BAB II URAIAN TEORITIS
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun yang menjadi landasan penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah Anwar Rasyid 2008 dari Unmer Malang dengan judul: Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Perusahaan Knalpot Roda Jaya Malang. Dari hasil penelitian dengan menggunakan uji F dapat menunujukkan secara parsial
dismpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan otokratik X
1
, gaya kepemimpinan partisipasif X
2
, dan Free rein X
3
berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja sedangkan dari hasil uji t di dapatkan hasil variabel gaya kepemimpinan partisipasif X
2
ternyata mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap semangat kerja karyawan.
Maisadana 2006 dari Universitas Sumatera Utara dengan judul: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pada Bank SUMUT Cabang Stabat hasil
penelitian dengan menggunakan uji F menunjukkan secara parsial di simpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan demokratis X
1
dan gaya kepemimpinan otoriter X
2
berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pada PT. Bank SUMUT cabang Stabat sedangkan dari hasil uji t di dapatkan hasil variabel gaya kepemimpinan otoriter X
2
ternyata mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap motivasi kerja pada PT.
Bank SUMUT cabang Stabat.
Cholifah 2004 dari Unmer Malang dengan judul: Analisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Perusahaan Rokok Valas
Malang. Dari hasil penelitian dengan menggunakan uji F dapat diketahui bahwa autocratic leadership X
1
, participative leadership, dan Free rein X
3
secara parsial
Universitas Sumatera Utara
mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan sedangkan dari hasil uji t didapatkan hasil variabel Participative leadership ternyata mempunyai pengaruh yang
paling dominan terhadap kepuasan kerja karyawan.
B. Landasan Teori 1. Teori Kepemimpinan
Menurut Daft 2007 kepemimpinan merupakan ”penggunaan pengaruh untuk memberikan motivasi kepada karyawan untuk mencapai tujuan organisasi”.
Stoner 2005:31 mendefinisikan kepemimpinan sebagai ”proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota
kelompok”. Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka kepemimpinan adalah aktivitas dan pola perilaku yang secara konsisten diterapkan dalam bekerja
dengan dan melalui orang lain. Manusia dalam organisasi adalah sumber dya yang dinamis, mudah berubah, membutuhkan pengarahan dan semangat untuk
meyelesaikan pekerjaan agar tercapai tujuan perusahaan sehingga peran seorang pemimpin sangat penting.
Timple 2005:31 mendefinisikan pemimpin yaitu orang yang menerapkan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin, dan
produktivitas jika bekerjasama dengan orang, tugas, dan situasi agar dapat mencapai sasaran perusahaan. Dubrin 2002:4 pemimpin ialah ”seorang yang
dapat menunjukkan semangat, hasrat, dan memberi inspirasi bagi orang lain agar dapat mencapai kinerja yang lebih baik”. Berdasarkan beberapa artikel, jurnal dan
buku–buku mengenai kepemimpinan yang baik dipandang dari kekuatan dari
Universitas Sumatera Utara
dalam memiliki seperti karakter, integritas, energi atau dapat dilihat bahwa salah satu syarat pimpinan yang sukses adalah dengan melihat apa yang mereka ketahui
pola pikir strategi atau bagaimana mereka bertingkah laku menetapkan visi, perampingan organisasi dan menekankan kerja sama. Tidak ada satu unsurpun
yang memberikan lebih banyak manfaat terhadap sebuah organisasi dari pada kepemimpinan yang efektif.
Pemimpin dibutuhkan untuk menentukan tujuan, mengalokasikan sumberdaya yang ada, mengkonsentrasikan pada tujuan-tujuan organisasi,
mengkoordinasikan perubahan-perubahan, membina keakraban antara pengikutnya meletakkan atau menetapkan arah organisasi yang benar. Organisasi
yang memiliki pemimpin dapat melaksanakan hal-hal di atas secara benar dan
efisien dari pada organisasi yang tidak memiliki pemimpin. Hal-hal inilah yang
menberikan alasan bagi para ahli untuk lebih memusatkan perhatiannya pada kepemimpinan. Ketika seseorang berusaha mempengaruhi orang lain gaya
lainnya dalam suatu organisasi tanpa paksaan dapat dikatakan bahwa usaha ini sebagai usaha kepemimpinan. Timple 2005:31 mengemukakan lima landasan
kepemimpinan yang efektif yaitu: a. Cara berkomunikasi
b. Pemberian motivasi c. Kemampuan memimpin
d. Pengambilan keputusan e. Kekuasan yang positif
Universitas Sumatera Utara
Beberapa teori kepemimpinan telah dikemukakan oleh para ahli, antara lain oleh Robbins 2007:3 yang mengemukakan adanya tiga pendekatan teori
kepemimpinan yaitu : a. Pendekatan teori sifat
Teori-teori yang mencari karakter kepribadian, sosial, fisik, atau intelektual yang memperbedakan pemimpin dari bukan pemimpin
b. Pendekatan teori gaya Teori-teori yang mengemukakan bahwa gaya spesifik membedakan
pemimpin dari bukan pemimpin. c. Pendekatan teori kemungkinan.
Teori-teori yang menggunakan beberapa variabel situasional yang mempunyai pengaruh terhadap peranan kepemimpinan, kecakapan, dan
gayanya. Selanjutnya Robbins 2007:3 mengemukakan bahwa ”kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Menjadi pemimpin tidak bisa terjadi seketika, tetapi
membutuhkan perjalanan yang tidak singkat”. Martoyo 2004:114 memberikan pandangan tentang kepemimpinan, dia
mengatakan bahwa proses menjadi pemimpin identik menjadi manusia seutuhnya. jalur yang harus ditempuh pemimpin sebagai orang yang berfungsi
sepenuhnya melalui sejumlah kebijaksanaan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Kepemimpinan pada umumnya didefinisikan sebagai suatu pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan bertindak secara suka
rela menuju pencapaian tujuan kelompok. b. Pengaruh ini ditimbulkan melalui hubungan pribadi yang efektif antara
pemimpin dan pengikut. Mendorong pengikut menjadi pribadi yang lebih baik.
c. Pemimpin agar dapat menyelaraskan pengikut menjadi pribadi yang lebih baik, pemimpin harus berada pada level keadaan yang lebih baik dari
pengikutnya . d. Level keadaan yang lebih baik berarti pemimpin memiliki kematangan secara
psikologis. Derajat kemampuan pemimpin menciptakan hubungan yang mendorong pertumbuhan pengikut sebagai pribadi yang terpisah merupakan
ukuran pertumbuhan psikologis. e. Pemimpin yang matang kepribadiannya adalah yang berfungsi sepenuhnya
adalah orang yang menggunakan semua kemampuan yang telah dibentuk menjadi suatu kesatuan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pimpinan adalah suatu seni kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, membentuk dan
mendorong orang lain menjadi lebih baik serta dengan suka rela dapat membaantu pemimpin tersebut dalam melakukan suatu aktifitas untuk mencapai
tujuan.
Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi dan Tanggung Jawab Pemimpin
Kemampuan mengidentifikasikan masalah, menganalisa sumber masalah dan menyusun rencana penyelesaian masalah serta tingkat fleksibilitas dan
keampuan beradaptasi adalah hal yang mutlak diperlukan bagi seorang pemimpin.
Menurut Thoha, 2001:12, berdasarkan studi observasi yang dilakukan
secara langsung, membagi tiga jenis fungsi pemimpin atau manajer yaitu :
a. Fungsi Interpresonal the interpersonal roles. Fungsi ini dapat ditingkatkan melalui jabaran formal yang dimiliki oleh seorang pimpinan dengan orang
lain. Fungsi ini terbagi menjadi tiga, yaitu : 1 Sebagai simbol organisasi Figurehead, yaitu kegiatan yang dilakukan
dalam menjalankan fungsi sebagai simbol organisasi umumnya bersufat resmi, seperti menjamu makan siang pelanggan.
2 Sebagai pemimpin Leader, yaitu seorang pemimpin menjalankan fungsinya dengan menggunakan pengaruhnya untuk memotivasi dan
mendorong karyawannya untuk mecapai tujuan organisasi . 3 Sebagai penghubung Liaison, yaitu seorang pemimpin juga berfungsi
sebagai penghubung dengan orang diluar lingkungannya, disamping ia juga harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara manajer dalam
berbagai level dengan bawahannya b. Fungsi informasional The Informational Roles
Sering kali pemimpin harus menghabiskan banyak waktu dalam urusan menerima dan menyebarkan informasi. Pemimpin disini mempunyai tiga
fungsi, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1 Sebagai pengawas monitor untuk mendapatkan informasi yang valid pemimpin harus melakukan pengamatan secara kontinyu terhadap
lingkungannya yakni terhadap bawahan, atasan dan selalu menjalin dengan pihak luar .
2 Sebagai penyebar Disseminator pemimpin juga harus mampu menyebarkan informasi kepada pihak-pihak yang memerlukannya.
3 Sebagai juru bicara Spokesperson pemimpin berfungsi untuk menyatakan informasi bagi pihak luar.
c. Fungsi pembuat keputusan The Decisional Roles ada empat fungsi pemimpin yang berkaitan denagn keputusan yaitu :
1 Sebagai wirausahawan Entrepreneurial pemimpin harus mampu memprakarsai pengembangan proyek dan menyusun sumberdaya yang
diperlukan oleh karena itu pemimpin harus memiliki sikap proaktif.. 2 Sebagai penghalau gangguan Distrubance Handler pemimpin harus
bersikap reaktif terhadap masalah dan tekanan situasi. 3 Sebagai pembagi sumber dana Risourceallocator pemimpin harus dapat
memutuskan kemana saja sumber daya akan di distribusikan kebagian- bagian dari organisasinya .
4 Sebagai pelaku negoisasi Negotiator pemimpin harus mampu melakukan negoisasi pada setiap tingkatan baik dengan bawahan, atasan
maupun pihak luar
Universitas Sumatera Utara
Heidjrachman 2005:218 mengemukakan bahwa orientasi karyawan
manajemen mengenai fungsi-fungsi pemimpin adalah:
a. Memberikan kepuasan terhadap kebutuhan langsung para bawahannya. b. Menyusun jalur pencapaian tujuan untuk melakukan hal ini pemimpin perlu
memberikan pedoman untuk mencapai tujuan perusahaan bersamaan dengan pemuasan kebutuhan para karyawan.
c. Menghilangkan hambatan-hambatan pencapaian tujuan. d. Mengubah tujuan karyawan sehingga tujuan mereka bisa berguna secara
organisatoris. Sedangkan menurut Heidjrachman, 2005:218 tanggung jawab pemimpin
adalah sebagai berikut: a. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis dalam artian kuantitas,
kualitas, keamanan dan lain sebagainya. b. Melengkapi para karyawan dengan sumberdana-sumberdana yang diperlukan
untuk menjalankan tugasnya. c. Mengkomunikasikan kepada para karyawan tentang apa yang diharapkan dari
mereka. d. Memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi.
e. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi apabila memungkinkan.
f. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif. g. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya.
h. Menunjukkan perhatian kepada para karyawan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tanggung jawab pemimpin tersebut di atas menunjukkan bahwa tanggung jawab pemimpin orientasinya adalah pada perhatian kepada
karyawan dan juga manajemen dalam rangka pencapaian tujuan organisasi . 3. Syarat-syarat Pemimpin
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan, walaupun tidak mengatakan suatu sifat yang mutlak yang dapat diidentifikasikan dalam diri pemimpin, namun
sejumlah sifat umum telah dimiliki oleh sebagian besar mereka yang
diidentifikasikan.
Meskipun tidak ada sifat mutlak yang bisa diidentifikasikan, cukup wajar apabila dianggap bahwa seorang yang mempunyai kemampuan untuk memimpin
orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan dan mempunyai interaksi antar personal yang baik dan juga mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan
keadaan mungkin memperoleh keuntungan dari berbagai sifat tersebut dalam menjalankan kepemimpinannya. Adapun sifat yang berguna bagi seorang
pemimpin menurut Heidjrachman 2005:222 adalah sebagai berikut: a. Keinginan untuk menerima tanggung jawab
Apabila seorang pemimpin menerima kewajiban untuk mencapai suatu tujuan, berarti ia bersedia untuk bertanggung jawab kepada pimpinannya
terhadap apa yang dilakukan bawahannya. b. Kemampuan untuk bisa perceptive
Perception persepsi menunjukkan kemampuan untuk mengamati atau menemukan kenyataan dari suatu lingkungan. Setiap pemimpin haruslah
mengenal tujuan perusahaannya sehingga mereka bisa bekerja untuk
Universitas Sumatera Utara
membantu mencapai tujuan tersebut. Di sini diperlukan kemampuan untuk memahami bawahan, sehingga dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan
mereka. c. Kemampuan untuk bersikap obyektif
Obyektivitas adalah kemampuan untuk melihat suatu peristiwa atau masalah secara rasional, impersonal, dan tidak bias. Obyekivitas membantu pimpinan
untuk meminimumkan faktor-faktor emosional dan pribadi yang mungkin mengaburkan realitas.
d. Kemampuan untuk menentukan prioritas Seorang pemimpin yang pandai adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan untuk memilih atau menentukan mana yang penting dan mana yang tidak.
e. Kemampuan untuk berkomunikasi Kemampuan untuk memberikan dan menerima informasi merupakan
keharusan seorang pemimpin. Pemimpin adalah orang yang bekerja dengan menggunakan bantuan orang lain, karena itu pemberian perintah,
penyampaian informasi kepada orang lain mutlak perlu dikuasai.
4. Gaya Kepemimpinan
Bentuk gaya yang dibuat untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu. Gaya kepemimpinan merupakan norma gaya seseorang
yang dipengaruhi orang lain sesuai yang diinginkannya, adapun gaya kepemimpinan menurut Heidjrahman 2000:225 dapat dibedakan menjadi 3
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. The Autocratic Leader Pemimpin yang otokratik menganggap bahwa semua kewajiban untuk
mengambil keputusan, untuk menjalankan tindakan dan untuk mengarahkan, memberi motivasi dan mengawasi bawahan terpusat di tangannya,
memungkinkan memutuskan bahwa dialah yang berkompeten untuk memutuskan dan punya perasaan bahwa bawahannya tidak mampu untuk
mengarahkan diri mereka sendiri atau ia mungkin mempunyai alasan lain untuk beranggapan mempunyai posisi yang kuat mengarahkan dan
mengawasi. Tujuan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan maksud untuk meminimkan penyimpangan dari arah yang ia berikan.
b. The Participative Leader Pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan yang partisipatif berarti ia
menjalankan kepemimpinannya secara konsultasi, ia tidak mendelegasikan wewenangnya untuk membuat keputusan akhir, dan untuk memberikan
pengarahan tertentu kepada bawahannya, tetapi ia mencari berbagai pendapat dan pemikiran dari bawahan mengenai keputusan yang akan diambil.
Pemimpin akan secara serius mendengarkan dan menilai pemikiran bawahannya dan menerima sumbangan pemikiran mereka.
c. The Free Rein Leader Pemimpin mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada
para bawahan dengan agak lengkap. Pada prinsipnya pimpinan akan mengatakan “Inilah pekerjaan yang harus saudara lakukan, saya tidak pedulli
Universitas Sumatera Utara
bagaimana saudara mengerjakannya, asalkan pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik”.
Pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada bawahan, dalam artian pimpinan menginginkan agar bawahan
dapat mengendalikan diri dalam menyelesaikan pekerjaan. Pimpinan tidak akan membuat peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan tersebut, dan hanya sedikit
melakukan kontak dengan bawahan. Dengan demikian para bawahan dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi.
5. Pemilihan Gaya Kepemimpinan
Pemilihan gaya kepemimpinan yang akan digunakan, perlu mempertimbangkan beberapa faktor. Harris dalam Heidjrachman 2005:227
mengemukakan 4 faktor yaitu yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan gaya
kepemimpinan yaitu:
a. Faktor dalam organisasi b. Faktor pimpinan manajer
c. Faktor bawahan d. Faktor situasi penugasan
Pemilihan ketiga jenis gaya kepemimpinan yang telah dikemukakan di atas, menurut Heidjarchman 2005:228 dapat mempertimbangkan beberapa hal
sebagai berikut: a. Gaya kepemimpinan autocratic cocok apabila para bawahan tidak
mengetahui tujuan dan sasaran perusahaan, apabila perusahaan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
ketakutan dan hukuman sebagai cara pendisiplinan, dimana para pimpinan ingin lebih dominan dalam pengambilan keputusan.
b. Gaya kepemimpinan participative cocok apabila tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan para bawahan telah menerimanya, perusahaan
menggunakan hadiah dan ketertiban sebagai alat motivasi utama, pimpinan benar-benar menginginkan pendapat dan ide-ide dari bawahan sebelum
mengambil keputusan. c. Gaya kepemimpinan free rein nampaknya paling cocok apabila tujuan
perusahaan telah dikomunikasikan dengan baik dan telah diterima dengan baik oleh bawahan, yang pada kenyataannya tujuan organisasi dan tujuan
karyawan merupakan hal yang selaras.
6. Semangat Kerja
a. Pengertian semangat kerja Setiap perusahaan selalu berusaha agar produktivitas kerja
karyawannya dapat ditingkatkan dan salah satunya dengan meningkatkan semangat dan kegairahan kerja karyawan. Semangat dan kegairahan kerja ini
perlu ditingkatkan karena merupakan unsur penunjang tercapainya tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
Pendapat mengenai semangat kerja menurut Nitisemito 2002:160 adalah upaya melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan
demikian pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan lebih baik. Sedangkan kegairahan kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang
dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semangat dan kegairahan kerja harus dimiliki oleh setiap karyawan dalam arti tenaga
tersebut harus selalu ada serta menunjukkan prestasi. Semangat kerja pada hakekatnya adalah merupakan perwujudan dari
moral kerja yang tinggi, dimana suatu pekerjaan akan dilaksanakan dengan baik.
Disamping itu semangat kerja merupakan faktor yang cukup penting sebagai penunjang tercapainya produktivitas yang tinggi. Untuk itulah
perusahaan mendorong para karyawannya agar mempunyai semangat dan kegairahan kerja yang tinggi dengan harapan dapat memperoleh banyak
keuntungan, dapat memperkecil tingkat absensi dan perpindahan karyawan. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja
Menurut Mangkunegara 2001:88 memaparkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja diantaranya:
1 Kebanggaan pekerja atas pekerjaannya dan kepuasannya dalam menjalankan pekerjaannya dengan baik.
2 Sikap terhadap pimpinan 3 Hasrat untuk maju
4 Perasaan telah diperlakukan secara baik. 5 Kemampuan untuk bergaul secara baik
6 Kesadaran akan tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Nitisemito 2002:155, faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah sebagai berikut:
1 Penghasilan dan jaminan sosial tenaga kerja 2 Gizi dan kesehatan
3 Kesempatan berprestasi 4 Lingkungan kerja
5 Kedisiplinan kerja
c. Indikasi turunnya dan rendahnya semangat kerja Indikasi turun atau rendahnya semangat dan kegairahan kerja penting
untuk diketahui oleh setiap perusahaan, karena dengan pengetahuan tentang indikasi ini akan dapat diketahui turunnya semangat dan kegairahan kerja.
Dengan demikian perusahaan akan dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan masalah sedini mungkin.
Seperti yang dikemukakan oleh Nitisemito 2002:97 indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja adalah sebagai berikut:
1 Rendahnya produktivitas kerja 2 Tingkat absensi yang tinggi
3 Labour turn over yang tinggi 4 Tingkat kerusakan yang tinggi
5 Kegelisahan dimana-mana 6 Tuntutan yang sering terjadi
7 Pemogokan
Universitas Sumatera Utara
7. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Semangat Kerja Bawahan
Seperti yang dikemukakan sebelumnya, bahwa gaya kepemimpinan mempunyai hubungan terhadap semangat kerja karyawan. Hal ini seperti yang
dinyatakan oleh Panggabean 2002: 76 yang mengatakan bahwa: “Dengan adanya beraneka ragam keinginan dan kebutuhan dari setiap pegawai maupun
kelompok dalam suatu organisasi, maka seorang pemimpin harus dapat menyelaraskan antara kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi”.
Sehingga dengan demikian tingkah laku pegawainya dapat didorong dan diarahkan didalam mencapai tujuan bersama yang dilandasi dengan adanya
semangat kerja. Dari teori diatas maka kita dapat mengatakan bahwa pemimpin harus selalu memberikan dorongan atau motivasi kepada karyawannya dengan
memenuhi beberapa kebutuhan individu maupun kelompok sehingga dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.
Dengan adanya beberapa penjelasan di atas maka jelaslah bahwa gaya kepemimpinan seseorang akan berpengaruh positif maupun negatif terhadap
semangat kerja karyawan. Penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai akan mampu meningkatkan semangat kerja. Demikian sebaliknya penerapan gaya
kepemimpinan yang tidak sesuai akan dapat menurunkan semangat karyawan yang nantinya juga dapat menurunkan produktivitas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.
Sejarah Singkat PT Pembangunan Perumahan Persero
PT Pembangunan Perumahan Persero merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak dibidang konstruksi yang berkedudukan di Jakarta. Seperti
diketahui pada awalnya PT Pembangunan Perumahan Persero atau PT PP Persero ini didirikan dengan nama NV Pembangunan Perumahan pada tahun 1953 yang
selanjutnya mengalami perubahan organisasi sebelum menjadi PT Pembangunan Perumahan Persero.
PT Pembangunan Perumahan Persero didirikan pada tanggal 26 Agustus 1953 PT Pembangunan Perumahan Persero merupakan Badan Usaha Milik Negara
BUMN yang bergerak dibidang konstruksi yang berkedudukan di Jakarta. Seperti diketahui pada awalnya PT Pembangunan Perumahan Persero atau PT PP Persero
ini didirikan dengan nama NV Pembangunan Perumahan pada tahun 1953 yang selanjutnya mengalami perubahan organisasi sebelum menjadi PT Pembangunan
Perumahan Persero. PT Pembangunan Perumahan Persero didirikan pada tanggal 26 Agustus 1953
berdasarkan akta notaris Raden Mas Soewandi di Jakarta No. 48 dengan nama NV Pembangunan Perumahan yang kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.63
tahun 1961 diubah menjadi PN Pembangunan Perumahan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.39 tahun 1971 PN dirubah bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan
Persero yang dimuat dalam akta notaris Kartini Muljadi, SH No.78 tanggal 15 Maret 1973 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
keputusannya No. Y.A.51052 tanggal 30 Maret 1974 dan telah diumumkan dalam
Universitas Sumatera Utara
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 48 tanggal 14 Juni 1974 Lembaran No.249
Anggaran dasar PT Pembangunan Perumahan Persero telah diubah dengan akta notaris Imas Fatimah, SH No.13 tanggal 15 April 1998, serta perbaikannya No. 69
tanggal 18 Juni 1998 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan keputusannya No. C2-13771 HT 01.04-Th. 98 tanggal 15 September 1998.
Perubahan terakhir anggaran dasar perusahaan dengan akta notaris Nila Noordjasmani Soeyasa Besar S.H. pengganti Imas Fatimah S.H. notaris di Jakarta
No.99 tanggal 23 Desember 2003 tentang peningkatan jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan disetor serta merubah nilai nominal saham. Perubahan tersebut telah
mendapat persetujuan Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia dengan keputusan No. C-30255 HT.01.04.TH.2003 tanggal 31 Desember 2003, dan telah diumumkan
dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.13 tanggal 13 Pebruari 2004 Lembaran No.1622.
Secara kronologis riwayat PT Pembangunan Perumahan Persero, yang dapat disajikan sebagai berikut:
1 Tahun 1953
PT PP Persero didirikan dengan nama NV Pembangunan Perumahan. Pada saat didirikan PT PP Persero mendapat kepercayaan
membangun Perumahan Pejabat PT Semen Gersik Tbk, anak perusahaan BAPINDO di Gersik. Seiring dengan kepercayaan yang
terus meningkat PT PP Persero mendapat tugas untuk membangun
Universitas Sumatera Utara
proyek-proyek besar hasil pampasan perang dari Pemerintahan Jepang yaitu: Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, Ambarukmo Palace Hotel
dan Samudera Beach Hotel. 2
Tahun 1960 Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.63 tahun 1960, NV
Pembangunan Perumahan dirubah menjadi PN Perusahaan Negara Pembangunan Perumahan.
3 Tahun 1962
Pada tahun 1962 PT PP Persero telah menyelesaikan Bangunan Hotel Indonesia yang terdiri dari 14 lantai dan 427 kamar, yang pada
saat itu merupakan bangunan tertinggi di Indonesia. 4
Tahun 1971 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.39 tahun 1971, PN
Pembangunan Perumahan berubah status menjadi PT Pembangunan Perumahan Persero, yang dikuatkan dengan Akta No. 78 tanggal 15
Maret 1973. Kegiatan usaha perusahaan ini di bidang jasa konstruksi. 5
Tahun 1991 – 2007 Selama lebih dari 5 lima dekade, PT PP Persero telah menjadi
pemain utama dalam bisnis konstruksi nasional, berbagai mega proyek Nasional dikelola dan dikerjakan PT PP Persero. Kemudian dimulai
pada tahun 1991, PT PP Persero menempuh diversifikasi usaha, di antaranya usaha sewa ruang kantor di Plaza PP dan pengembangan
usaha realti di Kawasan Cibubur, selain itu juga membentuk anak
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dengan menggandeng mitra dari dalam dan luar negeri di antaranya PT PP-Taisei Indonesia Construction dan PT Mitracipta
Polasarana.
B. Visi dan Misi PT Pembangunan Perumahan Persero
1. Visi Perusahaan Company Vision
Menjadi Perusahaan Industri Konstruksi terkemuka yang memberikan Nilai Tambah tinggi kepada Stakeholders.
2. Misi Perusahaan Company Mision
Menyediakan Jasa Konstruksi kepada seluruh masyarakat Indonesia agar dapat memberikan nilai tambah kepada para Stakeholders, dengan dukungan Stuktur
Keuangan yang sehat, Efisien , Inovatif, berwawasan Global serta memiliki karyawan sejahtera.
C. Kegiatan Usaha PT Pembangunan Perumahan Persero