Analisis Pengaruh Data Fisik Operator Terhadap Denyut Jantung dan Tekanan Darah

lainnya. Sedangkan operator 2 dan 3 yang memliki jarak terdekat yaitu 1 m terhadap sumber bising memilki rata-rata nilai energi sumber bunyi yang lebih kecil yaitu 0,0679 watt dan 0,1567 watt dibandingkan dengan operator lainnya. Hukum Kuadrat Terbalik menunjukkan bahwa dengan penggandaan jarak, maka porsi gelombang bunyi dari energi sumber bunyi pada posisi jarak awal akan tersebar diluasan empat kali lebih besar pada jarak akhir, sehingga intensitas bunyinya seperempat dari intesitas semula.

6.1.3. Analisis Pengaruh Data Fisik Operator Terhadap Denyut Jantung dan Tekanan Darah

Denyut jantung dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik operator seperti umur, berat badan, tinggi badan, serta tingkat kebisingan yang diterima operator pada saat bekerja. Tabel 5.19 menunjukkan bahwa umur, berat badan, dan tinggi badan memiliki pengaruh yang rendah terhadap denyut jantung pada saat sebelum dan sesudah bekerja. Hal ini mengindikasikan bahwa, kondisi fisik operator berupa umur, berat badan, dan tinggi badan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan denyut jantung operator baik sebelum maupun sesudah bekerja. Rata- rata denyut jantung operator sebelum terpapar kebisingan adalah 72,63 per menit dan sesudah terpapar kebisingan adalah 81 per menit, dengan selisih sebelum dan sesudah terpapar adalah 8,37 per menit. Hal ini mengindikasikan bahwa paparan kebisingan yang diterima operator pada saat bekerja mengakibatkan peningkatan denyut jantung yang dapat berakibat terhadap kelelahan dan kondisi kesehatan Universitas Sumatera Utara operator terutama kesehatan jantung. Paparan kebisingan yang diterima operator merupakan faktor utama terjadinya peningkatan denyut jantung. Tekanan darah juga dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik operator seperti umur, berat badan, tinggi badan, serta tingkat kebisingan yang diterima operator pada saat bekerja. Tabel 5.20 menunjukkan bahwa umur, berat badan, dan tinggi badan memiliki pengaruh yang rendah terhadap tekanan darah sistolik dan juga diastolik pada saat sebelum maupun sesudah bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi operator berupa umur, berat badan, dan tinggi badan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik baik sebelum maupun sesudah bekerja. Paparan kebisingan yang diterima operator merupakan faktor utama terjadinya perubahan tekanan darah sistolik dan distolik pada saat sebelum dan sesudah bekerja. Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum terpapar kebisingan adalah 114,42 mmHg dan sesudah terpapar kebisingan adalah 122 mmHg, dengan selisih sebelum dan sesudah terpapar adalah 7,58 mmHg. Sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik sebelum terpapar kebisingan adalah 71,54 mHg dan sesudah terpapar kebisingan adalah 77,08 mmHg dengan selisih sebelum dan sesudah terpapar adalah 5,54 mmHg. Hal ini mengindikasikan bahwa paparan kebisingan yang diterima operator pada saat bekerja mengakibatkan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik yang berakibat terhadap kelelahan dan kondisi kesehatan operator terutama dapat mengakibatkan hipertensi. Universitas Sumatera Utara Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk tetap menjaga kondisi fisik operator agat tetap dalam keadaan sehat walau terpapar kebisingan dan melakukan tindakan pengendalian terhadap tingkat kebisingan yang diterima operator.

6.1.4. Analisis Konsumsi Energi yang Dibutuhkan Operator