Analisis Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja (Quality Of Work Life) Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Pekerja Di PT. Intan Suar Kartika

(1)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN KERJA

(QUALITY OF WORK LIFE) TERHADAP MOTIVASI KERJA

DAN KINERJA PEKERJA DI PT. INTAN SUAR KARTIKA

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :

Maria

NIM. 060403074

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana di PT. Intan Suar Kartika

Penyusunan Laporan Tugas Sarjana ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan Tugas Sarjana ini, peneliti menganagkat suatu permasalahan, yaitu “Analisis Pengaruh

Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life) Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Pekerja di PT. Intan Suar Kartika”.

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, kemungkinan terdapat kekurangan-kekurangan akibat kesalahan penulis dalam laporan ini, untuk itulah penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki laporan ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, DESEMBER 2010


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini penulis banyak mengalami hambatan dan tantangan, namun berkat bimbingan, dorongan dan pengertian dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan tantangan tersebut dapat teratasi. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan penulis, antara lain:

1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof Dr. Ir. Rahim Matondang MSIE selaku Dosen Pembimbing I telah

memberikan waktu dan kesediaannya menuntun saya dalam penyelesaian laporan ini.

3. Bapak Aulia Ishak, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II telah memberikan

waktu dan kesediaannya menuntun saya dalam penyelesaian laporan ini.

4. Bapak Ir. Sugiharto Pujangkoro, MM selaku Koordinator Tugas Sarjana yang

telah memberikan waktu dan kesediannya dalam penyelesaian laporan ini.

5. Bapak Pimpinan perusahaan PT. Intan Suar Kartika yang telah memberikan

izin untuk melaksanakan Penyusunan Laporan Tugas sarjana di perusahaan.

6. Bapak Rahmat Tjengal, Bapak Abdillah dan Bapak Ridwan selaku

pembimbing lapangan yang telah membimbing dan memberikan arahan serta masukan juga informasi selama pelaksanaan penyusunan laporan tugas sarjana di PT. Intan Suar Kartika


(7)

7. Kedua orang tua dan keluarga yang telah banyak memberikan dukungan moral dan material bagi penulis.

8. Sahabat-sahabatku Hela, Elis, Santan, Damayanti Nasution, Varia Defi, Joy, Edi Setiawan, Jono, Yoko, Joni, Erwin Chandra, Indah Siahaan, dan Fanesha Tobing.

9. Teman-teman seperjuangan stambuk 2006 lainnya, yang banyak memberikan

saran dan bantuan dalam penyusunan laporan ini.

10.Kakak dan abang stambuk 2005 yang telah memberi bantuan dan support.

11.Adik-adik stambuk 2007 yang telah memberikan saran dan bantuan dalam


(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

KATA PENGANTAR ……… i

UCAPAN TERIMA KASIH ………..………… ii

DAFTAR ISI …..………. iv

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR GAMBAR…..……….… xii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiii

ABSTRAK …..……….… xiv

I PENDAHULUAN………....………… I-1

1.1. Latar Belakang Masalah... I-1 1.2. Rumusan Masalah... I-4 1.3. Tujuan Penelitian ... I-4 1.4. Manfaat Penelitian ... I-5 1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-5 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-3


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.5. Proses Produksi... II-3 2.5.1.Standar Mutu Bahan/Produk ... II-3 2.5.2. Bahan Yang Digunakan ... II-4 2.5.3. Uraian Proses Produksi..………... II-7 2.5.3.1.Proses Pembuatan Paku ... II-9 2.5.3.2. Proses Pembuatan Kawat Licin... II-13 2.5.3.3. Proses Pembuatan Kawat Duri... II-14 2.6. Mesin dan Peralatan ... II-15 2.6.1. Mesin Produksi ... II-15 2.6.2. Peralatan ... II-20 2.6.3. Utilitas ... II-22 2.6.4. Perawatan Mesin dan Peralatan... II-23 2.6.5. Safety and Fire Protection... II-24 2.6.6. Waste Treatment ... II-25 2.7. Tata Letak Perusahaan ... II-25 2.8. Struktur Organisasi Perusahaan... II-27 2.8.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab... II-30 2.8.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja... II-37 2.8.2.1. Tenaga Kerja... II-37 2.8.2.2. Jam Kerja... II-39


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.8.2.3.Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya...II-40

III LANDASAN TEORI …………...……..………….……… III-1

3.1. Pengertian Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life)... III-1 3.2. Aspek/Faktor Kualitas Kehidupan Kerja

(Quality of Work Life)... III-3 3.3.Penelitian Terdahulu... III-5 3.5. Motivasi Kerja... III-6 3.6. Kinerja... III-10

3.7. Hubungan QWL dengan Motivasi Kerja... III-12

3.8. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja... III-12

3.9. Kuesioner... III-13

3.10. Uji Validitas... III-14

3.11. Uji Reliabilitas... III-15


(11)

3.12.Structural Equation Modeling (SEM)... III-16

3.12.1. Sejarah SEM... III-16

3.12.2. Defenisi ... III-17

3.12.3. Konsep dan Model analisis dalam SEM... III-17

3.12.4. Konsep dan Istilah………... III-20 3.12.5. Langkah-langkah SEM... III-23


(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB

HALAMAN

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian... IV-1 4.2. Metode Penelitian ... IV-2 4.2.1. Jenis Penelitian... IV-2 4.2.2. Defenisi Variabel Operasional... IV-2 4.3. Instrumen Penelitian ... IV-6 4.4. Metodologi Penelitian……... IV-6 4.4.1. Pengumpulan Data... IV-6 4.4.2. Pengolahan Data... IV-8 4.4.2.1.Pengolahan Data Kuesioner Terbuka... IV-8 4.4.2.2.Pengolahan Data Kuesioner Tertutup... IV-8 4.5.Metode Analisis Data ……... IV-9 4.6. Kesimpulan dan Saran……... IV-10

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA …………. V-1

5.1. Pengumpulan Data ………... V-1 5.1.1. Teknik Pengambilan Sampel... V-1 5.1.2. Perancangan Kuesioner dan Penyebarannya... V-1


(13)

5.1.2.1. Kuesioner Terbuka... V-1 5.1.2.2. Kuesioner Tertutup... V-4


(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.1.3. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup...V-8 5.2. Pengolahan Data ... V-12 5.2.1. Uji Validitas... V-12 5.2.1.1. Uji Validitas Pengembangan Karier...V-12 5.2.1.2 Uji Validitas Partisipasi Pekerja……...V-14 5.2.1.3. Uji Validitas Kompensasi yang Layak...V-15 5.2.1.4. Uji Validitas Keselamatan Kerja...V-17 5.2.1.5. Uji Validitas Kesehatan Kerja...V-19 5.2.1.6. Uji Validitas Motivasi Kerja...V-21 5.2.1.7. Uji Validitas Kinerja Pekerja...V-23 5.2.2. Uji Reliabilitas...V-24 5.2.3. Struktural Equation Modeling Untuk Melihat

Hubungan Kausalitas Data Secara Langsung

dan Tidak Langsung...V-28 5.2.3.1. Pengembangan Model Berdasarkan Teori...V-28 5.2.3.2.Mengkonstruksi Diagram Jalur

untuk Menunjukkan Hubungan Kausalitas...V-28 5.2.3.3.Konversi Diagram Jalur ke dalam

Serangkaian Persamaan Struktural ...V-29 5.2.3.4. Memilih Matriks Input dan Teknik Estimasi..V-31


(15)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.3.5. Menilai Problem Indentifikasi...V-34 5.2.3.5.1.Evaluasi Univariate Outlier...V-34 5.2.3.5.2 Uji Normalitas Data ...V-37 5.2.3.6. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit...V-38 5.2.3.7. Intepretasi dan Modifikasi Model...V-40

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis ...…….…. VI-1

6.1.1. Analisis Pengaruh dari Variabel... VI-1

6.2. Evaluasi...…. VI-2

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ………. VII-1 7.2. Saran ……….. . VII-1

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Tabel Jumlah Volume Produksi (Bulan Oktober)... I-2 1.2. Tabel Data Absensi Karyawan Bagian Paku

(Bulan Oktober 2010, dalam satuan orang)... I-3 2.1. Spesifikasi Ukuran Paku... II-4 3.1. Tabel Ketentuan Keseuaian Model... III-26 4.1. Variabel Operasional... IV-2 5.1. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka... V-3 5.2. Perancangan Kuesioner Tertutup dari Penelitian... V-6 5.3. Rekapitulasi Kuesioner Pendahuluan...……... V-10 5.4. Hasil Perhitungan Validitas Pengembangan Karier …...…... V-13 5.5. Hasil Pengujian Validitas Atribut Pengembangan Karier...…... V-13 5.6. Hasil Perhitungan Validitas Partisipasi Pekerja ….……... V-15 5.7. Hasil Pengujian Validitas Atribut Partisipasi Pekerja... V-15 5.8. Hasil Perhitungan Validitas Kompensasi yang Layak …... V-16 5.9. Hasil Pengujian Validitas Atribut Kompensasi yang Layak...…... V-17 5.10. Hasil Perhitungan Validitas Keselamatan Kerja …...…... V-18 5.11. Hasil Pengujian Validitas Atribut Keselamatan Kerja... V-19 5.12. Hasil Perhitungan Validitas Kesehatan Kerja …...…..…... V-20 5.13. Hasil Pengujian Validitas Atribut Kesehatan Kerja...…... V-21 5.14. Hasil Perhitungan Validitas Motivasi Kerja …...…... V-22


(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.15. Hasil Pengujian Validitas Atribut Motivasi Kerja... V-22 5.16. Hasil Perhitungan Validitas Kinerja Pekerja …...….…... V-24 5.17. Hasil Pengujian Validitas Atribut Kinerja Pekerja...….... V-24 5.18. Perhitungan untuk Uji Reliabilitas ...…... V-26 5.19. Regression Weight untuk Full Struktural Model... V-33 5.20. Evaluasi Univariate Outlier... V-34 5.21. Assessment of Normality………... V-37 5.22. Evaluasi Goodness of Fit……….……... V-39


(18)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Wirerod... II-5 2.2. Struktur Organisasi PT. Intan Suar Kartika …...………... II-29 3.1. Ukuran Keselamatan dan Kepuasan Kerja Berdasarkan Hubungan

Manusiawi (Quality of Work Life)...………...………... III-5 3.2. Proses Motivasional Dasar....………..…………...…...……... III-7 3.3. Hierarki Kebutuhan dari Maslow....………..…………...……... III-8 3.4. Hubungan Kinerja dengan Motivasi dan Kesempatan...……... III-11 3.5. Diagram Jalur Yang Menyatakan Hubungan Kausal Dari X1

Sebagai Penyebab Ke X2 Sebagai Akibat...…...III-18 3.6. Diagram Jalur Yang Menyatakan Hubungan Kausal Dari

X1, X2 , X3 Ke X4...…………..…………...………... III-20

4.1. Kerangka Konseptual...…... IV-6 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data...…... IV-9 4.3. Blok Diagram Metodologi Penelitian...…... IV-10 5.1. Kerangka Konseptual Diagram Jalur ...…..… V-29 5.2. Full Struktural Equation Model...…..… V-32


(19)

ABSTRAK

PT. Intan Suar Kartika merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan bahan bangunan, yaitu pembuatan paku, kawat licin maupun kawat duri. Yang menjadi latar belakang penelitian di perusahaan adalah perhatian yang kurang dari perusahaan akan kehidupan kerja karyawan, hal ini terlihat dari tidak adanya pengembangan karir bagi pekerja, rendahnya partisipasi antar pekerja dalam perusahaan, tidak adanya pengawasan/kewajiban dalam penggunaan alat pelindung diri dan cukup tingginya tingkat kebisingan yang ada sehingga dapat mengganggu kesehatan sewaktu bekerja. Hal inilah yang dapat menyebabkan rendahnya motivasi kerja karyawan untuk bekerja, sehingga menyebabkan tidak tercapainya target produksi, sering terjadi ketidakhadiran tanpa sebab, keterlambatan sewaktu masuk kerja, dan adanya kecenderungan untuk menunda-nunda pekerjaan untuk mendapatkan upah lembur. Hal-hal tersebut menunjukkan penurunan kinerja pekerja. Sehingga mengakibatkan kegiatan produksi akan terganggu dan perusahaan menderita kerugian.

Penelitian ini menganalisa pengaruh antara kualitas kehidupan kerja (quality of work life), yang terdiri dari pengembangan karier, partisipasi pekerja, kompensasi yang layak, keselamatan kerja dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja dan kinerja pekerja. Metode yang digunakan untuk menganalisa ketujuh variabel ini adalah Struktural Equation Modeling dengan menggunakan software AMOS16.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu kompensasi yang layak (koefisien estimasi 1,31), dan faktor dominan yang mempengaruhi kinerja pekerja yaitu keselamatan kerja (koefisien estimasi 3,15).


(20)

ABSTRAK

PT. Intan Suar Kartika merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan bahan bangunan, yaitu pembuatan paku, kawat licin maupun kawat duri. Yang menjadi latar belakang penelitian di perusahaan adalah perhatian yang kurang dari perusahaan akan kehidupan kerja karyawan, hal ini terlihat dari tidak adanya pengembangan karir bagi pekerja, rendahnya partisipasi antar pekerja dalam perusahaan, tidak adanya pengawasan/kewajiban dalam penggunaan alat pelindung diri dan cukup tingginya tingkat kebisingan yang ada sehingga dapat mengganggu kesehatan sewaktu bekerja. Hal inilah yang dapat menyebabkan rendahnya motivasi kerja karyawan untuk bekerja, sehingga menyebabkan tidak tercapainya target produksi, sering terjadi ketidakhadiran tanpa sebab, keterlambatan sewaktu masuk kerja, dan adanya kecenderungan untuk menunda-nunda pekerjaan untuk mendapatkan upah lembur. Hal-hal tersebut menunjukkan penurunan kinerja pekerja. Sehingga mengakibatkan kegiatan produksi akan terganggu dan perusahaan menderita kerugian.

Penelitian ini menganalisa pengaruh antara kualitas kehidupan kerja (quality of work life), yang terdiri dari pengembangan karier, partisipasi pekerja, kompensasi yang layak, keselamatan kerja dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja dan kinerja pekerja. Metode yang digunakan untuk menganalisa ketujuh variabel ini adalah Struktural Equation Modeling dengan menggunakan software AMOS16.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu kompensasi yang layak (koefisien estimasi 1,31), dan faktor dominan yang mempengaruhi kinerja pekerja yaitu keselamatan kerja (koefisien estimasi 3,15).


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi berkepentingan terhadap kinerja terbaik yang mampu dihasilkan oleh rangkaian sistem yang berlaku dalam organisasi tersebut. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor kunci untuk mendapatkan kinerja terbaik, karena selain menangani masalah ketrampilan dan keahlian, manajemen SDM juga berkewajiban membangun perilaku kondusif karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik.

Produksi merupakan pusat pelaksanaan kegiatan bagi suatu perusahaan. Proses produksi tersebut merupakan bagian yang terpenting dalam perusahaan, karena apabila berhenti ataupun terganggu, maka perusahaan akan mengalami kerugian. Untuk itu, diperlukan manajemen kepegawaian yang baik, agar karyawan termotivasi untuk dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Salah satu hal yang diperlukan yaitu kualitas kehidupan kerja (quality of work life) yang baik, sehingga akan meningkatkan motivasi kerja dan kinerja pekerja. Dan diharapkan setiap pekerja mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

PT. Intan Suar Kartika merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan bahan bangunan, yaitu pembuatan paku (sebagai produk utama), kawat licin maupun kawat duri. Setiap produk dikerjakan pada bagian produksi dengan berbagai mesin dan peralatan. Oleh karena itu, diperlukan karyawan untuk


(22)

mengoperasikannya. Yang menjadi latar belakang penelitian di perusahaan adalah perhatian yang kurang dari perusahaan akan kehidupan kerja karyawan, hal ini terlihat dari tidak adanya pengembangan karir bagi pekerja, rendahnya partisipasi antar pekerja dalam perusahaan, tidak adanya pengawasan/kewajiban dalam penggunaan alat pelindung diri dan cukup tingginya tingkat kebisingan yang ada sehingga dapat mengganggu kesehatan sewaktu bekerja. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya motivasi kerja karyawan untuk bekerja (ditinjau dari besar upah yang diterima, yaitu sesuai dengan Upah Minimum Kota sebesasr Rp 1.100.000,00, sedangkan besarnya Kehidupan Hidup Layak (KHL) untuk seorang buruh lajang sebesar Rp 1.076.595,00. Akan tetapi, rata-rata buruh telah berkeluarga, sehingga upah yang diterima kurang mencukupi), hal ini menyebabkan penurunan kinerja pekerja (ditinjau dari volume produksi yang tidak mencapai target), yaitu:

Tabel 1.1. Tabel jumlah Volume Produksi (Bulan Oktober) No Jenis Produksi Jumlah produksi

(ton)

Target produksi (ton)

1 Paku Lokal 621 625

2 Paku Seng 97 94

3 Kawat Licin 268 276

4 Kawat Duri 219 215

(Sumber : PT. Intan Suar Kartika)

Kemudian sering terjadi ketidakhadiran tanpa sebab, keterlambatan sewaktu masuk kerja, dan adanya kecenderungan untuk menunda-nunda pekerjaan untuk mendapatkan upah lembur.


(23)

Tabel 1.2. Tabel Data Absensi Karyawan Bagian Paku (Bulan Oktober 2010, dalam satuan orang) Tanggal

Ket :

1 2 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30

Terlambat - - 2 - - 1 2 - 1 - 1 3 2 - 3 2 - 1 - 1 - 2 - 1 2 -

Izin - - - 1 - - - 1 - - - 1 - - - -

Absen tanpa pemberitahuan

- 1 - 2 1 - 1 1 - 2 - 1 - - 1 - 2 - - - 1 - - - 1 -

Hadir tepat waktu

41 40 39 38 40 40 38 40 40 37 40 37 39 40 37 39 39 40 41 39 40 39 41 40 38 41


(24)

Hal-hal tersebut menunjukkan penurunan kinerja pekerja. Sehingga mengakibatkan kegiatan produksi akan terganggu dan perusahaan menderita kerugian.

Dari permasalahan di atas, maka perlu dilakukan analisis pengaruh quality of work life terhadap motivasi kerja dan kinerja pekerja, sehingga perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor quality of work life yang berpengaruh terhadap motivasi kerja dan kinerja pekerja.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka yang menjadi rumusan permasalahan adalah “Bagaimana tanggapan pekerja terhadap pengembangan karier, partisipasi pekerja, kompensasi yang layak, keselamatan kerja, kesehatan kerja, motivasi kerja serta kinerja pekerja di perusahaan dan apakah ada pengaruh dari faktor–faktor QWL dan motivasi kerja terhadap kinerja pekerja”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor QWL terhadap motivasi kerja dan kinerja pekerja di PT. Intan Suar Kartika. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor QWL dan motivasi kerja terhadap

kinerja pekerja di PT. Intan Suar Kartika.

2. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja di PT. Intan Suar Kartika.


(25)

3. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja pekerja di PT. Intan Suar Kartika.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran bagi pihak perusahaan untuk

perbaikan kualitas kehidupan kerja yang ada selama ini

2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk dapat menyelesaikan

permasalahan yang berkaitan dengan keilmuan teknik industri, dan mengaplikasikannya secara langsung di lapangan.

3. Menjalin dan memperat hubungan antara pihak perusahaan tempat penelitian

dengan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Adapun pembatasan masalah adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode SEM (Strucutal

Equation Modelling)

2. Faktor-faktor quality of work life yang akan dievaluasi sebagai variabel bebas, terdiri dari pengembangan karier (standar kenaikan pangkat, pelatihan kerja, kemampuan atasan memeberi arahan), partisipasi pekerja (pemberlakuan kerja, sistem dan prosedur kerja), kompensasi yang layak (upah bagi pekerja, sistem pemberian upah, tunjangan), keselamatan kerja (alat pelindung diri,


(26)

program asuransi), dan kesehatan kerja (gangguan kesehatan, upaya penurunan tingkat stress).

3. Jumlah faktor yang diteliti sebagai variabel bebas hanya lima faktor, hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan waktu dan dana. Dan diharapkan faktor-faktor lainnya seperti penyelesaian konflik, komunikasi, kesehatan lingkungan kerja dan kebanggaan, dapat diteliti pada penelitian selanjutnya. 4. Elemen keluaran yang akan dievaluasi sebagai variabel terikat, yaitu motivasi

kerja (penggerak bekerja, harapan yang diinginkan pekerja, imbalan yang diberikan) dan kinerja pekerja (waktu penyelesaian kerja, jumlah produk, kualitas produk yang dihasilkan)

5. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT. Intan

Suar Kartika.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data-data yang diperoleh dari perusahaan ataupun sumber lainnya dianggap

benar.

2. Setelah diberi penjelasan oleh peneliti, responden mengerti / memahami

maksud dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

3. Jawaban yang diisi responden adalah benar dan dapat dipercaya serta tidak


(27)

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi permasalahan serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen serta proses produksi.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah.

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Bab ini berisi analisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah.


(28)

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.


(29)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Intan Suar Kartika adalah perusahaan swasta nasional yang memproduksi bahan bangunan yaitu paku dan kawat. Adapun pabrikasi terletak pada Jl. K. L. Yos Sudarso Km. 9,6 Medan dengan kantor pusat dan pemasarannya di Jl. Gandhi No. 130 Medan.

PT. Intan Suar Kartika adalah pengembangan dari PT. Intan Nasional Iron Industri yang didirikan pada bulan Mei 1971. Pada bulan Oktober 1971 perusahaan telah dapat melakukan produksi percobaan yaitu proses penggalvanisan plat seng.

Pada tahun 1973 perusahaan kemudian melakukan pengembangan usaha dengan memproduksi kawat paku, paku, kawat licin, dan kawat beton dengan nama perusahaan yang berbeda, yaitu PT. Intan Suar Kartika.

Dikarenakan jumlah permintaan terhadap produk-produk PT. Intan Suar Kartika semakin meningkat, maka areal yang dibutuhkan untuk berproduksi semakin luas. Maka dari itu, tahun 1984, pengolahan dan pengalvanisan seng PT. Intan Nasional Iron Industri dipindahkan ke lokasi lain. Hingga kini pabrik di Jl. K. L. Yos Sudarso Km. 9,6 Medan merupakan sepenuhnya pabrik PT. Intan Suar Kartika yang memproduksi paku, kawat licin dan kawat duri.


(30)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Adapun produk yang dihasilkan oleh PT. Intan Suar Kartika yaitu berupa paku, kawat licin dan kawat duri. Bahan baku untuk semua produk ini adalah wirerod yang diimpor dari Malaysia, India, Singapura, Rusia dan Australia.

Wirerod kemudian ditarik dengan mesin tarik kawat untuk menghasilkan kawat paku yang merupakan bahan setengah jadi untuk produk paku, kawat licin dan kawat duri. Selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri, PT. Intan Suar Kartika juga menjual kawat paku ini ke industri-industri sejenis lainnya.

2.3. Lokasi Perusahaan

Salah satu faktor yang menentukan kelangsungan usaha adalah pemilihan lokasi perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi pabrik antara lain:

1. Lokasi pabrik diusahakan berada di daerah khusus, yaitu kawasan industri.

2. Tenaga kerja mudah didapat.

3. Fasilitas-fasilitas pendukung seperti sarana transportasi, telekomunikasi,

listrik, dan air tersedia dengan baik.

Pabrik PT. Intan Suar Kartika berada di Jl. K. L. Yos Sudarso Km. 9,6 Kampung Mabar Medan. Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 4060 m2 dengan luas bangunan seluas 1000,25 m2.


(31)

2.4. Daerah Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diusahakan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran, dimana perusahaan mendapatkan kembali apa yang dibutuhkannya untuk dapat hidup terus yakni penghasilan dan sumber daya.

Produk yang dihasilkan di pabrik ini berupa paku, kawat licn dan akwat duri. Produk tersebut diproduksi dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal (dalam negeri), seperti wilayah di sekitar Pulau Sumatera (Medan, Palembang) dan Pulau Jawa, dsb.

2.5. Proses Produksi

2.5.1. Standar Mutu Bahan/Produk

PT. Intan Suar Kartika memproduksi berbagai jenis paku dengan ukuran yang beragam yang diproduksi sesuai dengan standar mutu tertentu. Spesifikasi ukuran paku PT. Intan Suar Kartika terlihat pada Tabel 2.1. berikut.

Tabel 2.1. Spesifikasi Ukuran Paku

No. Size (mm)

Diameter Kawat

Panjang Paku Diameter Topi Tebal

Paku Kepala Paku Kepala

Standar Toleransi Standar Toleransi Standar Toleransi Topi

(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

1 1,65 x 25,40 1.65 1.63-1.7 25.40 24.40-26.40 4.00 3.50-4.25 0.50

2 1,82 x 31,75 1.82 1.8-1.87 31.75 30.75-32.75 4.50 4.00-4.75 0.50

3 2,10 x 38,10 2.10 2.08-2.15 38.10 37.10-39.10 5.00 4.50-5.25 0.50

4 2,87 x50,80 2.87 2.85-2.92 50.80 49.30-52.30 6.75 6.25-7.00 0.70

5 3,05 x 50,80 3.05 3.03-3.1 50.80 49.30-52.30 7.70 7.20-7.90 0.70

6 3,05 x 63,50 3.05 3.03-3.1 63.50 62.50-65.00 7.70 7.20-7.90 0.70


(32)

Tabel 2.1. Spesifikasi Ukuran Paku (Lanjutan)

No. Size (mm)

Diameter Kawat

Panjang Paku Diameter Topi Tebal

Paku Kepala Paku Kepala

Standar Toleransi Standar Toleransi Standar Toleransi Topi

(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

8 3,40 x 76,20 3.40 3.38-3.45 76.20 74.20-78.20 8.20 7.70-8.40 0.70

9 3,76 x 88,90 3.76 3.74-3.81 88.90 86.90-90.90 9.20 8.70-9.40 0.70

10 4,10 x 76,20 4.10 4.08-4.15 76.20 74.20-78.20 10.00 9.00-10.20 1.00

11 4,10 x 101,60 4.10 4.08-4.15 101.60 99.60-103.60 10.00 9.00-10.20 1.00

12 4,50 x 88,90 4.50 4.48-4.55 88.90 86.90-90.90 11.00 10.00-11.50 1.00

13 5,15 x 101,60 5.15 5.13-5.2 101.60 99.60-103.60 12.00 11.00-12.50 1.00

14 5,15 x 127,00 5.15 5.13-5.2 127.00

125.00-129.00 12.00 11.00-12.50 1.00

15 5,15 x 127,00 5.15 5.13-5.2 127.00

125.00-129.00 13.00 12.00-13.50 1.00

16 5,58 x 152,40 5.58 5.56-5.63 152.40

150.40-154.40 13.00 12.00-13.50 1.00

Sumber :

2.5.2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan oleh PT. Intan Suar Kartika untuk membuat paku terbagi atas bahan baku, bahan penolong dan juga bahan tambahan.

a. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk dalam proses produksi dan memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Intan Suar Kartika adalah wirerod.

Berikut ini adalah gambar dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, yaitu wirerod.


(33)

Gambar 2.1. Wirerod

Wirerod merupakan gulungan kawat baja dengan kadar karbon 0,25 %, dengan diameter wirerod 5,5 mm. Wirerod digulung dalam bentuk bundelan-bundelan (coils) dengan berat 1500 kg. Wirerod diperoleh dari Malaysia, Singapura, Amerika, India dan Rusia.

b. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang sifatnya hanya membantu atau mendukung kelangsungan proses produksi untuk mendapatkan produk yang diinginkan dan bahan ini tidak termasuk dalam produk akhir. Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Intan Suar Kartika terdiri dari:

1. HCl, digunakan untuk menghilangkan sisa karat. Kebutuhan HCl dalam pabrik

berasal dari pemasok.

2. H2SO4, digunakan untuk menghilangkan asam pada wirerod (pH=2,6).

Kebutuhan H2SO4 dalam pabrik berasal dari pemasok.

3. Air (H2O), digunakan untuk pencucian wirerod dan bahan pendingin mesin


(34)

4. Kapur tohor (CaCO3), digunakan untuk melunakkan dan melicinkan wire rod

(pH= 9). Kebutuhan kapur tohor dalam pabrik berasal dari pemasok.

5. Sekam padi, digunakan untuk polish paku. Pasokan sekam padi diantar

langsung oleh masyarakat sekitar.

6. Parafin (zat lilin), digunakan untuk melapisi paku agar tidak cepat berkarat. Kebutuhan parafin dalam pabrik berasal dari pemasok.

7. Tepung (campuran kaolin dan kalsium), digunakan untuk memperlicin

permukaan kawat pada proses tarik kawat agar kawat tidak mudah putus dan menjaga agar die (mata logam penarik kawat), tidak langsung bersentuhan dengan kawat. Kebutuhan tepung dalam pabrik berasal dari pemasok.

8. Ca(OH)2, digunakan untuk menetralisir wirerod agar tidak terjadi proses

oksidasi. Kebutuhan Ca(OH)2 dalam pabrik berasal dari pemasok.

c. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk mempermudah proses dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan dan bahan ini termasuk dalam produk akhir. Bahan tambahan yang ditambahkan kepada produk sehingga menghasilkan suatu produk akhir yang siap untuk dipasarkan, dapat berupa kemasan ataupun aksesoris.

Bahan tambahan yang digunakan oleh PT. Intan Suar Kartika antara lain: 1. Kotak paku, digunakan sebagai tempat untuk mengemas paku sebelum dijual

ke konsumen.


(35)

3. Label, digunakan untuk menandai jenis dan ukuran kawat yang telah diproduksi.

4. Steples, digunakan untuk merekatkan kotak paku.

5. Strapping band, digunakan sebagai segel kotak-kotak paku.

6. Plastik, digunakan untuk tempat pengemasan kawat licin dan kawat duri.

2.5.3. Uraian Proses Produksi

Secara umum proses produksi pada PT. Intan Suar Kartika adalah: 1. Proses Pencucian Wirerod

Proses pencucian wirerod di PT. Intan Suar Kartika menggunakan pickling (acid Boxes), yaitu sederetan bak yang terdiri dari tiga buah bak yang dipakai untuk membersihkan atau mencuci wirerod dari kotoran berupa lapisan karat, minyak dan debu. Bak-bak ini masing-masing berisi asam sulfat, air dan larutan kapur tohor (Ca(OH)2).

Wirerod diangkut satu persatu dari bak yang satu ke bak lainnya dengan mempergunakan alat hoist crane. Wirerod dalam bentuk gulungan besar dimasukkan ke dalam bak yang berisi asam sulfat agar bersih dari karat dan kotoran lainnya. Perendaman dilakukan lebih kurang 1 menit, kemudian dimasukkan ke dalam bak berikutnya yang berisi air untuk dicuci dan dibilas agar bersih dari sisa asam yang masih melekat. Perendaman dilakukan lebih kurang 5 menit.

Kemudian dilanjutkan ke bak berikutnya lagi yang berisi larutan kapur tohor dan dipasang pemanas gas untuk memanaskan campuran serta kipas pengaduk untuk memutar larutan kapur agar tidak mengendap.


(36)

Panas campuran diatur sekitar 80OC selama 5 menit, untuk menetralisir wirerod agar tidak terjadi proses oksidasi yang dapat menyebabkan pelapukan dan perkaratan logam.

Karat dihilangkan dengan cara acid pickling, dimana karat pada besi akan larut dalam asam, dan besi juga akan larut sehingga permukaan menjadi kasar. Larutnya karat dalam asam tidak menimbulkan hidrogen. Hidrogen yang berkontaminasi dengan besi akan menyebabkan besi menjadi rapuh sehingga untuk mencegah hal tersebut, maka wirerod perlu direndam dalam kapur tohor.

Kawat yang telah bebas dari karat dikeringkan dalam bak dryer dengan cara mengalirkan udara panas ke dalam bak dengan menggunakan 2 buah blower. Panas pengeringan diatur sekitar 150OC selama 20 sampai 40 menit, tergantung pada halus kasarnya kawat yang dikeringkan.

2. Proses Tarik Kawat

Dari dryer, wirerod kemudian diangkut dengan menggunakan lory ke stasiun tarik kawat (drawing machine). Drawing machine merupakan sederetan mesin khusus yang digunakan untuk penarikan wirerod menjadi kawat dengan ukuran diameter tertentu sesuai dengan yang diharapkan.

Pada mesin ini dilengkapi dengan dies box yang terdiri dari dua buah dies berbentuk cincin dengan ukuran diameter yang berbeda. Diameter tempat masuknya kawat lebih besar dari diameter untuk keluar. Sehingga dengan adanya perbedaan diameter yang semakin kecil, akhirnya didapat kawat dengan ukuran yang dikehendaki.


(37)

Wirerod gulungan dimasukkan ke dalam keranjang besi dimana keranjang ini berada di atas piringan besi yang dapat berputar. Ujung wirerod dipasang pada drawing machine dan mulailah proses tarik kawat. Setiap melewati dies box pada tiap mesin yang telah diberi tepung sirip, diameter kawat akan berkurang secara bertahap. Misalnya untuk menghasilkan kawat diameter 3,76 mm, maka wirerod diameter 5,5 mm akan berkurang secara bertahap pada dies kedua menjadi 5 mm, kemudian 4,27 mm, sampai akhirnya menjadi 3,76 mm.

Bila dalam proses penarikan terjadi pemutudan kawat, maka dilakukan penyambungan dengan menggunakan welder (sejenis alat las listrik). Kualitas kawat yang mengalami penyambungan sama dengan kualitas kawat yang tidak disambung. Kawat yang dihasilkan setelah melewati proses drawing machine disebut bahan setengah jadi. Dari proses tersebut, kawat dibawa ke tempat pembuatan paku.

2.5.3.1.Proses Pembuatan Paku

Proses yang paling utama pada PT. Intan Suar Kartika adalah pembuatan paku lokal. Sebagian besar kawat digunakan untuk menghasilkan produk ini. Proses yang terjadi berupa:

1. Proses pembentukan kawat menjadi paku

Pada proses ini, paku akan dicetak atau dibentuk dengan mesin khusus pengubah kawat menjadi paku dengan ukuran tertentu. Mesin pembuat paku ini bekerja secara otomatis, artinya kawat yang dimasukkan ke dalam mesin ini dan keluarnya dalam bentuk paku.


(38)

Kawat gulungan yang berasal dari drawing machine dimasukkan dalam keranjang besi yang terletak diatas piringan besi yang dapat berputar. Ujung kawat dipasang pada working tools mesin yaitu wire feeding rollers atau chucks atau penarik kawat untuk menghasilkan panjang tertentu. Kemudian kawat masuk ke nail box yang membentuk leher paku lalu die grip menjepit kawat, sementara itu martil memukul kawat sehingga terbentuk kepala paku. Selanjutnya cutter membentuk ujung runcing dari paku dan memotongnya. Paku yang terbentuk ditampung dalam kotak aluminium untuk dibawa ke stasiun kerja berikut untuk proses selanjutnya.

Pada nails making machine atau mesin pembuat paku, terdapat empat working tools yang sangat mempengaruhi mutu paku, yaitu feeding rollers (chucks), die grip, punch dan cutter. Keempat working tools ini disusun sedemikian rupa sesuai dengan jenis paku yang akan dibuat agar sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

Ukuran dari setiap working tools bervariasi sesuai dengan tipe mesin pembuat paku. Paku yang rusak berat dibawa ke tempat penumpukan, sedangkan paku dengan kualitas yang baik dibawa ke mesin polish paku untuk mengkilatkan paku.

2. Proses Polish

Mesin polish dipakai untuk mengilapkan paku yang telah selesai dikerjakan dimesin paku dan untuk menanggalkan sayap-sayap yang terdapat pada ujung runcing paku. Mesin polish terdiri dari tong polish persegi delapan, motor


(39)

penggerak dan tutup jaring. Paku dimasukkan ke dalam tong polish lalu dicampur dengan sekam padi. Dengan alat angkut hoist crane, tong polish yang telah ditutup rapat dipasangkan pada poros motor penggerak dan diputar selama 30 menit. Setelah itu tutup tong polish ditukar dengan tutup jaring, gunanya untuk mengeluarkan sekam padi sehingga yang tertinggal hanya paku yang sudah bersih. Paku-paku yang telah selesai dipolis kemudian dipindahkan ke bagian tiup untuk membersihkan paku-paku dari abu dan debu sisa polish. Dari mesin tiup langsung dikirim ke bagian pencurahan untuk dicurahkan sesuai dengan berat dan ukurannya. Kemudian ditimbang dan dilanjutkan ke tempat packing.

3. Proses Pengepakan Paku

Kemudian paku diangkut dengan lori ke bagian pengepakan. Paku-paku tadi dituang ke dalam sebuah bak khusus yang selanjutnya sedikit demi sedikit jatuh ke atas mesin magnetik conveyor (ban berjalan dengan magnet) yang bergerak ke atas tempat timbangan berada. Pada saat penimbangan paku, dari arah yang berlawanan conveyor membawa kotak-kotak kosong yang nantinya terisi setelah paku yang telah ditimbang di bagian atas berjatuhan.

Sesudah kotak-kotak tadi terisi paku, kemudian conveyor membawanya ke timbangan kedua. Pada timbangan kedua diperiksa oleh satu operator apakah telah sesuai dengan berat yang diinginkan, jika berlebih akan dikurangi dan jika kurang akan ditambah. Setelah itu, kotak-kotak paku yang telah selesai pada penimbangan kedua diberikan band tape dan kemudian dilem listrik sehingga


(40)

bersih dan kuat. Untuk sementara kotak-kotak itu diletakkan diatas rak-rak papan yang selanjutnya diangkut ke gudang dengan forklift.

Selain itu, pada PT. Intan Suar Kartika juga terdapat pembuatan paku seng, yang memerlukan dua jenis bahan yang digunakan yaitu: kepala paku dan batang kawat untuk menyanggah kepala paku. Proses yang terjadi berupa:

1. Pembuatan kepala paku seng

Untuk membuat kepala paku seng diperlukan bahan plat baja dengan ukuran tertentu sehingga dapat sesuai dengan spesifikasinya. Plat baja tersebut terlebih dahulu dibentuk menjadi kepala paku seng dengan menggunakan mesin press. Dalam mesin ini, plat baja tersebut dipotong dan dibentuk menjadi berbentuk payung yang nantinya akan dipindahkan ke bagian perakitan untuk kembali diproses.

2. Perakitan kepala paku dan kawat hasil penarikan

Dari proses tarik kawat, kawat dibawa ke mesin perakitan untuk dibentuk dengan menggunakan lory. Setelah itu kawat dan kepala paku seng yang telah dibentuk sebelumnya kemudian dibawa ke mesin clamping secara manual untuk dirakit menjadi paku seng. Paku seng yang dihasilkan kemudian dibawa ke bagian krom untuk dilapisi dan dibersihkan kembali.

3. Proses pelapisan krom pada paku seng

Setelah paku seng dirakit, proses berikutnya yang dilakukan adalah melapisi produk dengan lapisan krom agar tidak cepat mengalami korosi. Paku seng


(41)

dimasukkan ke dalam tempat pencucian dan kemudian dipindahkan ke dalam larutan berisi krom selama beberapa menit. Setelah itu paku seng diangkat dan didinginkan sampai kering.

4. Proses pengepakan paku seng

Dari proses pelapisan, paku seng kemudian dibawa ke tempat pencurahan untuk untuk ditimbang dalam kotak sesuai ukuran. Produk yang telah selesai kemudian dibawa ke gudang produk.

2.5.3.2.Proses Pembuatan Kawat Licin

Kawat hasil penarikan juga dibawa ke bagian pembuatan kawat licin untuk diproses. Proses yang terjadi dalam pembuatan kawat licin berupa:

1. Pembuatan kawat licin

Setelah melalui proses tarik kawat, kemudian kawat dibawa dengan hoistcrane ke mesin gulung menjadi gulungan dan ditarik ke mesin annealing untuk

dipanaskan di bak pemanasan dengan suhu 400-600OC. Setelah itu

didinginkan dengan dialirkan ke bak air, dan dialirkan ke bak HCl dengan mesin gulung kawat untuk dibersihkan dari karat, kemudian dialirkan ke bak air untuk dibersihkan dari sisa asam dan langsung ditarik ke bak amonia untuk pelapisan anti karat, selanjutnya ditarik ke dapur listrik untuk dilapisi dengan timah putih, dan ditarik ke bak air untuk didinginkan. Setelah itu, ditarik ke tempat penggulungan untuk memperoleh kawat licin yang sesuai.


(42)

2. Proses pembungkusan

Kawat licin yang diperoleh langsung dibawa ke tempat pembungkusan untuk dilabel sesuai ukurannya dengan kawat pengikat yang diambil dari sisa-sisa scrap. Kemudian dibawa ke tempat penyimpanan di gudang produk jadi.

2.5.3.3.Proses Pembuatan Kawat Duri

Untuk kawat berduri, bahan yang digunakan merupakan kawat licin yang diperoleh dari proses gulung kawat. Proses yang terjadi berupa:

1. Pembuatan kawat duri

Kawat hasil proses gulung dibawa ke tempat penjalinan untuk dijalin dan digulung menjadi gulungan kawat duri dengan menggunakan mesin penyambungan kawat. Sehingga ada dua jenis kawat yang digabungkan dalam satu mesin. Satu jenis kawat dijadikan sebagai duri dan kawat lainnya dijadikan tempat pemasangan duri tersebut.

2. Proses pembungkusan

Kawat duri hasil proses rakit tersebut kemudian diberi label dengan kawat pengikat sesuai ukurannya dan disimpan di gudang produk jadi.


(43)

2.6. Mesin dan Peralatan 2.6.1. Mesin Produksi

Mesin merupakan semua peralatan yang memerlukan penggerak (power) sedangkan peralatan adalah semua peralatan yang tidak memerlukan penggerak (power). Mesin produksi yang digunakan oleh PT. Intan Suar Kartika untuk mendukung kegiatan produksinya antara lain:

1. Mesin Tarik Kawat

Mesin ini digunakan untuk memperkecil diameter kawat yang diinginkan sesuai dengan jenis paku yang akan diproduksi dan untuk memperlicin permukaan kawat.

Merek : Tanisaka

Model : TNOD 600 Z

Nomor : N-6075168

Tahun : 1984

Kecepatan : 600 rpm

Kapasitas : 1 ton/jam

Buatan : Jepang

Jumlah : 6 unit

2. Mesin Paku

Mesin ini digunakan untuk pembuatan paku melalui die grip, pisau dan alat pemukul. PT. Intan Suar Kartika mempunyai dua jenis mesin paku, yaitu merek Tanisaka buatan Jepang dan Nail Making buatan RRC.


(44)

a. Merek : Tanisaka

Model : MTG

Seri : F

Kecepatan : 135 rpm

Kapasitas : 1 ton/jam

Buatan : Jepang

Jumlah : 2 unit

Daya : 7,5 KVA

Ukuran Paku : 4” dan 6”

b. Merek : Tanisaka

Model : MTG

Seri : D

Kecepatan : 200 rpm

Kapasitas : 950 kg/shift untuk paku 4”

460 kg/shift untuk paku 3”

Jumlah : 20 unit

Daya : 3,5 KVA

Ukuran Paku : 4” dan 3”

c. Merek : Tanisaka

Model : MTG


(45)

Kecepatan : 280 rpm

Kapasitas : 360 kg/shift

Jumlah : 10 unit

Daya : 2,5 KVA

Ukuran Paku : 2,5”

d. Merek : Nail Making Machine

Model : MTG

Seri : C

Kecepatan : 280 rpm

Kapasitas : 356 kg/shift

Jumlah : 40 unit

Daya : 2,5 KVA

Ukuran Paku : 2,5”

e. Merek : Tanisaka

Model : MTG

Seri : B

Kecepatan : 350 rpm

Kapasitas : 265 kg/shift

Jumlah : 2 unit

Daya : 2,5 KVA


(46)

f. Merek : Tanisaka

Model : MTG

Seri : A

Kecepatan : 430 rpm

Kapasitas : 75 kg/shift untuk paku 1”

132 kg/shift untuk paku 1,5”

Jumlah : 20 unit

Daya : 2 KVA

Ukuran Paku : 1” dan 1,5”

g. Merek : Nail Making Machine

Model : MTG

Seri : A

Kecepatan : 430 rpm

Kapasitas : 75 kg/shift untuk paku 1”

132 kg/shift untuk paku 1,5”

Jumlah : 40 unit

Daya : 2 KVA

Ukuran Paku : 1” dan 1,5”

h. Merek : Automatic Nail Making Machine


(47)

Seri : 92064

Tahun : 1984

Kecepatan : 200 rpm

Kapasitas : 157 kg/shift

Jumlah : 30 unit

Daya : 2 KVA

Ukuran Paku : 1”

3. Mesin Polish

Mesin ini digunakan untuk menghilangkan serbuk-serbuk kawat dan kotoran yang melekat pada paku serta mengkilatkan paku.

Merek : Tanisaka

Model : MTG

Kecepatan : 120 rpm

Jumlah : 10 unit

Daya : 9 KW

4. Mesin Packing

Mesin ini digunakan untuk mengalirkan paku ke dalam kotak atau kemasan dengan jumlah tertentu.

Merek : Tanisaka

Model : TDP-2,5.K


(48)

Tahun : 1983

Kecepatan : 430 rpm

Kapasitas : 6 ton/jam

Jumlah : 2 unit

2.6.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan pada pabrik paku adalah : 1. Hoist Crane

Hoist crane digunakan untuk mengangkut dan memindahkan gulungan wirerod dari lantai penumpukan ke bak pencucian dan selama proses pencucian, memindahkan kawat-kawat pada bagian drawing machine, mengangkut tong-tong polish. Kapasitas angkut hoist crane maksimum 2000 kg sekali angkut. Jumlah hoist crane 13 unit.

2. Forklift

Forklift digunakan untuk mengangkut bahan-bahan yang mempunyai volume besar dan berat seperti gulungan-gulungan, wirerod kawat-kawat dari bagian drawning machine, mengangkut paku-paku yang telah dipacking ke gudang juga mengangkut peti dan pallet ke truk dan container.

Forklift dapat mengangkut beban 3500 kg sekali angkut. Jumlah fork lift yang dimiliki perusahaan ada 3 unit.


(49)

3. Lori atau Kereta Sorong

Lori atau Kereta Sorong digunakan untuk mengangkut kawat-kawat dari bagian drawning machine ke bagian pembuat paku, mengangkut paku-paku yang telah dipolish ke bagian packing. Jumlah lori ada 10 unit.

4. Trado

Trado digunakan untuk mengangkut wirerod dari gudang bahan baku ke daerah penumpukan sementara dekat stasiun pencucian kawat.

5. Sekop

Sekop digunakan untuk mempermudah memasukkan paku-paku yang telah dicetak di mesin paku ke dalam tong polish dari kereta sorong.

6. Tampungan paku

Tampungan paku digunakan untuk menampung paku yang dihasilkan dari proses packing.

7. Keranjang kawat

Keranjang kawat digunakan untuk menampung kawat yang telah ditarik pada mesin tarik kawat (drawing machine).

8. Tong polish

Tong polish digunakan untuk menampung paku dari bagian produksi paku yang kemudian dibawa ke bagian polish dan packing.


(50)

Utilitas

Utilitas merupakan sarana penunjang bagi unit-unit lain dalam suatu pabrik. Adapun unit pendukung yang terdapat di PT. Intan Suar Kartika adalah : a. Pengolahan Air (Water Treatment)

Air sangat diperlukan dalam berlangsungnya proses produksi paku. Kegunaan air di pabrik ini antara lain :

1. Sebagai zat pendingin pada proses penarikan wirerod menjadi kawat paku

di lokasi tarik kawat.

2. Sebagai zat pendingin untuk mesin-mesin genset.

3. Sebagai bahan pelarut zat-zat kimia dalam proses pelapisan di lokasi

crume paku.

4. Sebagai bahan pelarut zat-zat kimia pada proses pencucian wire rod di

lokasi cuci kawat.

5. Sebagai bahan pembilasan pada proses cuci kawat dan proses crume paku

6. Untuk memenuhi kebutuhan air untuk keperluan pribadi di kamar mandi

karyawan.

Air yang digunakan di pabrik ini adalah air yang berasal dari air sungai yang terdapat dekat dengan lokasi pabrik, yang kemudian diolah terlebih dahulu sebelum dapat digunakan. Air hasil pengolahan ini tidak digunakan untu air minum, sebab kualitasnya kurang baik untuk dikonsumsi. Untuk kebutuhan air minum di kantin, kamar mandi perusahaan menggunakan air yang berasal dari perusahaan air minum daerah


(51)

b. Tenaga Listrik

Sumber tenaga listrik pada PT. Intan Suar Kartika terdiri dari tenaga listrik yang diperoleh dari PLN dan dari generator pembangkit listrik tenaga diesel. 1. Tenaga Listrik dari PLN

Sumber tenaga utama yang digunakan berasal dari PLN yaitu aliran listrik 3 phase dengan kapasitas 1500 KVA dan dengan tegangan 380 V.Daya listrik inmi didistribusikan ke lokasi-lokasi kerja yang dikontrol pada panel-panel kontrol di lokasi gardu PLN dan lokasi genset.

2. Mesin Listrik Tenaga Diesel

Mesin ini dipersiapkan sebagai cadangan apabila ada pemutusan aliran listrik dari PLN. Mesin Diesel yang terdapat di lokasi genset berjumlah tujuh buah yang terdiri dari :

- Mesin diesel merk Mitsubishi dengan kapasitas 250 KVA sebanyak empat

buah.

- Mesin diesel merk MWM dengan kapasitas 250 KVA sebanyak dua buah.

- Mesin diesel merk Mercedes dengan kapasitas 550 KVA sebanyak 1 buah.

2.6.4. Perawatan Mesin dan Peralatan

Adapun metode perawatan yang dipergunakan pada PT. Intan Suar Kartika, yaitu perawatan berbasis kondisi mesin (CBM : Condition Based Maintenance), merupakan metode perawatan dengan memantau kondisi mesin berdasarkan pemantauan beragam obyek ukur pada mesin yang sedang beroperasi tersebut.


(52)

Ada beberapa cara yang dilakukan dalam melakukan perawatan terhadap mesin-mesin dan perawatan di pabrik, antara lain :

1. Perawatan mesin sebelum dimulainya proses pengolahan

Perawatan dengan membersihkan mesin, memeriksa oli motor penggerak mesin dan memberikan minyak gemuk pada gigi roga dan rantai-rantai pemutar jika diperlukan.

2. Pembersihan mesin setelah proses pengolahan

Membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat pada mesin, dan kembali memeriksa kondisi mesin.

3. Pembongkaran mesin secara keseluruhan bila diperlukan sekali.

Selama proses pembongkaran berlangsung, proses produksi juga harus diberhentikan secara keseluruhan. Lamanya waktu perbaikan bervariasi tergantung pada kerusakan yang mungkin ditemukan pada waktu pembongkaran.

2.6.5. Safety and Fire Protection

PT. Intan Suar Kartika menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi para pekerja, untuk menangani masalah keselamatan kerja dan kenyamanan kerja. Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan berupa masker, sarung tangan, sepatu kerja dan kapas penyumbat telinga. Akan tetapi pemakaian alat pelindung diri ini tidak dijawibkan oleh pihak perusahaan.

Untuk perlindungan terhadap bahaya api, perusahaan menyediakan tangki air dengan persediaan air yang cukup manakala terjadi kebakaran di lingkungan


(53)

pabrik. Hal ini menjadi tindakan pertama apabila terjadi kebakaran, dan bila terjadi kebakaran yang tidak mampu lagi ditangani sendiri oleh pihak perusahaan, maka pihak perusahaan memanggil mobil pemadam kebakaran untuk memadamkannya.

2.6.6. Waste Treatment

Limbah yang dihasilkan oleh PT. Intan Suar Kartika berupa limbah cair yang mengandung zat kimia dan limbah padat. Limbah cair yang dihasilkan adalah larutan asam sulfat yang merupakan sisa dari bak pencucian. Sedangkan limbah kering yang dihasilkan adalah berupa sisa-sisa kawat serta kupingan paku.

Limbah cair yang dihasilkan sebelumnya diolah terlebih dahulu ,kemudian baru dibuang ke selokan. Agar tidak membahayakan kesehatan lingkungan sekitar dan pencemaran air sungai.

Limbah kering berupa sisa kawat serta kepingan paku dikumpulkan di dekat limbah cair dan kemudian dijual ke pihak lain.

Tata Letak Perusahaan

PT. Intan Suar Kartika menggunakan jenis tata letak berdasarkan proses (process layout) yang mana berarti semua mesin dan peralatan yang memiliki fungsi yang sama dikelompokkan dalam suatu daerah atau departemen tertentu, sehingga hanya terdapat satu jenis proses di setiap bagian (departemen). Perusahaan memiliki pola aliran bahan berbentuk zig-zag (berbelok-belok),


(54)

karena proses produksi pembuatan paku relatif lebih panjang dari ruangan yang dapat digunakan.

Berdasarkan kegiatan yang ada di perusahaan ini, lokasi yang ada diperusahaan dapat dibagi atas :

1. Production

a. Bagian pencucian kawat : ( 8 m x 3 m ) = 24 m2

b. Bagian tarik kawat : ( 20 m x 8,5 m ) = 170 m2

c. Bagian pembuatan paku : ( 19 m x 10 m ) = 190 m2

d. Bagian polish paku : ( 8 m x 4 m ) = 32 m2

e. Bagian packing :( 20 m x 4,5 m ) = 90 m2

f. Kepala produksi : ( 10 m x 3 m ) = 30 m2

2. Production service

a. Gudang bahan baku : ( 12,5 m x 7,5 m ) = 93,75 m2

b. Gudang bahan tambahan : ( 5 m x 4 m ) = 20 m2

c. Gudang bahan jadi : ( 20 m x 2 m ) = 40 m2

3. Personel service

a. Ruang istirahat karyawan : ( 4,5 m x 3,5 m ) = 15,75 m2

b. Kantin : ( 7,5 m x 6 m ) = 45 m2

c. Mushola : ( 4,5 m x 3,5 m ) = 15,75 m2

d. Toilet : ( 2 m x 1,5 m ) = 3 m2

4. General service

a. Kantor pimpinan : ( 7,5 m x 5 m ) = 37,5 m2


(55)

c. Pos satpam : ( 2,5 m x 0,7 m ) = 1,75 m2 5. Physical plant service

a. Bengkel : ( 6,5 m x 5 m ) = 32,5 m2

b. Pembuangan limbah cair : ( 2,5 m x 3,5 m ) = 8,75 m2

c. Limbah kering : ( 3 m x 4 m ) = 12 m2

d. Power house : ( 4,5 m x 5,5 m ) = 24,75 m2

e. Solar : ( 7 m x 4 m ) = 28 m2

f. Bak air : ( 5 m x 3,5 m ) = 17,5 m2

g. Blower : ( 4 m x 3 m ) = 12 m2

Total luas bangunan perusahaan adalah 1000,25 m2 dengan total luas areal perusahaan adalah ( 70 m x 58 m ) = 4060 m2. Areal perusahaan seluas 3059,75 m2 digunakan sebagai gang, jalan dan pertamanan.

Struktur Organisasi Persuahaan

Struktur organisasi yang digunakan PT. Intan Suar Kartika adalah struktur organisasi lini-fungsional. Hubungan fungsional adalah hubungan kerja dengan pembagian tugas dilakukan menurut fungsi-fungsi tugas yang diberikan perusahaan. Hubungan fungsional yang dijumpai pada perusahaan ini, yaitu di bawah Wakil Direktur ada 8 bagian tugas yang diberikan berdasarkan fungsinya (Administrasi, Kabag. Pengangkutan, Kepala Produksi, Kabag. Kelengkapan, Umum/Personalia, Kabag. Gudang, Kabag. Perawatan, dan Sales) .


(56)

Selain itu terdapat juga hubungan lini yang terlihat dari pimpinan tertinggi sampai pada operator, yaitu dari Direktur kepada Dewan Komisaris, Wakil Direktur dan Sekretaris kepada Direktur, Factory Manager kepada Wakil Direktur. Demikian halnya juga antara Kasir, Delivery Order dan Pembukuan kepada Administrasi. Dengan demikian, dari struktur organisasi perusahaan terlihat jelas hubungan kerja dalam perusahaan. Struktur organisasi PT. Intan Suar Kartika dapat dilihat pada Gambar 2.3. berikut.


(57)

Dewan Komisaris Direktur Wakil Direktur Factory Manager Sekertaris Administrasi Kabag. Pengangkutan Kepala Produksi Kabag. Perlengkapan Umum/ Personalia Kabag. Gudang Kabag. Perawatan Sales Kasir Delivery Order Pembukuan Kabag. Stock Foreman Ass. Foreman Operator Pengawas

Produksi Langsir Satpam

Petugas Kebersihan Mekanik Foreman Ass. Foreman Operator Foreman Ass. Foreman Operator

= hubungan lini

= hubungan fungsional


(58)

2.8.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

- Menentukan visi dan misi perusahaan

- Membantu direktur untuk mengatur investasi perusahaan

- Memberi arahan kepada direktur dalam menetapkan kebijakan perusahaan

2. Direktur

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Menetukan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman yang telah

ditenukan oleh dewan komisaris

b. Mengangkat pegawai untuk tingkat staff dan menentukan tanggung jawab

masing-masing bagian

c. Mengadakan pengawasan terhadap keunagn perusahaan

d. Bertanggung jawab terhadap dewan komisaris

3. Wakil Direktur

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi seluruh kegiatan bawahan

b. Menentukan besarnya gaji atau upah karyawan

c. Membantu direktur dalam melaksanakan kebijakan perusahaan


(59)

4. Sekertaris

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Menyusun laporan kepada atasan dari informasi yang diperolehnya b. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar untuk atasannya c. Bertanggung jawab kepada direktur atas laporannya

d. Membuat jadwal perjanjian direktur 5. Factory Manager ( Manajer Pabrik )

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan produksi di pabrik

b. Melaporkan kepada direktur perkembangan dan kondisi produksi di pabrik

secara periodik

c. Memberikan petunjuk-petunjuk teknis pada karyawan

d. Melakukan pembayaran gaji karyawan

e. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab terhadap wakil direktur

6. Kepala Bagian Administrasi/ Keuangan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut : a. Mengeluarkan surat-surat keluar perusahaan

b. Mengesahkan dan menandatangani permintaan barang untuk keperluan

produksi

c. Bertanggung jawab atas penyimpanan uang dan surat-surat berharga


(60)

7. Kepala Bagian Pengangkutan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Mengatur pengangkutan hasil produksi dan bahan baku

b. Bertanggung jawab atas segala tugas-tugas terhadap wakil direktur 8. Kepala Produksi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Membuat rencana produksi mingguan

b. Melaksanakan pembuatan produk sesuai dengan rencana produksi dan

mengarahkan pada foreman dalam melaksanakannya.

c. Bertanggung jawab atas segala tugas terhadap factory manager.

9. Kepala Bagian Perlengkapan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan perbaikan terhadap mesin-mesin yang rusak

b. Mengawasi segala peralatan yang ada di dalam pabrik

c. Pengecekan perlengkapan produksi sebelum dilakukan produksi

d. Membuat rencana pergantian peralatan

e. Bertanggung jawab kepada wakil direktur 10. Kepala Bagian Umum/Personalia

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Membantu pimpinan dalam penentuan tugas-tugas karyawan


(61)

c. Merencanakan dan mengorganisasi kebutuhan tenaga kerja di masing-masing bagian

11.Kepala Bagian Gudang

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan sistem pengadaan dan persediaan bahan baku

b. Menjadwalkan kegiatan pemesanan bahan baku

c. Bertanggung jawab atas keamanan barang-barang yang disimpan digudang

d. Mencatat pengeluaran bahan baku dan bahan jadi dari gudang

e. Bertanggung jawab kepada manajer pabrik

12.Kepala Bagian Perawatan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Menyusun jadwal untuk pemeriksaan keadaan mesin

b. Bertanggung jawab atas perbaikan/pemeliharaan setiap mesin c. Bertanggung jawab atas keandalan setiap mesin

d. Bertanggung jawab kepada manajer pabrik

13.Sales

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan dan membuat sistem penjualan yang baik

b. Membuat catatan penjualan

c. Mengatur pengiriman barang pesanan kepada pelanggan


(62)

14.Kasir

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pembayaran rekening perusahaan dengan uang tunai

b. Membantu bagian administrasi dalam pengelolaan kas perusahaan

c. Melakukan penerimaan dan pengeluaran dalam bentuk uang tunai

d. Menganalisa transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan 15.Delivery Order

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Membantu petugas administrasi dalam meneliti dokumen pengiriman

barang

b. Mencatat jumlah pengeluaran barang serta tujuannya

c. Mengawasi jalannya pengiriman barang selama dalam kawasan pabrik

d. Memeriksa dan meneliti kebenaran barang yang dikirim

e. Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Administrasi

16.Bagian Pembukuan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Mencatat pengeluaran dan penerimaan kas termasuk cek dan menutup kas

setiap hari

b. Menganalisis uang masuk dan uang keluar perusahaan

c. Menentukan anggaran perusahaan.

17.Kepala Bagian Stock

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :


(63)

b. Mengatur penempatan barang-barang supaya memudahkan kegiatan bongkar muat barang di gudang

c. Membuat rencana pengendalian persediaan yang sesuai

d. Bertanggung jawab atas keberadaan barang-barang di gudang

18.Pengawas Produksi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi langsung kegiatan proses produksi sesuai dengan bidangnya

masing-masing

b. Membuat hasil laporan produksi kepada sub bagian produksi

c. Bertanggung jawab atas kualitas produk yang diproduksi. d. Bertanggung jawab kepada kepala produksi atas tugas-tugasnya 19.Langsir

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Mengangkat dan mengangkut bahan baku antar departemen

b. Bertanggung jawab atas kelancaran aliran bahan di lingkungan pabrik c. Merencanakan sistem aliran bahan yang efisien

d. Bertanggung jawab kepada kepala bagian masing-masing

20.Satpam

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan dan melaksanakan program keamanan

b. Melayani tamu yang datang ke pabrik


(64)

d. Bertanggung jawab melaksanakan dan mengawasi ketertiban umum di lingkungan pabrik

21.Petugas Kebersihan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut : a. Menjaga kebersihan di lingkungan pabrik

b. Menyusun jadwal kebersihan yang sesuai dengan jam kerja tanpa

mengganggu proses produksi 22.Mekanik

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan perbaikan terhadap mesin yang rusak

b. Memelihara keberadaan mesin afar tetap dalam keadaan andal

c. Menyusun jadwal perawatan mesin yang efisien

d. Melakukan pemeriksaan terhadap mesin sebelum rusak

23.Foreman ( Mandor )

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab kepada kepala produksi dalam pengontrolan proses

produksi dan hasil produksi

b. Mengurus keperluan karyawan di bidangnya masing-masing

c. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dibantu oleh asisten foreman 24.Asisten foreman

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Membantu mandor dalam pelaksanaan tugas-tugasnya


(65)

c. Memberikan petunjuk teknis kepada para karyawan dalam pelaksanaan tugasnya

d. Menciptakan suasana kerja yang tenang

e. Memperhatikan mutu produk yang diproduksi

25. Operator

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidangnya masing-masing dalam

proses produksi

b. Bertanggung jawab terhadap foreman yang mengepalai bagiannya

2.8.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.8.2.1 Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan pada PT. Intan Suar Kartika sebanyak 240 orang. Alokasi penyebaran tenaga kerja dari perusahaan tersebut ditunjukkan pada tabel 2.2.


(66)

Tabel 2.2. Sebaran Penggunaan Tenaga Kerja Pada PT. Intan Suar Kartika

No. Jabatan Jumlah (Orang)

1 Direktur 1

2 Wakil Direktur 1

3 Sekertaris 1

4 Administrasi / Umum 3

5 Bagian Produksi 1

6 Bagian Personalia 4

7 Bagian Pemasaran 1

8 Porter 4

9 Bagian Kebersihan 5

10 P3K 2

11 Satpam/Keamanan 16

12 Tenaga Kerja Bagian Paku 28

13 Tenaga Kerja Bagian Packing Paku 7

14 Tenaga Kerja Bagian Cuci Kawat 6

15 Tenaga Kerja Bagian Polish 6

16 Tenaga Kerja Bagian Tarik Kawat 23

17 Tenaga Kerja Bagian Kawat Duri 11

18 Tenaga Kerja Bagian Packing Kawat Duri 4

19 Tenaga Kerja Bagian Kawat Licin 18

20 Tenaga Kerja Bagian Packing Kawat Licin 7

21 Operator Forklift 3

22 Operator Bengkel 4

23 Operator Water Treatment 3

24 Operator Generator 6

25 Mekanik 20

26 Tenaga Kerja Gudang Bahan Jadi 35

27 Delivery Order 20

TOTAL 240

Sumber : Data Tenaga Kerja pada PT. Intan Suar Kartika

2.8.2.2.Jam Kerja

Pata PT. Intan Suar Kartika terdapat dua jenis jam kerja yaitu jam kerja regular dan shift.

a. Jam kerja regular


(67)

Istirahat pukul 12.00 s/d 13.00

- Hari Sabtu pukul. 08.00 s/d 14.00

Istirahat pukul 12.00 s/d 13.00

Jam kerja regular bagi karyawan di luar bagian produksi seperti bagian administrasi dan personalia, serta bagi para foreman di masing-masing bagian.

b. Jam kerja shift - Shift pagi

Jam kerja pukul 06.00 s/d 14.00

Istirahat pukul 12.00 s/d 13.00

- Shift siang

Jam kerja pukul 14.00 s/d 22.00

Istirahat pukul 18.00 s/d 19.00

- Shift malam

Jam kerja pukul 22.00 s/d 06.00

Istirahat pukul 24.00 s/d 01.00

Jam kerja berlaku untuk untuk bagian-bagian produksi seperti bagian tarik kawat, cuci kawat, produksi paku, polish, serta bagian-bagian yang membantu kelancaran produksi seperti bagian lansir, operator genset, mekanik dan bagian listrik. Pergantian shift dilakukan sekali seminggu, yang dimulai setiap hari Senin. Sistem rotasi shift kerja yang terdiri dari tiga shift dilakukan pertukaran shift, yaitu dari shift pertama ke shift ketiga, dari shift ketiga ke shift yang kedua, dari shift kedua kembali ke shift pertama.


(68)

2.8.2.3.Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan yang berlaku di PT. Intan Suar Kartika adalah sistem upah harian yang besarnya berdasarkan atas upah minimum kota (UMK).. Pemberian upah dilaksanakan pada tanggal 28 setiap bulannya.

Selain gaji pokok, karyawan juga memperoleh fasilitas, yaitu:

1. Pakaian Dinas

Untuk karyawan baru, yang telah melewati masa job training mendapat dua stel pakaian lengkap. Kemudian untuk selanjutnya pakaian dan sepatu kerja diberikan tiga kali setahun secara cuma-cuma oleh perusahaan.

2. Perobatan Karyawan

Biaya pengobatan karyawan serta angota keluarga ditanggung oleh perusahaan.

3. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru


(69)

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life)

Quality of Work Life 1

Pada dasarnya, terdapat dua pandangan maksud quality of work life (QWL)

adalah sebuah filosofi, serangkaian prinsip yang menyatakan bahwa sumber daya manusia merupakan sumber daya yang penting dalam sebuah organisasi, agar dapat dipercaya, bertanggung jawab dan turut serta dalam pembuatan kontribusi yang berarti, dan diperlakukan dengan bermartabat. QWL menciptakan lingkungan dan iklim kerja yang memanusiakan manusia, sehingga manusai lebih dilihat pada harkat dan mertabat kemanusiaannya, bukan hanya sebagai alat.

Kualitas kehidupan kerja berfokus pada pentingnya penghargaan kepada sumber daya manusia di lingkungan kerja. Tujuannya adalah menciptakan budaya kerja agar karyawan mampu memotivasi diri dan mengembangkan serta memberi kontribusi yang optimal terhadap pencapaian kinerja organisasi. QWL juga dapat meningkatkan komiunikasi internal dan kelompok, koordinasi, motivasi dan kapablitas pekerja.

2

1

Rose, Raduan Che, American Journal of applied Sciences (Malaysia: Science Publications, 2006) . Pandangan pertama menyatakan bahwa QWL merupakan serangkaian kondisi objektif perusahaan (perkayaan kerja, kondisi kerja yang nyaman). Pandangan yang lain, dari karyawan, menyatakan bahwa mereka memerlukan rasa aman, puas, dan berkesempatan dapat tumbuh serta berkembang sebagai layaknya manusia. Kedua persepsi ini menunjukkan derajat pemenuhan kebutuhan manusia


(70)

bertemu, dalam arti bahwa seyogyanya perusahaan memperlakukan karyawan sebagai makhluk hidup, dengan memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhi kemampuannya untuk berkembang dalam perusahaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kualitas kehidupan kerja (Quality of Work Life) adalah lingkungan kerja yang kondusif di tempat kerja dapat mendukung dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan, dengan mengupayakan agar para karyawan memperoleh penghargaan, keamanan kerja, dan memberi kesempatan untuk berkembang.

Kualitas kehidupan kerja merumuskan bahwa setiap proses kebijakan yang diputuskan oleh perusahaan merupakan sebuah respon atas apa yang menjadi keinginan dan harapan karyawan mereka, hal itu diwujudkan dengan berbagi persoalan dan menyatukan pandangan mereka ( perusahaan dan karyawan ) ke dalam tujuan yang sama yaitu peningkatan kinerja karyawan dan perusahaan.

Kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi semua perusahaan dan institusi yang mempekerjakan karyawan, sebab kinerja karyawan ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Tujuan dilakukannya analisis terhadap kualitas kehidupan kerja adalah untuk meningkatkan peran serta dan sumbangan para anggota atau karyawan terhadap organisasi. Karena setiap pekerja ingin diperlakukan sebagai individu yang dihargai di tempat kerja. Sehingga pada akhirnya akan menghasilkan kinerja yang bagus, jika mereka dihargai dan diperlakukan seperti layaknya manusia.


(71)

3.2. Aspek/Faktor Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life)3

Secara umum terdapat sembilan aspek pada SDM di lingkungan erusahaan yang perlu diciptakan, dibina dan dikembangkan. Kesembilan aspek tersebut adalah komunikasi, penyelesaian konflik, pengembangan karier, partisipasi pekerja, kebanggaan, kompensasi yang layak, keselamatan lingkungan, keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

Berikut ini adalah faktor/aspek yang ditinjau dalam penelitian ini, yaitu a. Pengembangan Karier

Setiap organisasi/perusahaan harus menerima kenyataan bahwa eksistensinya di masa depan tergantung pada SDM. Tanpa memiliki SDM yang kompetitif, sebuah perusahaan/organisasi akan mengalami kemunduran dan akhirnya dapat tersisih karena ketidakmampuan menghadapi pesaing. Kondisi seperti itu mengharuskan organisasi/perusahaan untuk melakukan pengembangan karier bagi para pekerja, yang harus dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan. Dengan demikian, adanya pengembangan karir yang jelas seorang karyawan akan mampu memprediksi kesempatan bekerja pada suatu perusahaan. Pengembangan karier dapat dilakukan adanya dengan aktivitas merencanakan dan menetapkan karir karyawan, pelatihan karyawan dan program pengembangan pegawai.

b. Partisipasi Pekerja

Partisipasi pekerja merupakan usaha formal untuk meningkatkan dan menambah kemampuan, yang diharapkan berdampak pada pengembangan dan

3


(72)

perluasan wawasan, yang membuka kesempatan mendapatkan posisi/jabatan yang memuaskan dalam kehidupan sebagai pekerja.

c. Kompensasi yang Layak

Di lingkungan suatu perusahaan, setiap dan semua karyawan harus memperoleh kompensasi yang adil/wajar dan mencukupi. Untuk itu diperlukan kemampuan menyusun dan menyelenggarakan sistem dan struktur pemberian kompensasi langsung dan tidak langsung (pemberian upah dasar dan berbagai keuntungan/manfaat) yang kompetitif dan dapat mensejahterakan karyawan sesuai dengan posisi/jabatannya di perusahaan dan status sosial ekonominya di masyarakat.

d. Keselamatan Kerja

Di lingkungan suatu perusahaan, setiap dan semua karyawan memerlukan rasa aman sewaktu bekerja di peusahaan. Untuk itu perusahaan perlu berupaya untuk melindungi keselamatan diri pekerja saat bekerja di perusahaan dengan memberikan peralatan pelindung diri (APD), memberikan asuransi perlindungan terhadap kecelakaan kepada pekerja.

e. Kesehatan Kerja

Di lingkungan suatu perusahaan, setiap dan semua karyawan memerlukan perhatian terhadap keadaan kesehatannya, agar dapat bekerja secara efektif, efisien dan produktif. Untuk itu perusahaan perlu memperhatikan kondisi kesehatan pekerja saat dihadapkan pada material-material tertentu, saat


(73)

bekerja, mnegadakan program rekreasi maupun program konseling/penyuluhan bagi para pekerja/karyawan.

Gambar 3.1. Ukuran Keselamatan dan Kepuasan Kerja Berdasarkan Hubungan Manusiawi (Quality of Work Life)

3.3. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Anggraini Tresna, 2006) di perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero) yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa, menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi berprestasi karyawan di PT Pos Indonesia (Persero), dan menganalisis seberapa besar pengaruh faktor-faktor QWL terhadap motivasi berprestasi karyawan. Berdasarkan pengolahan, serta analisis yang dilakukan, faktor yang


(74)

paling berpengaruh terhadap motivasi berprestasi adalah faktor perbaikan lingkungan kerja dengan nilai koefisien korelasi sebesar 2,816.

Kemudian penelitian berikut (Jaelani Usman, 2009) di Pertamina eksplorasi dan Produksi rantau, yakni bagi pekerja bagian produksi. Penelitian tersebut menggunakan metode uji regresi, untuk menguji faktor-faktor QWL yang berpengaruh secara signifikan terhadap semangat kerja. Dan menguji apakah kompensasi menjadi faktor dominan yang mempengaruhi semangat kerja. Dari hasil pengolahan dan analisis, maka diperoleh hasil bahwa kompensasi tidak mempengaruhi secara dominan terhadap semangat kerja.

Dari hasil penelitian-penelitian tersebut, maka muncul ide untuk melakukan analisis hubungan QWL terhadap motivasi kerja dan kinerja pekerja dengan menggunakan metode SEM di PT. Intan Suar Kartika. Sehingga pada akhirnya akan didapat faktor yang berpengaruh secara dominan terhadap motivasi kerja dan kinerja pekerja.

3.5. Motivasi Kerja4

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai suatu kepuasan.


(75)

Gambar 3.2. Proses Motivasional Dasar

Danim (2004 : 15) mengatakan bahwa pada hakikatnya motivasi adalah perasaan atau keinginn seseorang yang berada dan bekerja pada kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan di lingkungan organisasi.

Menurut Siagian (2002 : 102) motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi agar tercapainya tujuan.

Dari pendapat di atas didefenisikan bahwa motivasi adalah merupakan pendorong atau penggerak, seseorang untuk mau bertindak dan bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan kewajibannya. Dan kebutuhan yang mendorong kegiatan ke arah suatu tujuan tertentu disebut juga dengan motivasi.

Seseorang yang sangat termotivasi yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial, guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya dan organisasi dimana ia bekerja. Seseorang yang termotivasi hanya memberikan upaya minimum dalam hal bekerja motivasi merupakan sebuah konsep penting dalam studi kerja individu

Teori hierarki kebutuhan dikembangkan oleh psikolog Abraham Maslow pada tahun 1935. Abraham maslow meneliti bahwa motivasi manusia itu berasal


(76)

dari dalam diri seseorang dan sifatnya tidak dapat dipaksakan, teori ini menekankan bahwa manusia terdorong untuk melakukan usaha, untuk memuaskan lima kebutuhan yang belum terpuaskan yang melekat pada diri manusia itu sendiri.

Teori hierarki kebutuhan menyatakan bahwa motivasi seseorang didasarkan pada dua anggapan yaitu:

a. Kebutuhan seseorang tergantung pada apa yang sudah di milikinya.

b. Dilihat dari pentingnya, kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan dan pengalaman yang bersangkutan yang di gambarkan dalam bentuk hierarki.

Gambar 3.3. Hierarki Kebutuhan dari Maslow

Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu


(77)

peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)

• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)

• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)

• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif : mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik : keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri : mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya) Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

Ada dua metode motivasi yang dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan (2000 :149) yaitu motivasi langsung dan motivasi tak langsung sebagai berikut : 1. Motivasi langsung (Direct motivation)


(78)

Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan nonmaterial) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan bintang jasa.

2. Motivasi tak langsung (Indirect motivation)

Motivasi tak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Motivasi tidak langsung besar besar pengaruhnya untuk merangsang semangat bekerja karyawan sehingga produktif

Dimensi motivasi kerja meliputi:

1. Motif (motif) adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif memiliki keinginan tertentu yang ingin dicapai. 2.Harapan (expectancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan , terjadi karena

berkeingian untuk mencapai tujuan.

3.Insentif (insentive), yaitu memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah (imbalan) kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi stander.

3.6. Kinerja

Kinerja5 adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau


(79)

jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujaun organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Kinerja 6adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan atau

ability (A), motivasi atau motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O); yaitu kinerja = f(AxMxO); Artinya kinerja merupakan fungsi darikemampuan, motivasi dan kesempatan. Dengan kata lain, kinerja ditentukan oleh faktorfaktor kemampuan, motivasi dan kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang tinggi sebagian merupakan fungsi dari tiadanya rintangan-rintangan pengendali karyawan itu. Meskipun seorang individu bersedia dan mampu, bisa saja ada rintangan yang jadi penghambat, sebagaimana diperlihatkan gambar berikut ini:

Gambar 3.4. Hubungan Kinerja Dengan Motivasi Dan Kesempatan Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

6

Dewi Marifah, 2004. ”Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pekerja”


(80)

Kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi semua perusahaan dan institusi yang mempekerjakan karyawan, sebab kinerja karyawan ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Standar dalam penilaian kinerja / prestasi kerja mencakup : a. Kuantitas (jumlah yang harus diselesaikan)

b. Kualitas (mutu yang dihasilkan)

c. Ketepatan waktu kerja (sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan)

3.7. Hubungan QWL dengan Motivasi Kerja

QWL berperan dalam meningkatkan kinerja, menurunkan tingkat inflasi, merupakan salah satu penerapan demokrasi industrial, dan meminimalkan pemogokan kerja. Tujuan mendasar dari penerapan QWL adalah mengembangkan pekerjan dan kondisi kerja terbaik bagi karyawan dan kesehatan ekonomi organisasi. QWL merupakan dimensi yang krusial dari kinerja karyawan, karena terbukti berpengaruh penting terhadap kinerja karyawan (Beh danRose, 2007).

3.8. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja

Meningkatnya kinerja karyawan dapat disebabkan oleh peningkatan motivasi karyawan tersebut. Motivasi penting karena dapat menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya oleh


(81)

kebutuhan akan materi (faktor hygiene), tetapi juga kebutuhan terhadap pencapaian pekerjaan yang berarti (faktor motivator).

3.9. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat pengumpul data yang lazim digunakan dalam penelitian survei, yang berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden. Langkah – langkah dalam penyusunan kuisoner adalah :

1. Tahap Persiapan, yaitu :

a. Merumuskan maksud dan tujuan penelitian

b. Menyusun pertanyaan kuesioner dengan rincian aspeek yang berhubungan.

c. Kuesioner dikonsultasikan dengan ahli dalam bidang yang diteliti.

d. Susunlah petunjuk pengisian kuesioner dalam memandu responden.

2. Tahap Uji Coba Kuesioner yang bertujuan untuk :

a. Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang kurang jelas bagi

responden.

b. Memeriksa kemungkinan terdapat kata – kata asing yang tidak dimengerti oleh responden.

c. Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang tidak relevan dengan

tujuan penelitian.

d. Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang terlalu dangkal dalam

mengungkapkan masalah.

3. Penyebaran kuesioner


(1)

2. Perusahaan dapat membenahi kebijakan untuk kompensasi yang layak seperti halnya dengan menambah tunjangan, dll serta melakukan pengawasan terhadap penggunaan APD, juga memberikan fasilitas yang baik seperti transportasi, pengadaan rekreasi bersama, agar motivasi kerja maupun kinerja pekerja meningkat.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Cascio, Wayne F, Managing Human Resources, Colorado: Mc Graw -Hill, 2003. Dharma, Agus, Manajemen Prestasi Kerja Pegawai, Jakarta : Rajawali, 1992. Ginting, Rosnani, Diktat Perancangan Produk, Medan : USU, 2008.

Ghozali, Imam, Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos16, Semarang : Undip, 2005. Luthans, F, Organizational Behaviour, Colorado: Mc Graw -Hill, 1998.

Nawawi, Hajari H , Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif , Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press, 1997.

Rose, Raduan Che, American Journal of applied Sciences, Malaysia: Science Publications, 2006.

Rivai, Veithzal, Performance Appraisal, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005. Skrovan, Daniel J, Quality of Work Life , Canada: Addison Wesley, 1983.


(3)

(4)

(5)

(6)