penurunan pada triwulan IV disebabkan adanya isu perubahan dalam perhitungan NAB reksa dana.
4.1.2.4 Perkembangan Reksa Dana di Indonesia Tahun 2004
Perkembangan Reksa Dana di Indonesia Tahun 2004 dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Kinerja Reksa Dana pada tahun 2004
Periode Jumlah
Reksa Dana Pemegang
sahamU.P NAB
Rp Trilliun Jumlah saham
unit yang beredar Triwulan 1
193 229.791
78,4 67.427.827.405,700
Triwulan 2 208
243.247 87,3
74.606.673.725,660 Triwulan 3
222 270.415
97,1 81.653.323.639,600
Triwulan 4 246
421.032 104
84.604.893.224,709 Sumber : Statistik Pasar Modal BAPEPAM 2004
Tahun 2004 diawali pada triwulan I, NAB reksa dana sudah mengalami peningkatan dari triwulan IV tahun 2003 sebesar 9 menjadi 78,4 triwulan I di tahun
2004. Dari triwulan I sampai ke IV pertumbuhan NAB reksa dana terus mengalami peningkatan. Tertinggi pada triwulan IV yaitu 104 trilliun. Semakin tidak
menariknya produk perbankan menyumbangkan peran dibalik luar biasanya aliran dana masyarakat ke reksa dana. Perkembangan reksa dana yang semakin meningkat
membuat BAPEPAM senantiasa memperhatikan reksa dana lebih dalam guna mengantisipasi terjadinya krisis reksa dana.
4.1.2.5 Perkembangan Reksa Dana di Indonesia Tahun 2005
Perkembangan Reksa Dana di Indonesia Tahun 2005 dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Kinerja Reksa Dana pada tahun 2005
Periode Jumlah
Reksa Dana Pemegang
sahamU.P NAB
Rp Trilliun Jumlah saham
unit yang beredar Triwulan 1
272 346.618
105,3 82.706.198.519,840
Triwulan 2 290
314.814 83,2
62.806.021.756,480 Triwulan 3
311 320.512
34 24.704.096.431,230
Triwulan 4 328
254.660 29,4
21.262.143.379,980 Sumber : Statistik Pasar Modal BAPEPAM 2005
Perkembangan reksa dana tahun 2005 mengalami penurunan, pada triwulan I jumlah NAB reksa dana 105,3 trilliun, triwulan II menjadi 83,2 trilliun menurun
sebesar 22,1 trilliun. Terendah pada triwulan ke IV menjadi 29,4 trilliun. Hal ini disebabkan karena jatuhnya harga obligasi. Pada saat itu, hampir 70 dari total asset
reksa dana adalah kontribusi dari sumbangan reksa dana pendapatan tetap. Eko .PP dan Ubaidillah N : 2009 : 115 . Terjadi juga aksi “redemption” oleh para investor
yaitu penarikan kembali dana yang diinvestasikan di reksa dana untuk menghindari
krisis reksa dana karena adanya isu pengenaan pajak atas pendapatan reksa dana dan kecenderungan peningkatan “reference rate”. Selain itu, kondisi perekonomian
negeri yang mengalami tekanan sebagai imbas dari melambungnya harga minyak dunia , melemahnya nilai tukar rupiah memberikan impilikasi pada naiknya suku
bunga dalam negeri. Hal ini pada giliranya melemahkan perekonomian dan berdampak pada menurunnya surat berharga. Laporan Perekonomian Indonesia :
2005 : 175
4.1.2.6 Perkembangan Reksa Dana di Indonesia Tahun 2006