Analisis Beban Bising Analisis Psikologi Operator

Hubungan antara kecepatan angin dengan tingkat kebisingan yang diterima operator 6 dapat dilihat pada Gambar 5.28 yang menunjukkan persamaan garis regresi yang turun. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang bersifat fungsional negatif atau semakin tinggi kecepatan angin maka akan semakin rendah tingkat kebisingan yang diterima operator 6. Adapun pola regresinya yaitu Y = 101,0 – 5,570x. Nilai korelasi -0,22 menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara kecepatan angin dengan tingkat kebisingan yang diterima operator 6 tidak berkorelasi. Dari keterangan mengenai pengaruh kecepatan angin terhadap tingkat kebisingan pada setiap posisi operator di atas, mengindikasikan bahwa kecepatan angin mempengaruhi tingkat kebisingan yang diterima setiap operator. Angin dapat mendistorsi bunyi. Bunyi searah arah angin akan dipercepat, sedangkan bunyi berlawanan arah angin akan diperlambat.

6.1.6. Analisis Beban Bising

Dari Tabel 5.17 dapat dilihat bahwa beban bising pada sumber bunyi yang tertinggi yaitu yang diterima oleh operator 3 sebesar 25, sedangkan yang terendah diterima oleh operator 1 sebesar 9. Hal ini terjadi karena tingkat kebisingan yang diterima operator 3 lebih besar dibandingkan dengan operator lainnya. Beban bising berada dalam kriteria berbahaya jika 1. Hal ini mengiindikasikan bahwa beban bising yang diterima setiap operator telah berada pada kriteria berbahaya atau telah melebihi standar yang diizinkan. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengendalian terhadap tingkat kebisingan yang diterima operator. Upaya tersebut Universitas Sumatera Utara antara lain memasang peredam pada mesin sehingga dapat mereduksi kebisingan dan pemakaian alat pelindung pendengaran untuk menjaga tingkat pendengaran.

6.1.7. Analisis Psikologi Operator

Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data tentang kondisi sampel, seperti kondisi kebisingan yang dirasakan, pengaruh kebisingan terhadap pendengaran pekerja, kenyamanan lingkungan kerja yang dirasakan, efek lingkungan kerja, dan efek lingkungan kerja terhadap kelelahan. Dari Gambar 5.2 dapat dilihat bahwa kondisi kebisingan yang dirasakan oleh setiap operator menunjukkan perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah bekerja. Operator merasakan tingkat kebisingan yang normal 0,17 pada saat sebelum bekerja, dan merasakan tingkat kebisingan yang sedikit kuat 1,63 pada saat sesudah bekerja. Hal ini mengindikasikan bahwa paparan kebisingan yang dirasakan oleh operator telah melebihi nilai ambang batas pendengaran operator dan telah melebihi nilai standar yang diizinkan. Dari Gambar 5.3 dapat dilihat bahwa pengaruh kebisingan terhadap pendengaran setiap pekerja menunjukkan perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah bekerja. Pengaruh kebisingan yang dirasakan operator adalah sedikit sehat 0,75 pada saat sebelum bekerja, dan merasakan pengaruh kebisingan yang mengakibatkan sakit -1,50 pada saat sesudah bekerja. Hal ini mengindikasikan bahwa paparan kebisingan yang diterima operator pada saat bekerja dirasakan berpengaruh negatif terhadap kesehatan, terutama pada pendengaran. Ini diperkuat dengan data hasil pengukuran audiometri yang Universitas Sumatera Utara menunjukkan penurunan kemampuan mendengar operator setelah terpapar kebisingan. Dari Gambar 5.4 dapat dilihat bahwa kenyamanan lingkungan kerja yang dirasakan oleh operator menunjukkan perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah bekerja. Kenyamanan lingkungan kerja yang dirasakan operator adalah sedikit nyaman 1,25 pada saat sebelum bekerja, dan kenyamanan lingkungan kerja yang dirasakan pada saat sesudah bekerja adalah sedikit tidak nyaman -1,33. Hal ini mengindikasikan bahwa paparan kebisingan yang diterima dirasakan mengganggu kenyamanan operator dalam bekerja yang dapat berakibat pada penurunan produktivitas kerja. Dari Gambar 5.5 dapat dilihat bahwa efek lingkungan kerja yang dirasakan operator menunjukkan perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah bekerja. Efek lingkungan kerja yang dirasakan operator adalah sedikit mendukung 1,25 pada saat sebelum bekerja, dan efek lingkungan kerja yang dirasakan operator pada saat sesudah bekerja adalah sedikit mengganggu -1,25. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi lingkungan kerja yang bising dirasakan mengganggu terutama dalam hal proses kerja dan juga kesehatan pendengaran operator . Dari Gambar 5.6 dapat dilihat bahwa efek lingkungan kerja terhadap kelelahan yang dirasakan operator terdapat perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah bekerja. Efek lingkungan kerja terhadap kelelahan operator adalah sedikit tidak lelah 1,75 pada saat sebelum bekerja, dan efek lingkungan kerja yang dirasakan terhadap kelelahan operator pada saat sesudah bekerja adalah Universitas Sumatera Utara lelah -1,13. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kebisingan yang diterima operator dirasakan mempercepat proses kelelahan saat bekerja. Hal ini diperkuat dengan pengukuran denyut jantung yang mempengaruhi besarnya kebutuhan konsumsi energi yang mengalami peningkatan setelah terpapar kebisingan. Dari setiap penilaian yang diberikan operator, mengindikasikan bahwa tingkat kebisingan yang dirasakan operator belum mendukung kenyamanan dan kesehatan operator terutama kesehatan pendengaran, serta lingkungan kerja yang dirasakan mengganggu dan menyebabkan kelelahan. Oleh karena itu, setiap operator berharap adanya perbaikan untuk mereduksi kebisingan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pengendalian kebisingan adalah dengan memberikan elemen peredam pada sumber bising. Sedangkan untuk menjaga kesehatan pendengaran operator dapat dilakukan dengan menggunakan alat pelindung pendengaran saat bekerja.

6.1.8. Analisis Pengukuran Audiometri