Saran Drs. Bebas Surbakti

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: a. Menjamin tersedianya akses terhadap informasi yang benar, detil, dan relevan, tentang HIVAIDS, dan bagaimana pencegahannya untuk orang- orang yang beresiko tinggi. b. Melaksanakan program pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan dewasa. Hendaknya program ini diterapkan di sekolah, akademi dan universitas dan untuk remaja yang ada di luar sekolah. c. Melakukan kerjasama dengan media cetak dan elektronik, walaupun sebelumnya telah ada kerjasama yang baik tetapi penyuluhan mengenai kesehatan terutama menyangkut AIDS masih sedikit sekali sehingga masyarakat tidak begitu mengetahui apa itu AIDS dan bagaimana penularannya. d. Membuat program komprehensif untuk pecandu narkotika dan masyarakat terutama kelangan remaja agar tidak menggunakan narkotika, sehingga perkembangan kasus penderita HIVAIDS dapat ditekan. e. Memperkuat pendidikan agama khususnya di dalam keluarga dan sekolah. Namun demikian ada beberapa hal yang mungkin dapat diperbaiki. Di antaranya diperlukan startegi belajar dan mengajar yang berpijak pada kehidupan sehari-hari. f. Memberikan pelatihan keterampilan hidup. Hal ini amat diperlukan oleh remaja agar dapat mengenal potensi diri, mampu memanfaatkan informasi, serta mengenal kesempatan dan cara megembangkan diri. Bila kehidupan Universitas Sumatera Utara ekonomi dan pendidikan membaik, niscaya penularan HIVAIDS dapat ditekan. g. Memberikan dukungan kepada anak jalanan dan pengentasan prostitusi. Untuk melaksanakan kegiatan ini maka diperlukan dukungan dan partisipasi aktif antara lembaga-lembaga pemerintah terkait dan lapisan masyarakat. h. Melakukan program pencegahan dengan program pengobatan, perawatan, dan dukungan untuk penderita HIVAIDS. Program ini hendaknya dilakukan secara bersamaan karena, bila kita hanya melakukan program pencegahan saja hasilnya tidak akan sebaik bila kita melakukan program tersebut secara bersamaan. Akhirnya HIVAIDS merupakan penyakit mematikan dan siapapun dapat terkena penyakit ini tanpa mempedulikan dari ras apa dan jenis kelamin apa ia berasal. Sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangannya begitu pertama kali kita menyadari ancaman apa yang ditimbulkan olehnya. Kalau tidak semuanya akan menjadi sangat terlambat. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Adisti, Susi Belenggu Hitam Pergaulan dan Hancurnya Generasi Akibat Narkoba, Jakarta: Restu Agung, 2007. Ananta, Aris, Biaya HIVAIDS di Indonesia, Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI, 1994. Badan Pusat Statistik, Penduduk Kotamadya Medan Hasil Registrasi Penduduk Akhir Tahun 1987, Medan: 1988. Badan Pusat Statistik, Laporan Hasil Survei Surveilans Perilaku SSP 1990 Sumatera Utara De Bruyn, Maria, Altering The Image Of AIDS, Amsterdam: VU University Press, 1994. Djoerban, Zubairi, Membidik AIDS Ikhtiar Memahami HIV dan ODHA, Yogyakarta: Galang Press, 2000 Dossier, Panos, The Third Epidemic: Repercussions of the fear of AIDS, London: 1990. Efendi, Said, Strategi Pembangunan Mewujudkan Kota Medan Bestari, Medan: Yayasan Potensi Pembangunan Daerah, 1994. Gotchalk, Louis terjemahan Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1985. Harahap, Syaiful W, Pers Meliput AIDS, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000. Hawari, Dadang, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jakarta: PT. Dhana Bakti Prima Yasa, 1996. Universitas Sumatera Utara Hull, Jones, terj Sulistyaningsih, Prostitusi di Indonesia: sejarah dan evolusi, Jakarta: Pustaka sinar Harapan, 1998. Hutapea, Ronald, AIDS dan PMS dan Perkosaan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995. Irwanto, Dani Yatim, Kepribadian, Keluarga, dan Narkotika; Tinjauan Sosial Psikologis, Jakarta: Arcan, 1991. Isna, Alizar, Penanggulangan PMS dan HIVAIDS Pada Era Otonomi Daerah, Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada, 2005. Kartono, Kartini, Patologi Sosial, Jakarta: Rajawali Pers, 1992. Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: PT. Bintang Pustaka, 2005. Latief, M. Syahbudin, Siapa Peduli AIDS Di Yogya? Kinerja KPAD dan DPRD DIY Dalam Penanggulangan HIVAIDS Pada Era Otonomi Daerah, Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, 2005. Lumenta, Benyamin, Penyakit Citra, Alam, dan Budaya Tinjauan Fenomena Sosial, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1989. Madyan, Ahmad Syams, AIDS Dalam Islam Krisis Moral Ataukah Krisis Kemanusiaan?, Jakarta: Mizan Media Utama, 2000. Meuraxa, Dada, Sejarah Hari Jadi Kota Medan 1 Juli 1590, Medan: Sastrawan, 1975. Muninjaya, Gde, AIDS di Indonesia Masalah dan Kebijakan Penanggulangannya, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1999. Universitas Sumatera Utara Pasuhuk, Willy F, AIDS, Jakarta: Indonesia Publishing House, 1988. Proyek Pendokumentasian Dilakukan Oleh Kelompok Sebaya, Dokumentasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap Orang Dengan HIVAIDS di Indonesia, Jakarta: Yayasan Spritia, 1990. Reid, Elizabeth, HIV dan AIDS Interkoneksi Global, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995. Sinar, T. Luckman, Sejarah Medan Tempo Doeloe, Medan: Tanpa Penerbit, 1994. Simanjuntak, B, Patologi Sosial, Bandung: Penerbit Alumni, 1981. Suti, Bayo, Medan Menuju Kota Metropolitan, Medan: Yayasan Potensi Pembangunan Daerah, 1980. Siyaranamual, Julius R, Etika, Hak Asasi, dan Pewabahan AIDS, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997. Laporan Peneltian dan Majalah Brandt, Allan M, AIDS in Historical Perspective: Four Lessons From the History of Sexually Transmitted Diseases, New York: American Journal of Public Health, Volume 78 No. 4 April 1988. Gunawan, Suriadi, AIDS dan Kesejahteraan Sosial, Prisma, No.3 tahun 1995, Jakarta: LP3ES, 1995. Universitas Sumatera Utara DAFTAR INFORMAN 1. Nama : Victory Brahmana Umur : 40 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Kristen Protestan Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Direktur LSM Medan Plus 2. Nama : Andi Ilham Lubis. SKM. MKM Umur : 45 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : Magister Pekerjaan : Kabag. Pemberantasan Penyakit Menular Langsung dan Penyehatan Lingkungan 3. Nama : dr. Edo Umur : 35 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : Dokter Pekerjaan : Staf Pemberantasan Penyakit Menular Langsung dan Penyehatan Lingkungan. 4. Nama : Fery Irawan, SKM Umur : 30 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : Sarjana Universitas Sumatera Utara Pekerjaan : Staf Pemberantasan Penyakit Menular Langsung dan Penyehatan Lingkungan 5. Nama : Rahmad Nur Kurniawan, SPsi Umur : 45 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : Sarjana Pekerjaan : Koordinator VCT RSUP H. Adam Malik 6. Nama : Suhendra Umur : 30 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Direktur LSM SPKS 7. Nama : Dewi Umur : 40 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga dan Pendamping Penderita HIVAIDS. 8. Nama : Asih Umur : 38 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Pendamping Penderita HIVAIDS Universitas Sumatera Utara 9. Nama : Yanti Umur : 39 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Pendamping Penderita HIVAIDS 10. Nama : Roman Umur : 40 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Kristen Protestan Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Pendamping Penderita HIVAIDS 11. Nama : Noni Umur : 35 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Pendamping Penderita HIVAIDS 12. Nama : Arif, SE Umur : 40 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : Sarjana Pekerjaan : Pendamping Penderita HIVAIDS Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN KOTAMADYA MEDAN TAHUN 1987 Universitas Sumatera Utara Strategi Nasional Penanggulangan HIVAIDS di Indonesia 1994 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYATKETUA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NOMOR : 9KEPMENKOKESRAVI1994 TANGGAL 16 JUNI 1994 STRATEGI NASIONAL PENANGGULANGAN HIVAIDS DI INDONESIA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrome AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV Human lmmunodeficiency Virus yang mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan akibat turunnyahilangnya daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena penyakit infeksi, kanker dan lain-lain. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahnya atau obat untuk penyembuhannya. Jangka waktu antara terkena infeksi dan munculnya gejala penyakit pada orang dewasa memakan waktu rata-rata 6-10 tahun. Selama kurun waktu tersebut, walaupun masih tampak sehat, baik secara sadar maupun tidak, yang bersangkutan dapat menularkan virus HIV kepada orang lain. Virus HIV ditularkan kepada orang sehat terutama melalui hubungan seksual; disamping itu juga bisa melalui darahproduk darah misalnya transfusi, suntikan, tindakan medis, dan lain-lain dan dari ibu yang terinfeksi kepada janinbayinya. Dewasa ini HIVAIDS telah merupakan pandemi, menyerang jutaan penduduk di dunia, pria, wanita bahkan anak-anak. Organisasi Kesehatan Sedunia WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 juta orang diantaranya 14 juta remaja dan dewasa terinfeksi HIV, 1 juta bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi. Setiap hari sebanyak 5000 orang ketularan virus HIV. Menurut estimasi pada tahun 2000 sekitar 30-40 juta orang terinfeksi virus Universitas Sumatera Utara HIV, 12-18 juta orang akan menunjukkan gejala-gejala penyakit AIDS dan setiap tahun sebanyak 1,8 juta orang akan meninggal karena AIDS. Pada saat itu laju infeksi infection rate pada wanita akan jauh lebih cepat dari pada pria. Dari seluruh infeksi HIV, 90 akan terjadi di negara berkembang, terutama di Asia. Negara yang paling parah terkena antara lain Thailand, India, Myanmar dan Cina bagian selatan. Sementara itu negara-negara industri yang lebih maju telah menekan laju infeksi HIV di negaranya.

B. Ancaman HIVAIDS di Indonesia

AIDS secara nyata ada di Indonesia dari pemeriksaan darah yang sangat terbatas diketahui keberadaannya di 14 propinsi.Kasus pertama ditemukan pada tahun 1987, dan 7 tahun kemudian Maret 1994 dilaporkan penderita AIDS berjumlah 55 orang, jumiah kumulatif HIV positif 213 orang, tetapi menurut WHO diperkirakan jumiah sebenarnya sudah mendekati 35.000-50.000 orang, suatu peningkatan yang luar biasa banyaknya. Serupa dengan pola penyebaran di negara-negara lain di Indonesia juga muncul pertama kali diantara orang-orang homoseks; kemudian juga muncul pada sekelompok kecil orang-orang berperilaku resiko tinggi, seperti pecandu obat narkotik, para tunasusila serta pelanggannya. Namun akhirnya penyakit fatal ini menyebar ke seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang bulu, pria dan wanita; bahkan sudah ada wanita hamil bukan WTS yang mengidap AIDS. Prosentase terbesar ditemukan pada kelompok usia produktif 15-49 tahun: 82,9, sedangkan cara penularan yang paling banyak adalah melalui hubungan seksual 95.7, yang terdiri dari heteroseksual 62,6, pria homobiseksual 33,1. Dilihat dari jumlah kasus, masalah penularan HIVAIDS di Indonesia bisa dianggap masih sedikit. Narnun, yang harus di waspadai adalah : cepatnya peningkatan jumlah orang yang terinfeksi, luasnya penyebarannya 14 propinsi, semua kelompok sosial ekonomi dan makin cepatnya pertambahan jumlah wanita yang terinfeksi dibandingkan dengan pria. Hal ini merupakan ancaman terhadap pembangunan dan kehidupan bangsa Indonesia. Angka kematian kasar terutama dari kelompok usia produktif akan meningkat, harapan hidup akan menurun. Jumiah dan produktifitas tenaga kerja akan menurun dengan dratis, yang secara langsung mempengaruhi produktifitas dan pendapatan nasional. Biaya kesehatan langsung dan tidak langsung, serta anggaran yang dibutuhkan untuk kesejahteraan sosial keluarga yang kehilangan mata pencaharian, anak-anak yatim piatu sebagai dampak AIDS akan sangat meningkat. Hal tersebut akan mempengaruhi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai dalam PJP I dan beban anggaran negara akan demikian besarnya untuk mengatasi masalahHIVAIDS, sehingga upaya-upaya pengentasan kemiskinan dan program pembangunan lainnya akan mengalami hambatan yang besar. Taraf infeksi di negara-negara disekitar Indonesia seperti Australia, Filipina dan Singapura pada saat ini sudah tinggi. Lalu lintas serta mobilitas manusia yang tinggi antara Indonesia dan negara-negara tersebut merupakan ancaman dan memungkinkan makin meningkatnya laju infeksi HIVAIDS di Indonesia. Reaksi politik, ekonomi, sosial dan budaya yang negatif dalam bentuk deportasi, stigmatisasi, diskriminasi, isolasi dan tindak kekerasan terhadap para pengidap HIVpenderita AIDS di Indonesia, juga perlu diantisipasi dan diredam sedini mungkin. Universitas Sumatera Utara Sasaran umum pembangunan jangka panjang ke-2 PJP II sebagaimana dinyatakan dalam GBHN adalah Terciptanya kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tenteram sejahtera lahir dan batin dalam tata kehidupan masyarakat bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan suasana kehidupan bangsa Indonesia yang serba berkeseimbangan dan selaras dalam hubungan antar sesama manusia, manusia dengan masyarakat, manusia dengan alam dan lingkungannya, manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Penyebaran HIVAIDS, keberadaan pengidap HIVAIDS, bukan semata-mata masalah kesehatan, tetapi mempunyai implikasi politik, ekonomi, sosial, etis, agama dan hukum bahkan dampak secara nyata, cepat atau lambat menyentuh semua aspek kehidupan bangsa dan negara. Hal ini mengancam upaya bangsa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan nasional, demi terciptanya kualitas manusia yang diharapkan, perlu peningkatan upaya penanggulangan HIVAIDS, yang melibatkan semua sektor pembangunan nasional melalui program yang terarah, terpadu dan menyeluruh. Untuk itu disusunlah Strategi Nasional Penanggulangan HIVAIDS yang komprehensif, menyeluruh dan multi-sektoral sebagai berikut :

II. TUJUAN

Tujuan penanggulangan HIVAIDS adalah untuk : 1. mencegah penularan virus HIVAIDS 2. mengurangi sebanyak mungkin penderitaan perorangan, serta dampak sosial dan ekonomis dari HIVAIDS diseluruh Indonesia 3. menghimpun dan menyatijkan upaya-upaya nasional untuk penanggulangan HIVAIDS. Ill. STRATEGI NASIONAL PENANGGULANGAN HIVAIDS Strategi Nasional ini merupakan kerangka acuan dan panduan untuk setiap upaya penanggulangan HIVAIDS di lndonesia, baik oleh pemerintah, masyarakat, lembaga- lembaga swadaya masyarakat LSM, keluarga, perorangan, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian, donor dan badan-badan internasional agar dapat bekerjasama dalam kemitraan yang efektlif dan saling melengkapi dalam lingkup keahlian dan kepedulian masing-masing. Strategi Nasional ini disusun dengan sistematika : Prinsip-prinsip dasar penanggulangan HIVAIDS, Lingkup program, Peran dan Tanggung jawab, Kerjasama lnternasional dan Pendanaan. A.Prinsip-prinsipDasarPenanggulanganHIVAIDS Universitas Sumatera Utara 1. Upaya penanggulangan HIVAIDS dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama dan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang. 2. Setiap upaya penanggulangan harus mencerminkan nilai-nilai agama dan budaya yang ada di Indonesia. 3. Setiap kegiatan diarahkan untuk mempertahankan dan meniperkukuh ketahanan dan kesejahteraan keluarga, serta sistem dukungan sosial yang mengakar dalam masyarakat. 4. Pencegahan HIVAIDS diarahkan pada upaya pendidikan dan penyuluhan untuk memantapkan perilaku yang tidak memberikan kesempatan penularan dan merubah perilaku yang beresiko tinggi. 5. Setiap orang berhak untuk mendapat informasi yang benar untuk melindung diri dan orang lain terhadap infeksi HIVAIDS. 6. Setiap kebijakan, program, pelayanan dan kegiatan harus tetap menghormati harkat dan martabat dari para pengidap HIVpenderita AIDS dan keluarganya. 7. Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIVAIDS harus didahului dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan yang bersangkutan informed consent. Sebelum dan sesudahnya harus diberikan konseling yang memadai dan hasil pemeriksaan wajib dirahasiakan. 8. Diusahakan agar peraturan perundang-undangan mendukung dan selaras dengan Strategi Nasional Penanggulangan HIVAIDS di semua tingkat. 9. Setiap pemberi layanan berkewajiban memberikan layanan tanpa diskriminasi kepada pengidap HIVpenderita AIDS. B.LingkupProgram Program Nasional Penanggulangan HIVAIDS mempunyai tiga kepedulian utama yang tak terpisahkan dan saling mengisi : 1. mengamankan upaya peningkatan Sumber Daya Manusia SDM dari dampak negatif HIVAIDS : 2. menggerakkan kegiatan perorangan, keluarga dan masyarakat di seluruh Indonesia untuk pencegahan penyebaran virus HIVAIDS secara luas : dan 3. menjamin pengobatan, perawatan dan pelayanan pendukung support services yang secara teknis dapat dipertanggung jawabkan, manusiawi, berkeadilan dan tidak diskriminatif bagi mereka yang hidup dengan dan yang meninggal karena AIDS serta lingkungan terdekatnya keluarga, teman sekerja dan sepergaulan. Universitas Sumatera Utara Hal ini membutuhkan serangkaian kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah, lembaga-lembaga dan kelompok-kelompok non-pemerintah termasuk organisasi masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Perjalanan penyakit dari saat sebelum infeksi sampai kematian membutuhkan intervensi beraneka ragam. Untuk itu, lingkup program yang utama adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi, informasi dan edukasiKIE

Kegiatan ini bertujuan untuk : a. melaksanakan pendidikan dan memberikan informasi yang tepat dan benar tentang HIVAIDS kepada masyarakat luas agar dapat mengembangkan sikap dan perilaku positif untuk melindungi dirinya dan orang lain dari penularan HIV; b. mengembangkan jiwa dan semangat saling membantu dan non diskriminasi terhadap para mengidap HIVpenderita AIDS serta lingkungannya yang terdekat : isterisuami, keluarga, teman sekerja dan sepergaulan; c. memberikan penjelasan luas tentang Kebijaksanaan dan StrategiNasional Penanggulangan HIVAIDS di Indonesia serta pelaksanaannya sesuai situasi dan kondisi setempat. Kelompok sasaran KIE adaLah : a. Masyarakat Umum : Masyarakat umum perlu dibekali dengan informasi dasar tentang HIVAIDS yang pada hakekatnya sama untuk semua orang, mencakup cara-cara penularan, kemungkinan dampaknya bagi perorangan, keluarga dan bangsa, cara-cara pencegahan untuk rnelindungi diri dan orang lain. lnformasi dasar tersebut perlu keanekaan dalarn metoda dan penekanan tertentu agar sesuai untuk rakyat Indonesia yang beraneka ragam keadaan sosial budayanya. Kelompok-kelompok masyarakat dan LSM berperan khusus dan sangat penting dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat luas akan pendidikan dan informasi yang tepat dan benar. b. Petugas kesehatan pemerintah, swasta dan masyarakat Petugas kesehatan mempunyai peran majemuk dan menentukan dalam program penanggulangan HIVAIDS yang meliputi : pemberian informasi dasar tentang penularan dan penyebaran HIV serta cara pencegahannya, pemeriksaan untuk deteksi dini, motivasi pasien untuk pemeriksaan HIV sukarela dan melakukan konseling yang tepat. Selain itu, mereka juga harus melaksanakan kewaspadaan universal precautions dalam perawatan penderita untuk melindungi dirinya dan penderita lain. Untuk itu mereka secara khusus perlu mendapat latihan dan dibekali dengan informasi yang tepat. c. Perorangan dan Lembaga-lembaga Universitas Sumatera Utara