rumah tangga masih menambahkan beberapa bumbu untuk mengolah ikan kaleng lebih lanjut, setidaknya ditambah bawang merah, bawang putih atau cabe, atau digoreng dengan dibungkus tepung atau telur Anominius, 2009. Ikan cunang renang juga memiliki potensi pasar yang cukup baik, karena selain dijual kepada konsumen dan juga diekspor ke luar negeri. Cunang renang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, awetan, dan olahannya adalah ikan Cunang renang goreng, sendeng, ikan asap, dan abon dan lain-lainnya Suhaeri,2008. Permintaan ikan yang meningkat tentunya memiliki makna positif bagi pengembangan perikanan, terlebih lagi Negara kepulauan seperti Indonesia yamg memiliki potensi perairan yang cukup luas dan potensial untuk pengembangan baik penangkapan maupun akultur. Namun demekian, tuntunan pemenuhan kebutuhan akan sumberdaya tersebut akan diikuti oleh tekanan eksploitasi sumbert daya ikan uyang juga semakin intensif. Jika tidak dikelola secara bijaksana maka sangat dikhawatirkan pemanfaatan sumber daya secara intensif akan mendorong usaha perikanan pada jurang kehancuran Junianto,2003. Tingginya permintaan baik pasar domestik maupun pasar internasional merupakan tantangan bagi para pengusaha Cunang renang, tetapi kecil kemungkinan seorang pengusaha dalam memenuhinya sendiri, kecuali pengusaha besar, Hal in karena untuk memproduksi Cunang renang sebanyak itu, diperlukan lahan yang sangat yang luas dan modal yang sedikit. Untuk mengatasi itu, perlu Universitas Sumatera Utara dikembangkan suatu kerja sama, baik antara investor dengan penagkap dan pengumpul, antara investor dengan pembudi daya, maupun antarsemua pihak dengan pemerintah sebagai penyandang dana, melalui program pemberian kredit Evy ,dan Endang, 2001. Salah satu penyebab meningkatnya devisa negara yaitu meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan. Pada tahun 2006, komoditas non migas ikan memberikan kontribusi tertinggi. Hal ini disebabkan oleh permintaan sangat tinggi di beberapa negara, Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Juni 2006 mencapai 825,5 juta dolar AS. Nilai tersebut mengalami peningakatan periode yang sama pada tahun 2005 sebesar 759,2 juta dolar AS. Keadaan ekspor tersebut mengambarkan sangat tingginya permintaan dunia terhadap komoditas perikanan Indonesia. Namun, kurangnya bahan baku membuat Indonesia tidak memenuhi semua permintaan Afrianto dan Evi,1989.

2.3. Landasan Teori