33
Subsistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama
subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri.
e. Subsistem Penunjang
Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi : Sarana Produksi dan Tataniaga, PerbankanPerkreditan,
Penyuluhan Agribisnis, Kelompok tani, Infrastruktur agribisnis, Koperasi Agribisnis, BUMN, Swasta, Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, Transportasi, Kebijakan Pemerintah Hermawan, 2008 P 4.
2.6. Kaitan Agropolitan Dengan Agribisnis
Konsep Agropolitan dikembangkan sebagai strategi baru pembangunan daerah karena konsep lama yaitu Growth Pole Pusat Pertumbuhan yang
diaplikasikan mulai tahun 1970-an dinilai memperlebar ketimpangan antara kota dan desa. Konsep Pusat Pertumbuhan ternyata telah mengakibatkan aliran ke
pusat jauh lebih besar daripada aliran ke desa. Akibatnya terjadi perbedaan kota dengan desa, serta ketimpangan antara si kaya di kota dan si miskin di desa juga
semakin lebar. Dengan demikian terjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota- kota besar urbanisasi.
Menyadari kegagalan ini Friedmann Mike Douglass mengembangkan pendekatan baru yang lebih berlandaskan basic needs dan focus pembangunan di
perdesaan melalui pengembangan Agropolitan, yaitu kota pertanian yang tumbuh
Universitas Sumatera Utara
34
dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong kegiatan pembangunan pertanian agribisnis di wilayah
sekitarnya. Kaitan antara Agropolitan dan Agribisnis, adalah bahwa Agropolitan
berkait dengan kawasan pertanian yang dikembangkan dengan berbagai kegiatan agribisnis. Sedangkan agribisnis adalah berbagai kegiatan usaha yang menyangkut
bidang pertanian dari hulu sampai hilir, termasuk kegiatan penunjangnya. Sejarah perkembangan kota-kota di Indonesia sebagian besar karena
berkembangnya kegiatan agribisnis dengan dukungan kegiatan pertanian di wilayah hinterland-nya. Kota Bandung, Bogor, Malang, Cianjur, Garut dan lain-
lain tumbuh karena dukungan kegiatan pertanian dan hinterlandnya. Sedikit berbeda dengan Jakarta, Semarang Surabaya, dan Cirebon yang tumbuh karena
adanya pelabuhan dan industri sebagai leading sectornya. Kumpulan desa-desa berkembang membentuk pusat-pusat pertumbuhan biasanya berupa ibu kota
kecamatan. Perlu diupayakan agar industri yang berkembang di Agropolitan ialah industri yang mempunyai kaitan kedepan forward linkage dan kaitan kebelakang
backward linkage dengan kegiatan pertanian yang dikembangkan di hiterlandnya Depnakertrans, 2005.
Sebagai contoh suatu kawasan yang lahannya sesuai untuk komoditas nenas, kemudian di kawasan agropolitan dikembangkan industri pengalengan
nanas, industri pembuatan kaleng, pengangkutan dan lain-lain, sementara pemerintah pusatprovinsi memberi dukungan melalui pelatihan bagi petani nanas,
dukungan pemasaran dan informasi.
Universitas Sumatera Utara
35
Setiap kawasan dikembangkan dengan spesifikasinya sendiri 1 kawasan dengan 1 komoditi unggulan. Pembangunan suatu daerah jangan meniru blue
print dari daerah lain yang sudah berhasil. Tetapi setiap daerah harus mempunyai
komoditi unggulan atau karakter tersendiri Depnakertrans, 2005.
2.7. Analisis SWOT Strengths, Weaknesess, Opportunities, Threats