Dari segi Kemasyarakatan Landasan Hukum Asuransi Syari’ah

2. Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya kerugian pada masa mendatang, itu sebenarnya yang melatarbelakangi ide adanya usaha asuransi. 3. Memberikan ganti rugi santunan kepada para pemengang polis. 4. Berusaha memperoleh penghasilan guna membiayai aktivitasnya dan akan menginvestasikan sebagian dari dana yang terkumpul dari pemegang polis berupa premi asuransi ke dalam barbagai sektor ekonomi yang dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan sosial.

3. Landasan Hukum Asuransi Syari’ah

Landasan dasar asuransi syariah adalah sumber dari pengambilan hukum praktik asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah dimaknai sebagai wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran Islam, yaitu al- Qur’an dan sunnah Rasul, maka landasan yang dipakai dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan metodologi yang dipakai oleh sebagai ahli hukum Islam. 37 Hakikat asuransi secara islami adalah saling bertanggung jawab, saling bekerja sama atau bantu-menbantu dan saling melindungi penderitaan satu sama lain. Oleh karena itu berasuransi diperbolehkan secara syariat, karena 37 AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis Historis Teoritis Pratik Jakarta: Perdana Media, 2004 Ed. Pertama, hal. 104 prinsip-prinsip dasar syariah mengajak kepada setiap sesuatu yang berakibat adanya jalinan sesama manusia dan kepada sesuatu yang meringankan bencana mereka sebagaimana firman Allah SWT. Dalam Al- qur’an Surat Al- Maidah{5}:2            a          Artinya:”dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa- Nya ”.al-Maidah: 2 Hadits Nabi SAW yang berbunyi ”setiap orang dari kamu adalah pemikul tanggung jawab dan setiap kamu bertanggung Jawab terhadap orang-orang dibawah tanggung jawab kamu .” HR Bukhari dan Muslim Dalam asuransi syariah juga dikenal akad tabarru yaitu hiba atau pemberian, dapat kita lihat dalam firman Allah,            Artinya: Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senag hati, maka makanlah ambillah pemberian itu. an-Nisaa: 4 a. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 21DSN- MUIX2001 tentang pedoman umum asuransi syariah. Fatwa tersebut dikeluarkan karena regulasi yang tidak dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan asuransi syariah. 38 b. Peraturan perundangan-undangan yang telah dikeluarkan pemerintah berkaiatan dengan asuransi syariah yaitu: 1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 421KMK.062003 tentang penilaian kemampuan dan kepatutan bagi direksi dan komisaris perusahaan perasuransian. 2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 422KMK.062003 tentang penyelenggaraan usaha perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. 3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 423KMK.062003 tentang pemeriksaan perusahaan perasuransian. 4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424KMK.062003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. 38 Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransi Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, hal. 128. 5. keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 425KMK.062003 tentang perizinan dan penyelenggaraan kegiatan usaha perusahaan penunjang usaha asuransi. 6. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 426KMK.062003 tentang periziann usaha dan kelembagaan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. 7. Keputusan Direktur Jendral Lembaga Keuangan No. Keep. 4499LK2000 tentang jenis, penilaian dan pembatasan investasi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan sistem syariah. 39

4. Prinsip-Prinsip Pemasaran dalam Islam

Menurut Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula dalam bukunya menjelaskan ada tujuh belas 17 prinsip-prinsip umum pemasaran syariah yang harus ada dalam perusahaan yang berbasis syariah. Ketujuh belas itu adalah sebagai berikut: 40 1. Teknologi informasi untuk menuju perubahan yang nyata- information technology allows us to be transparent change 2. Bersaing secara sehat – be respectful to your competitors 3. Menjaring konsumen secara keseluruhan – The emergence of customers global paradox customer 39 Ibid., hal. 129. 40 Hermawan dan Syakir Sula , Syariah Marketing, Jakarta: Mizan, 2006, Cet.II, h. 151 4. Menjadikan nilai-nilai spritual sebagai prinsip dasar perusahaan – Develop a spiritual-based organization company 5. Melihat target pasar secara keseluruhan – View market universally segmentation 6. Membidik hati dan jiwa calon konsumen – Target customer’s heart and soul targeting 7. Membangun sistem kepercayaan – Build a belifed system positioning 8. Diferensiasi yang berbeda dalam konteks dan konten – Differ your self with a good package of content and context diferensiation 9. Jujur dalam membentuk bauran pemasaran – be honest with your 4P marketing mix 10. Menerapkan ukhuwah sebagai dasar dalam pejualan – practice a relationship-based selling selling 11. Karakter merek yang islami – Use a spiritual brand Character brand 12. Perubahan yang lebih baik dalam pelayanan – Service should have the ability to transform services. 13. Menerapkan proses bisnis yang amanah – practice a reliable business process. 14. Membangun nilai yang baik di mata konsumen – Create value to your stakeholders scorecard. 15. Membangun inspirasi yang mulia – create a noble cause inspiration