Pengertian Gelombang TEORI GELOMBANG DAN BUNYI
                                                                                Pada media padat bergantung pada modulus elastisitas dan kerapatan, sedangkan pada media cair bergantung pada modulus bulk dan kerapatan [6, Hal 11].
=
2-4 dimana : E = Modulus young Nm
2
= Kerapatan Kgm
3
Pada media cair bergantung pada modulus bulk dan kerapatan.
c
= 
K
2-5 dimana : K = Modulus bulk Nm
2
= Kerapatan Kgm
3
Karena bunyi merupakan gelombang maka bunyi mempunyai cepat rambat yang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
1. Kerapatan  partikel  medium  yang  dilalui  bunyi.  Semakin  rapat  susunan partikel  medium  maka  semakin  cepat  bunyi  merambat,  sehingga  bunyi
merambat  paling  cepat  pada  zat  padat. Tabel  2.2  disajikan  beberapa kecepatan bunyi dalam material tertentu.
Tabel 2.2 Cepat rambat bunyi pada berbagai material [Hemond, 1983] Material
Kecepatan bunyi fts Kecepatan bunyi ms
Udara 1,1
335 Timah
3,7 1128
Air 4,5
1385 Beton
10,2 3109
Kayu 11,1
3417 Kaca
15,5 4771
Baja 16
4925
2. Suhu  medium,  semakin  panas  suhu  medium  yang  dilalui  maka  semakin cepat  bunyi  merambat.  Hubungan  ini  dapat  dirumuskan  kedalam
persamaan matematis v = v + 0,6.t dimana v
adalah cepat rambat pada suhu nol derajat dan t adalah suhu medium. Besar kecilnya cepat rambat
bunyi  pada  suatu  medium  sangat  tergantung  pada  temperatur  medium tersebut Beranek  L ver, 1992.
2.1.3.d Panjang Gelombang
Panjang  suatu  gelombang  bunyi  dapat  didefinisikan  sebagai  jarak  yang ditempuh  oleh  perambatan  bunyi  selama  tiap  siklus.  Hubungan  antara  panjang
gelombang, frekuensi, dan cepat rambat bunyi dapat ditulis sebagai berikut sesuai [6, Hal 12]
= 2-6
dimana :     = Panjang gelombang bunyi m c = Cepat rambat bunyi ms
f = Frekuensi Hz
2.1.3.e Intensitas Bunyi
Intensitas bunyi adalah aliran energi yang dibawa gelombang udara dalam suatu daerah per satuan luas [6, Hal 15
].
Intensitas bunyi dalam arah tertentu di suatu  titik  adalah  laju  energi  bunyi  rata-rata  yang  ditransmisikan  dalam  arah
tersebut  melewati satu-satuan  luasan  yang  tegak  lurus  arah  tersebut  di  titik bersangkutan.  Untuk  tujuan  praktis  dalam  dalam  pengendalian  kebisingan
lingkungan, tingkat tekanan bunyi sama dengan tingkat intensitas bunyi Doelle, 1972.
Intesitas bunyi pada tiap titik dari sumber dinyatakan dengan :
= 2-7
dimana :    I   = Intensitas bunyi Wm
2
W =  Daya akustik Watt A  = Luas area yang ditembus tegak lurus oleh
gelombang bunyi m
2
Ambang batas pendengaran manusia, yaitu nilai minimum intensitas daya bunyi yang dapat dideteksi telinga manusia, adalah 10
-6
Wcm
2
. Tingkat tekanan bunyi beberapa macam bising dan bunyi tertentu ditunjukkan dalam tabel 2.3.
Tabel 2.3 Skala intensitas Kebisingan Jenis BisingBunyi
Desibel Kriteria
Jet tinggal landas, meriam, mesin, uap, halilintar, band rock.
100-130 Menulikan
Bising lalu lintas, peluit polisi, knalpot truk.
80-100 Sangat keras
Kantor yang bising, radio pada umumnya, perusahaan.
60-80 Keras
Percakapan pada umumnya, radio perlahan, rumah bising.
40-60 Sedang
Kantor pribadi, ruang tenang, percakapan yang tenang.
20-40 Lemah
Gemirisik daun, bisikan, nafas manusia.
Sd 20 Sangat lemah
2.1.3.f Kecepatan Partikel
Radiasi  bunyi yang  dihasilkan  suatu  sumber  bunyi  akan  mengelilingi udara  sekitarnya.  Radiasi  bunyi  ini  akan  mendorong  patikel  udara  yang  dekat
dengan  permukaan  luar  sumber  bunyi.  Hal  ini  akan  menyebabkan  bergeraknya partikel-partikel di sekitar radiasi bunyi  yang disebut dengan kecepatan partikel
pada persamaan.
= 2-8
dimana : = Kecepatan partikel ms p   = Tekanan Pa
= Massa jenis bahan Kgm
3
c   = cepat rambat bunyi ms Dengan menggunakan kesetimbangan momentum antara momentum linear
dan  impuls  gaya  pada  gelombang  longitudinal  untuk  permasalahan solid  borne maka dapat dianologikan menjadi persamaannya adalah :
= 2-9
dimana : = Tegangan pada solid Nm
2
                                            
                