bagaimana saudara mengerjakannya, asalkan pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik”.
Pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada bawahan, dalam artian pimpinan menginginkan agar bawahan
dapat mengendalikan diri dalam menyelesaikan pekerjaan. Pimpinan tidak akan membuat peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan tersebut, dan hanya sedikit
melakukan kontak dengan bawahan. Dengan demikian para bawahan dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi.
5. Pemilihan Gaya Kepemimpinan
Pemilihan gaya kepemimpinan yang akan digunakan, perlu mempertimbangkan beberapa faktor. Harris dalam Heidjrachman 2005:227
mengemukakan 4 faktor yaitu yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan gaya
kepemimpinan yaitu:
a. Faktor dalam organisasi b. Faktor pimpinan manajer
c. Faktor bawahan d. Faktor situasi penugasan
Pemilihan ketiga jenis gaya kepemimpinan yang telah dikemukakan di atas, menurut Heidjarchman 2005:228 dapat mempertimbangkan beberapa hal
sebagai berikut: a. Gaya kepemimpinan autocratic cocok apabila para bawahan tidak
mengetahui tujuan dan sasaran perusahaan, apabila perusahaan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
ketakutan dan hukuman sebagai cara pendisiplinan, dimana para pimpinan ingin lebih dominan dalam pengambilan keputusan.
b. Gaya kepemimpinan participative cocok apabila tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan para bawahan telah menerimanya, perusahaan
menggunakan hadiah dan ketertiban sebagai alat motivasi utama, pimpinan benar-benar menginginkan pendapat dan ide-ide dari bawahan sebelum
mengambil keputusan. c. Gaya kepemimpinan free rein nampaknya paling cocok apabila tujuan
perusahaan telah dikomunikasikan dengan baik dan telah diterima dengan baik oleh bawahan, yang pada kenyataannya tujuan organisasi dan tujuan
karyawan merupakan hal yang selaras.
6. Semangat Kerja
a. Pengertian semangat kerja Setiap perusahaan selalu berusaha agar produktivitas kerja
karyawannya dapat ditingkatkan dan salah satunya dengan meningkatkan semangat dan kegairahan kerja karyawan. Semangat dan kegairahan kerja ini
perlu ditingkatkan karena merupakan unsur penunjang tercapainya tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
Pendapat mengenai semangat kerja menurut Nitisemito 2002:160 adalah upaya melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan
demikian pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan lebih baik. Sedangkan kegairahan kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang
dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semangat dan kegairahan kerja harus dimiliki oleh setiap karyawan dalam arti tenaga
tersebut harus selalu ada serta menunjukkan prestasi. Semangat kerja pada hakekatnya adalah merupakan perwujudan dari
moral kerja yang tinggi, dimana suatu pekerjaan akan dilaksanakan dengan baik.
Disamping itu semangat kerja merupakan faktor yang cukup penting sebagai penunjang tercapainya produktivitas yang tinggi. Untuk itulah
perusahaan mendorong para karyawannya agar mempunyai semangat dan kegairahan kerja yang tinggi dengan harapan dapat memperoleh banyak
keuntungan, dapat memperkecil tingkat absensi dan perpindahan karyawan. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja
Menurut Mangkunegara 2001:88 memaparkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja diantaranya:
1 Kebanggaan pekerja atas pekerjaannya dan kepuasannya dalam menjalankan pekerjaannya dengan baik.
2 Sikap terhadap pimpinan 3 Hasrat untuk maju
4 Perasaan telah diperlakukan secara baik. 5 Kemampuan untuk bergaul secara baik
6 Kesadaran akan tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Nitisemito 2002:155, faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah sebagai berikut:
1 Penghasilan dan jaminan sosial tenaga kerja 2 Gizi dan kesehatan
3 Kesempatan berprestasi 4 Lingkungan kerja
5 Kedisiplinan kerja
c. Indikasi turunnya dan rendahnya semangat kerja Indikasi turun atau rendahnya semangat dan kegairahan kerja penting
untuk diketahui oleh setiap perusahaan, karena dengan pengetahuan tentang indikasi ini akan dapat diketahui turunnya semangat dan kegairahan kerja.
Dengan demikian perusahaan akan dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan masalah sedini mungkin.
Seperti yang dikemukakan oleh Nitisemito 2002:97 indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja adalah sebagai berikut:
1 Rendahnya produktivitas kerja 2 Tingkat absensi yang tinggi
3 Labour turn over yang tinggi 4 Tingkat kerusakan yang tinggi
5 Kegelisahan dimana-mana 6 Tuntutan yang sering terjadi
7 Pemogokan
Universitas Sumatera Utara
7. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Semangat Kerja Bawahan