BAB II GAMBARAN UMUM KOTAMADYA MEDAN
2.1 Sejarah Singkat Kotamadya Medan
Kotamadya Medan dahulunya adalah sebuah kampung kecil yang bernama Medan Puteri, yang berada di dekat pertemuan Sungai Babura dan Sungai Deli, tidak
jauh dari Jalan Puteri Hijau sekarang. Menurut riwayatnya Kampung Medan didirikan oleh Raja Guru Patimpus, nenek moyang Datuk Hamparan Perak dan Suka Piring, yakni
dua dari empat Kepala-Kepala Suku Kesultanan Deli.
18
John Anderson seorang pegawai Inggeris melakukan kunjungan ke Kampung
Medan tahun 1823 dan mencatat dalam bukunya “Mission to the Eastcoast of Sumatera”, bahwa penduduk Kampung Medan pada waktu itu masih berjumlah 200
orang. Anderson juga menyatakan bahwa sepanjang sungai Deli hingga ke dinding tembok Mesjid Kampung Medan di bangun dengan batu-batu granit berbentuk bujur
sangkar.
19
Pesatnya perkembangan Kampung Medan Puteri juga tidak terlepas dari kedatangan orang-orang Belanda yang dipelopori oleh Nienhuys. Nienhuys membuka
perkebunan tembakau di sekitar Medan, kira-kira 15 kilometer dari pusat ke arah timur. Daun tembakau Deli pada masa itu terkenal ke seluruh dunia sebagai daun pembungkus
cerutu yang paling baik. Hal ini telah menarik para investor-investor asing untuk membuka perkebunan-perkebunan tembakau, serta mendorong kedatangan banyak orang
18
Dada Meuraxa, Sejarah Hari Jadi Kota Medan 1 Juli 1590, Medan: Sastrawan, 1975, hal. 10.
19
T. Luckman Sinar, Sejarah Medan Tempo Doeloe, Medan: Tanpa Penerbit, 1994. hal. 6.
Universitas Sumatera Utara
pindah ke wilayah Deli untuk mencari nafkah. Nienhuys akhirnya, memindahkan kantornya dari Labuhan ke Kampung Medan Puteri. Sejak itu, Kampung Medan Puteri
mengalami kemajuan yang pesat. Perkembangan tersebut telah ikut mendorong pemerintah Kolonial Belanda untuk memusatkan kegiatannya di Medan. Pada tahun
1870, Belanda membentuk Keresidenan Sumatera Timur dan menetapkan Medan sebagai ibukotanya pada tahun 1884.
20
Pada tahun 1918, pemerintah Kolonial Belanda menetapkan Medan sebagai daerah Kotapraja kecuali daerah-daerah sekitar Kota Matsum dan Sei Kerah yang tetap
merupakan daerah kesultanan Sultan. Di tahun yang sama penduduk Medan tercatat sebanyak 43.826 jiwa yang terdiri dari Eropah 409 orang, Indonesia 35.009 orang, Cina
8.269 dan orang Timur Asing lainnya 139 orang. Daerah Kotamadya Medan sejak tanggal 21 Nopember 1951, dengan keputusan
Gubernur Propinsi Sumatera Utara No. 66IIIPSU yang kemudian diiringi dengan Maklumat Walikota Medan No. 21 tertanggal 29 Nopember 1951 telah diperluas menjadi
tiga kali lipat seperti yang ditetapkan dalam staatsblad tahun 1921 No. 722.
21
Bagian-bagian Swapraja seperti Kota Matsum yang letaknya sebelah Tenggara Medan, Sungai Kera Percut disebelah Timur Laut yang selama ini termasuk wilayah
Kabupaten Deli Serdang, menjadi bagian dari daerah Kotamadya Medan setelah diadakan perluasan tersebut.
Kotamadya Medan di masa Pemerintahan Belanda dahulu disebut dengan Gemeente Medan dibawah pimpinan seorang Burgemeester atau Walikota. Semasa
20
Ibid., hal. 53-54
21
Said Efendi, Strategi Pembangunan Mewujudkan Kota Medan Bestari, Medan: Yayasan Potensi Pembangunan Daerah, 1994, hal. 21.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintahan Jepang, sebutan Gemeente dan Burgemeester berganti nama dengan “Medan Shi” dan “Medan Shityo” yang berarti Kota Medan dan Walikota Medan.
22
Masa itu Kota Medan yang menjadi Ibukota Propinsi Sumatera Utara yang sebelum Perang Dunia ke-II mendapat julukan “Paris of Sumatera”mempunyai luas 5.130
Ha yang meliputi empat Kecamatan dan 59 kepenghuluan, keempat kecamatan itu adalah 1.
Kecamatan Medan 2.
Kecamatan Medan Timur 3.
Kecamatan Medan Barat 4.
Kecamatan Medan Baru Melalui Undang-Undang Darurat No.7 dan 8 tahun 1956, Propinsi Sumatera
Utara umumnya dan Kotamadya Medan khususnya, diperluas untuk menampung laju perkembangan. Oleh karena itu, maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun
1973, beberapa bagian dari Kabupaten Deli Serdang dimasukkan ke dalam Kotamadya Medan, sehingga luar daerah ini menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 kecamatan dan
116 kelurahan.
23
2.2 Letak Geografis dan Iklim