Stasiun Pengolahan Biji Kernel Station

E. Stasiun Pengolahan Biji Kernel Station

Pada proses Pressing diperoleh Crude Oil dan Nut. Crude Oil diproses di Clarification Station sedangkan Nut dan Fibre diolah distasiun ini hingga diperoleh produk berupa inti sawit Palm Kernel. Pada stasiun ini dapat dibagi menjadi 3 proses yaitu Depericarper, Nut Cracking System, dan Kernel Drying. 1. Depericarper. a. Cake Breaker Conveyor. Nut dan fibre dari screw press yang masih menyatu masuk ke cake breaker conveyor CBC. CBC adalah suatu conveyor yang terdiri dari screw yang berputar pada poros. Pada alat ini cake dipecahkan serta dibawa menuju depericarper untuk memudahkan proses pemisahan nut dan fibre pada separating column. b. Depericarper dan Fibre Cyclone. Pada depericarper dilakukan pemisahan fibre dari nut. Fibre yang merupakan partikel ringan akan terhisap menuju fibre cyclone. Setelah dari fibre cyclone, fibre dibawa ke boiler dengan menggunakan fuel conveyor untuk dijadikan bahan bakar boiler. Nut yang merupakan partikel berat akan dikirim ke nut polishing drum. c. Nut Polishing Drum. Nut polishing drum berfungsi untuk memoles dan membersihkan nut yang berasal dari depericarper agar nut terbebas dari fibre. d. Destoner. Biji-biji dari nut polishing drum melalui nut auger conveyor diteruskan ke destoner nut separating column yang berfungsi untuk memisahkan Universitas Sumatera Utara kotoran-kotoran seperti batu dan besi yang terdapat pada biji-biji. Batu dan besi harus dipisahkan dari biji untuk mencegah kerusakan mesin pemecah biji Ripple Mill. 2. Nut Cracking. a. Nut Grading Drum. Nut separating column berfungsi memisahkan fibre halus dan dihisap oleh nut cyclone fan, sedangkan biji-biji masuk ke nut grading drum. Nut grading drum berfungsi sebagai alat pembagi berdasarkan besar kecilnya diameter biji. Dengan menggunakan nut grading drum, nut dipisahkan menjadi tiga fraksi, yaitu fraksi besar, sedang, dan kecil. Ketiga fraksi tersebut berfungsi juga untuk mempermudah proses pemecahan biji. b. Nut Hopper. Biji-biji dari nut grading drum ditampung secara sementara di nut hopper sebelum diproses di ripple mill. c. Ripple Mill. Nut akan masuk ke dalam ripple mill diantara rotor tube yang berputar dan ripple plate yang bergerigi. Nut akan bergesekan dan terbentur berkali-kali oleh rotor dan gerigi ripple plate yang akhirnya memecahkan shell sehingga kernel dapat keluar. Nut yang diproses oleh ripple mill disebut cracked mixture selanjutnya melalui cracked mixture conveyor diangkut ke Winnowing System. d. Cracked Mixture Elevator. Selanjutnya nut tersebut diangkut ke Winnowing System I dengan menggunakan cracked mixture elevator. Universitas Sumatera Utara e. Winnowing System I. Shell yang merupakan partikel ringan akan ditarik dengan menggunakan winnowing cyclone fan ke Winnowing System I untuk memisahkan shell dari kernel. Dari Winnowing System I, shell tersebut ditransfer oleh fuel conveyor menuju boiler dan digunakan sebagai bahan bakar. Kernel yang merupakan partikel berat akan masuk ke claybath. Sedangkan cracked mixture yang merupakan partikel menuju ke Winnowing System II. f. Winnowing System II. Shell dari kernel yang tidak bisa dipisahkan oleh Winnowing System I, dikirimkan ke Winnowing System II untuk dipisahkan lagi. Pada Winnowing System II, shell akan ditarik ke winnowing cyclone dengan menggunakan winnowing fan. Setelah dari shell cyclone, shell tersebut kemudian ditransfer dengan fuel conveyor ke boiler sebagai bahan bakar, sedangkan kernel menuju ke kernel conveyor. Cracked mixture yang tidak dapat dipisahkan oleh Winnowing System II ditransfer ke claybath. g. Claybath. Claybath berfungsi untuk memisahkan shell dari kernel yang masih tidak dapat dipisahkan oleh Winnowing System I dan Winnowing System II. Shell dipisahkan berdasarkan sensitifitas gaya berat antara Shell dan kernel. Dengan menggunakan larutan CaCO 3 specific grafity 1,140-1,160 sebagai media, kernel yang memiliki berat jenis yang lebih kecil dari pada shell akan mengapung diatas dan mengalir ke kernel side pada claybath screen. Berat jenis larutan semakin lama makin turun karena terbawa atau lengket pada inti sawit ataupun cangkang, sehingga secara berkala Universitas Sumatera Utara dilakukan penambahan CaCO 3 . Cangkang ditransfer ke shell cyclone dan diangkut ke boiler untuk digunakan sebagai bahan bakar. h. Wet Kernel Conveyor. Kernel yang jatuh dari Winnowing System I dan Claybath kemudian diangkut oleh wet kernel conveyor. i. Wet Kernel Elevator. Dari kernel conveyor, kernel diangkut dengan wet kernel elevator menuju kernel dryer silo. 3. Kernel Drying. a. Kernel Dryer Silo. Dengan wet kernel elevator, kernel tersebut didistribusikan ke kernel dryer silo. Pada kernel dryer silo dilakukan pengeringan kernel dengan demikian dihasilkan kernel dengan kualitas baik sesuai yang telah ditargetkan. Proses pengeringan di kernel silo memakai panas steam dari BPV Back Pressure Vessel dengan menggunakan sistem air heater. Kernel dari kernel dryer silo ditransfer ke kernel bulking silo dengan menggunakan kernel transporter yang memakai fan system. Kualitas dari kernel kering produksi kernel adalah sebagi berikut : - Dirt : 6,00 - VM Volatile Matter : 7,00 - FFA Free Fatty Acid : 1 b. Kernel Bulking Silo. Kernel yang berasal dari kernel dryer silo selanjutnya dikirim ke kernel bulking silo sebagai tempat penyimpanan produksi kernel sebelum Universitas Sumatera Utara diangkut oleh truk dan dikirim ke pembeli serta sebelum diproses pada kernel crushing plant menjadi palm kernel oil PKO.

F. Stasiun Klarifikasi Clarification Station

Dokumen yang terkait

Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

28 233 147

Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis Di PT. Anugrah Pratama

7 91 99

Analisis Potensi Bahaya Sebagai Upaya Penanggulangan Kecelakaan Kerja Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) Di PT. Serba Indah Aneka Pangan.

3 83 127

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN JOB SAFETY ANALYSIS DI UKM WIJAYA PRIMA SOLO.

0 3 16

BAB 1 ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN JOB SAFETY ANALYSIS DI UKM WIJAYA PRIMA SOLO.

1 7 10

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (Jsa) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 18

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (Jsa) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

2 3 28

Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

0 0 15