Kelebihan Bahan Komposit MATERIAL KOMPOSIT
Efisiensi penyerapan bunyi suatu bahan pada frekuensi tertentu dinyatakan oleh koefesien absorbsi bunyi. Koefisien ini dinyatakan dengan Alpha, nilai
dapat berada diantara 0 dan 1 pada suatu frekuensi tertentu. Adalah suatu kebiasaan standar untuk membuat daftar nilai koefesien serap bunyi pada wakil
frekuensi standar yang meliputi bagian yang paling penting dari jangkauan frekuensi audio, yaitu pada 125, 250, 500, 1000, 2000, dan 4000 Hz. Penyerapan
bunyi suatu permukaan diukur dalam Sabin. Satu sabin menyatakan satu permukaan seluas 1 ft
2
atau 1 m
2
yang mempunyai koefesien penyerapan = 1,0. Sebagai contoh, suatu permukaan akustik seluas 11 m
2
dan mempunyai = 0,5, maka penyerapan permukaannya adalah S = 11 x 0,50 = 5,5 m
2
dan material tersebut menyerap 65
bunyi yang datang padanya. Untuk kualitas pengujian serapan bunyi suatu bahan akustik, sangat dipengaruhi oleh ketebalan, kepadatan,
porositas, serta orientasi perletakan bahan.
Dalam mengukur koefisien serapan bunyi pada material ada tiga metode standard yang sering digunakan, antara lain:
1. Metode tabung impedansi resonator
Dengan metode ini, koefisien serapan ditentukan langsung dari amplitudo tekanan dalam pola gelombang tegak yang disusun di tabung. Metode ini
digunakan untuk mengukur koefisien penyerapan bunyi bahan-bahan akustik yang kecil dan gelombang bunyi yang merambat tegak lurus pada permukaan bahan,
jangkauan frekuensi sekitar 200-3000 Hz. Metode ini lebih tepat dimanfaatkan untuk pekerjaan-pekerjaan teoritik. Tabung ini dapat digambarkan sebagaimana
pada gambar 2.17 berikut:
Gambar 2.17 Tabung impedansi resonator
Keterangan : B = Tabung utama
L = Troli untuk mengatur jarak
sumber bunyi P = Probe tube
G = Pengukur jarak sumber J = neck
K = Mikropon
Efisiensi penyerapan bunyi suatu bahan pada frekuensi tertentu dinyatakan oleh koefesien absorbsi bunyi. Koefisien ini dinyatakan dengan Alpha, nilai
dapat berada diantara 0 dan 1 pada suatu frekuensi tertentu. Adalah suatu kebiasaan standar untuk membuat daftar nilai koefesien serap bunyi pada wakil
frekuensi standar yang meliputi bagian yang paling penting dari jangkauan frekuensi audio, yaitu pada 125, 250, 500, 1000, 2000, dan 4000 Hz. Penyerapan
bunyi suatu permukaan diukur dalam Sabin. Satu sabin menyatakan satu permukaan seluas 1 ft
2
atau 1 m
2
yang mempunyai koefesien penyerapan = 1,0. Sebagai contoh, suatu permukaan akustik seluas 11 m
2
dan mempunyai = 0,5, maka penyerapan permukaannya adalah S = 11 x 0,50 = 5,5 m
2
dan material tersebut menyerap 65
bunyi yang datang padanya. Untuk kualitas pengujian serapan bunyi suatu bahan akustik, sangat dipengaruhi oleh ketebalan, kepadatan,
porositas, serta orientasi perletakan bahan.
Dalam mengukur koefisien serapan bunyi pada material ada tiga metode standard yang sering digunakan, antara lain:
1. Metode tabung impedansi resonator
Dengan metode ini, koefisien serapan ditentukan langsung dari amplitudo tekanan dalam pola gelombang tegak yang disusun di tabung. Metode ini
digunakan untuk mengukur koefisien penyerapan bunyi bahan-bahan akustik yang kecil dan gelombang bunyi yang merambat tegak lurus pada permukaan bahan,
jangkauan frekuensi sekitar 200-3000 Hz. Metode ini lebih tepat dimanfaatkan untuk pekerjaan-pekerjaan teoritik. Tabung ini dapat digambarkan sebagaimana
pada gambar 2.17 berikut:
Gambar 2.17 Tabung impedansi resonator
Keterangan : B = Tabung utama
L = Troli untuk mengatur jarak
sumber bunyi P = Probe tube
G = Pengukur jarak sumber J = neck
K = Mikropon
Efisiensi penyerapan bunyi suatu bahan pada frekuensi tertentu dinyatakan oleh koefesien absorbsi bunyi. Koefisien ini dinyatakan dengan Alpha, nilai
dapat berada diantara 0 dan 1 pada suatu frekuensi tertentu. Adalah suatu kebiasaan standar untuk membuat daftar nilai koefesien serap bunyi pada wakil
frekuensi standar yang meliputi bagian yang paling penting dari jangkauan frekuensi audio, yaitu pada 125, 250, 500, 1000, 2000, dan 4000 Hz. Penyerapan
bunyi suatu permukaan diukur dalam Sabin. Satu sabin menyatakan satu permukaan seluas 1 ft
2
atau 1 m
2
yang mempunyai koefesien penyerapan = 1,0. Sebagai contoh, suatu permukaan akustik seluas 11 m
2
dan mempunyai = 0,5, maka penyerapan permukaannya adalah S = 11 x 0,50 = 5,5 m
2
dan material tersebut menyerap 65
bunyi yang datang padanya. Untuk kualitas pengujian serapan bunyi suatu bahan akustik, sangat dipengaruhi oleh ketebalan, kepadatan,
porositas, serta orientasi perletakan bahan.
Dalam mengukur koefisien serapan bunyi pada material ada tiga metode standard yang sering digunakan, antara lain:
1. Metode tabung impedansi resonator
Dengan metode ini, koefisien serapan ditentukan langsung dari amplitudo tekanan dalam pola gelombang tegak yang disusun di tabung. Metode ini
digunakan untuk mengukur koefisien penyerapan bunyi bahan-bahan akustik yang kecil dan gelombang bunyi yang merambat tegak lurus pada permukaan bahan,
jangkauan frekuensi sekitar 200-3000 Hz. Metode ini lebih tepat dimanfaatkan untuk pekerjaan-pekerjaan teoritik. Tabung ini dapat digambarkan sebagaimana
pada gambar 2.17 berikut:
Gambar 2.17 Tabung impedansi resonator
Keterangan : B = Tabung utama
L = Troli untuk mengatur jarak
sumber bunyi P = Probe tube
G = Pengukur jarak sumber J = neck
K = Mikropon