Hipotesis Tujuan Penelitian Suku Bunga

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan skripsi dengan judul “ Analisis Pengaruh Suku Bunga Deposito, Kurs Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS dan Produk Domestik Bruto PDB terhadap Pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia? 2. Bagaimanakah pengaruh Kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terhadap pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia? 3. Bagaimanakah pengaruh produk domestic bruto PDB terhadap pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia?

1.3 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan masalah diatas, maka hipotesisnya sebagai berikut : 1. Suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia. 2. Kurs Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia. 3. PDB berpengaruh positif terhadap pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kurs terhadap pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh produk domestik bruto PDB terhadap pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat menjadi informasi mengenai perkembangan yang terjadi di pasar modal Indonesia. 2. Untuk meningkatkan pembelajaran mengenai Reksa Dana terhadap masyarakat luas baik individu maupun institusi juga bagi semua pihak yang merasa berkepentingan dengan Reksa Dana. 3. Diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sebagai penambah pengetahuan dan bagi pihak lain yang berhubungan dengan penelitian ini. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Defenisi Ilmu Ekonomi Prof. P.A. Samuelson 1970 mendefenisikan ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu – individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber sumber daya yang terbatas tetapi dapat juga digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat. Sukirno, 2005 : 9

2.1.2 Masalah Ekonomi

Masalah ekonomi merupakan masalah yang timbul sebagai akibat kebutuhan masyarakat yang sifatnya tidak terbatas dan semakin meningkat sedangkan faktor faktor produksi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sifatnya terbatas.

2.1.3 Jenis Jenis Analisis Ekonomi

Jenis jenis analisis ekonomi adalah sebagai berikut : a. Ekonomi Deskriptif yaitu ilmu ekonomi yang menggambarkan keadaan atau kondisi yang sebenarnya dalam perekonomian. b. Teori Ekonomi yaitu teori ekonomi yang menggambarkan sifat hubungan yang wujud dalam kegiatan ekonomi pada kondisi nyata yang disederhanakan dengan ramalan atau asumsi tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu keadaan yang mempengaruhinya mengalami perubahan. c. Ekonomi Terapan Ekonomi Aplikasi yaitu cabang dari ilmu ekonomi mikro dan makro yang menelaah tentang kebijakan yang perlu dilaksanakan untuk mengatasi masalah masalah ekonomi.

2.1.4 Teori Pokok Dalam Analisis Ekonomi

Teori pokok dalam analisis ekonomi adalah sebagai berikut : a. Teori Mikroekonomi yaitu satu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai perilaku pelaku ekonomi yang lebih kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian, seperti menganalisis konsumen individu, rumah tangga, dan perusahaan. b. Teori Makroekonomi yaitu satu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang menganalisis lebih luas keseluruhan kegiatan perekonomian, seperti menganalisis sekelompok masyarakat, negara dan masyarakat dunia.

2.1.5 Teori Permintaan

Teori Permintaan menerangkan tentang bagaimana perilaku atau sifat permintaan para pembeli terhadap sesuatu barang yang tersedia di pasar. Permintaan seseorang atau sesuatu masyarakat kepada sesuatu barang ditentukan oleh ditentukan oleh banyak factor. Di antara faktor faktor tersebut yang terpenting adalah seperti yang dinyatakan di bawah ini : a. Harga barang yang dimaksud b. Harga barang lain barang subtitusi c. Tingkat pendapatan masyarakat d. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat e. Cita rasa atau selera masyarakat f. Jumlah penduduk g. Ramalan atau estimasi mengenai keadaan di masa yang akan datang Dalam analisis tersebut diasumsikan bahwa “faktor faktor lain tidak mengalami perubahan” atau “ceteris paribus”. Hukum permintaan menyatakan makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Secara matematis persamaan untuk fungsi permintaan berdasarkan hukum permintaan adalah sebagai berikut : Qd = k – xP Dimana Qd : Jumlah permintaan terhadap barang k : Konstanta x : Koefisien arahslope P : Tinngkat harga Sifat hubungan seperti itu disebabkan karena kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambah pembelianterhadap barang yang mengalami penurunan harga. Yang kedua, kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil para pembeli berkurang. Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap berbagai jenis barang, dan terutama barang yang mengalami kenaikan harga. Lebih lanjut dijelaskan dengan tabel permintaan dan kurva permintaan sebagai berikut. Tabel 2.1 Permintaan Terhadap Barang Q Pada berbagai Tingkat Harga Keadaan Harga rupiah Jumlah yang diminta unit A 5.000 2 B 4.000 4 C 3.000 6 D 2.000 8 E 1.000 10 Berdasarkan tabel di atas maka dapat disajikan kurva permintaan pasar sebagai berikut : Kurva permintaan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli. Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta, yang mempunyai sifat hubungan yang terbalik. Kalau salah satu variabel naik misalnya harga maka variabel yang lainnya akan turun misalnya jumlah yang diminta. Kembali diingatka bahwa pergerakan dari titik A ke E sepanjang kurva permintaan di atas hanya berlaku bila semua yang 500 1000 1500 2000 2500 A B C D E D Jumlah yang diminta unit Harga 2 4 6 8 10 Gambar 2.1 Permintaan Terhadap Barang Q Pada berbagai Tingkat Harga mempengaruhi permintaan selain harga dianggap tetap. Pada tabel 2.1 dan gambar 2.1 dapat dilihat dua hal yaitu : 1. Jumlah barang yang diminta, yaitu banyaknya barang yang diminta pada setiap periode setiap titik pada tabel atau kurva yaitu A, B, C, D, E. 2. Permintaan yaitu gabungan dari seluruh jumlah barang yang diminta yaitu kurva D A+B+C+D+E.

1.1.6 Teori Penawaran

Teori penawaran menerangkan bagaimana perilaku atau sifat para penjual dalam menawarkan barang yang akan dijualnya di pasar. Terdapatnya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan transaksi dalam pasar. Permintaan yang wujud hanya dapat dipenuhi apabila para penjual dapat menyediakan barang barang yang diperlukan oleh pembeli tersebut. Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa factor. Yang terpenting adalah : a. Harga barang yang dimaksud b. Harga barang barang lain barang subtitusi c. Biaya produksi d. Tujuan operasi perusahaan tersebut e. Tingkat tekhnogi yang digunakan Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya makin rendah harga sesuatu barang makin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Hukum Ekonomi menyatakan bila harga tinggi maka permintaan cenderung rendah, penawaran cenderung tinggi. Bila harga rendah permintaan cenderung tinggi, penawaran cenderung rendah, bila permintaan tinggi maka harga cenderung naik, bila permintaan rendah harga cenderung turun, bila penawaran tinggi harga cenderung rendah. Putong, 2005 : 58.

2.2 Reksa Dana

2.2.1 Pengertian Reksa Dana

Reksadana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi yang telah mendapat izin dari Bapepam. Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 Ayat 2 . Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.

2.2.2 Pengelola Reksa Dana

Pengelola reksa dana adalah sebagai berikut : a. Manajer Investasi yaitu perusahaan yang bertanggung jawab atas kegiatan investasi yang meliputi analisis dan pemilihan jenis investasi, mengambil keputusan investasi, memonitor pasar investasi dan melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk kepentingan investor. Perusahaan menejer investasi untuk dapat melakukan usahanya harus memperoleh izin dari Bapepam dan LK. b. Bank Kustodian yaitu tempat penyimpanan kekayaan serta administrator reksa dana. Sama halnya dengan menejer investasi, Bank Kustodian juga harus mendapat izin dari Bapepam dan LK dalam menjalankan kegiatannya.

2.2.3 Bentuk Reksa Dana

Dari sisi peraturan Bapepam dan LK, Reksa Dana Indonesia dibagi dalam 2 dua bentuk kategori yaitu : a. Reksa Dana berbentuk Perseroan Corporate Type Dalam bentuk Reksa Dana ini, perusahaan penerbit Reksa Dana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun di pasar uang. Bentuk ini mempunyai cirri cirri sebagai berikut : 1. Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas PT 2. Pengelolaan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antara Direksi Perusahaan dengan Menejer Investasi yang ditunjuk. 3. Penyimpan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antara Menejer Investasi dengan Bank Kustodian. Reksa Dana berbentuk Perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi Reksa Dana Perseroan yang tertutup dan Reksa Dana yang terbuka. b. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Contractual Type Bentuk Reksa Dana ini merupakan kontrak antara Menejer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan, dimana Menejer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Semua kekayaan Reksa Dana wajib disimpan pada Bank Kustodian yaitu bank umum yang mendapat izin dari Bapepam untuk memberikan jasa penitipan Efek. Reksa Dana selalu bersifat terbuka open end – fund . Bentuk ini memiliki cirri cirri sebagai berikut : 1. Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif. 2. Pengelolaan Reksa Dana dilakukan oleh Menejer Investasi berdasarkan kontrak. 3. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh Bank Kustodian berdasarkan kontrak. Bentuk ini lebih popular dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan Reksa Dana yang berbentuk Perseroan.

2.2.4 Sifat Reksa Dana

Dari sisi peraturan Bapepam dan LK, Reksa Dana Indonesia dibagi dalam 2 dua sifat kategori yaitu: a. Reksa Dana bersifat Tertutup Close End – Fund Reksa Dana Tertutup adalah Reksa Dana yang tidak dapat membeli kembali saham saham yang telah dijual kepada pemodal. Dengan kata lain, pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada Menejer Investasi. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, hal ini harus dilaksanakan melalui Bursa Efek tempat saham Reksa Dana tersebut dicatatkan. Harga pasar dari saham Reksa Dana tertutup ini berubah ubah dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran, sama halnya dengan fluktuasi harga kurs saham perusahaan publik lainnya. b. Reksa Dana bersifat Terbuka Open End- Fund Reksa Dana Tertutup adalah Reksa Dana yang menawarkan dam membeli kembali saham – sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal yang sudah dikeluarkan. Pemegang Reksa Dana Unit Reksa Dana yang bersifat terbuka ini dapat menjual kembali saham unit penyertaannya setiap saat apabila diinginkan. Menurut peraturan, pembayaran atas penjual kembali redemption harus dilakukan sesegara mungkin dan tidak boleh lebih lama dari 7 hari bursa sejak diminta penjualan kembali oleh investor pemegang saham unit.

2.2.5 Jenis Reksa Dana

Dari sisi peraturan Bapepam dan LK, Reksa Dana Indonesia dibagi dalam 4 empat jenis kategori. Penggolongan jenis reksa dana disini berdasarkan kategori instrumen dimana reksa dana melakukan investasi. a. Reksa Dana Pasar Uang Money Market funds Konsentrasi portofolio Reksa Dana ini diinvestasikan pada Efek yang bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari setu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Resikonya relatif lebih rendah disbanding dengan Reksa Dana jenis lainnya. Karena instrumen yang dipih merupakan instrumen utang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun. b. Reksa Dana Pendapatan Tetap Fixed Income Funds Reksa Dana ini melakukan investasi sekurang kurangnya 80 dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat utang. Resikonya lebih tinggi dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. c. Reksa Dana Saham Equity Funds Investasi Reksa Dana ini sekurang kurangnya 80 dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat ekuitas. Resikonya lebih tinggi dibandingkan dua jenis Reksa Dana sebelumnya, tetapi tingkat pengembalian yang dihasilkan Reksa Dana jenis ini juga tinggi. Tingginya resiko tersebut dikarenakan sifat harga saham yang lebih fliktuasi. Tetapi sebaliknya, dalam jangka panjang tingkat pengembaliannya lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya. Jenis ini sesuai untuk investor yang mempunyai horizon investasi yang panjang. d. Reksa Dana Campuran Discrenationary Funds Investasinya dilakukan dalam Efek yang bersifat Ekuitas dan Efek yang bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk Reksa Dana Pendapatan Tetap dan saham diatas. Reksa Dana ini beresiko moderat dengan tingkat pengembalian yang relatif lebih tinngi dari pada Reksa Dana Pendapatan Tetap. Perbandingan komposisi portofolionya sangat beragam baik dalam bentuk efek hutang, ekuitas, maupun efek pasar uang.

2.2.6 Manfaat Reksa Dana

Manfaat reksa dana adalah sebagai berikut : a. Dikelola Menejemen Profesional Pengelolaan Reksa Dana dilaksanakan oleh Menejer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Menejer Investasi sangat penting mengingat pemodal individual pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisis harga Efek serta mengakses informasi ke pasar modal. b. Diversifikasi Investasi Diversifikasi Investasi yang diwujudkan dalam portofolio efek akan mengurangi resiko karena dana kekayaan Reksa Dana diinvestasika pada berbagai jenis efek sehingga resikonya juga tersebar. Dengan kata lain, resikonya tidak akan sebesar resiko bila seseorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara individual. c. Kemudahan Berinvestasi Kemudahan ini tercermin dari relatif rendahnya nilai investasi awal Reksa Dana dibanding jenis investasi lainnya serta kemudahan pelayanan administrasi pembelian maupun penjualan kembalinya. Kemudahan lainnya adalah fasilitas bagi investoe untuk melakukan investasi kembali reinvestsi dengan menggunakan deviden yang diperolehnya sehingga saham unit penyertaannya terus bertambah. d. Transparansi Informasi Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolio dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang saham unit penyertaan dapat memantau keuntungan, biaya dan resiko setiap saat. e. Likuiditas yang Tinggi Pemodal dapat mencairkan kembali saham unit penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing masing Reksa Dana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksa Dana terbuka wajib membeli kembali saham unit penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid. f. Biayanya Rendah Karena Reksa Dana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian dikelola secara profesioanal, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila investor individu melakukan transaksi sendiri di bursa.

2.2.6 Resiko Reksa Dana

Resiko reksa dana adalah sebagai berikut : a. Resiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan Resiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek saham, obligasi, surat berharga lainnya yang menjadi bagian portofolio Reksa Dana di bursa mengakibatkan menurunnya nilai unit penyertaan. b. Resiko Likuiditas Penjualan kembali redemption sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik kepada Menejer Investasi secara bersamaan dapat menyulitkan Menejer Investasi dalam menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut. c. Resiko Politik dan Ekonomi Perubahan kebijaksanaan di bidang politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang telah go public listing di bursa efek. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk dalam portofolio Reksa Dana. d. Resiko Wanprestasi Resiko ini dapat timbul saat perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungjawaban saat terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

2.3 Suku Bunga

Pembayaran ke atas modal yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. Bunga yang dinyatakan sebagai persentase dari modal dinamakan suku bunga. Sukirno, 2005:375. Tingkat bunga adalah balas jasa berupa harga yang harus dibayar oleh penerima simpanan kepada pemberi simpanan karena pemberi simpanan rela menunda konsumsi saat ini untuk ditabung yang kemudian sipenerima tabungan menggunakannya untuk keperluan tertentu. Teori teori yang menentukan besarnya suku bunga adalah a. Teori Klasik Menurut pandangan klasik bahwa suku bunga menentukan besarnya jumlah tabungan yang disimpan masyarakat. Dalam hal ini suku bunga berbanding lurus dengan besarnya jumlah tabungan yaitu apabila suku bunga semakin tinggi maka jumlah tabungan akan semakin tinggi juga dan begitu sebaliknya semakin rendah suku bunga maka jumlah tabungan akan semakin rendah juga. b. Teori Keynes Teori Modern Menurut teori Keynes, pendapatan nasional pendapatan seluruh penduduk dalam perekonomian menentukan besarnya jumlah tabungan. Pendapatan nasional berbanding lurus dengan besarnya jumlah tabungan. Apabila pendapatan nasional meningkat maka besarnya jumlah tabungan akan semakin meningkat juga, hal ini disebabkan karena pada waktu pendapatan nasional meningkat maka konsumsi masyarakat lebih rendah dari pada pendapatan nasional sehingga sisa pendapatan setelah dikurangi konsumsi digunakan untuk ditabung. Begitu juga sebaliknya apabila pendapatan nasional menurun maka besarnya jumlah tabungan akan semakin menurun juga, hal ini disebabkan karena pada waktu pendapatan nasional menurun maka konsumsi masyarakat lebih tinggi dari pada pendapatan nasional sehingga untuk membiayai konsumsi yang lebih tinggi dari pendapatan nasional masyarakat harus menggunakan tabungan yang dibuatnya pada masa lalu.

2.4 Kurs