Penerimaan Buah Reception Station Perebusan Sterilizer Station

2.3. Lokasi Perusahaan

Pabrik kelapa sawit Begerpang POM Palm Oil Mill milik PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, terletak di Desa Begerpang, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dengan jarak 10 km dari Tanjung Morawa atau sekitar 20 km dari kota Medan.

2.4. Daerah Pemasaran

Pabrik kelapa sawit Begerpang POM memiliki daerah pemasaran yang meliputi wilayah dalam negeri, dan sebagian diekspor ke luar negeri seperti Singapura, Australia, Vietnam, Amerika Serikat, Brazil, Inggris, Korea, dan lain-lain. Untuk selanjutnya CPO dan PKO diolah lagi menjadi minyak goreng, sabun, deterjen, margarine, dan lain-lain.

2.5. Proses Produksi

Proses dari pengolahan minyak pada Begerpang POM dimulai proses penerimaan buah Reception Station, perebusan Sterilizer Station, pembantingan Thresing Station, pengepressan Pressing, pengolahan biji Kernel Station, dan klarifikasi Clarification Station. Uraian dari proses pengolahan dapat dilihat sebagai berikut.

A. Penerimaan Buah Reception Station

FFB Fresh Fruit Bunch hasil dari kebun dibawa ke pabrik dengan menggunakan truk. Kemudian dilakukan penimbangan buah pada jembatan timbangan untuk mengukur berat bersih netto FFB yang masuk. Berat bersih Universitas Sumatera Utara FFB yang masuk dihitung dengan mencari selisih antara berat truk beserta isinya bruto dengan berat truk dalam keadaan kosong tarra. Kemudian setelah ditimbang FFB dibawa ke bagian penimbunan buah loading ramp yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Sebelum FFB diisikan ke dalam lorry, buah disortir untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah yang berdasarkan jumlah buah yang brondol sampai di loading ramp. FFB yang telah di sortir dibawa ke dalam loading ramp dengan tujuan untuk memudahkan masuknya buah ke dalam lorry. Loading ramp dibuat dari plat baja dengan kemiringan 25°-40° dan terdiri dari 20 pintu dengan kapasitas 15 ton tiap pintunya dan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. Cara pengisian lorry : 1. Lorry digunakan untuk mengangkut ke tempat perebusan buah sawit ditarik dengan tali capstand dan diposisikan didepan pintu loading ramp. Satu unit lorry memiliki kapasitas ± 10 ton FFB. 2. Pintu loading ramp yang telah penuh dengan FFB dibuka satu persatu dan FFB masuk ke dalam lorry. 3. Lorry yang sudah penuh dibawa ke stasiun perebusan sterilization.

B. Perebusan Sterilizer Station

Lorry-lorry yang telah berisi FFB dimasukkan ke ketel perebusan sterilizer dengan bantuan bollard dan tali capstand. Setiap satu sterilizer mampu memuat 5 lorry dengan masing-masing lorry berkapasitas 10 ton FFB. 1. Tujuan Perebusan. Tujuan dilakukannya perebusan pada FFB adalah untuk : Universitas Sumatera Utara a. Penyempurnaan dalam Pengolahan Minyak, karena zat globulin yang dapat menimbulkan emulsi pada daging buah terkoagulasi sehingga tidak terikut pada minyak kasar dari hasil pengempaan. Zat-zat yang terkoagulasi ini tinggal dalam ampas kempa. b. Memudahkan pelepasan brondolan loose fruit, karena suhu yang tinggi selama perebusan mengakibatkan pektin zat perekatpengikat buah dengan tandan terhidrolisa menjadi asam-asam pektin sehingga brondolan mudah lepas. c. Perebusan juga mengurangi kadar air pada buah dan melelehkan lapisan lilin pada daging buah sehingga melunakkan daging buah, Hal ini memudahkan proses pengadukan dan memudahkan lepasnya minyak dari sel daging buah. d. Mematikan enzim lipase maupun enzim lainnya seperti lipoxidase yang menyebab hidrolisa pada minyak. e. Penyempurnaan pengolahan inti sawit, karena berfungsi untuk memudahkan pelepasan inti dari cangkang. Dengan perebusan, kadar air dalam cangkang dikurangi sehingga daya lekat akan berkurang. f. Sistem Perebusan. 2. Sistem perebusan dan lamanya perebusan dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Sistem Perebusan Tiga Puncak Step Status Step Waktu Menit Total Waktu Menit Valve Position Inlet Exhause Condensate 1 Deaeration 2 - o s o 2 First Peak 18 20 o s s 3 Condensate Open 2 22 s s o 4 Blow Off 2 24 s o o Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Sistem Perebusan Tiga Puncak lanjutan Step Status Step Waktu Menit Total Waktu Menit Valve Position Inlet Exhause Condensate 5 Second Peak 17 41 o s s 6 Condensate Open 3 44 s s o 7 Blow Off 2 46 s o o 8 Third Peak 17 63 o s s 9 Deaeration 0,5 63,5 o s o 10 Third Peak 15 78,5 o s s 11 Deaeration 0,5 79 o s o 12 Deaeration 16 95 o s s 13 Condensate Open 3 98 s s o 14 Blow Off 7 105 s o o Sumber : PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM Jadi total keseluruhan ini sebesar 105 menit lamanya pada proses sterilizer. Status Valve Position : O = Open Buka S = Shut Tutup Sistem perebusan dan lamanya perebusan dapat dilihat pada gambar 2.1. 41 20 46 24 95 105 1,5 2,5 3,5 Time Bar Gambar 2.1. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak Universitas Sumatera Utara 3. Hal-hal yang Mempengaruhi Perebusan. a. Tekanan dan waktu perebusan yang terlalu tinggi atau lama akan menimbulkan : - Warna minyak terlalu tua coklat. - Tingkat losses minyak pada empty bunch akan naik. b. Tekanan dan waktu perebusan yang kurang atau cepat akan menimbulkan : - Buah kurang masak sehingga sebagian berondolan tidak lepas dari tandan. - Pelumatan didalam digester tidak sempurna. - Oil Losses pada saat pengepresan tinggi fibre basah. - Serabut fibre basah akan menyebabkan pembakaran pada boiler tidak sempurna. 4. Perhitungan. Perhitungan kapasitas perebusan dilakukan dengan rumus berikut : Kapasitas Perebusan = T xNxLxS 60 = 120 10 5 2 60 x x x = 50 Ton Keterangan : N = Jumlah Sterilizer L = Jumlah Lorry Dalam 1 Sterilizer S = Kapasitas Lorry 10 Ton T = Waktu Siklus 120 Menit Universitas Sumatera Utara

C. Pembantingan Treshing Station

Dokumen yang terkait

Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

28 233 147

Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis Di PT. Anugrah Pratama

7 91 99

Analisis Potensi Bahaya Sebagai Upaya Penanggulangan Kecelakaan Kerja Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) Di PT. Serba Indah Aneka Pangan.

3 83 127

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN JOB SAFETY ANALYSIS DI UKM WIJAYA PRIMA SOLO.

0 3 16

BAB 1 ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN JOB SAFETY ANALYSIS DI UKM WIJAYA PRIMA SOLO.

1 7 10

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (Jsa) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 18

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (Jsa) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

2 3 28

Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

0 0 15