Analisis ANALISIS DAN EVALUASI

BAB VI ANALISIS DAN EVALUASI

6.1. Analisis

6.1.1. Analisis Statistik Kecelakaan Kerja

Berdasarkan hasil perhitungan data dengan menggunakan statistik kecelakaan kerja untuk memperjelas dasar pemilihan jenis pekerjaan mana yang paling berpotensi bahaya dengan melihat tingkat kekerapan FR dan tingkat keparahannya SR yang akan selanjutnya diolah dengan metode Job safety Analysis JSA dapat dilihat pada Tabel 6.1 berikut. Tabel 6.1. Hasil Perhitungan Tingkat Kekerapan FR dan Tingkat Keparahan SR Berdasarkan Daerah Kerja Untuk Periode 4 Tahun No. Daerah Kerja Tingkat Kekerapan Kecelakaan FR Tingkat Keparahan Kecelakaan SR 1. Workshop 2 2. Stasiun Thresser 2 88 3. Stasiun Boiler 2 2 4. Stasiun Sterilizer 3 30 5. Loading Ramp 1 1 6. Stasiun Klarifikasi 1 10 7. Stasiun Pressing 1 6 8. Stasiun Kernel 1 95 9. Stasiun Water Treatment 1 10 10. Jalan Kebun 1 Perhitungan tingkat kekerapan kecelakaan FR dan tingkat keparahan kecelakaan SR dapat diketahui bahwa Stasiun Sterilizer yang memiliki tingkat frekuensi kecelakaan kerja yang paling tinggi yaitu sebesar 3 kali dalam empat Universitas Sumatera Utara tahun dengan tingkat keparahan sebesar 30 hari serta Stasiun Thresser memiliki tingkat keparahan sebesar 88 hari dengan tingkat frekuensi kecelakaan kerja sebesar 2 kali dalam empat tahun dan Stasiun Kernel memiliki tingkat frekuensi kecelakaan kerja sebesar 1 kali dalam empat tahun dengan tingkat keparahan paling tinggi sebesar 95 hari sehingga ketiga stasiun tersebut dipilih menjadi objek penelitian untuk diolah dengan metode Job Safety Analysis JSA. 6.1.2. Analisis Pengolahan Job Safety Analysis JSA 6.1.2.1. Analisis Job Safety Analysis JSA pada Stasiun Sterilizer Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Job Safety Analysis JSA, dilakukan analisis terhadap potensi-potensi bahaya serta kecelakaan kerja didalam prosedur kerja yang diteliti secara keseluruhan sebagai berikut : 1. Pada saat operator menarik kabel sling dan hook, keseimbangan operator dapat hilang sehingga dapat terpeleset dan kepala operator dapat terhantuk lorry. 2. Operator memiliki potensi kecelakaan akibat terpeleset ataupun terjatuh akibat lantai disekitar track lorry yang licin karena track dalam keadaan berminyak. 3. Cantolan hook yang patah dapat mengakibatkan hook terlepas dan terlempar ke arah operator yang ada disekitar. 4. Permukaan bollard penggulung gulungan kabel sling yang tidak rata dan licin karena aus berpotensi membuat kabel sling cepat rusak dan putus. Kabel sling yang rusak dapat menusuk tangan operator pada saat menariknya. Universitas Sumatera Utara 5. Tuas pengatur susunan gulungan kabel sling pada bollard berada diluar jangkauan normal operator. Sehingga operaor tidak memperhatikan proses penarikan proses penarikan saat berusaha menjangkau tuas pengatur susunan gulungan kabel sling. 6. Operator beresiko terkena sambaran kabel sling dan hook yang terlepas pada saat lorry ditarik. Hal ini dapat menyebabkan luka parah pada operator. 7. Adanya pemakaian alat bantu rantai untuk mengikat lorry-lorry yang tidak memiliki gandengan. Ini menyebabkan bertambahnya beban kerja operator serta meningkatkan resiko operator untuk terpeleset dan kepala operator dapat menghantuk lorry. 8. Posisi sempit yang berada diantara lorry dan panel kendali transfer carriage dapat menjepit operator. 9. Push dock tidak dapat mengeluarkan lorry secara keseluruhan dari transfer carriage tanpa memakai alat bantu berupa batangan besi dengan ukuran P= 40 cm, L= 8 cm yang diletakkan pada push dock. 10. Pada prosedur kerja melepaskan dan memasang hook, operator harus membungkuk untuk dapat menggapai hook yang dapat menimbulkan potensi terpeleset akibat lantai disekitar track yang licin dan cidera otot punggung.

6.1.2.2. Analisis Job Safety Analysis JSA pada Stasiun Threser

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Job Safety Analysis JSA, dilakukan analisis terhadap potensi-potensi bahaya serta Universitas Sumatera Utara kecelakaan kerja didalam prosedur kerja yang diteliti secara keseluruhan sebagai berikut : 1. Pada saat operator menarik kabel sling dan hook, keseimbangan operator dapat hilang sehingga dapat terpeleset dan kepala operator dapat terhantuk lorry. 2. Operator memiliki potensi kecelakaan akibat terpeleset ataupun terjatuh akibat lantai disekitar track lorry yang licin karena track dalam keadaan berminyak. 3. Operator beresiko terkena sambaran kabel sling dan hook yang terlepas pada saat lorry ditarik. Hal ini dapat menyebabkan luka parah pada operator. 4. Tuas pengatur susunan gulungan kabel sling pada bollard berada diluar jangkauan normal operator. Sehingga operator tidak memperhatikan proses penarikan proses penarikan saat berusaha menjangkau tuas pengatur susunan gulungan kabel sling. 5. Pada prosedur kerja melepaskan dan memasang hook, operator harus membungkuk untuk dapat menggapai hook yang dapat menimbulkan potensi terpeleset akibat lantai disekitar track yang licin dan cidera otot punggung. 6. Safety gloves yang rusak dan menipis dapat membuat tangan operator tertusuk kabel sling. 7. Keadaan bollard yang telah aus dapat mempercepat perusakan pada kabel sling. 8. Mesin threser pada saat beroperasi menimbulkan tingkat kebisingan yang tinggi. Universitas Sumatera Utara

6.1.2.3. Analisis Job Safety Analysis JSA pada Stasiun Kernel

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Job Safety Analysis JSA, dilakukan analisis terhadap potensi-potensi bahaya serta kecelakaan kerja didalam prosedur kerja yang diteliti secara keseluruhan sebagai berikut : 1. Tingkat kebisingan stasiun kernel melebihi nilai ambang batas yaitu melebihi atau 85 dBA. 2. Operator tidak memakai earplug penutup telinga, dust masker masker debu dan kacamata pelindung yang telah disediakan perusahaan. 3. Operator ripple mill memiliki potensi kecelakaan akibat tergelincir ataupun terjatuh akibat lantai disekitar mesin ripple mill dipenuhi oleh nut yang berasal dari nut hopper. 4. Serbuk fiber yang tertimbun didekat ripple mill dapat terhirup oleh operator dan dapat mengenai mata operator.

6.2. Evaluasi

Dokumen yang terkait

Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

28 233 147

Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis Di PT. Anugrah Pratama

7 91 99

Analisis Potensi Bahaya Sebagai Upaya Penanggulangan Kecelakaan Kerja Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) Di PT. Serba Indah Aneka Pangan.

3 83 127

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN JOB SAFETY ANALYSIS DI UKM WIJAYA PRIMA SOLO.

0 3 16

BAB 1 ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN JOB SAFETY ANALYSIS DI UKM WIJAYA PRIMA SOLO.

1 7 10

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (Jsa) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 18

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (Jsa) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

2 3 28

Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

0 0 15