TNI Manunggal Aksara TMA TNI Manunggal Transmigrasi TMT Bentuk Peneltian Lokasi Penelitian Informan Penelitian

g. TNI Manunggal Aksara TMA

Sadar bahwa kebodohan adalah akar masalah dari keterbelakangan yang bermuara pada kemiskinan, kesengsaraan dan penderitaan rakyat, maka TNI bertekat untuk memeranginya. Salah satu upaya yang ditempuh TNI adalah bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Dalam Negeri dan Departemen Agama melaksanakan pemberantasan buta aksara melalui program TNI Manunggal Aksara bagi warga masyarakat usia 11- 44 tahun, yang pada tahun 1995 berjumlah lebih kurang 5,7 juta orang.

h. TNI Manunggal Transmigrasi TMT

TNI membantu program pemerintah dalam hal penyebaran penduduk dengan bekerjasama dengan Departemen Transmigrasi. Pada pelaksanaannya TNI menempatkan anggota di lokasi transmigrasi selama 6 bulan untuk membantu mengatasi masalah-masalah kesehatan dan Keluarga Berencana.

i. TNI Manunggal KB-Kesehatan TMKK

Partisipasi aktif TNI sebagai wujud dari kepeduliannya dalam menyukseskan program pemerintah dibidang Keluarga Berencana dan Kesehatan telah diwujudkan melalui program TMKK. Program TMKK ini semakin meningkat dengan adanya kesepakatan bersama antara Panglima TNI dengan Menteri Kesehatan dan Menteri Kependudukan Kepala BKKBN pada tahun 1988. Dari kegiatan yang semula hanya terbatas pada pelayanan KB dan Kesehatan telah meluas dengan kegiatan lain seperti pemberian bantuan susu dan makanan bergizi, bea siswa dan lainnya.

1.5.3.2 Posisi TNI Dalam Pembangunan Daerah

Dapat dipastikan bahwa suatu negara bertekad bulat untuk mempertahankan kemerdekaannya, menjamin integritas teritorialnya, menegakkan kedaulatanya, menjamin stabilitas dalam bidang dan penghidupan bangsa, seperti di bidang politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta sosial budaya. Oleh Karena itu negara memerlukan ketahanan nasional yang ampuh dan andal. Dengan kemampuan seperti itu, negara yang besangkutan akan memerlukan angkatan bersenjata yang efektif dan modern untuk menangkal berbagai bentuk ancaman atau bahkan serangan yang mungkin datang dari luar dan untuk memadamkan segala bentuk gangguan yang mungkin timbul di dalam negeri. 16 Dalam UU No. 34 Tahun 2004 disebutkan bahwa Tentara Nasional Indonesia adalah alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi keselamatan bangsa, menjalankan operasi militer untuk perang dan operasi militer Kemampuan demikian tetap diperlukan meskipun secara global kemungkinann timbulnya Perang Dunia Ketiga kelihatannya kecil, perang yang bersifat lokal, ketidakstabilan politik, gerakan separatisme, terorisme, kejahatan terorganisasi, dan berbagai gangguan keamanan lainnya tidak dapat dipandang remeh. Dengan kata lain, kegiatan pembangunan hanya akan berhasil apabila dalam suatu negara tidak terjadi gejolak, instabilitas dan gangguan keamanan serta ketertiban umum. 16 Ibid 51 selain perang, serta ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. Dalam operasi untuk selain perang disebutkan bahwa TNI juga mempuyai tugas untuk membantu pemerintahan di daerah. Bersama pemerintah daerah TNI menjalin kerja sama untuk sama-sama melakukan pembangunan di berbagai bidang. Selain itu TNI juga mempunyai sebuah program yaitu Bhakti TNI yang dapat diartikan sebagai pelibatan TNI sebagai alat negara untuk menunjang pembangunan dan pelaksanaan pemerintahan tanpa mengabaikan kewaspadaan dan Hankamnas. Pembangunan adalah milik semua lapisan, baik pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dalam melakukan pembangunan posisi TNI sebagai pelaku pembangunan berada pada instansi pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari posisi Panglima TNI yang sejajar dengan Menteri. Di bawah panglima TNI ada Kepala Staf di masing-masing angkatan Kasad, Kasal,Kasau. Seorang kepala staf membawahi seorang Pangdam Panglima Kodam. Lalu di bawah Pangdam adalah Dandim Komandan Kodim. Posisi Pangdam sendiri di pemerintah daerah adalah sebagai muspida musyawarah pimpinana daerah tingkat I dan Dandim sebagai muspida tingkat II. Oleh sebab itu posisi TNI dalam pembangunan adalah di pemerintahan. Namun yang perlu diingat TNI adalah Tentara Nasional Indonesia. Mengapa TNI melakukan pembangunan di daerah hal ini sesuai dengan urusan pemerintah yang tidak diserahkan ke pemerintah daerah yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama. TNI sendiri berfungsi sebagai pertahanan negara. Oleh sebab itu tidak ada tentara daerah, semua tentara yang ada di Indonesia adalah Tentara Nasional Indonesia yang di tempatkan di seluruh wilayah Indonesia. 1.5.4 TNI Manunggal Membangun Desa TMMD 1.5.4.1 Latar Belakang TNI Manunggal Membangun Desa TMMD Sejarah perjuangan bangsa Indonesia menunjukkan betapa kokohnya persatuan TNI dengan rakyat dalam kesatuan yang manunggal. TNI adalah tentara pejuang yang lahir dari kandungan rakyat terjajah, yang bangkit melancarkan revolusi untuk menumbangkan penjajahan, karena sadar bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Oleh karena itulah TNI akan terus berjuang untuk kepentingan rakyat yang mendambahkan keadilan dan kemakmuran. Kesetiaan TNI kepada rakyat telah dibuktikan dengan kesungguhan dan keberhasilan TNI dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, khususnya penumpasan terhadap kaum separatis dan pemberontak yang berusaha mengubah falsafah dan Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia . Operasi Bhakti TNI Manunggal Membangun Desa TMMD merupakan suatu bentuk kepedulian dan peran serta TNI dalam pembangunan yang dilaksanakan secara terpadu bersama instansi terkait serta melibatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan dengan mengutamakan kebutuhan yang mendasar bagi masyarakat. Tentara Manunggal Membangun Desa TMMD memiliki nilai strategis dalam rangka meningkatkan jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan di tengah fenomena kerawanan desintegrasi bangsa yang sedang berkembang saat ini. Oleh karena itu program operasi Bhakti TMMD harus diimplementasikan secara benar, tepat sasaran, dan sejalan dengan tuntutan perkembangan keadaan aktual dan faktual di daerah, bermuara pada percepatan pembangunan di daerah secara menyeluruh. 17 Ketika Presiden Soeharto melantik Jenderal M. Yusuf menjadi Menhankam Pangab tahun 1978, Pangab yang baru itu mendapat petunjuk untuk membangun kemanunggalan ABRI dengan rakyat. Artinya saat itu ABRI harus menyatu dengan masyarakat untuk bersama-sama membangun di pedesaan dan membantu meningkatkan kesejahteraannya. Petunjuk itu langsung ditangkap Menhankam Pangab, realisasinya tak lama kemudian Jenderal M. Yusuf mencanangkan program ABRI Masuk Desa AMD format baru kemasan civic mission, tentu dengan tujuan yang paling utama agar ABRI lebih dekat dengan masyarakat Dalam Memoar Jenderal M. Yusuf. Diluar itu masih ada sasaran TNI Manunggal Membangun Desa TMMD sejak awal dimulainya pada tahun 1980 dikenal dengan sebutan ABRI Masuk Desa AMD, yang dilaksanakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka menunjang dan mempercepat pembangunan Nasional di pedesaan, khususnya daerah yang tergolong tertinggalmiskin, terisolirterpencil, daerah perbatasan, dan daerah kumuh perkotaan, serta daerah lainnya yang terkena bencana. TNI Manunggal Membangun Desa TMMD merupakan salah satu wujud operasi Bhakti TNI yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Kementrian, Lembaga Pemerintah Non Kementrian, Pemerintah Daerah, serta komponen bangsa lainnya. 17 Optimalisasi operasi TNI Manunggal Membangun Desa Dalam Percepatan Pembangunan Di Daerah. Buletin Teritorial Edisi No. 03 Tahun 2004, hal 30 penulis Letda Ctp Ari Maryadi diterbitkan oleh Staf Umum Teritorial Angkatan Darat. yang ingin dicapai dalam program AMD, yaitu untuk membangun daerah pangkalan pertahanan, membantu masyarakat dalam membangun infrastruktur desa, dan menjamin rasa aman di masyarakat. Karena kondisi saat itu memang memerlukan kehadiran ABRI. Membangun pangkalan pertahanan, karena saat itu memang sedang ditata dan diinvetarisir daerah-daerah pertahanan yang akan dijadikan daerah pangkal pertahanan. Dan ini sangat cocok dengan sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara dan potensi wilayah serta sumber daya nasional yang ada. Muara dari semua itu apabila kita menghadapi perang konvesional akan mengarah kepada perang berlarut dengan memanfaatkan kantong-kantong pertahanan untuk bergerilya dan rakyat ikut membantu. Membangun infrastruktur desa, memang desa-desa saat itu bisa dikata masih terbelakang artinya jalan-jalan belum diperkeras, bahkan kadang harus membuka jalan baru agar desa tersebut tidak terisolasi, membangun tempat ibadah dan perbaikan saluran irigasi karena sisa peninggalan Belanda yang sudah harus diperbaiki, merehab jembatan atau membangun jembatan dan masih banyak lagi yang dibutuhkan oleh desa yang direspon baik oleh ABRI. Dan yang terakhir adalah untuk menjamin rasa aman masyarakat, memang awal pelaksanaan AMD kondisi keamanan di wilayah tertentu Indonesia belum pulih dan adanya format baru bentuk pemberontakan yaitu separatis bersenjata di Aceh dan Papua yang membutuhkan kehadiran ABRI. Memang saat itu banyak permintaan dari daerah agar dimasukkan ke dalam program AMD, karena dirasakan sangat besar manfaatnya bagi pertumbuhan ekonomi pedesaan dengan adanya infrastruktur sebagai penghubung antara desa satu dengan lainnya atau antara desa dengan kecamatan bisa menjamin rasa aman masyarakat. Sehingga secara otomatis program tersebut menjadi andalan ABRI untuk terus dikembangkan dari tahun ke tahun dengan berdasar kebutuhan masyarakat. Hingga berlanjut kepada kepemimpinan berikutnya Program itu tetap berjalan dan skalanya semakin luas dan mulai tahun 2000 dikenal dengan program TNI Manunggal Membangun Desa TMMD, karena adanya pemisahan organisasi TNI dan Polri sesuai dengan reformasi TNI. Program TMMD adalah program lintas sektoral yang masih eksis dan terus berkembang serta memilik cakupan yang semakin luas dan programnya sama sekali tidak tersentuh oleh pengaruh reformasi. Adapun para pihak yang terlibat adalah unsur TNI, Departemen, lembaga pemerintah non departeman, pemerintah daerah dan kota serta masyarakat. 18 Setiap tahunnya masing-masing Kodim mendapat jatah untuk melaksanakan kegiatan TMMD untuk membantu pembangunan di daerah. Setiap koramil diperintahkan mengajukan desa mana yang akan dijadikan tempat pelaksaan, hingga terpilih satu desa. Selanjutnya rencana TMMD ini dimusyawarahkan dengan pemerintah setempat untuk dimasukkan dalam perencanaan pembangunan dimana anggaran yang akan digunakan berasal dari APBD. Pola penyelenggaraan TMMD adalah keterpaduan program lintas sektoral

1.5.4.2 Pola Penyelenggaraan TNI Manunggal Membangun Desa TMMD

18 Memetik nilai lebih TMMD penulis Kapt. Arh. Untung. W, S.H M.SI http:www.tni.mil.idindex.php?page=beranda.html . Diakses pada tanggal 22 November 2010 jam 11:18 WIB antara TNI, Departemen Pemerintah, Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan Pemerintah daerah beserta seluruh komponen masyarakat lainnya. Dalam proses perencanaan, pemilihan, dan penentuan sasaran fisik menggunakan pola bottom up yang ditindaklanjuti dengan pola top down, dilaksanakan secara terkoordinasi dan terpadu dari semua unsur yang terkait mulai dari tingkat desa, kecamatan, sampai ke tingkat pemerintah daerah. Selanjutnya Kodim, sebagai Komando kewilayahan di bawah KoremKodam bertindak sebagai unsur pelaksana. Semua jenis kegiatan direncanakan disini, sesuai dengan kebutuhan daerah tersebut. Pembangunan fisik dan non fisik apa yang akan dilakukan, siapa-siapa saja yang terlibat, serta administrasi dan logistik apa saja yang dibutuhkan, serta pengawasan selama kegiatan berlangsung. Dalam program ini Kodim melibatkan Batalyon setempat untuk membantu pelaksaan dengan menyiapkan personel yang turut membantu pelaksanaan pembangunan, ditambah instansi pemerintah yang terkait.

1.5.4.3 Dasar Pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa

Sebagai dasar pelaksanaan kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa adalah sebagai berikut : 1 Surat Keputusan MenhankamPangab Nomor : Skep 569 V 1980 tanggal 31 Mei 1980 tentang Pola Dasar Konkritisasi Kemanunggalan ABRI-Rakyat dan Pola Operasional TNI ABRI Masuk Desa. 2 Surat Telegram MenhankamPangab Nomor : T6481980 tanggal 26 Juli 1980 tentang Penunjukan Pejabat Penanggung Jawab Operasional TNI ABRI Masuk Desa. 3 Surat Keputusan MenhankamPangab Nomor : Skep899IX1980 tanggal 5 september 1980 tentang Organisasi dan Tugas Penanggung Jawab Operasional TNI ABRI Masuk Desa. 4 Instruksi Mendagri Nomor 9 tahun 1985 tanggal 12 Maret 1985 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Program TNI ABRI Masuk Desa. 5 Surat Keputusan Penanggung Jawab Operasional TMMD Nomor: Skep01V2002 tanggal 14 Mei 2002 tentang Pengangkatan Tim Asistensi dari Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen dalam Staf PJO TNI Manunggal Membangun Desa

1.5.4.4 TNI Manunggal Membangun Desa ke-84 Di Wilayah Kodim 0212TS

Tentara Manunggal Membangun Desa TMMD merupakan program terpadu lintas sektoral di pusat maupun di daerah dan merupakan bagian kepedulian TNI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan serta berlanjut sehingga tercipta dan terbina kemanunggalan TNI dengan rakyat dalam rangka ketahanan nasional. Dalam rangka pemerataan pelaksanaan pembangunan sampai ke pelosok pedesaan di seluruh wilayah Nusantara, program TMMD ikut mengambil bagian membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan fisik maupun non fisik. 19 a. Meningkatkan motivasi masyarakat Kec. Huristak dalam rangka mensukseskan program pembangunan di daerah Kab. Padang Lawas. Komando Distrik Militer 0212TS adalah Komando pelaksana wilayah di bawah KoremKodam I Bukit Barisan. Sebagai wujud kepedulian terhadap pembangunan daerah ,maka Kodim 0212TS melaksanakan operasi Bhakti TNI yaitu TNI Manunggal Membangun Desa ke-84 di Desa Tanjung Baringin, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas. Adapun sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan TMMD ke-84 yaitu: b. Memperlancar distribusi barang dan jasa serta mobilitas masyarakat desa Tanjung Baringin-Desa Sigading Kec. Huristak, Kabupaten Padang Lawas. c. Membuka isolasi daerah pedesaan dalam rangka menunjang peningkatan ekonomi, pendidikan, dan menjalankan roda pemerintahan dari Desa Tanjung Baringin-Desa Sigading Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas.

1.5.4.5 Dasar Pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa ke-84 di Wilayah Kodim 0212 TS

1. Keputusan KASAD TNI-AD Nomor: Kep02XII2009 tanggal 07 Desember 2009 tentang pengesahan berlakunya rencana umum TMMD TA. 2010 termasuk di antaranya wilayah Dim 0212TS. 19 Buku Rencana Kegiatan TMMD ke-84 T.A 2010 di Wilayah Kodim 0212TS 2. Surat Pangdam IBB Nomor: BSpeng-100III2010Set tanggal 03 Maret 2010 tentang Rencana umum TMMD ke-84 TA 2010. 3. Surat Telegram Danrem 023KS Nomor: ST2162010 Tanggal 30 April 2010 Tentang penetapan Hari H TMMD ke-84. 1.5.4.6. Jenis Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa ke-84 1.5.4.6.1 Sasaran fisik 1. Sasaran Pokok: a. Pelebaran badan jalan sepanjang 5.700 m, lebar 6 m b. Penggalian parit jalan kiri kanan sepanjang 5.700 m x 2 2. Sasaran Tambahan : Pembuatan jembatan darurat 4 unit yaitu: a. Jembatan Aek Gading sepanjang 14 m b. Jembatan Aek Nagargar 1 sepanjang 8 m c. Jembatan Aek Nagargar 2 sepanjang 8 m d. Jembatan Aek Silangkitan sepanjang 8 m

1.5.4.6.2 Sasaran non fisik

Sasaran non fisik ini lebih menitikberatkan pada pola peyuluhan seperti penyuluhan kesadaran Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan, penyuluhan kesehatan dan pelayanan KB Kes, penyuluhan Pertanian, penyuluhan Peternakan, penyuluhan Teknologi tepat Guna. Selain itu diadakan juga pengobatan missal gratis dimana dokter-dokter dari Rumah Sakit TNI bekerja sama dengan dokter- dokter dari Rumah Sakit setempat.

1.5.4.6.3 Pelibatan Personel

a. Personel TNI : 125 orang b. Tim Asistenpenyuluh : 25 orang c. Personel Pendukung : 200 orang

1.5.5 TMMD dan Pembangunan Daerah

Pelibatan TNI dalam pembangunan daerah melalui operasi Bhakti TNI Manunggal Membangun Desa pada hakekatnya merupakan pendayagunaan kemampuan menganggur idle capacity yaitu sebuah organisasi yang disipakan dalam fungsi pertahanan namun belum digunakan. Pasca kemerdekaan, TNI tidak lagi berjuang dengan mengangkat senjata tetapi lebih banyak melaksanakan program-program ketahanan masyarakat yang salah satunya adalah TNI Manunggal Membangun Desa dulu Abri Masuk Desa. Program seperti ini sangat berguna untuk membuka isolasi di daerah-daerah terpencil, meningkatkan mobilitas perekonomian masyarakat di daerah yang dapat membuka akses yang lebih luas untuk memasarkan produk-produk unggulan di setiap desa. Ketersediaan sarana dan prasarana tersebut secara tidak langsung membentuk masyarakat yang sehat dan sejahtera. Kini istilah ABRI Masuk Desa AMD telah berubah menjadi TNI Manunggal Membangun Desa TMMD sesuai tuntutan reformasi TNI. Keseluruhan kegiatan tersebut sebagai upaya TNI dalam pembinaan teritorial dan sangat diharapkan bermanfaat kepada kesejahteraan rakyat. Memang tugas pembinaan teritorial bukan hanya tanggung jawab TNI semata, tetapi juga tanggung jawab Pemerintah Daerah yang memiliki dan mempunyai wilayah kewenangan. Pemerintah Daerah menjalankan fungsi teritorial dengan melaksanakan pembangunan di seluruh aspek-aspek kehidupan rakyat yang mendukung kepentingan pertahanan negara dengan anggaran yang tersedia. Kehadiran ABRI Masuk Desa pada tahun 1980 dalam kegiatan AMD pada saat itu sangat membantu pembangunan di pedesaan. Rakyat mulai merasakan manfaat pembangunan fisik seperti irigasi, jembatan, sekolah, rumah ibadah, dan sarana infrastruktur lainnya serta non fisik seperti bimbingan mental, pemberantasan buta huruf, dan pemahaman tentang bela negara. Contoh di Desa Kutaimbaru, Kecamatan Tiganderket, Tanah Karo, pada tahun 1980 telah dialiri air bersih yang berasal dari Gunung Sinabung. Pipa air bersih itu dibangun TNI AMD bersama-sama rakyat setempat. Kehadiran pipa air bersih tersebut membawa perubahan besar bagi warga desa karena tidak perlu lagi membawa air berkilo-kilo meter dan dinamika kehidupan semakin terasa. 20 TNI merupakan bagian dari rakyat Indonesia ikut bertanggungjawab dalam pencapaian keberhasilan Pembangunan guna mewujudkan tujuan nasional. Sementara itu, pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia belum semuanya mampu dilakukan oleh berbagai departemen pemerintah dikarenakan keterbatasan anggaran maupun faktor geografis khususnya di wilayah terpencil 20 Peranan TNI Dalam Percepatan Pembangunan Di Sumatera Utara penulis Drs. H. Eddy Syofian, MAP majalah Bukit barisan Edisi II2009, hal 6 terisolasi, sehingga menuntut keikutsertaan dan kiprah TNI, yakni dengan ikut aktif dalam pembangunan nasional, dengan menitikberatkan pada pembangunan di daerah-daerah pedesaan yang terpencil terisolasi di seluruh Indonesia. Ukuran keberhasilan pembangunan adalah makmurnya rakyat pedesaan dengan tidak mengenyampingkan apa yang telah dicapai oleh masyarakat perkotaan. Namun masalah pembangunan pedesaan ini bukanlah suatu hal yang mudah, karena jumlah desa di Indonesia sangat banyak dan desa itu berbeda-beda adat istiadatnya dan berbeda pula kondisi daerahnya, serta masing-masing desa memiliki masalah yang tersendiri pula. Di luar pulau Jawa, Madura dan Bali, masih banyak pedesaan yang tersebar di tempat-tempat terpencil, terisolir dengan penduduk yang sedikit dalam wilayah yang cukup luas, sehingga sulit untuk dijangkau oleh alat transportasi. Keadaan demikian mengakibatkan desa-desa tersebut belum tersentuh oleh pembangunan, sedangkan di pihak lain tuntutan pemerataan pembangunan semakin gencar. Mengingat kondisi desa yang masih sangat mengharapkan bantuan untuk membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat, TNI merasa terpanggil untuk turun ke desa, bersama-sama rakyat melaksanakan pembangunan desa melalui kegiatan TNI ABRI Masuk Desa AMD dan sekarang berubah nama menjadi TNI Manunggal Membangun Desa TMMD .

1.6 Defenisi Konsep

Defenisi konsep merupakan unsure yang paling penting untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti 21 . Konsep biasanya dipakai untuk mendeskripsikan dunia empiris yang diamati oleh peneliti, baik berupa benda maupun gejala sosial tertentu yang bersifat abstrak 22 Pembangunan daerah dapat diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas dan perikehidupan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara terus- menerus, berlandaskan kemampuan daerah, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,serta memperhatikan tantangan perkembangan keadaan daerah, nasional, dan global. . Tujuan sebuah konsep dalam penelitian adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti, maka yang menjadi konsep dalam penelitian yang akan dilakukan adalah:

1.6.1 Pembangunan Daerah

23 21 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung:Penerbit Alfabeta, 2007, hal.70 22 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survay, Jakarta:LP3ES,1993hal.33 23 Pembanguna daerah, sector, dan nasional penulis Drs.Khuldun Munji. elearning- rri.netmateripim3pdsn.ppt. Diakses pada Rabu, 12 Januari, jam 20.44 WIB Pembangunan daerah juga dapat diatikan sebagai kesatuan dari semua kegiatan pembangunan baik yang dibiayai pemerintah pusat, daerah, swasta maupun swadaya masyarakat. Dari segi politik, pembangunan daerah dapat memantapkan perwujudan otonomi daerah melalui peningkatan kapasitas daerah agar terlaksana pemerintahan yang baik, kinerja pelayanan umum yang efektif, efisiensi, serta tumbuhnya prakarsa dan partisipasi masyarakat. Sedangkan dari segi ekonomi, pembangunan daerah dapat meningkatkan pengembangan ekonomi daerah, pembangunan pedesaan dan perkotaan, dan pengembangan wilayah tertinggal, dan perbatasan, pengembangan permukiman serta pengelolaan penataan ruang dan pertanahan guna mendukung pemulihan ekonomi nasional dan penguatan landasan pembangunan berkelanjutan, dan sekaligus mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi antar daerah.

1.6.2 TNI Manunggal Membangun Desa TMMD

Program TNI Manunggal Membangun Desa TMMD merupakan program terpadu lintas sektoral di pusat maupn di daerah dan merupakan bagian dari kepedulian TNI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan serta berlanjut sehingga tercipta dan terbina kemanunggalan TNI dengan rakyat dalam rangka ketahanan nasional. TNI Manunggal Membangun Desa TMMD merupakan suatu bentuk kepedulian dan peran serta TNI dalam melaksanakan pembangunan yang dilaksanakan secara terpadu bersama instansi terkait serta melibatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan dengan mengutamakan kebutuhan yang paling mendasar bagi masyarakat. BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Peneltian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan bentuk deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang peran TNI dalam pembangunan daerah melalui kegiatan TMMD di Desa Tanjung Baringin Sigading.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Baringin dan Desa Sigading, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas.

2.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak bermaksud membuat generalisasi dari hasil penelitiannnya. Oleh Karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. informan penelitian ini meliputi dua macam, 1 informan kunci Key Informant, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, dan 2 informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Berdasarkan uraian di atas maka ditentukan sejumlah informan dengan menggunakan teknik purposive yaitu, pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan itu misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah objeksituasi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan yang terdiri dari : 1. Informan Kunci yang terdiri dari : a. Perwira Seksi Teritorial Pasiter Dim 0212TS periode sekarang b. Perwira Seksi Teritorial Pasiter Dim 0212TS periode pada saat pelaksanaan TMMD Tahun 2010 2. Informan Utama yang terdiri dari : a. Kepala Desa Tanjung Baringin dan Sigading b. Kasi Jalan dan Jembatan Pemukiman Prasarana Daerah Kimprasda Kabupaten Padang Lawas. c. Kabid Fisik Bappeda Kabupaten Padang Lawas d. Sekertaris Daerah Padang Lawas e. Masyarakat Desa Tanjung Baringin dan Sigading 15 orang

2.4 Teknik Pengumpulan data