Kendala Anggaran Peran Tentara Nasional Indonesia Dalam Pembangunan Daerah (Studi Kasus Tni Manunggal Membangun Desa Ke-84 Desa Tanjung Baringin–Sigading Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas)

adalah kegiatan yang melibatkan banyak pihak seperti pemerintah setempat, lembaga pemerintah, dinas terkait, dan juga masyarakat tempat di mana lokasi TMMD itu dilaksanakan. TNI di sini juga bukan hanya dari Angkatan Darat, tetapi juga dari Angkatan Laut dan Udara walaupun hanya bersifat perwakilan. Hal ini dikarenakan bahwa TNI itu bukan hanya terdiri Angkatan Darat tetapi juga ada Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Walaupun Polri telah memisahkan diri dengan TNI, tetapi dalam hal ini mereka juga ikut terlibat dalam hal penyuluhan bersama dinas terkait. TNI sebagai personel utama bekerja bersama rakyat, pemda, dinas atau lembaga lainnya sebagai personel pendukung guna mewujudkan kemanunggalan TNI. Kemanunggalan sendiri secara sederhana diartikan sebagai “kebersamaan”, yaitu kebersamaan TNI dengan rakyat atau pemerintah daerah. Dalam menentukan jumlah personel TNI yang terlibat dalam kegiatan TMMD sebelumnya telah ditetapkan dari pihak pusat. Untuk Kodam IBB telah ditentukan sebanyak 6 SSK, dimana komposisi pasukan yang tergabung dalam satuan tugas TMMD berkekuatan 1 SSK. Pelaksanaan TMMD juga melibatkan lembaga pemerintah terkait dan tentunya masyarakat desa setempat.

c. Kendala

Pelaksanaan kegiatan TMMD ke 84 di Desa Tanjung Baringin-Sigading secara keseluruhan berjalan tanpa hambatan sehingga seluruh kegiatan dapat dilaksanakan tepat waktu sesuai rencana. Kalaupun dijumpai hambatan hanya berupa gangguan cuaca seperti hujan. Jika hujan datang maka untuk sementara kegiatan dihentikan dan dilanjutkan kembali setelah hujan reda. Selain faktor cuaca, tidak dijumpai kendala lain karena untuk mengantisipasi setiap kemungkinan gangguan telah dibuat perencanaan yang matang. Misalnya dari peralatan atau bahan pendukung, sebelum pembukaan TMMD semua bahan telah diletakkan di lokasi. Seluruh kekuatan atau kemampuan yang ada di daerah tersebut dikerahkan untuk mendukung kelancaran kegiatan. Seperti yang disampaikan oleh Kapt. E. Purba, dengan biaya empat ratus juta sangat mustahil bisa mencapai hasil seperti yang direncanakan. namun dengan memanfaatkan potensi wilayah, maka biaya dapat ditekan. Untuk penggunaan alat berat, maka dipinjam dari PT yang ada di sekitar lokasi. Jika peralatan itu disewa maka anggaran yang ada tidak akan mencukupi. Untuk biaya sewa 1 jam mencapai dua ratus ribu, jika dikalikan 8 jam maka sehari bisa menghabiskan biaya dua juta rupiah setiap harinya, maka selama 21 hari akan menghabiskan biaya sebesar empat puluh juta rupiah. Selain itu kegiatan TMMD ini juga mendapat bantuan dari Semen Padang sebanyak 50 sak semen. Tentunya dengan memanfaatkan potensi wilayah dan dengan adanya bantuan tersebut, dapat menekan biaya sehingga kendala yang bersifat teknis dapat dihindari.

d. Anggaran

Dalam pelaksanaan kegiatan TMMD ini anggaran yang digunakan berasal dari PJO Penanggung Jawab Operasional yang berada di Mabes TNI dan dari APBD daerah. Dana yang diterima dari PJO sebesar Rp.104.125.000 yang digunakan untuk Kodal Satgas, Kodal SSK, Bahan Pendukung, Biaya Serpan, ULP SSK, dan uang saku prajurit. Karena ini merupakan operasi militer selain perang, maka dalam pelaksanaannya para anggota TNI yang bekerja mendapat uang saku dan Uang Lauk Pauk ULP. Selain itu ada juga peralatan yang diterima dari PJO berupa peralatan yang akan digunakan selama di lapangan seperti cangkul, sekop, gergaji listrik, dll. Ada juga bantuan obat-obatan apabila selama kegiatan ada yang sakit atau mengalami kecelakaan yang dapat digunakan sebagai pertolongan pertama. Bantuan lain yang diterima adalah buku-buku pelajaran yang dibagikan ke sekolah-sekolah dan bantuan beras dari Kementrian Sosial sebanyak 5 ton. Bantuan yang diberikan Pemda hanya sebesar Rp. 400 juta yang diambil dari APBD daerah. Bantuan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2009 dimana dalam lampirannya disebutkan bahwa salah satu belanja hibah daerah digunakan untuk mendukung fungsi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh pemerintah instansi vertikal seperti TMMD dan KPUD. Bantuan ini juga sesuai dengan kemampuan daerah, namun untuk pelaksanaan TMMD bantuan sebesar Rp.400 juta dirasa sangat kecil jika dibandingkan dengan hasil yang akan dicapai. Dalam rapat TMMD pada tahun 2010 menurut penuturan Kapt. E.Purba mengutip perkataan Dandim 0212TS yang pada saat itu dijabat oleh Letkol Togar. Pr. Pangaribuan, S.IP mengatakan bahwa anggaran pemda untuk TMMD wilayah Kodim 0212TS paling sedikit dari seluruh Kodim yang ada di Indonesia. Untuk daerah lain angaran yang berasal dari pemda bermiliaran rupiah. Namun begitu untuk TMMD tetap harus berjalan dan untuk mencapai semua target maka segala potensi yang ada digunakan sehingga TMMD kemarin dapat diselesaikan dengan hasil yang maksimal.

e. Hasil