membantu mencapai tujuan tersebut. Di sini diperlukan kemampuan untuk memahami bawahan, sehingga dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan
mereka. c. Kemampuan untuk bersikap obyektif
Obyektivitas adalah kemampuan untuk melihat suatu peristiwa atau masalah secara rasional, impersonal, dan tidak bias. Obyekivitas membantu pimpinan
untuk meminimumkan faktor-faktor emosional dan pribadi yang mungkin mengaburkan realitas.
d. Kemampuan untuk menentukan prioritas Seorang pemimpin yang pandai adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan untuk memilih atau menentukan mana yang penting dan mana yang tidak.
e. Kemampuan untuk berkomunikasi Kemampuan untuk memberikan dan menerima informasi merupakan
keharusan seorang pemimpin. Pemimpin adalah orang yang bekerja dengan menggunakan bantuan orang lain, karena itu pemberian perintah,
penyampaian informasi kepada orang lain mutlak perlu dikuasai.
4. Gaya Kepemimpinan
Bentuk gaya yang dibuat untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu. Gaya kepemimpinan merupakan norma gaya seseorang
yang dipengaruhi orang lain sesuai yang diinginkannya, adapun gaya kepemimpinan menurut Heidjrahman 2000:225 dapat dibedakan menjadi 3
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. The Autocratic Leader Pemimpin yang otokratik menganggap bahwa semua kewajiban untuk
mengambil keputusan, untuk menjalankan tindakan dan untuk mengarahkan, memberi motivasi dan mengawasi bawahan terpusat di tangannya,
memungkinkan memutuskan bahwa dialah yang berkompeten untuk memutuskan dan punya perasaan bahwa bawahannya tidak mampu untuk
mengarahkan diri mereka sendiri atau ia mungkin mempunyai alasan lain untuk beranggapan mempunyai posisi yang kuat mengarahkan dan
mengawasi. Tujuan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan maksud untuk meminimkan penyimpangan dari arah yang ia berikan.
b. The Participative Leader Pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan yang partisipatif berarti ia
menjalankan kepemimpinannya secara konsultasi, ia tidak mendelegasikan wewenangnya untuk membuat keputusan akhir, dan untuk memberikan
pengarahan tertentu kepada bawahannya, tetapi ia mencari berbagai pendapat dan pemikiran dari bawahan mengenai keputusan yang akan diambil.
Pemimpin akan secara serius mendengarkan dan menilai pemikiran bawahannya dan menerima sumbangan pemikiran mereka.
c. The Free Rein Leader Pemimpin mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada
para bawahan dengan agak lengkap. Pada prinsipnya pimpinan akan mengatakan “Inilah pekerjaan yang harus saudara lakukan, saya tidak pedulli
Universitas Sumatera Utara
bagaimana saudara mengerjakannya, asalkan pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik”.
Pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada bawahan, dalam artian pimpinan menginginkan agar bawahan
dapat mengendalikan diri dalam menyelesaikan pekerjaan. Pimpinan tidak akan membuat peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan tersebut, dan hanya sedikit
melakukan kontak dengan bawahan. Dengan demikian para bawahan dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi.
5. Pemilihan Gaya Kepemimpinan