Dampak Pada Kesehatan Dampak Sosial AIDS

Bagi pemerintah, jebakan kemiskinan ini akan mengurangi kemampuannya untuk meningkatkan penerimaan pajak, sementara di sisi lain terjadi desakan terhadap kenaikan belanja pemerintah untuk berbagai program termasuk didalamnya program penanggulangan kemiskinan. Pada akhirnya pengeluaran pemerintah akan semakin meningkat untuk hal-hal di atas yang sudah tentu akan menguras tabungan atau minimal sebagian dari pendapatan akan diambil yang seharusnya dimasukkan ke dalam kas daerah. Rendahnya tingkat pendapatan akan memperburuk iklim investasi mengakibatkan penurunan kegiatan ekonomi dan pembangunan serta produktifitas tenaga kerja. Melihat dampak ekonomi yang diakibatkan oleh HIVAIDS, maka secara nyata penderita HIVAIDS akan rentan dalam kemiskinan. Meskipun demikian, pada dasarnya mereka potensial untuk dilatih agar bisa bekerja. Kendalanya ialah, mereka tidak memiliki ketrampilan khusus, kurang mempunyai relasi, dan lain sebagainya. Kondisi ekonomi yang cukup rendah sehingga tidak memiliki modal untuk memulai usaha, dan belum memiliki semangat untuk kemandirian sehingga banyak diantara mereka yang masih bergantung kepada orang tua.

4.3 Dampak Pada Kesehatan

Tingginya tingkat penyebaran HIV berarti bahwa banyak orang yang menjadi sakit, dan membutuhkan jasa pelayanan kesehatan. Perkembangan penyakit yang lamban dari infeksi HIV berarti bahwa pasien sedikit demi sedikit menjadi lebih sakit dalam jangka waktu yang panjang, dan membutuhkan lebih banyak perawatan kesehatan. Mereka memerlukan pelayanan kesehatan berkesinambungan dan pemantauan yang seksama untuk mengobati dan mencegah agar penyakit infeksinya tidak berlarut-larut dan Universitas Sumatera Utara menyebabkan cacat. Biaya langsung dari perawatan kesehatan tersebut semakin lama akan semakin besar. 64 Diperhitungkan juga waktu yang dihabiskan oleh anggota keluarga untuk merawat pasien HIV, dan tidak dapat melakukan aktifitas yang produktif. Waktu dan sumber daya yang diberikan untuk merawat pasien HIV dan AIDS sedikit demi sedikit dapat mempengaruhi program lainnya. Rusaknya kekebalan tubuh telah memperparah masalah kesehatan masyarakat yang sebelumnya telah ada yaitu Tuberclosis TBC. TBC adalah infeksi oportunistik yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS di Medan. Penderita AIDS yang menderita Tuberklosis membutuhkan waktu yang lebih lama daripada penderita AIDS tanpa Tuberklosis. Tuberklosis masih merupakan masalah kesehatan yang paling umum terjadi di Kotamadya Medan, maka perawatan untuk kedua kasus penyakit ini harus dilakukan secara bersamaan.

4.4 Dampak Sosial AIDS

Menyebarnya infeksi HIVAIDS telah menimbulkan rasa takut yang berlebihan yang mengakibatkan apa yang disebut dengan “epidemi ketiga” terdiri dari penolakan, prasangka, stigmatisasi, diskriminasi dan pengucilan terhadap orang atau kelompok yang tertular HIV. Hal ini merupakan tantangan untuk rasa solidaritas, kemanusiaan dan keadilan kita. Bila yang mengidap HIVAIDS adalah orang dewasa yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, maka kematiannya akan berdampak pada kehidupan 64 Biaya langsung terdiri dari biaya langsunng pada tahap HIV dan biaya langsung pada taraf AIDS. Biaya langsung dari HIVAIDS adalah 4 sampai 17 juta rupiah. Biaya pada taraf HIV diperkirakan satu juta rupiah. Biaya pada taraf AIDS dapat sangat bervariasi, dari sekitar 3 juta rupiah hingga 16 juta rupiah. Biaya sebesar 17 juta rupiah merupakan shadow cost sejak pertama kali terkena virus hingga meninggal. Dengan kata lain, kalau kita benar-benar hendak merawat penderita HIVAIDS dari sejak pertama kali terkena virus hingga meninggal, kita akan harus mengeluarkan uang sejumlah 17 juta rupiah ini dapat ditanggung oleh individukeluarga, masyarakatpemerintah. Universitas Sumatera Utara keluarganya. Disamping itu dampak infeksi HIVAIDS sangat mengganggu keharmonisan keluarga. Pasangan yang masih sehat mempertanyakan dan mencurigai kesetiaan pasangannya yang mungkin terinfeksi HIV. Melihat kasus HIV yang semakin mengkhawatirkan akan membawa dampak rasa kecemasan bagi setiap orang baik bagi penderita maupun yang tidak menderita. Hubungan antara individu yang satu dan yang lain selalu ditandai rasa curiga, baik antar sesama individu, dalam hidup bermasyarakat, kelompok keagamaan, dan dalam keluarga. Karena Virus AIDS membahayakan dan mematikan maka pengidap HIV atau penderita AIDS dengan mudah akan disingkirkan dan dijauhi oleh anggota masyarakat yang lain, akibatnya penderita AIDS mengalami penderitaan ganda, di satu pihak mereka menderita karena kecemasan dalam menghadapi kematian yang segera datang, di lain pihak mereka menderita karena tersisih dan tersingkir dari anggota masyarakat lain, cela atau noda ini seolah-olah melekat pada diri penderita, sehingga upaya untuk melibatkan diri dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan menjadi lumpuh dan tidak mendapatkan tanggapan yang positif. Pengidap AIDS akan kehilangan makna hidupnya, merasa hidupnya tidak berarti, lebih sering mengurung diri dan terus diasingkan oleh masyarakat sekitar. Ia tidak akan pergi ke tempat ibadahnya untuk melaksanakan amal ibadahnya dan merasa dirinya seolah-olah dikutuk oleh Tuhan dan sesamanya. Celaan dan pengasingan oleh masyarakat ini dapat berbalik menjadi ancaman bagi masyarakat. Jika pengidap ini, karena perlakuan yang tidak menyenangkan tersebut dari masyarakat, secara diam-diam atau sengaja berusaha untuk menularkan virus tersebut kepada orang lain, misalnya dengan melakukan kegiatan seksual yang tidak aman, maka Universitas Sumatera Utara hal yang terjadi kemudian adalah perkembangan kasus penyakit ini akan semakin susah untuk diminimalkan.

4.5 Dampak Terhadap Kependudukan