Perkembangan PDB Produk Domestik Bruto di Indonesia

Nilai tukar rupiah pada triwulan I tahun 2008 mencapai Rp 9.217 dan tetap terjaga sampai triwulan III Rp 9.378. Hingga pada triwulan IV rupiah mengalami depresiasi menjadi Rp 10.950 dan tetap berlangsung sampai triwulan I tahun 2009 sebagai akibat pada Oktober 2008 terjadi krisis global yang melanda negara negara khususnya, tetapi krisis tersebut dengan cermat diantisipasi oleh Bank Indonesia yang menunjukkan sistim keuangan Indonesia mempunyai daya tahan yang cukup kuat. Hal ini dikarenakan pengalaman Indonesia pada krisis keuangan di tahun 1997 dan 1998 yang mendorong otoritas dan pelaku di sector keuangan Indonesia berbenah diri, meningkatkan disiplin dan selalu berhati hati. Kemudian senantisa mengalami apresiasi selama tahun 2009 hingga mencapai Rp 9.400 di triwulan IV sebagai akibat dari kesuksesan perbankan Indonesia dalam menghadapi krisis global.

4.4 Perkembangan PDB Produk Domestik Bruto di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dan dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut diukur dalam nilai tambah value added yang diciptakan oleh sector sector ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara total dikenal sebagai produk domestic bruto PDB . Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah sama dengan pertumbuhan PDB. Data Strategis BPS, 2010 : 13 . PDB disajikan dalam dua konsep harga, yaitu harga berlaku dan harga konstan. Dalam penelitian ini menggunakan konsep harga berlaku dimana dalam perhitungan PDB dengan mengikutsertakan factor kenaikan harga inflasi . Perkembangan PDB di Indonesia terhitung sejak 2001 – 2009 dapat dilihat dari table berrikut : Tabel 4.12 Produk Domestik Bruto Periode 2001 – 2009 Periode PDB Trilliun Rupiah 2001 Triwulan I 356.1 Triwulan II 360.5 Triwulan III 367.5 Triwulan IV 356.2 2002 Triwulan I 412.2 Triwulan II 416.8 Triwulan III 429.3 Triwulan IV 403.6 2003 Triwulan I 419.2 Triwulan II 433.3 Triwulan III 444.8 Triwulan IV 524.2 2004 Triwulan I 551.6 Triwulan II 568.1 Triwulan III 599 Triwulan IV 600 2005 Triwulan I 639.7 Triwulan II 660 Triwulan III 708 Triwulan IV 736.8 2006 Triwulan I 766.1 Triwulan II 803.4 Triwulan III 854.6 Triwulan IV 873.3 2007 Triwulan I 915.9 Triwulan II 926.5 Triwulan III 1023.8 Triwulan IV 1035.4 2008 Triwulan I 1122.1 Triwulan II 1230.9 Triwulan III 1343.8 Triwulan IV 1274.3 2009 Triwulan I 1300.3 Triwulan II 1365.5 Triwulan III 1452.5 Triwulan IV 1450.8 Sumber : Berita Resmi Statistik2001 -2009, Badan Pusat Statistika Medan Perekonomian Indonesia pada tahun 2001 mengalami pertumbuhan sebesar 3,32 disbanding tahun 2001. Nilai PDB pada tahun 2001 naik sebesar Rp 209,0 Triliun dari Rp 1.282,0 Triliun pada tahun 2000 menjadi Rp 1.440,0 Triliun pada tahun 2001. Pertumbuhan PDB pada tahun 2002 tertinggi pada triwulan III Rp 429.3 Triliun, naik sebesar Rp 12,5 Triliun dari Rp 416.8 Triliun triwulan II. Kenaikan PDB pada periode triwulan III disebabkan semua sector mengalami pertumbuhan. Sektor ekonomi yang mempunyai peran terbesar dalam Pembentukan PDB adalah sector industry dan pengolahan sebesar Rp 110,0 Triliun kemudian di urutan kedua ditempati sector pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar Rp 73,2 Triliun selanjutnya di urutan ketiga sector pertambangan dan penggalian sebesar 54,1 Triliun dan ditambahi oleh sector sector ekonomi lainnya. Sepanjang tahun 2003, PDB tiap triwulannya mengalami pertumbuhan kea rah yang positif. Pada Triwulan I meningakat sebesar Rp 15,6 Triliun dari Rp 403.6 Triliun pada triwulan IV 2002 menjadi Rp 419.2 triliun pada triwulan I 2003. PDB tertinggi berada pada triwulan IV yaitu Rp 524.2 Triliun naik sebesar Rp 79,4 Triliun dari triwulan III Rp 444.8 triliun. Pada tahun 2004 PDB tertinggi terjadi pada triwulan IV yaitu Rp 600 triliun, tetapi kenaikan PDB tebesar terjadi dari triwulan II Rp 568.1 Triliun menuju triwulan III Rp 599 triliun yaitu sebesar 30,9 Triliun. Perekonomian Indonesia pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan sebesar 5,60 dibanding tahun 2004. Pertumbuhan PDB terjadi hampir terjadi di semua sektor ekonomi dimana pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sector pengankutan dan komunikasi sebesar 12,97 . Besaran PDB atas dasar harga berlaku pada tahun 2005 sebesar Rp 2.744,5 Triliun meningkat sebesar Rp 425,8 Triliun dari Rp 2.318,7 Triliun di tahun 2004. Besaran PDB pada tahun 2006 sebesar Rp 3.339,1 Triliun meningkat sebesar Rp 594,6 Triliun dari PDB tahun 2005 sebesar Rp 2.744,5 Triliun. Semua sector ekonomi mengalami pertumbuhan positif dengan sektor industry pengolahan mempunyai peran terbesar dalam pembentukan PDB 2006 yaitu sebesar Rp 936,4 Triliun dan sector listrik, gas dan air bersih berperan terkecil dalam pembentukan PDB 2006 yaitu sebesar Rp 30,4 Triliun. Begitu hal nya dengan tahun 2007, pertumbuhan PDB selalu senantiasa mengarah kea rah positif. Berbeda dengan pertumbuhan PDB dengan tahun tahun sebelumnya, dimana setiap triwulannya mengalami pertumbuhan PDB ke arah positif. Pada tahun 2008 periode triwulan I sampai III masih sama dengan pertumbuhan PDB dengan tahun sebelumnya, mengalami pertumbuhan kearah positif. Tetapi pada triwulan IV pertumbuhan PDB mengarah ke arah negative, dimana PDB triwulan IV Rp 1.291 Triliun turun sebesar Rp 37 Triliun dari Rp 1328 triwulan III. Hal ini disebabkan pada bulan oktober 2008 terjadi krisis global sehingga menurunkan PDB Indonesia. Setelah melewati krisis di triwulan IV 2008, perekonomian Indonesia kembali membaik. Hal ini ditandai dengan naiknya PDB sebesar Rp 26,1 Triliun dari Rp 1.291 Triliun triwulan IV 2008 menjadi Rp 1317.1 Triliun triwulan I 2009. Di triwulan II kenaikan PDB sebesar Rp 68,6 Triliun menjadi Rp 1385.7 Triliun. Selama periode 2009, PDB tertinggi berada pada triwulan III yaitu Rp 1.459,8 Triwulan dengan sector industri pengolahan mempunyai peran terbesar dalam pembentukan PDB sebesar Rp 380 Triwulan.

4.5 Hasil Penelitian Analisa