Kutipan wawancara dengan Pasiter pada Masa TMMD Kapt. Inf.

3. Dari mana semuah bahan-bahan yang diperoleh dalam pelaksaan

TMMD ? Jawab: “Itu semua bersumber dari dana PJO, seperti obat-obatan. Ada juga sumbangan dari lembaga pemerintah.”

4. Bagaimana dengan pelibatan personel seperti di sini juga ada dari

Korem ? Jawab: “Ya dari Korem juga terlibat,jadi dari korem ini sesuai dengan perintah Danrem menurunkan teknisi seperti zibang atau Zeni Bangunan. Karena untuk membangun yang dari zibang yang lebih profesional. Juga dari Bekang atau perbekalan misalnya untuk memasak.” 5. Bagaimana dengan keterlibatan personil dari TNI-AL dan TNI-AU ? Jawab: “Ya itu datangnya kalau kita melaksanakannya yang AL datang dari sibolga, yang AU dari Medan. Tugasnya untuk kebersamaan, jadikan dia TNI berarti manunggal TNI itu bukan hanya Angkatan Darat, kalau dulu kepolisian ada, kalau sekarang Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Udara. Dengan mereka hanya perwakilan saja.” 6. Lalu bagaimana dengan keterlibatan Kepolisian ? Jawab: “Ini bukan TNI lagi,mereka adalah personel pendukung, misalnya kalau dari pemda dia penyuluhan masalah pertanian, kalau dari Polres dia penyuluhan masalah hukum, mungkin masalah narkoba materinya dari mereka.” 7. Bagaimana cara menentukan lokasi TMMD ? Jawab: “Kita melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah, untuk menentukan lokasi sesuai dengan kriteria TMMD yang pertama desa tertinggal. Kenapa dia desa tertinggal mungkin infrastrukturnya belum baik atau SDM nya. Mungkin kita perlu melakukan penyuluhan.”

b. Kutipan wawancara dengan Pasiter pada Masa TMMD Kapt. Inf.

Erasmus Purba Kini menjabat sebagai Danramil 10 Binanga 1. Bagaimana mekanisme penyelenggaraan TMMD ? Jawab: “Kodim Tapsel mendapat jatah dalam tahun 2010 untuk melaksanakan TMMD, sehingga setiap wilayah diperintahkan Danrem untuk merencanakan dimana kira- kira wilayah yang cocok, sehingga setiap Danramil mengajukan wilayah mana yang akan diajukan, apa sasarannya yang akan dilaksanakan TMMD kemudian dapatlah di daerah Huristak Kabupaten Padang Lawas. Jadi Dandim membuat permohonan kepada Bupati, jadi bupati setuju dan menyambut gembira kemudian bupati mengalokasikan dana kemarin dari APBD untuk TMMD Kecamatan Huristak hanya 400 juta rupiah dengan sasaran pembukaan dan pelebaran badan jalan. Jadi bantuan dari pemerintah daerah hanya 400 juta itu, selebihnya dari Mabes TNI. Karena itu merupakan operasi maka itu ada dana, uang saku prajurit selama 21 hari, ULP prajurit sebanyak 150 orang, kemudian uang kodal Dansatgas dan Dan SSK, lalu sarana kontak. Sarana kontak itu diberikan oleh instansi-instansi yang terkait. Contohnya dinas pendidikan memberikan bantuan berupa buku- buku pelajaran SD,SMA dan SMK. Diberikan kepada kita di lokasi kemudian dibagi kepada orang-orang keluarga tidak mampi. Namun karena jumlahnya tidak cukup maka diberikanlah kepada sekolah-sekolah terpencil untuk membantu agar mereka bisa menyesuaikan ketertinggalan dengan sekolah yang ada di kota. Kemudian waktu itu dibantu lagi dari Semen Padang 250 sak, karena itu masih potensi wilayah karena masih wilayah Kodam IBB. Setiap ada TMMD di wilayah Kodam IBB Semen Padang selalu memberikan bantuan. Itulah yang kita manfaatkan selama TMMD. Jadi alat yang digunakan itu sifatnya merupakan potensi wilayah. Ada buldozer dan beko itu dipinjam dari pengusaha setempat, dimanfaatkan untuk membantu kegiatan TMMD ini, sehingga bisa kita gunakan biaya seminimal mungkin itu dengan hasil yang sangat maksimal. Kalau seandainya itu diborongkan kepada perseroan untuk membuka jalan itu, 1 miliar itu tidak cukup. Tapi kenyataannya kita bisa melaksanakan 5,7 km membuka jalan ditambah 4 unit jembatan darurat bisa kita buat. Kemudian ada juga meratakan halaman sekolah dasar yan palin gujung berbatasan kab. Palas dan Paluta dengan Kab. Labuhan Batu, sehingga kurang perhatian dari pemerintah, tidak terjangkaulah pembangunan itu. Dan masyarakat sangat berterima kasih kepada kegiatan itu ditambah lagi waktu itu pengobatan massal. Ada sunatan massal sampai 80 anak, membludak. 2. Apakah ada kesulitan selama pelaksanaan TMMD ini ? Jawab: “Tidak ada kesulitan pada saat itu karena cuana sangat mendukung mungkin karena niat baik, selama TMMD tidak ada hujan, kalaupun ada hujan pada malam hari. Pada siang hari cerah terus, karena jalan terbuka dan terkena sinar matahari jadi tidak becek. Selama bekerja semua alat berat tidak ada masalah. Selama belum dibuka tidak disiapkan, itu makanya perlu perencanaan yang matang. Misalnya alat yang dibutuhkan ini, siapa yang mencarinya, karena perencanaan TNI itu matang, tidak sama dengan sipil. Semua sudah ditulis dalam perencanaan. Kecuali kalau ada gangguan dari alam kita memilih waktu yang pas, kalau pas musim hujan dilaksanakanlah “pra” sebelum. Karena tidak masul akal 21 hari bisa membuka jalan 6 km, paling tidak 300 m 1 hari, itu pun sudah lancar alat. Ini hanya 21 hari mulai dari membuka sampai finishing sampai ada sasaran tambahan.”

3. Dengan waktu yang sangat singkat yaitu 21 hari, bagaimana cara

agar sasaran dari TMMD itu tercapai ? Jawab: “Kebanyakan sebelum pelaksaan TMMD sudah ada masa pra TMMD karena kita mengejar target ini. Kita kan sudah mempunyai perhitungan kemudian antisipasi manatahu ada gangguan, untuk mengejar itulah jangan sampai begitu penutupan sasaran belum tercapai, kita bisa disalahkan karena kita tidak ada alasan untuk tidak selesai. Jadi untuk mengejar dilaksanakan pra, sebelum TMMD dibuka kita sudah bekerja begitulah untuk mengatasinya. Karena bagi kita yang terpenting itu target harus tercapai. Jadi pekerjaan tentara itu karena antisipasinya jauh secara umum tidak ada yang gagal walaupun ada kendala-kendala itu masih bisa diatasi karena sudah diantisipasi sebelumnya. Kalau misalnya perlu kayu, sebelum TMMD kayu sudah disipakan atau dirapatkan ditempat, tidak baru mencari tetapi sudah dicari sebelumnya.”

4. Dalam sasaran non fisik ada penyuluhan bela negara, kebetulan pada

saat itu anda yang menyampaikannya, apa-apa saja yang anda sampaikan pada saat itu ? Jawab: “Pada saat itu dilaksanakan di kantor camat, yang saya sampaikan pada saat itu penyuluhan tentang kesadaran bernegara dan bela negara. Maksudnya itu untuk membela negara ini bukan hanya tugas tentara, rakyat saja kalau umpanya ada di depan rumahnya itu jalannya rusak, paretnya tersumbat itu dia perbaiki sudah sebagian dari membela negara dia. Dengan adanya dia perbaiki paret itu sehingga tidak tersumbat sehinggaa tidak terjadi lagi nanti banjir berarti sudah meringankan tugas negara atau aparatur negara. Jadi membela negara itu tidak harus dengan angkat senjata, dengan membayar pajak saja dia sudah membela negara, tapi secara umum masyarakat kita malas bayar pajak, tapi haknya dia tuntut tapi kewajibannya dia tidak pernah tahu. Jadi secara umum di situ itu kita tekankan penyuluhan pengertian tentang hak dan kewajiban, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Kemudian jangan sampai melihat tentara itu takut, karena tentara itu bukan untuk menakut-nakuti, itu yang saya sampaikan.” 5. Bagaimana tanggapan Pemda terhadap penyelenggaraan TMMD ? Jawab: “TMMD itu sangat singkat hanya 21 hari, tidak boleh lebih. Dalam waktu 21 hari dengan sekian banyak sasaran bisa yang dicapai, pemda sangat berterimah kasih sekali.”

6. Bagaimana dengan pemeliharahaan sasaran TMMD, apakah dari pihak

TNI atau pemerintah daerah ? Jawab: “Kemarin dua minggu yang lalu kami melaksanakan pemeliharaan jalan sasaran TMMD, kan sudah setengah tahun, sudah wajar rusak, karena hanya pembukaan bukan pengerasan jadi sudah mulai berlumpur lagi. Kami perbaiki dengan masyarakat, itu permintaan masyarakat bukan kami yang suruh. Akhirnya kami laksanakan mulai jam 2 siang sampai setengah tujuh malam. Karena itu permintaan mereka ya kita ikuti permintaan mereka, dan kita juga ada program dari satuan atas perintah pemeliharaan sasaran TMMD yang telah dilakukan sampai ada nanti tindak lanjut dari pemerintah daerah untuk peningkatannya. Sampai saat ini belum, tapi walaupun belum ada dari pemerintah daerah sampai saat ini jalan itu masih bagus. Padahal jalan tanah, namun karena kemarin itu sangat bagus pelaksanaannya, jadi masih bagus. Paritnya betul-betul parit, ya satu meter, karena mengorek paritnya pakai beko bukan manusia, jadi air pun lancar saja. Hanya yang rusak itu jembatan, jembatannya pun jembatan darurat. Ada yang dari batang kelapa, dikasih lantai. Lantainya pun dari papan yang busuk, jadi sudah ada yang rusak. Kemudian ada yang terkerus air pondasinya, jembatannya jatuh. Kita diminta masyarakat untuk memperbaiki itu, namun bahan tidak ada. Saya bilang ke kepala desa untuk menyediakan bahan, kami bantu. Jadi untuk kegiatan itu semua sebenarnya dengan biaya yang sangat kecil, hasilnya sangat maksimal. Karena sudah banyak yang kita lakukan, merehab mesjid, meratakan halaman sekolah dasar, membuat jembatan.”

7. Apakah ada pembangunan yang dilakukan pemerintah untuk

menindaklanjuti hasil dari pelaksaan TMMD ? Jawab: “Kalau kata masyarakat ada dari pemda menyirtu jalan 200 meter dengan biaya 200 juta, itu dari jalan yang kita buka dari TMMD, mereka sirtu. Tapi kami tidak mempermasalahkan, karena dengan adanya begitu saya kira masyarakat bisa membaca bahwasanya pekerjaan TNI itu ya murni. Kenapa kita bilang begitu, kita tidak diupah, kalau kita kerja kan tidak ada istilah hari kerja atau upah tenaga kerja. Tapi nanti kalau PT atau yang mengerjakan, itu kan mengupah tenaga kerja, di situ masalahnya, kemudian ada ppn, kalau kita kan tidak. Kemudian tenaga masyarakat gotong royong kita libatkan, mereka dengan spontanitas jadi tidak perlu banyak biaya. Sebenarnya sampai saat ini masyarakat masih sangat mengharapkan, maunya ini ditindaklanjuti dengn TMMD. Tapi kan tidak mungkin ke situ saja, karena wilayah kita sangat luas. Itu saja sasaran itu sudah sasaran TMMD yang kedua kali, dulu tahun 1995 itu juga sasarannya. Namun karena tidak ada pemeliharaan dari pemerintah daerah ya begitu-begitu terus, hancur. Sudah sampai jalan itu sudah tidak bisa dilewati, itulah diperbaiki lagi, dibaguskan. Sehingga sekarang layak. Kesulitan sekarang hanya jembatan. Jembatan itu saja dibangun,selesai. Jadi masyarakat di desa ini mau ke Medan tidak perlu lagi lewat dari Gunung Tua, dari situ langsung tembus ke Langga Payung, dekat sekali kalau jembatan itu sudah diperbaiki.”

8. Bagaimana dengan pelibatan personel TNI selama pelaksanaan TMMD

kemarin ? Jawab: “Hanya dengan tenaga tentara 125 orang sampai ke Dandim itu semua. Kalau perintah operasi militer itu ditentukan jumlah personelnya. Dari Batalyon sekian, dari Kodim sekian, dari Korem sekian semua sudah ditentukan dari atas karena merupakan perintah operasi. Dimulai dari tanggal sekian sampai tanggal sekian selama 21 hari, buka dan tutup itu ditentukan dari Mabes TNI. Itulah operasi militer selain perang, membantu tugas pemerintah daerah. Ada surat perintah dari Danrem, bukan dari Dandim. Dari Batalyon juga diminta, tentara yang digunakan yang dekat sini Kompi C Gunung Tua. Dari korem jug ada, Angkatan Laut juga ada 2 orang, Angkatan Udara juga 2 orang. Polisi juga dilibatkan, karena polisi dilibatkan dalam rangka penyuluhan hukum. Jadi semua terlibat, semua potensi yang ada di masyarakat didayagunakan semaksimal mungkin untuk pencapaian tujuan. Sebenarnya berbahagalah suatu desa yang mendapat jatah TMMD, karena semua dinas yang ada di daerah semua dikerahkan ke situ. Semua dinas, apa yang menjadi program harus ikut berperan disitu.” 9. Menurut Anda, apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat ? Jawab:“Jika ditanya tentang manfaatnya jangan tanya TNI, tanya langsung ke rakyat. Apa saja yang sudah kami lakukan dan apa saja manfaatnya bagi mereka, ya mereka lah yang tahu. Kalau kami tentu kami bilang yang baik-baik, tapi memang tidak ada yang saya rekayasa, itulah aslinya. Karena kebetulan saya yang merencanakan karena saya Pasiter, kemudian saya pengawas di lapangan, karena selama pelaksanaan TMMD satu haripun tidak pernah saya tinggalkan.” 10. Bagaimana dengan tindak lanjut dari pemerintah daerah ? Jawab: “Sampai saat ini belum ada, karena barangkali keterbatasan dana. Tetapi sebaiknya, sebenarnya pemerintah daerah cepat bertindak agar tidak mubajir. Karena secara umum sekarang ini semua sasaran TMMD mubajir, sama dengan yang di Sitada-tada sudah jadi hutan balik. Sudah bertahun-tahun tidak pernah dipelihara, kembali lagi ke nol. Hancur kena erosi, tumbuh kayu, itu masalahnya. Seharusnya kalau ada TMMD, pemerintah setempat segera menindaklanjuti untuk peningkatan biar apa yang telah kami lakukan itu tidak sia-sia semua. Terus kita TMMD, pembukaan keteritorial daerah tapi tidak ditindaklanjuti ya percuma, untuk apa kita membangun jalan banyak-banyak tapi satu pun tak terpakai. Sebenarnya dengan biaya yang sedikit itu sudah bisa. Diperkeras saja sedikit lagi biaya, karena tidak perlu meratakan jalan tinggal meletakkan batu lalu digilas maka selesai. Jadi tidak terjadi erosi terhadap permukaan tanah ini. Sudah jelas-jelas kita membuat jembatan tapi tidak ditindaklanjuti, sehingga sekarang jalan bagus tapi jembatan ga bisa dilalui, untuk apa kalau mubajir semua. Malahan pemerintah daerah membangun di daerah lain sehingga sia-sia yang kita kerjakan itu. Pekerjaan yang satu belum selesai sudah dikerjakan yang lain.”

c. Kitupan wawancara dengan Sekertaris Daerah mewakili pemerintah