26
2.3.2. Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Komoditas Unggulan
Konsep ini menekankan motor penggerak pembangunan suatu daerah terletak pada komoditas-komoditas yang dinilai bisa menjadi unggulan, baik di
tingkat domestik maupun internasional. Ada beberapa kriteria megenai komoditas unggulan, di antaranya :
a Komoditas unggulan harus mampu menjadi penggerak utama prime power
pembangunan perekonomian. Artinya komoditas unggulan tersebut dapat memberikan konstribusi yang signifikan pada peningkatan produksi,
pendapatan, maupun pengeluaran. Misalnya adalah cengkeh di Sulawesi, minyak bumi dan gas alam di Aceh, jasa perdagangan di Jakarta, jasa
pariwisata di Bali. b
Komoditas unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang forward linkages and backward linkages yang kuat, baik sesama komoditas
unggulan maupun komoditas-komoditas lainnya. c
Komoditas unggulan mampu bersaing competitiveness dengan produk sejenis dari daerah lain di pasar nasional dan pasar internasional, baik dalam
harga produk, biaya produksi, kualitas pelayanan, maupum aspek-aspek lainnya.
d Komoditas unggulan di suatu daerah memiliki keterkaitan dengan daerah lain
complementarity, baik dalam hal pasar konsumen maupun pemasokan bahan baku jika bahan baku di daerah sendiri tidak mencukupi atau tidak
tersedia sama sekali.
Universitas Sumatera Utara
27
e Komoditas unggulan memiliki status teknologi yang terus meningkat,
terutama melalui inovasi teknologi. f
Komoditas unggulan mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksinya.
g Komoditas unggulan bosan bertahan dalam jangka waktu tertentu, mulai dari
fase kelahiran increasing, pertumbuhan growing, puncak maturity, hingga penurunan decreasing.
h Komoditas unggulan tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal.
i Pengembangan komoditas unggulan harus mendapatkan berbagai bentuk
dukungan, misalnya dukungan keamanan, sosial, budaya, informasi dan peluang pasar, kelembagaan, fasilitas insentifdisinsentif, dan lain-lain.
j Pengembangan komoditas unggulan berorientasi pada kelestarian sumberdaya
dan lingkungan.
Apabila komoditas unggulan sudah memasuki fase penurunan, maka pengembangan selanjutnya dapat diteruskan dengan cara :
a Memperkuat strategi pemasaran agar dapat mempengaruhi konsumen untuk
terus mengkonsumsi komoditas tersebut. Misalnya melalui eksebisi, potongan harga, keringanan pajak, hingga promosi ekspor.
b Meningkatkan kualitas produk agar tetap memiliki daya saing, sehingga
permintaan terhadap komoditas tersebut tidak menurun secara drastis.
Universitas Sumatera Utara
28
c Menciptakan permintaan oleh industri antara intermediary industry yang
berarti sekaligus menciptakan nilai tambah baru bagi perekonomian daerah yang bersangkutan.
2.4. Pengembangan Kawasan Agropolitan