59
e. Program Pengembangan Agribisnis Tanaman Kopi
Program-program yang akan dilakukan untuk pengembangan tanaman kopi harus diarahkan untuk terbentuknya sistem agribisnis dimana yang menjadi
unsur pelakunya adalah dunia usaha, baik usaha rumah tangga, usaha kecil, menengah, besar dan koperasi.
1. Program pengembangan agribisnis hulu tanaman kopi di Kabupaten Dairi
sebagai berikut: a.
Pengembangan Industri Pembibitan. Bibit merupakan faktor utama yang menentukan produktivitas dan kualitas
produk tanaman perkebunan. Disadari bahwa ketersediaan bibit unggul dan bermutu baik di Kabupaten Dairi masih terbatas. Di samping itu
kawasan ini memiliki kondisi agroekologi yang beragam serta dengan bentangan wilayah yang cukup besar. Prinsip penyediaan bibit yang tepat
jumlahnya, tepat waktu, tepat mutu serta dengan harga terjangkau perlu dikembangkan. Usaha-usaha pengembangan bibit secara generatif
maupun vegetatif untuk pengembangan komoditas perkebunan misalnya benih, okulasi, cangkokan, bahkan kultur jaringan sangat perlu
ditumbuhkembangkan khususnya jenis tanaman yang unggul. Usaha-usaha pembibitan akan dikembangkan pada sentra produksi
tanaman kopi, sehingga bibit yang dihasilkan terjamin mutunya, sesuai dengan kondisi agroekologi wilayah serta harga terjangkau. Petani-petani
Universitas Sumatera Utara
60
kopi yang sudah ada di Kabupaten Dairi perlu difungsikan menjadi penghasil bibit yang siap dipergunakan oleh petani.
b. Pengembangan Industri Pupuk.
Usaha pertanian kopi membutuhkan pupuk sesuai dengan kebutuhan serta jenis tanahnya agar dapat berproduksi dengan maksimal. Kabupaten Dairi
tidak memiliki bahan tambang dan galian yang secara ekonomis dapat digunakan untuk pabrik pupuk anorganik. Di lain pihak tersedia berbagai
limbah pertanian, peternakan, perikanan dan bahan organik hutan yang dapat dikembangkan menjadi sumber-sumber bahan pembuatan pupuk
organik. c.
Pengembangan Industri Alat dan Mesin Pertanian. Kebutuhan tenaga kerja untuk pengembangan tanaman kopi tidaklah
sebanyak pada budidaya tanaman pangan dan sayuran, namun penggunaan alat mekanisasi dan mesin pertanian sangat diperlukan pada masa yang
sekarang bahkan masa yang akan datang. Saat ini industri alat dan mesin pertanian masih banyak bergantung pada wilayah lain di luar Kabupaten
Dairi khususnya dari Pulau Jawa. Untuk menuju sistem agribisnis yang efisien, maka program industri alat dan mesin pertanian harus segera
dimulai. 2.
Pengembangan Agribisnis Usaha Tani Tanaman Kopi Agribisnis usaha tani komoditas kopi dititikberatkan pada indikator hasil
panen, mutu hasil, penjualanpenerimaan, biaya produksi, pendapatan bersih, dan skala usaha serta masa panen. Pemilihan varietas dan jenis bibit yang
Universitas Sumatera Utara
61
tepat dan kemudahan memperolehnya harus menjadi perhatian dalam manajemen usaha tani khususnya oleh koperasi. Input-input yang lain seperti
sewa lahan, pengolahan tanah, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan angkutan harus diupayakan seefisien mungkin. Skala usaha minimal yang
menguntungkan perlu dikaji terus menerus untuk setiap komoditas perkebunan. Penggunaan input tertentu secara bersama-sama oleh beberapa
petani harus dimungkinkan, misalnya dalam hal pengolahan tanah, transportasi dan penggunaan peralatan lainnya.
3. Pengembangan Agribisnis Hilir Tanaman Kopi
Produk tanaman kopi perlu diolah menjadi hasil olahan yang segar dan tinggi mutunya. Hal ini dalam upaya menaikkan permintaan terutama permintaan
pasar di luar Kabupaten Dairi. Oleh karena itu perlu dikembangkan mesin pengolah tanaman kopi mulai dari pengolahan biji berkulit menjadi biji kopi,
kemudian dari biji kopi menjadi kopi bubuk dengan teknologi yang lebih maju. Sehingga kualitas yang dihasilkan dapat dijaga dengan baik. Untuk
memperkenalkan produk yang sudah berkualitas tersebut dapat dilakukan dengan promosi baik dalam negeri maupun ke luar negeri.
f. Skenario Pencapaian Road Map Peningkatan Pendapatan Perkapita