Defenisi Variabel Operasional METODE PENELITIAN

3.8 Defenisi Variabel Operasional

a. Nilai aktiva bersih NAB reksa dana adalah indikator kinerja dari investasi reksa dana dengan menjumlahkan total nilai aktiva reksa dana berdasarkan harga pasar penutupan aktiva yang bersangkutan, kemudian menguranginya dengan kewajiban kewajiban reksa dana, seperti biaya manajer investasi,biaya bank kustodian, dan lain lain yang dinyatakan dalam Triliun Rupiah. b. Suku bunga deposito adalah biaya simpanan yang dibayar pihak sebagai tempat menyimpan yang dalam hal ini adalah bank, kepada pihak yang telah mendepositokan uangnya untuk pemakaian selama periode 2001 sampai 2009, yang dinyatakan dalam persen. c. Kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar AS adalah harga mata uang Indonesia yakni rupiah terhadap mata uang Amerika Serikat yakni dollar AS yang penentuannya dibawah kendali Bank Indonesia yang dinyatakan dalam ribuan Rupiah. d. Produk Domestik Bruto PDB adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh penduduk negara Indonesia dalam satu tahun. Dalam hal ini PDB yang digunakan adalah PDB harga berlaku, dinyatakan dalam Trilliun Rupiah.

BAB IV ANALIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Reksa Dana di Indonesia

4.1.1 Perkembangan Reksa Dana di Indonesia Sebelum Tahun 2001

Seiring dengan diberlakukannya UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, reksa dana mulai dikenal di Indonesia. Berdasarkan UU tersebut terdapat dua macam reksa dana, yaitu reksa dana tertutup closed – end dan reksa dana terbuka open – end . PT. BDNI adalah reksa dana pertama berbentuk PT dan bersifat tertutup dengan mencatatkan 600.000 saham di Bursa Efek Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES dengan harga nominal Rp 500. Eko P.P dan Ubaidillah N.113.2009 . Pada tahun 1996, Bapepam mengeluarkan peraturan pelaksanaan tentang reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif KIK. Tahun ini merupakan tahun “reksa dana” karena pada tahun 1995 hanya hadir satu reksa dana dengan dana yang dikelola sebesar Rp 356 milliar, maka pada tahun 1996 mencapai total asset Rp 8,3 trilliun dengan jumlah reksa dana sebanyak 76. Tetapi pada tahun 1997 dan 1988 terjadi krisis makro di Indonesia yang berimbas pada perkembangan reksa dana dimana saat itu bunga bank meningkat sangat drastis membuat investor beralih ke produk perbankan dan melupakan reksa dana. Setelah melewati krisis makro, pada tahun 1999 membaiknya pasar telah membangkitkan kembali optimisme