BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
AIDS Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah kumpulan dari gejala dan
penyakit yang diakibatkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV Human Immunodeficiency Virus. Secara popular, AIDS diartikan sebagai virus fatal
yang membuat system kekebalan tubuh tidak berjalan baik. Penularan HIVAIDS sebagian besar melalui hubungan seksual yang bersifat heteroseks berganti-ganti
pasangan, setelah itu diikuti oleh para pengguna narkoba suntik Injection Drug Users.
1
Gejala-gejala yang menunjukkan adanya AIDS sudah ditemukan sejak 1959. Ketika itu, seorang lelaki kulit hitam yang tinggal di Leopoldville kini kota Kinsasha
di Kongo menyerahkan contoh darahnya kepada tim dokter Amerika Serikat yang tengah melakukan studi tentang masalah genetik. Usai penelitian, sampel itu ternyata
tidak dibuang, melainkan disimpan pada frezeer dan terlupakan begitu saja. Pada 1986, contoh darah itu ikut diperiksa bersama 1212 sampel darah lainnya oleh seorang dokter
Amerika Serikat bersama peneliti-peneliti. Hasilnya darah itu positif terinfeksi HIV.
2
Ada dugaan habitat asal virus ini berada di benua Afrika yang beriklim tropis dan basah. Dugaan ini berdasarkan informasi tentang asal muasal berjangkitnya virus
1
Gde Muninjaya, AIDS di Indonesia Masalah dan Kebijakan Penanggulangannya, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1999, hal. 6.
2
Zubairi Djoerban, Membidik AIDS Ikhtiar Memahami HIV dan ODHA, Yogyakarta: Galang Press, 2000, hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
tersebut, yaitu di kalangan homoseks di Afrika. Mungkin pada suatu waktu ada seseorang yang tanpa di sengaja menjamah habitat virus itu dan masuk kedalam
tubuhnya tanpa disadari, apalagi tidak didukung akan perlunya menjaga kebersihan diri dan sanitasi lingkungan yang baik.
3
AIDS di Indonesia sudah dikenal dan menjadi isu pada awal Januari 1986, yakni dengan meninggalnya seorang pasien di RSIJ Rumah Sakit Islam Jakarta yang melalui
uji darah dengan metode ELISA
4
dan diketahui mengidap penyakit AIDS.
5
Selama tahun 1991 dan 1992 terjadi penularan virus dua kali lipat. Organisasi kesehatan dunia WHO
mengumumkan jumlah orang yang terinfeksi di seluruh dunia sebanyak 10 sampai 12 juta orang. WHO juga memproyeksikan pada tahun 2000 akan terdapat 5000 penderita dan
50.000 pengidap di Indonesia. Sedangkan di seluruh dunia diperkirakan tahun 2000 nanti sejumlah 30 sampai 40 juta orang telah terinfeksi HIV dan 18 juta orang telah menjadi
penderita. Menurut laporan terakhir dari departemen kesehatan, tercatat pengidap di Indonesia awalnya 15 Propinsi dan 258 pengidap yang melaporkan.
6
Pertambahan kasus yang cepat, penyebarannya yang semakin meluas, belum ditemukannya obat dan vaksin yang efektif terhadap AIDS telah menimbulkan
keresahan serta keperihatinan. Langkah-langkah klasik untuk menanggulangi penyakit menular seperti pelacakan penderita, isolasi atau karantina serta pengobatan para
penderita ternyata tidak dapat dilaksanakan untuk menanggulangi AIDS. AIDS menjadi ancaman serius bagi manusia karena beberapa sebab, yaitu HIV ditularkan terutama
3
Ronald Hutapea, AIDS dan PMS dan Perkosaan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995, hal. 16.
4
ELISA merupakan singkatan dari Enzym Linked Immunosorbent Assay yang merupakan alat untuk mendeteksi antibodi ditemukan dan diumumkan dalam pertemuan Atlanta tahun 1985.
5
Alizar Isna, Penanggulangan PMS dan HIVAIDS Pada Era Otonomi Daerah, Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada, 2005, hal. 10.
6
Op.cit, hal. 19.
Universitas Sumatera Utara
melalui hubungan seksual. Tidak banyak masyarakat yang dapat berbicara terbuka mengenai masalah seks, sehingga HIVAIDS tidak dapat dikendalikan dengan mudah.
AIDS meliputi tiga macam epidemi.
7
Yang pertama adalah penyebaran HIV. Penularan terjadi melalui hubungan seksual hetero maupun homoseksual, dari ibu
kepada bayi dan melalui darah tercemar transfuse darah, pemakaian jarum suntik yang tidak steril. Epidemi ini terjadi secara “diam-diam” karena dapat ditularkan dari orang
yang masih sehat yang tidak mengetahui bahwa ia tertular HIV. Epidemi kedua, berjangkitnya AIDS yang timbul setelah masa inkubasi sekitar 10 tahun. Orang yang
menderita AIDS bertambah dan kematian meningkat. Epidemi ketiga, bersifat sosial, yakni terjadinya stigmatisasi, prasangka, dan
diskriminasi terhadap pengidap HIV dan penderita AIDS.
8
Ketidaktahuan masyarakat mengenai cara penularan HIV menimbulkan berbagai masalah yang mempersulit
ditanggulanginya penyakit ini. Penyakit pada umumnya menghasilkan kekompakan dan solidaritas dalam keluarga, namun pada AIDS terjadi sebaliknya. Orang yang sakit
sering dikucilkan dan keluarga jadi pecah. Kelompok-kelompok yang banyak terkena penyakit ini seperti pemakai narkoba suntik dan pelacur seharusnya diajak bekerjasama,
tetapi mereka kemudian dikucilkan, dicurigai dan dimusuhi.
9
Virus HIV boleh jadi didapat dan berkembang dari perilaku dan interaksi social. Tetapi suatu kesalahan besar jika pandangan ini kemudian menjadi mitos, sebagai satu-
satunya kebenaran. Pernah berkembang satu pandangan bahwa fenomena HIVAIDS dapat ditangkal dengan iman dan perilaku yang sesuai dengan norma agama. Pandangan
8
Panos Dossier, The Third Epidemic: Repercussions of the fear of AIDS, London: 1990, hal. 40- 51.
9
Op.cit., hal. 20.
Universitas Sumatera Utara
ini bersumber pada mitos bahwa HIV merupakan penyakit yang berasal dari hukuman tuhan atas perilaku dan cara hidup mereka yang tidak sesuai dengan norma dan ajaran
yang berlaku.
10
Pada masa ini masyarakat serasa dikepung dengan berita-berita yang menakutkan seputar penyakit ini maka hal yang sama juga pernah dirasakan oleh generasi-generasi
sebelumnya. Sekitar tahun 1960 penyakit menular kelamin yang paling ditakuti adalah Gonore dan Sifilis. Kemudian penyakit kelamin lainnya barulah banyak muncul seperti
herpes genetalis. Bagi kebanyakan remaja sekarang AIDS adalah penyakit menular kelamin yang paling menjadi bahan pembicaraan dan paling ditakuti.
Tidak dapat disangkal AIDS yang mematikan itu telah berada di tengah-tengah kita setelah sekian tahun lamanya, kita seolah-olah kebal dari ancaman penyebarannya.
Untuk dapat lebih mempersiapkan diri kita dalam menangkal dan memperkuat ketahanan keluarga serta generasi muda bangsa Indonesia khususnya Kota Medan sebagai perisai
utama kita, sebaiknya kita memahami perjalanan sejarah penyakit ini. Penelitian ini, membahas tentang dampak HIVAIDS bagi masyarakat di Kotamadya Medan. Untuk itu
penulis membatasi periode penulisan tahun 1987-1990 dengan judul “Dampak HIVAIDS Bagi Masyarakat di Kotamadya Medan 1987-1990”.
Skop temporal yang penulis pilih adalah tahun 1987. Tahun 1987 merupakan awal dikenalnya penyakit HIVAIDS di Kotamadya Medan. Penulis membatasi skop temporal
sampai pada tahun 1990 karena penulis beranggapan sudah dapat melihat dampak perkembangan HIVAIDS di Kotamadya Medan.
10
Ahmad Shams Madyan, AIDS Dalam Islam Krisis Moral Ataukah Krisis Kemanusiaan?, Jakarta: Mizan Media Utama. 2000, hal. 29-30.
Universitas Sumatera Utara
Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari tentang perkembangan dan perubahan masa lampau umat manusia. Menurut Louis Gotchalk sejarah merupakan ilmu yang
bertugas untuk menerangkan sesuatu yang pernah terjadi pada masa lampau.
11
Menurut Kuntowijoyo rekontruksi sejarah ialah apa yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan,
dirasakan, dan dialami oleh orang. Sejarawan dapat menulis apa saja, asal memenuhi syarat untuk disebut sejarah.
12
1.2 Rumusan Masalah