Analisis kinerja sumber daya manusia pada asuransi jiwa bringin life

(1)

ANALISIS KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA

PADA ASURANSI JIWA BRINGIN LIFE

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy)

Oleh:

Achmad Zarkasi

NIM: 106046201715

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ANALISIS KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN LIFE

SssskDDDDDDDDIA Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

Oleh:

Achmad Zarkasih Nim: 106046201715

Dibawah Bimbingan

PROGRAM STUDI MUAMALAT KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2011 M / 1432 H


(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya keimanan dan keislaman. Dan juga memberikan saya kehidupan. Tak lupa shalawat serta salam saya panjatkan keharibaan Nabi Muhammad SAW. Yang membri penerang kegelapan umatnya. Dengan petunuk mu dan ajaran mu, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan kesabaran.

Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan berhubungan dengan penulis.

1. Kepada Dekan Fakultas Syariah & Hukum , Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM.

2. Ketua Jurusan Mumalat (Ekonomi Islam), Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag.

3. Dan seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan, membimbing dan mengarahkan penulis sejak masa perkulianan sampai skripsi ini selesai. 4. Kepada pembimbing skripsi, Bapak Drs. Zainul Araifin Yusuf, M. Pd dan Ibu

Dra. Nuriyah Thahir, MM. Terimakasih atas waktunya dalam memberikan saran-saran dan bimbingan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

5. Kepada pihak PT. Asuransi Jiwa Bringin Life , terima kasih kepada kepala divisi Manajemen sumber daya manusia Bapak Arif Toto Wibowo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset. Maafkan


(5)

penulis jika selama dalam melakukan riset mengganggu waktu tugas bapak dalam pengumpulan data dan wawancara.

6. Kemudian penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sangat mendalam kepada kedua orang tua tercinta dan tersayang, Bapak Abdillah dan Ibunda Sarwinah. Beliau ini merupakan orang yang memberikan petunjuk kehidupan bagi penulis, dan Enci saya Saidah Paman Saya Sodri serata Kakak-kakak dan adik saya yang memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

7. Kepada teman-teman Muamalat (Tkfl 2006), khususnya kepada Rizal Renaldi, Ahmad Sopyan, Adimas, Mukhlasin, Ismoyo, Ersahdi, hajami, Novi, Bunyati, Adinda, Eli, Faridah, Euis Liakarwati, Aip, Isnaniyah, Efa terima kasih untuk kalian semua yang telah bersama-sama dalam menjalani suka maupu duka selama perkuliahan. Dan teman-teman saya yang dirumah Muhammad Subhan, dondi, Abidin, Apri, kiki, Lia, Ibu Siti Robiah, Sule yang selalu menyemangati saya dalam penyelesaian skripsi.

Demikian lah ucapkan terima kasih penulis haturkan kepada seluruh pihak, semoga Allah SWT membalas jasa-jasa kalian yang berlipat ganda. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat.

Mengharap Kritik dan masukan

Jakarta, 6 Januari 2011 M Jumadil Akhir 1431 H Penulis


(6)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Pembatasan Masalah ...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...6

D. Kajian Pustaka ...7

E. Kerangka Teori dan Kerangka Berfikir ...15

F. Metodologi Penelitian ...16

G. Sistematika Penulisan ...20

BAB II LANDASAN TEORITIS A.Pengertian SDM ...21

B. Pandagan Islam Terhadap Kinerja ...22

1. Pandangan Islam Tentang Manusia ...22

2. Pandangan Islam Tenteng Kinerja SDM ...23

3. Islam dan Pengelolaan Sumber Daya...25

C. Analisa Kinerja Keuangan ...26

1. Pengertian Keuangan ...26

2. Tujuan Laporan Keuangan ...27


(7)

4. Penilaian Kinerja

a. Permodalan ...31

b. Kualitas Asset ...32

c. Manajenmen ...32

d. Rentabilitas ...33

e. Liquiditas ...33

D. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah 1. Pengertian Strategi Pamasaran Asuransi Syariah ...34

2. Fungsi dan Tujuan Pemasaran Asuransi Syariah ...36

3. Landasan Hukum Asuransi Syariah ...38

4. Prinsip-Prinsip Pamasaran ...42

E. Tingkat Produktifitas 1. Motivasi ...44

2. Tingkat Kehadiran ...46

3. Kesejahteraan ...47

4. Kepuasan Kerja ...49

BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI MUBAROKAH A. Profil PT. Asuransi Mubarokah 1. Sejarah Singkat PT. Asuransi Jiwa Bringin Life ...50

2. Visi dan Misi PT. Asuransi Bringin Life ...52

3. Struktur Organisasi PT. Asuransi Jiwa Bringin Life ...52


(8)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

1. Analisis Kinerja Keuangan PT. Asuransi Jiwa Bringin Life ...61 2. Sistem Pemasaran PT. Asuransi Jiwa Bringin Life ...95 3. Tingkat Produktifitas Sumber Daya Manusia PT. Asuransi

Jiwa Bringin Life ...99

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ...101 B.Saran ...103

Daftar Pustaka Lampiran


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan tentunya mempuyai tujuan yang harus dicapai. Untuk mewujudkan dan mengembangkan eksistensinya memerlukan manajemen yang efektif dan efisien. Pemilihan dan penggunaan manajemen yang efektif dan efisien di lingkungan perusahaan dilakukan oleh manusia sebagai sumber daya. Manusia sebagai sumber daya keberadaanya sangat penting dalam perusahaan, karena sumber daya manusia menunjang perusahaan melalui karya, bakat, kreativitas, dorongannya dan peran nyata seperti yang disaksikan dalam setiap perusahaan atau pun dalam organisasi.1

Setiap organisasi yang berorentasi pada efisiensi dan efektifitas dalam suatu kegitannya akan selalu berusaha mencari dan mendapatkan sumber daya manusia atau tenaga kerja berpengalaman dan memiliki latar belakang pendidikan formal yang memadai, seperti yang disyaratkan pada setiap jabatan.

Perusahaan sangat membutuhkan sumber daya manusia sebagai pelaku yang dapat menjalankan kegiatan perusahaan guna mencapai tujuan yang

1

Veithzal Rivai, Manajemen sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2004), Cet. Pertama, h. 6


(10)

diharapkan. Sumber daya yang dibutuhkan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas dan profesional yang mampu menjalankan kegitan perusahaan.2

SDM atau manusia menjadi unsur pertama dan utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal dan canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa.

Sifat fundamental itu terletak pada kegitan pengelolaan sumber daya manusia yang lama, yang tidak terarah pada usaha mendayagunakan manusia untuk mewujudkan eksistensi organisasi/perusahaan yang kompetitif. Titik beratnya lebih ditekankan pada aspek-aspek administrasi dalam arti sempit, berupa kegiatan pelayanan ketatausahaan yang tertib dan sistematik. Pada giliran berikut memang terlihat beberapa perkembangan yang lebih maju, namun harus diterima kenyataan bahwa bobotnya lebih ditekankan pada kepentingan organisasi/perusahaan dan pemiliknya, yang kurang memperhatikan kepentingan SDM atau keseimbangan antara kepentingan kedua belah pihak.3

Apabila dikatakan bahwa SDM merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi, salah satu implikasinya ialah bahwa investasi terpenting yang mungkin dilakukan oleh suatu organisasi adalah SDM. Pertanyaan yang dihadapi dan harus dijawab oleh organisasi bukan lagi apakah akan melakukan investasi dalam rangka pengembangan SDM yang dimilikinya,

2

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Edisi kedua, h.125

3

Hadari, Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang kompetitif, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press 2003), Cet Kelima, h.38


(11)

melainkan berapa besar investasi yang harus dibuat. Artinya, pilihan yang teresdia bukan antara pengembangan SDM atau tidak, melainkan dalam bidang apa pengembangan itu dilakukan dengan intensitas yang bagaimana dan melalui

Dalam kebijakan perusahaan yang baik, maka masalah SDM harus selalu menjadi perhatian. SDM sangat unik yang berbeda dari sifat asset-assetnya. SDM ini bekerja dengan sifat-sifatnya yang khas yang memiliki perasaan, pikiran, emosi, harapan, dan lain sebagainya. Ia berbeda dari asset lainnya yang tidak mempunyai perasaan. Produktivitas SDM sangat tergantung pada situasi lingkungannya. Ia akan berprestasi jika atas prestasinya itu dia dihargai. Sebaliknya jika upaya atau efforts yang dilakukannya tidak dihargai maka dia tidak akan berupaya untuk berprestasi. 4

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri asuransi syariah bersumber pada dua hal utama yaitu Permodalan dan Sumber Daya Manusia. Tantangan-tantangan lain seperti masalah Teknologi Informasi, Image dan lain sebagainya merupakan akibat dari dua masalah utama tersebut.5

Sejalan dengan berkembangnya industri asuransi syariah, maka hal yang seharusnya dilakukan adalah industri asuransi syariah memiliki tenaga unggul dibidangnya masing-masing. Hanya dengan tenaga-tenaga unggul inilah asuransi syariah dapat bersaing di era global saat ini.

4

Sofyan, Syafri Harahap, Manajemen Komtemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), cet,1, h.200

5


(12)

Keahlian yang sangat dibutuhkan meliputi keahlian manajemen risiko yang mampu memahami dan mengelola risiko-risiko yang terus berkembang secara dinamis. Keahlian manajemen islami yang mampu menggali nilai-nilai islami dan menerapkannya dalam praktik bisnis modern dan mampu memberikan solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada.

Keahlian ekonomi syariah untuk menggali transaksi kontrak, serta keahlian penunjang lainnya seperti akuntansi, teknologi informasi, pemasaran dan lain sebagainya yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis asuransi secara menyeluruh, yang terakhir adalah integritas, kejujuran dan kebersihan para professional asuransi syariah harus benar-benar mencerminkan keunggulan produknya yang syar’i.

Terus bertambahnya perusahaan asuransi syariah merupakan kabar baik bagi perkembangan industri tersebut. Namun, sayangnya hal itu tidak diimbangi dengan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) asuransi syariah yang berkualitas. Seringkali, pembukaan cabang atau divisi asuransi syariah baru hanya didukung jumlah SDM terbatas.6

Industri asuransi syariah dalam tahun-tahun terakhir ini pertumbuhannya cukup menakjubkan. Jika industri asuransi konvensional tumbuh rata-rata antara 20 - 25 persen, maka asuransi syariah mencapai 40 persen. Asuransi syariah pun terbukti tahan banting dari krisis moneter.

6


(13)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memberi judul skipsi ini dengan judul ini“ Analisis Kinerja Sumber Daya Manusia Pada Perusahaan Asuransi Jiwa Bringin Life.

B. Pembatasan Masalah

Kinerja Sumber Daya Manusia pada setiap perusahaan asuransi syariah merupakan indikator yang sangat penting terhadap kinerja perusahaan tersebut. Hal-hal yang menjadi instrument bagi Kinerja Sumber Daya Manusia antara lain, kinerja keuangan perusahaan, sistem pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, dan tingkat produktifitas kinerja Sumber Daya Manusia itu sendiri.

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka penelitian ini dibatasi pada penganalisaan Kinerja Sumber Daya Manusia di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life berdasarkan pada indikator kinerja keuangan PT. Asuransi Jiwa Bringin Life, sistem pemasaran di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life, dan Tingkat produktifiitas kinerja Sumber Daya Manusia di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life. dengan demikian, perumusana masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini difokuskan pada pembahasan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Kinerja Keuangan pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Periode 2005 - 2009?


(14)

3. Bagaimanakah Tingkat Produktifitas Kinerja Sumber Daya Manusia pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang saya lakukan adalah:

1. Mengetahui bagaimana Kinerja Keuangan PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Periode 2005 - 2009.

2. Mengetahui bagaimana Sistem Pemasaran pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life.

3. Mengetahui Tingkat Produktifitas Kinerja Sumber Daya Manusia pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life.

Sedangkan manfaat dari penelitian tersebut adalah: 1. Bagi Penulis.

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuransi mubarakah khususnya pada kualitas sumber daya manusi di perusahaan tersebut.

2. Bagi Akademis.

Khususnya mahasiswa konsentrasi asuransi syariah, skripsi ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan mengenai asuransi syariah sebagai lembaga keuangan yang berbasis islami.


(15)

Hasil penelitian ini dapat di jadikan masukan bagi perusahan asuransi dalam mengembangkan kualitas SDM.

4. Bagi Masyarakat

Hasil penenlitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan yang lebih mendalam tentang dunia asuransi syariah.

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian terdahulu dilakukan Shaffana, Tahun 2003 UIN Jakarta dengan Judul Manajemen Sumber Daya Manusia Asuransi Syariah (Studi Kasus PT. Asuransi Takaful Umum)

Hasil

Perencanaan sumber daya manusia merupakan kegiatan awal dan mendasar bagi perjalanan perusahaan ke depan. Karena kegitan perencanaan SDM memegang kendali atas tersedianya karyawan dalam jumlah dan kualifikasi, seperti pendidikan, keterampilan, dan pengalaman kerja, yang memadai sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Sistem rekrutmen yang efektif dan efisien adalah jika sumber tenaga kerja diambil dari daerah setempat (untuk posisi tertentu bisa dari pusat). Sumber perekrutan bisa berasal dari sekolah atau kampus (talent scoulting), iklan di media cetak atau melalui network yang diback-up dengan referensi.

Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan


(16)

kompentensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas, dan kesejahteraan.

Penilaian kinerja dan kompensasi, mekanisme atau standarisasi penilaian kerja mengunakan skala tiga ratus enam puluh derajat, yaitu: evaluasi atau sistem penilaian dari semua arah. Berbagai elemen perusahaan berhak memberi penilaian atas kualitas kerja yang dilakukan elemen yang lainnya. Dan setiap kinerja yang dilakukan oleh karyawan berhak mendapat kompensasi atau disebut sistem penggajian. Sistem penggajian oleh perusahaan didasarkan atas kepangkatan, jabatan, keahlian, kecakapan, perstasi kerja, pengalaman kerja, kondite dan lain-lain atas karyawan yang bersangkutan.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan terhadap karyawan yang tidak menghiraukan Surat peringatan terulis III dan atau pada masa berlakunya skorsing masih melakukan pelanggaran Disiplin, maka karyawan tersebut akan dikenakan (PHK) sesuai dengan UU No. 12/2000. Sementara itu surat peringatan tertulis III diberikan kepada karyawan yang telah melakukan pelanggaran tingkat IV sebagaimana yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Pelaksanaan manajemen sumber daya manusia di PT. Asuransi Takaful Umum berjalan bukan tanpa adanya kendala. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam aplikasi manajemen sumber daya manusia tersebut. Pertama adalah minimnya sumber daya manusia yang memiliki penguasaan di bidang syari’ah dan profesional di bidang asuransi. Penyelesaian yang


(17)

dapat di lakukan oleh pihak perusahaan adalah melakukan kerja sama dengan pendidikan yang memiliki kompentensi di bidang yang dibutuhkan tersebut. Kedua lemahnya penguasaan wawasan kesyari’ahan di kalangan para karyawan. Sehingga dalam tugas sebagai insan asuransi takaful tidak jarang melakukan perbutan-perbuatan yang bisa dianggap dapat mengurangi komitmen para prinsip agama islam.

2. Penelitian yang dilakukan Musrifah Tahun 2008 UIN Jakarta Judul Implementasi Pengembangan Kualitas SDM Pada Bank DKI Syariah

Hasil

a. Program pengembangan SDM merupakan suatu poses pemantangan karyawan baik mengenai kemampuan karyawan dalam menguasai pekerjaannya, tingkat emosional efisien waktunya dalam bekerja serta tanggung jawabnya atas tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Bank DKI Syariah mengambil langkah-langkah yang bersifat solutif, yaitu melakukan pengembangan potensi terhadap para karyawannya, dalam pengembagan pontensi, Bank DKI Syariah melakukan upaya-upaya perbaikan baik itu dari sisi pengetahuan tenteng ekonomi perbankan syariah maupun dari sisi perilaku (akhlak) para karyawan. Dari sisi pengetahuan, Bank DKI Syariah mengikuti sertakan para karyawan dalam pelatihan-pelatihan setta mendapat persetujuan dari Divisi SDM Bank DKI. Sedangkan dari sisi perilaku, Bank DKI Syariah membekali para karyawannya dengan pembinaan rohani yang tujuannya agar tidak


(18)

hanya memiliki karyawan yang berkompeten di bidangnya tetapi juga karyawan yang memiliki sifat amanah,siddiq, fathonah, dan tabligh. b. Program dan pelaksanaan pengembangan (pelatihan) SDM sangat

penting bagi Bank DKI Syariah. Akan tetapi hasil yang didapat tidak semaksimal seperti yang diharapkan. Hal ini bisa disebabkan karena beberapa faktor, yaitu faktor eksten dan intern. Faktor eksten disebabkan oleh kesalahan yang dilakukan oleh penyelenggara pelatihan. Sedangkan faktor intern disebabkan karena individu itu sendiri, seperti kelalaian dan ketidak seriusan dalam mengikuti pelatihan.

3. Penelitian terdahulu yang dilakukan Listiy Tiyasari Tahun 2008 UIN Jakarta dengan Judul Rekrutmen Sumber Daya Manusia Pada Bank DKI Syariah Hasil

a. Dengan diperolehnya hasil kuisioner dan analisis rekrutmen dalam rangka memperoleh sumber daya manusia berkulitas dapat membuktikan bahwa peranan rekrutmen sangat penting dalam rangka memperoleh sumber daya manusia berkualitas. Dengan hasil responden sebagaian besar menjawab bahwa rekrutmen yang dilakukan oleh perusahaan ketat dan penyaleksian yang juga ketat hal ini membuktikan bahwa perusahaan mengharapkan tenaga yang sesuai dengan yang perusahaan harapkan untuk mengisi jabatan-jabatan yang tersedia. Perusahaan juga melakukan orentasi kepada karyawan baru dan melakukan pelatihan yang diwajibkan oleh sebagian besar sangat


(19)

bermanfaat untuk kemajuan prestasi kerja karyawan. Dan karyawan menilai atasan cukup bijak dalam melakukan penilaian atas hasil kerja mereka dan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan sebagai balas jasa, responden menganggap perusahaan cukup adil. Dan dengan rekrutmen yang selektif maka Bank DKI Syariah dapat memperoleh sumber daya manusia berkulitas terbukti dengan karyawan memahami akan tugas-tugasnya, disiplin, memiliki motivasi kerja yang baik, teliti dan produktif kerja karyawan bagus.

b. Hasil dari analsis fungsi manajemen berdasarkan kuesioner juga dapat disimpulkan yaitu responden menjawab bahwa fungsi manajemen yang teradapat di dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik. Mulai dari perencanaan, responden menjawab perbaikan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan berjalan dengan sangat baik dan mereka juga ikut marasakan dampak positifnya. Responden merasa pembagian tugas yang dilakukan oleh perusahaan cukup jelas dan sesuai dengan latar belakang pendidikan sehingga tercapai koordinasi yang baik dalam perusahaan. Responden juga menjawab atas cukup baik dalam memberikan pengarahan dan sangat memotivasi bawahan dalam bekerja sehingga karyawan lebih giat dalam menjalankan pekerjaannya tentunya dengan pelatihan yang telah mereka peroleh dari perusahaan sehingga karyawan lebih memahami tugasnya. Tentunya hasil pekerjaan karyawan tidak lepas dari peran atasan sebagai pengontrol yang


(20)

sebagian besar responden menjawab tugas atasan sangat baik dalam mengoreksi hasil kerja bawahannya. Fungsi manajemen sumber daya manusia Bank DKI Syariah sudah berjalan dengan selektif sehingga perusahaan dapat memperoleh karyawan yang berkulaitas, produktifitas kerja perusahaan dapat tercapai, kinerja perusahaan meningkat dari waktu ke waktu dan Bank DKI Syariah juga telah memperoleh laba. 4. Penelitian terdahulu dilakukan Helmi Mochmmad Irsyad Tahun 2010

Universitas Indonesia dengan Judul: Analisis Hubungan Tahapan Penilaian Kinerja Karyawan terhadap Kepuasan Kerja Pada PT. Asuransi Umum XYZ.

Hasil

a. Berdasarkan hasil analisis korelasi dan regresi menunjukkan bahwa faktor signifikan dengan kepuasan kerja karyawan PT. Asuransi Umum YXZ. Hal ini berarti apabila persepsi terhadap pinilaian kinerja tinggi maka kepuasan kerja tinggi pula, begitu pula sebaliknya. Atau dengan kata lain, apabila persepsi terhadap penilaian kinerja rendah, amak akan menurunkan kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan nilai variabel independen X penilaian kinerja yang paling berpengaruh sangant kuat terhadap variabel dependen Y kepuasan kerja adalah variabel independen X5 yang di perlihatkan dari hasil nilai pearson conrrelations sebesar 0,800 dan berdasarkan pearson correlation product moment, X penilaian kinerja yang paling lemah pengaruhnya terhadap variabel


(21)

dependen Y kepuasan kerja adalah variabel independen X4 yaitu review kerja yang diperlihatkan dari hasil nilai pearson correlatians sebesar 0,356.

b. Hubungan rendah pada Variabel X4 peninjauan kinerja / review yang dinilai dari hasil kuesioner pada pertanyan yang telah diisi oleh para responden pada penilaian ini dapatkan bahwa hasil kuesioner paling rendah dilihat dari pertanyaan atas saya dapat menciptakan kondisi kerja yang dapat memotivasi karyawan. Hal inilah yang adapat menjadi pertmbangan bagi perusahaan untuk dapat mengedepankan permasalahan ini untuk perbaikkan perusahaan di masa yang akan datang jika ingin kepuasan kerja karyawan di PT. Asuransi Umum XYZ semakin meningkat.

5. Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Dicky Nurdiansyah Tahun 2008 ITB, nim (21200141), dengan Judul “Pegaruh Promosi Jabatan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan.”7

SDM mempunyai peranan yang sangat penting dan dominan di dalam suatu perusahaan, oleh karena itu tenaga kerja yang telah dimiliki perusahaan sudah seharusnya di pelihara dan dikembangkan kualitasnya. Hal tersebut dapat tercapai apabila karyawan diberi kesempatan untuk maju dan mengembangkan karier dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan,

7Dicky Nurdiansyah, “

Pegaruh Promosi Jabatan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan,” artikel


(22)

keahlian, serta keterampilan dirinya. Dalam menempuh pengembangan karier karyawan, perusahaan dapat menawarkan berbagai program promosi jabatan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa besarnya Kd=14,6 persen yang berarti bahwa besarnya pengaruh program promosi terhadap prestasi kerja karyawan adaalah 14,6 persen, sisanya 85,4 persesn di pegaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian tersebut.

Dari kelima penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Shaffana, Musrifah, Listiy Tiyasari, Helmi Mochmmad Irsyad dan Dcky Nurdiyansyah telah memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan.

Persamaan yang penulis maksud yaitu sama-sama berkaitan tentang SDM. Sadangkan letak perbedaan yaitu Shaffana melakukan penelitian di PT. Takaful Umum Jakarta dengan memakai metode Kualitatif, Musrifah melakukan penelitian di Bank DKI Syariah dengan memakai metode Kuantitatif-kualitatif dan perhitungan secara manual dan komputerisasi, Listiy Tiyasari melakukan penelitian di Bank DKI Syariah dengan memakai metode Kualitatif, Helmi Mochmmad Irsyad melakukan penilitian di PT. Asuransi Umum XYZ memakai metode Kuantitatif-Kualitatif dan perhitungan secara manual dan komputerisasi, Dcky Nurdiyansyah melakukan penelitian di BNI Bandung dengan deskritif dan vertifikatif.

Yang membedakan skripsi saya dengan yang lain skripsi ini membahas tentang analisis keuangan, sistem pemasaran, tingkat produktifitas.


(23)

Dan tempat tinjauan di perusahaan asuransi mubarokah. Dan juga ada persamaannya yaitu sama-sama membahas tentang SDM.

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep 1. Kerangka Teori atau Landasan Teori

Kerangka teori atau landasan teori dari penulisan ini adalah mengenai kinerja SDM yang berpedoman pada beberapa refernsi yang berasal dari buku. Asuransi Syariah merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing menghadapi kerugian kecil sebagai suatu yang tidak dapat diduga. Apabila kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka yang menjadi anggota perkumpulan itu, maka kerugian itu akan ditanggung bersama oleh mereka.8

SDM adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).

a. SDM potensi manusia sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

b. SDM adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material atau non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat

8

Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonnisia, 2003), Cet 1.h. 111.


(24)

diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.9

2. Kerangka Berfikir

F. Metode Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini tempat yang digunakan sebagai tujuan penelitian adalah perusahaan asuransi, yaitu PT Asuransi Jiwa Bringin Life untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Sebagai objek penelitian dibatasi pada laporan keuangan 2005-2006 dan 2008-2009 yang resmi dikeluarkan oleh PT. ASURANSI BRINGIN LIFE, dilihat perkembangan

9

Moh. Rifai, Konsep Manajemen Perbankan Syariah, (Semarang: CV. Wicaksana, 2002) h.17.

KEUANGAN

ANALISIS KINERJA SDM

PEMASARAN

PT. ASURANSI JIWA BRINGIN LIFE

TINGKAT PRODUKTIFITAS


(25)

setiap tahunnya. Dan Sistem Pemasaran, dan Tingkat Produktifitas Kinerja Sumber Daya Manusia.

2. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian

Ditinjau darisegi metodologinya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan prosedur penelitain ini bersifat deksriptif analisis.10 Yaitu mendeskripsikan dan menganalisis temuan-temuan yang diperoleh, menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3. Metode Pengumpulan Data

Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala.11 dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode yang berkaitan degan judul skripsi yang di bahas. Guna mendapatkan data yang di butuhkan dengan maksud untuk menjelaskan Kinerja Sumber Daya Manusia pada Asuransi Jiwa Bringin Life, sehinga mendapatkan dasar penelitian yang jelas. Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

10

Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 199), Cet. 4, h. 63 11

Sukandarrumidi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis Untuk penelitian Pemula, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004), Cet. Kedua, h. 44.


(26)

1. Data Primer

Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian:

a. Wawancara langsung dengan berbagai pihak yang terkait dengan PT. ASURANSI JIWA BRINGIN LIFE

b. Observasi, yaitu Penelitian ini dilakukan secara pengamatan langsung dan pencatatan ke PT. Asuransi Jiwa Bringin Life, observasi merupakan pengamatan dan pencatatan obyek dengan sistematika yang diselidiki.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Adapun data sekunder yang penulis gunakanYaitu:

a. Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan. Untuk memahami teori-teori, konsep-konsep yang berkenaan dengan objek penelitian melalui berbagai buku dan literature penelitian yang dianggap mewakili (representatif) dan berkaitan (relevan) dengan objek penelitian. Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data, membaca, dan memahami buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data dari internet.


(27)

b. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu mengadakan kajian dengan menelusuri literature yang berkenaan dengan masalah yang diteliti baik berupa buku, majalah, artikel, dan lain sebagainya.

c. Penelitian lapangan (Filed Research)

yaitu penulis menggunakan penelitian dengan datang ke lapangan atau objek penelitian.

4. Metode analisis Data

Metode analisis dilakukan dengan menggunakan beberapa alat analisis sebagai berikut:

a. Analisis laporan keuangan Horizontal, atau disebut juga sebagai Time Series Analisis.

b. Analisis Laporan Keuangan Vertikal, atau disebut juga sebagai Common Size Analisis.

5. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.


(28)

G. Sistematika Penulisan

Penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi ke dalam 5 (lima) bab dan terdiri atas beberapa sub bab. Susunan Bab tersebut secara sistematis adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini berisikan mengenai tinjauan pustaka yang berkaitan dengan tinjauan umum pengetian SDM. pandangan islam terhadap SDM: pandangan islam tentang manusia, pandangan islam tentang kinerja SDM, islam dan pengelolaan SDM. Analisis kinerja asuransi: pengertian, tujuan laporan keuangan, unsur-unsur laporan keuangan, Penilaian kinerja Asuransi Syariah. Strategi Pemasaran: Pengertian, fungsi dan tujuan pemasaran, karakteristik pamasaran, langkah-langkah strategi pemasasaran. tingkat produktifitas kinerja: motivasi, tingkat kehadiran, kesejahteraan, kepuasan kerja.

BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI JIWA BRINGIN LIFE

Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum PT. Asuransi Jiwa Bringin Life. Terdiri dari profil PT. Asuransi Jiwa Bringin Life, sejarah singkat PT. Asuransi Jiwa Bringin Life, visi dan misi PT.


(29)

Asuransi Jiwa Bringin Life, struktur organisasi, dan Produk-produk Asuransi Jiwa Bringin Life

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini berisikan hasil telaah kualitatif dan kuantitatif terhadap terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian. Yang meliputi analisis trend, analisis common size.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan oleh penulis.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian SDM

Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pikiran dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya di motivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.12

Sumber daya manusia adalah kekuatan daya pikir dan berkaya manusia yang masih tersimpan dalam dirinya yang perlu dibina dan digali serta dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan kehidupan manusia.

Sumber daya manusia adalah tempat menyimpan daya. Yang dimaksud dengan daya dalam hal ini ialah daya pikir atau daya cipta manusia yang tersimpan dalam dirinya. Berapa besar daya yang tersimpan itu tidak dapat diketahui secara pasti.13

12

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta, Bumi Aksara, 2007), Cet. Kesembilan, h. 244.

13

Jusuf Sulit Almasdi, Aspek Sikap Mental Dalam Manajemen Sumber daya Manusia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), Ed. Kedua h. 32.


(31)

B. Pandangan Islam Terhadap Kinerja SDM. 1. Pandangan Islam tentang Manusia

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan istimewa dan menempati kedudukan tertinggi diantara makhluk lainnya, yakni menjadi khalifah (wakil) Tuhan di muka bumi (Q.S. al-Baqarah 2:30)







Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”14

Islam menghendaki manusia berada pada tatanan yang tinggi dan luhur. Oleh karena itu manusia dikaruniai akal, perasaan, dan tubuh yang sempurna, Islam, melalui ayat-ayat al-Qur’an telah mengisyaratkan tentang kesempurnaan diri manusia, seperti antara lain disebutkan dalam surat at-Tin (95:4)







Artinya: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya.15

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai penerima dan pelaksana ajaran sehingga ia ditempatkan pada kedudukan yang mulia. Untuk mempertahankan

14

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsir, Jilid 1, 1983/1984, h. 80-89

15


(32)

kedudukannya yang mulia dan bentuk pribadi yang bagus itu, Allah melengkapinya dengan akal dan perasaan yang memungkinkannya menerima dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan membudayakan ilmu yang dimilikinya. Ini berarti bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia itu karena akal dan perasaan, ilmu penegtahuan dan kebudayaan yang seluruhnya dikatkan kepada pengabdian pada pencipta.16

2. Pandangan Islam tentang Kinerja SDM

Dalam Islam kinerja sumber daya manusia harus mempunyai etos kerja yang bagus. Menurut Didin Hafidhuddin. Seorang muslim dalam hidupnya terutama dalam bekerja harus mempunyai etos kerja muslim, yaitu:17 1. Profesional

Setiap pekerjaan yang dilakukan seorang muslim harus dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil terbaik, sebagaimana firman Allah:





Artinya: “dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah

kamu kerjakan.” (QS. An-Nahl 16 :93)

16

Zakia Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. III, h.3 17

Didin Hafidhuddin, Sifat Etos Kerja Muslim, artikel diakses 12 maret 2011 dari http://persis.or.id/site/modules.php?name=News&file=article=84,


(33)

2. Tekun

Sungguh Islam tidak meminta penganut sekedar bekerja, tetapi juga meminta agar mereka bekerja dengan tekun dan baik. Dengan pengertian lain, bekerja dengan tekun dan menyeselaikan dengan sempura menurut islam, tekun dalam bekerja nerupakan suatu kewajiban dan perintah yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim.

3. Jujur

Islam memandang bahwa kejujuran dalam bekerja bukan hanya merupakan tuntutan, melainkan juga ibadah. Seorang muslim yang dekat dengan Allah, akan bekerja dengan baik untuk dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:









.Artinya: “ Dan dia memperkenalkan (do’a) orang – orang beriman serta mengerjakan amal saleh dan menambah (pahala) kepada mereka dari

karunianya” (QS. As-Syura 42:26). 4. Amanah

Islam memandang bahwa memenuhi amanah kerja merupakan jenis ibadah yang paling utama.


(34)

5. Kreatif

Ketahuilah bahwa semakin hari urusan semakin bertambah, begitupun aneka kesalahan, tanggung jawab, potensi konflik, dan lain sebagainya. Karena jelas apa yang disabdakan Rasulullah SAW bahwa orang yang hari ini sama dengan hari yang kemarin adalah orang-orang yang merugi karena berarti tidak ada kemajuan dan tertinggal oleh perubahan. Satu-satunya orang yang beruntung adalah hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin, berarti selalu ada penambahan sesuatu yang bernanfaat. Inilah sikap perubahan yang diharapkan selalu terjadi pada setiap muslim.

3. Islam dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Dalam Islam Manusia terdiri dari tiga Unsur saling berkaitan yaitu hati, Akal dan jasad.18 Atau yang sekarang lebih dikenal dalam istilah Emosional Quotient (EQ) untuk kecerdasan emosional, Spiritual Qoutient (SQ) untuk kecerdasan spiritual atau jiwa dan Intelectual Quotient (IQ) kecerdasan intelektual yang merujuk ke fungsi akal manusia.

Maka cangkupan pengelolaam sumber daya manusia yang berorentasi pada nilai syariah hendaklah mengelola semua unsur spiritual, fisik dan intelektual agar terbentuk manusia yang utuh dan intergral. Penegelolaan unsur-unsur manusia ini secara terpisah dapat mengakibatkan

18 Ummu Yasmin, Materi Tarbiyah: Panduan Kurikulum bagi Da’i dan Murabbi

, (Solo: Media Insani Press, 2005) Cet. Ke-8, h. 109


(35)

split personality (kepribadian yang terpecah), menjadikan seseorang di satu sisi adalah orang yang cerdas secara intelektual berpangkat tinggi tapi spritualnya lemah mengakibatkan budaya korupsi. Amak Al-Quran mengambarkan tentang sumber daya manusia dalam dunia kerja yang unggul dengan memberikan contoh perekrutannya.





Artinya: “ Karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya” (Al -Qahshash : 26)

C. Analisis Kinerja Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi –laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampiran antara lain laporan sumber dan penggunaan dana.19

Laporan keuangan adalah merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi laporan keuangan

19

Bambang Susanto, Manajemen Keuangan, (Jakarta: PT. Sansu Moto, 1995), Cet. 1 h. 3.


(36)

juga sebagai pertanggung jawaban atau accountability. Dan juga dapat mengambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mancapai tujaun.20

2. Tujuan Laporan Keuangan Asuransi Syariah adalah:

Tujuan laporan keuangan asuransi syriah pada dasarnya sama dengan tujuan laporan keuangan yang berlaku secara umum dengan tambahan, antara lain, menyediakan:21

1. Informasi kepatuhan asuransi syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana pendapatan dan beban teersebut diperoleh serta penggunaannya.

2. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab asuransi syariah terhadap amanah atas dana peserta, pengelolaan resiko, serta pengelolaan investasi atas dana tersebut.

3. Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial asuransi syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran dana ZIS.

20

Dr. Sofyan Syafri Harahap, M.S.Ac, Akuntansi Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet. 3 h. 20.

21

Abdul Ghoni dan Erny Arianty, Akuntansi Asuransi Syariah Antara Teori & Pratik,(Jakarta: Insco Consulting, 2007), h. 14.


(37)

1. Unsur-unsur Lapororan Keuangan

Dalam praktik unsur laporan keuangan bank yang di maksud adalah sebagai berikut:

a. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan takanposisi keuangan perusahaan pada suatu saat (tanggal) tertentu. Neraca disebut juga Laporan Posisi Keuangan. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan. Jadi, neraca disusun untuk memenuhi tujuan laporan keuangan pada butir (a) sebagaimana disebutkan sebelumnya. Informasi dineraca diklafisifikasi sebagaimana dijelaskan.22

1) Sisi aktiva

Sisi Akiva dalam laporan keuangan Asuransi Syariah terdiri dari:23

a) Deposito b) Saham c) Obligasi

d) Surat Berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia

22

Slamet Sugiri dan Bogat Agus Riyono, Akuntansi Pengantar 1, (Yogyakarta: Unit penerbit dan perce, 2001), h. 23.

23


(38)

e) Unit Penyertaan Reksadana f) Penyertaan Langsung

g) Bangunan dengan Hak Strata atau Tanah dengan Bangunan Untuk Investasi

h) Pinjaman Polis

i) Pembiayaan Murabahah j) Pembiayaan Mudharabah

2) Sisi Kewajiban (Pasiva)

Sisi Pasivadalam laporan keuangan bank Asuransi Syariah terdiri dari:

a) Utang Klaim b) Utang Reasuransi c) Utang Komisi d) Utang Pajak e) Utang Zakat f) Utang Lainnya g) Dana Tabarru h) Tabungan Peserta


(39)

3) Sisi Equitas

Sisi Equitas dalam laporan keuangan Asuransi Syariah terdiri dari. a) Cadangan Defisit

b) Cadangan Equalization

c) Saldo Dana peserta periode berjalan d) Modal kerja

e) Cadangan f) Saldo Laba

b. Laporan rugi laba

Laporan rugi laba adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan hasil usaha perusahaan dalam waktu tertentu. Laporan rugi laba menyajikan pendapat selama satu periode dan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut pada periode yang sama.24

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Dalam laporan aliran kas, penerimaan dan pengeluran kas diklasifikasi menurut kegiatan operasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan investasi.25

d. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi

24

Sugiri dan Riyono, Akuntansi Pengantar 1(Yogyakarta: AMP YKPN, 2002), h. 33. 25


(40)

Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaan.26

2. Penilaian Kinerja Bank

Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity).27

a. Pemodalan

Penilaian pertama untuk menentukan kondisi suatu bank adalah aspek permodalan (capital) suatu bank. Dalam aspek ini yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan oleh BI. Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).

b. Kualitas Asset

26

Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005), h. 243-244 27


(41)

Mengukur kualitas asset bank. Dalam hal ini upaya yang dilakukan adalah untuk menilai jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank. Penilaian asset harus sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk (PPAPD) terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk (PPAPWD). Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

c. Manajemen

Penilaian ketiga meliputi penilaian kualitas manajemen bank. Untuk menilai kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusia dalam mengelola bank. Kualitas manusia juga dilihat dari segi pendidikan serta pengalaman para karyawan dalam menangani berbagai kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualitas akitva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas.28

d. Rentabilitas

Aspek rentabilitas merupakan aspek yang dilakukan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Kegunaan aspek ini juga untuk

28


(42)

mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan. Penilaian ini meliputi juga hal-hal seperti:

a. Rasio laba terhadap Total Aset (ROA)

b. Pendapatan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).

e. Liquiditas

Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.29 Bank dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar. Kemudian bank juga harus dapat pula memenuhi semua pemohonan kredit yang layak dibiayai.

Penilaian dalam aspek ini meliputi:

a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva Lancar.

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro tabungan, depositi dan lain-lain.

Disampiang dengan penilaian analisis CAMEL, kesehatan bank juga dipengaruhi hasil penilaian lainnya, yaitu penilaian terhadap:30

29

Drs. Lukman Syamsuddin M.A. Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001) Cet. Keenam, h. 41.

30


(43)

a. Pelaksanaan pemberian kredit usaha kecil (KUK) harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Pelaksanana pemberian kerdit ekspor sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

c. Pelanggaran terhadap ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK).

d. Pelanggaran terhadap posisi devisa netto (PDN).

D. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah.

1. Pengertian Strategi Pemasaran Asuransi Syariah.

Kotler mendefinisikan pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya terdiri dari individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.31

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain bertujuan untuk merencanakan, menetukan harga, melakukan promosi serta mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan pembelian yang ada khususnya kepada pembeli potensial.32

31

Abdullah Amir, SE., Strategi Pemasaran Asuransi Syari’ah, (Memenangkan Persaingan

Usaha Bisnis Asuransi dan Bank syariah Secara Syari’ah), (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), Cet. Pertama, h.1.

32


(44)

Pemasaran adalah hasil perstasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Di samping penafsiran ini terdapat pula pandangan yang lebih luas, yang menyatakan pemasaran merupakan proses kegitan yang mulai jauh sebelum barang-barang/ bahan-bahan masuk dalam proses produksi.33

Pemasaran syariah adalah bahwa dalam seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah tidak akan terjadi, maka bentuk transaksi apa pun dalam bisnis dibolehkan dalam syariat Islam. Karena itru, Allah mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan zalim dalam bisnis termasuk dalam proses penciptaan, penawaran, dan proses perubahan nilai dalam pemasaran. Allah berfirman,

”Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat

(berbisnis) itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan amat sedikit mereka ini.”” (Shaad: 24).34

Pemasaran menurut perspektif syariah adalah aktivitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value creating

33

Sofjanassauri, M.B.A, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. Ketuju, h. 3.

34

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life And General Konsep dan Sistem Operasional, ( Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 418.


(45)

activities) yang memungkinkan siapa pun yang melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad muamalah islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam Islam.35

2. Fungsi dan Tujuan Asuransi Syariah

Persaingan bisnis di bidang ekonomi sudah semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan pasar. Demikian juga dengan perusahaan asuransi yang diciptakan untuk memberikan perlindungan bagi para nasabah yang ikut serta didalamnya. Hal tersebut tidak terlepas dari tujuan dan fungsi perusahaan asuransi itu sendiri untuk memberikan rasa aman kepada masyrakat.

1. Tujuan Asuransi Syariah

Ditinjau dari beberapa sudut, maka asuransi syariah mempunyai tujuan yang bermacam-macam, antara lain:36

1. Dari segi Ekonomi

35

Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, ( Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007), h. 1.

36

Soisno Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta: Salemba Empat, 2003) Ed. Revisi, h. 72-73


(46)

Mengurangi ketidak pastian dari hasil usaha yang dilakukan oleh sesorang atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan harapan.

2. Dari segi Hukum

Memindahkan atau membagi risiko yang dihadapi suatu objek atau sutau kegiatan bisnis kepada pihak lain.

3. Dari segi Tata Niaga

Membagi risiko yang dihadapi kepada semua peserta program asuransi.

4. Dari segi Kemasyarakatan

Menanggung kerugian secara bersama-sama antara semua peserta program asuransi.

5. Dari segi Matematik

Meramalkan besarnya kemungkinan terjadinya risiko dan hasil ramalan itu dipakai dasar untuk risiko kepada semua peserta (sekelompok peserta) program asuransi.

b. Fungsi Asuransi Syariah

1. Fungsi utama asuransi adalah memberi kepastian. Karena pada dasarnya asuransi berusaha untuk mengurangi konsekuensi-konsekuensi yang tidak pasti dari suatu keadaan yang merugikan, yang sudah diperkirakan sebelumnya, sehingga biaya atau akibat financial dari kerugian tersebut menjadi pasti dan dapat dipastikan.


(47)

2. Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya kerugian pada masa mendatang, itu sebenarnya yang melatarbelakangi ide adanya usaha asuransi.

3. Memberikan ganti rugi / santunan kepada para pemengang polis.

4. Berusaha memperoleh penghasilan guna membiayai aktivitasnya dan akan menginvestasikan sebagian dari dana yang terkumpul dari pemegang polis (berupa premi asuransi) ke dalam barbagai sektor ekonomi yang dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan sosial.

3. Landasan Hukum Asuransi Syari’ah

Landasan dasar asuransi syariah adalah sumber dari pengambilan hukum praktik asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah dimaknai sebagai wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran Islam, yaitu al-Qur’an dan sunnah Rasul, maka landasan yang dipakai dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan metodologi yang dipakai oleh sebagai ahli hukum Islam.37

Hakikat asuransi secara islami adalah saling bertanggung jawab, saling bekerja sama atau bantu-menbantu dan saling melindungi penderitaan satu sama lain. Oleh karena itu berasuransi diperbolehkan secara syariat, karena

37

AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis Historis &Teoritis Pratik (Jakarta: Perdana Media, 2004) Ed. Pertama, hal. 104


(48)

prinsip-prinsip dasar syariah mengajak kepada setiap sesuatu yang berakibat adanya jalinan sesama manusia dan kepada sesuatu yang meringankan bencana mereka sebagaimana firman Allah SWT. Dalam Al-qur’an Surat Al -Maidah{5}:2 





a





Artinya:”dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.(al-Maidah: 2)

Hadits Nabi SAW yang berbunyi ”setiap orang dari kamu adalah pemikul tanggung jawab dan setiap kamu bertanggung Jawab terhadap orang-orang dibawah tanggung jawab kamu.” ( HR Bukhari dan Muslim )

Dalam asuransi syariah juga dikenal akad tabarru yaitu hiba atau pemberian, dapat kita lihat dalam firman Allah,








(49)

Artinya: Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senag hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu.

(an-Nisaa: 4)

a. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman umum asuransi syariah. Fatwa tersebut dikeluarkan karena regulasi yang tidak dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan asuransi syariah.38

b. Peraturan perundangan-undangan yang telah dikeluarkan pemerintah berkaiatan dengan asuransi syariah yaitu:

1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 421/KMK.06/2003 tentang penilaian kemampuan dan kepatutan bagi direksi dan komisaris perusahaan perasuransian.

2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 422/KMK.06/2003 tentang penyelenggaraan usaha perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.

3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 423/KMK.06/2003 tentang pemeriksaan perusahaan perasuransian.

4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424/KMK.06/2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.

38

Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransi Syariah di Indonesia,


(50)

5. keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 425/KMK.06/2003 tentang perizinan dan penyelenggaraan kegiatan usaha perusahaan penunjang usaha asuransi.

6. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 426/KMK.06/2003 tentang periziann usaha dan kelembagaan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.

7. Keputusan Direktur Jendral Lembaga Keuangan No. Keep. 4499/LK/2000 tentang jenis, penilaian dan pembatasan investasi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan sistem syariah.39

4. Prinsip-Prinsip Pemasaran dalam Islam

Menurut Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula dalam bukunya menjelaskan ada tujuh belas (17) prinsip-prinsip umum pemasaran syariah yang harus ada dalam perusahaan yang berbasis syariah. Ketujuh belas itu adalah sebagai berikut:40

1. Teknologi informasi untuk menuju perubahan yang nyata- information

technology allows us to be transparent (change)

2. Bersaing secara sehat –be respectful to your competitors

3. Menjaring konsumen secara keseluruhan – The emergence of customers global paradox (customer)

39

Ibid., hal. 129. 40


(51)

4. Menjadikan nilai-nilai spritual sebagai prinsip dasar perusahaan – Develop a spiritual-based organization (company)

5. Melihat target pasar secara keseluruhan – View market universally (segmentation)

6. Membidik hati dan jiwa calon konsumen – Target customer’s heart and

soul (targeting)

7. Membangun sistem kepercayaan –Build a belifed system (positioning)

8. Diferensiasi yang berbeda dalam konteks dan konten – Differ your self with a good package of content and context (diferensiation)

9. Jujur dalam membentuk bauran pemasaran – be honest with your 4P (marketing mix)

10. Menerapkan ukhuwah sebagai dasar dalam pejualan – practice a relationship-based selling (selling)

11. Karakter merek yang islami –Use a spiritual brand Character (brand)

12. Perubahan yang lebih baik dalam pelayanan – Service should have the ability to transform (services).

13. Menerapkan proses bisnis yang amanah – practice a reliable business process.

14. Membangun nilai yang baik di mata konsumen – Create value to your stakeholders (scorecard).


(52)

16. Menjadikan budaya perusahaan yang beretika – Develop an ethical corporate culture (culture).

17. pengukuran yang jelas dan trasparan – Meansurement must be clear and transparen (institution).

Dari ketujuh belas prinsip diatas, empat prinsip pertama yang terdiri dari change, competitor, customer dan company menjelaskan lanskap bisnis syariah. Ketiga elemen pertama adalah elemen-elemen utama dari lanskap bisnis, sedangkan faktor terakhir, company merupakan faktor internal yang penting dalam proses pembuatan strategi.

Prinsip lima sampai prinsip tiga belas menerangkan sembilan elemen dari arsitektur bisnis strategis, yang terbagi menjadi tiga paradigma yaitu: syariah marketing strategy untuk memenangkan mind share, syariah marketing tactic untuk memenangkan market share dan syariah marketing value untuk memenangkan heart-share.

Kemudian tiga prinsip terakhir adalah prinsip-prinsip yang membahas soal inspirasi (inspiration) budaya (culture) dan institusi (institution). Ketiga disebut enterprise.

E. Tingkat Produktifitas

Produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikualifikasi dengan


(53)

membagi keluaran dan masukan. Menaikkan produktivitas dapat dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas.41

Produktivitas mempunyai keterkaitan atau memberikan dampak terhadap kegiatan lainnya. Produktivitas dapat meningkatkan kepuasan kerja,42 motivasi, tingkat kehadiran, kesejahteraan.

1. Motivasi43

Menurut Edwin B Flippo mendefinisikan motivasi sebagai salah satu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan oragnisasi sekaligus tercapai. Sedangkan menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindakannya.

Menurut N. Manulang mendefinisikan motivasi sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagai mana dikehendaki.

41

Prof. Dr. Wibowo, S.E., M. Phil, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 265.

42

Ibid, h. 275 43

Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kerjasama Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan Jakarta Press, 2006, Cet. 1, h. 91-


(54)

Motivasi merupakan sesuatu yang sangat pokok yang menjadi dorongan seseorang untuk bekerja. Inti pemberian motivasi adalah menumbuhkan kesadaran diri pada karyawan bahwa bekerja merupakan suatu kebutuhan dalam hal ini Islam mengajarkan bahwa tujuan dan target yang hendak dicapai dari pemberian motivasi adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Etos kerja dan kualitas Kerja: Etos kerja adalah sikap mendasar terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup, jika karyawan sudah memiliki etos kerja dan kualitas kerja yang baik maka akan menghasilkan timbulnya suasana kompetisi secara sehat untuk mengembangkan diri dan perusahaan.

2. Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan: dengan perhatian yang baik terhadap masalah ini maka akan menghasilkan tenga kerja yang kreatif dan inovatif yang siap untuk menghadapi persaingan bisnis yang akan dihadapi perusahaan dalam waktu ke waktu.

3. Meningkatkan Ibadah kepada Allah: Kegiatan Ibadah karyawan harus menjadi prioritas utama perusahaan, karena dengan kualitas ibadah yang baik akan timbul keyakinan pada diri mereka bahwa kejujuran dan sikap ihsan (mengerjakan sesuata dengan ikhlas meskipun tidak diawasi oleh atasan karena mereka menyakini bahwa Allah akan mengawasi mereka). Sehingga karyawan akan mengerahkan segenap potensi dirinya dalam bekerja tanpa harus diawasi secara langsung oleh atasannya.


(55)

2. Tingkat Kehadiran

Presensi atau kehadiran merupakan kehadiran karyawan yang berkenaan dengan tugas dan kewajibannya. Pada umumnya suatu instansi / organisasi selalu mengharapkan kehadiran karyawannya tepat waktu dalam setiap jam kerja sehingga pekerjaannya akan mempengaruhi terhadap produktivitas kerja, sehingga suatu organisasi tidak akan mencapai tujuannya secara optimal.

Presensi / kehadiran karyawan dapat diukur melalui : a.Kehadiran karyawan ditempat kerja.

b.Ketepatan karyawan datang / pulang kerja.

c.Kehadiran karyawan apabila mendapat undangan mengikuti kegiatan / acara dan organisasi.

3. Kesejahteraan

Menurut Malayu S.P. Hasibuan kesejahteraan adalah balas jasa lengkap (materi dan non materi yang diberikan oleh pihak perusahaan berdasarkan kebijaksanaan. Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar produktifitasnya meningkat.

Kesejahteraan dapat dipandang sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada karyawan. Terutama pembayarannya kepada mereka yang sakit, uang


(56)

bantuan untuk tabungan karyawan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan dirumah sakit, dan pensiun.

Pentingnya program kesejahteraan yang diberikan kepada karyawan dalam rangka meningkatkan disiplin kerja karyawan yang dikemukakan oleh Hasibuan adalah: “Pemberian kesejahteraan akan menciptakan ketenangan, semangat kerja, dedikasi, disiplin dan sikap loyal terhadap perusahaan sehingga labour turnover relative rendah.” Dengan tingkat kesejahteraan yang cukup, maka mereka akan lebih tenang dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan ketenangan tersebut diharapkan para karyawan akan lebih berdisiplin.

Menurut I.G. Wursanto menyatakan bahwa : Kesejahteraan sosial atau jaminan sosial bentuk pemberian penghasil baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk non materi, yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan untuk selama masa pengabdiannya atau pun setelah berhenti karena pensiun, lanjut usia dalam usaha memenuhi kebutuhan materi maupun non materi kepada karyawan dengan tujuan untuk memberikan semangat atau dorongan kerja kepada karyawan.

Menurut Andre. F. Sikulu menyatakan bahwa : Kesejahteraan karyawan adalah balas jasa yang diterima oleh pekerja dalam bentuk selain upah atau gaji langsung.


(57)

Tujuan dan manfaat Program Kesejahteraan Karyawan

Program kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan, lembaga atau organisasi pada pegawainya hendaknya bermanfaat, sehingga dapat mendorong tercapainya tujuan perusahaan yang efektif. Program kesejahteraan karyawan sebaiknya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan tidak melanggar peraturan pemerintah. Adapun tujuan program kesejahteraan pada pegawai menurut Malayu S.P. Hasibuan adalah : 44

1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan ketertarikan pegawai dengan perusahaan.

2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi pegawai beserta keluarganya.

3. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktifitas pegawai. 4. Menurunkan tingkat absensi. Dan labour turn over.

5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman. 6. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

4. Kepuasan Kerja

Yang dimaksud dengan kepuasan kerja ialah sikap seseorang terhadap pekerjaannya. Artinya secara umum dapat dirumuskan bahwa

44 Admin, artikel diakses pada 12 Juli 2007


(58)

seseorang yang memiliki rasa puas terhadap organisasi dimna ia berkarya. Sebaiknya, orang yang tidak puas terhadap pekerjaannya apapun faktor-faktor penyebab ketidak puasan itu seperti gaji yang rendah, pekerjaan yang membosankan, kondisi kerja yang kurang memuaskan.45

Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja. Penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.46

Menurut Keith Davis mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employess view their work”. (kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam bekerja). Menurut Wexley dan Yuki mendefinisikan kepuasan kerja “is the way an employee feels about his or her job”. (adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya).

Berdasarkan pendapat Keith Davis, Wexley, dan Yuki tersbut di atas, kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan

45

Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Cet. 1, h. 126.

46


(59)

melibatkan aspek-aspek seperti upah gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, pendidikan.47

BAB III

Gambaran Umum PT. Asuransi Jiwa Bringin Life A. Profil PT. Asuransi Jiwa Bringin Life

1. Sejarah Singkat PT. Asuransi Bringin Life

PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera berdiri berdasarkan Akte Nomor: 116 tanggal 28 Oktober 1987 yang dibuat oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, Notaris di Jakarta, dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

47

A. A. Anwar Prabu Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan


(60)

No. Kep.181/ KM 13 / 1988 tanggal 10 Oktober 1988 tentang Pemberian Ijin Usaha dalam Bidang Asuransi Jiwa kepada PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera dengan menggunakan merek dagang BRINGIN LIFE.48

BRINGIN LIFE sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di Indonesia, pada awalnya dibentuk guna memenuhi kebutuhan dan memberikan pelayanan kepada nasabah perbankan, khususnya nasabah kredit kecil BRI. Namun dalam perkembangan selanjutnya mengingat akan kebutuhan jasa asuransi yang meliputi; asuransi jiwa, asuransi kesehatan, program dana pensiun, asuransi pendidikan, kecelakaan diri, annuitas, dan program kesejahteraan hari tua cukup besar, maka bisnis BRINGIN LIFE merambah pasar di luar BRI untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik secara individu maupun kumpulan.

Untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa asuransi kepada masyarakat luas, BRINGIN LIFE membuka kantor-kantor penjualan di beberapa kota besar di Indonesia untuk memperluas pangsa pasar serta memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih dekat kepada nasabah.49

Seiring dengan berkembangnya kantor-kantor penjualan tersebut, Bringin Life juga dilengkapi dengan petugas-petugas penjualan yang handal di lapangan yang bertugas sebagai konsultan bagi nasabah dalam membantu menemukan program asuransi yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

48

Diakses pada 10 desember 2010 dari http://www.bringinlife.com 49


(61)

Pada tahun 1995, atas dasar keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-184/KM.17/1995 BRINGIN LIFE mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat akan kebutuhan pensiun di hari tua.

BRINGIN LIFE juga mulai membuka unit usaha baru berupa Asuransi Syariah. Izin operasional Kantor Cabang Syariah BRINGIN LIFE telah dikeluarkan oleh Menteri Keuangan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : KEP-007/KM.6/2003 tanggal 21 Januari 2003.

BRINGIN LIFE secara terus menerus selalu mengembangkan produknya, baik program asuransi individu, asuransi kumpulan maupun bancassurance. Hal ini tak lain adalah untuk selalu menyesuaikan dengan perkembangan dan kondisi saat ini dan di masa mendatang agar selalu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Visi Dan Misi PT. Asuransi Bringin Life Visi PT. Asuransi Bringin Life

Menjadi perusahaan asuransi jiwa yang terkemuka Di Indonesia. Misi PT. Asuransi Bringin Life

1. Melaksanakan bisnis asuransi jiwa secara professional di Indonesia.

2. Memberikan pelayanan prima kepada Nasabah dan Pemegang Saham melalui jaringan kerja yang luas.

3. Memberikan keuntungan Pemegang Saham dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.


(62)

3. Struktur Organisasi PT. Asuransi Bringin Life

1. Dewan Komisaris

Purwanto: Komisaris Utama Ali Mudin: Komisaris 2. Dewan Direksi

Sultan Hamid: Direktur Utama Kukuh Prihadi: Direktur Trihadi Deritanto: Direktur Sugeng Soedibjo: Direktur 3. Jaringan Kerja

a. Kantor cabang yang terbesar di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi.

b. Mitra Kerja Bank Rakyat Indonesia (Persero) 4. Reasuransi

a. PT. (Persero) Reasurasnsi Umum Indonesia b. PT. Tugu Jasatama Reasuransi Indonesia c. PT. Maskapai Reasuransi Indonesia 5. Konsultan Keuangan Dan Akunting

Kantor Akuntan Publik Rasin Ichwan dan Rekan 6. Aktuaris Perusahaan/ Actuarial


(63)

7. Konsultan Hukum

Roesidi Prawiro Atmodjo, SH Numudin, SH

8. Bankir / Bankers

a. Semua Bank BUMN

b. Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing Terpilih. 9. Dewan Pengawas Syariah

KH. Ma’ruf Amin

Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub. MA Drs. H. Moh. Hidayat MBA, MBI

4. Produk – produk Asuransi Jiwa Bringin Life. 1. Produk individu

a. Bringin Sehat

BRINGIN SEHAT hadir sebagai kesempurnaan perlindungan Anda, terutama dalam menghadapi saat tak terduga yang mengakibatkan Anda harus dirawat di rumah sakit.

Alasan utama memiliki BRINGIN SEHAT

Adanya Perlindungan Jiwa. Jaminan perawatan di rumah sakit berupa santunan harian sebagai akibat suatu penyakit atau kecelakaan yang dapat terjadi


(64)

kapanpun dan dimanapun Anda berada.Penggantian santunan harian sejumlah nominal tertentu (sesuai dengan Plan yang dipilih) berdasarkan lamanya perawatan di rumah sakit. Dapat memiliki lebih dari 1 (satu) polis dengan akumulasi meksimum santunan sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah)

Ketentuan:

 Usia masuk asuransi minimum 20 tahun dan maksimum 55 tahun.

 Masa asuransi adalah 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang setiap tahunnya.

 Pembayaran premi adalah Premi Tunggal.

 Lama perawatan di rumah sakit maksimum adalah 60 (enam puluh) hari perawatan dalam setahun dengan minimum perawatan adalah 2 (dua) hari, kecuali perawatan akibat kecelakaan akan ditanggung sejak mulai perawatan di rumah sakit.

 Pelayanan rawat inap dilakukan di semua rumah sakit di Indonesia dengan sistem penggantian biaya (reimbursement)

 Penggantian biaya (reimbursement) adalah sebesar yang tertera pada kuitansi dengan maksimum penggantian sesuai Plan asuransi yang dipilih.

b. Produk Briprotek

BRIPROTEK dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan Anda akan berbagai Perlindungan dalam satu solusi berasuransi. BRIPROTEK


(65)

meliputi jaminan asuransi jiwa, kecelakaan diri, asurnasi kesehatan serta jaminan perawatan untuk penyakit kritis.

Ketentuan:

 Minimal usia masuk Tertanggung (calon nasabah) adalah 17 tahun dan maksimal adlaah 55 tahun.

 Minimum masa kontrak atau masa pertanggungan adalah 5 (lima) tahun dan maksimum adalah 10 tahun.

 Masa asuransi ditambah usia Tertanggung pada saat masuk asuransi tidak melebih 65 (anm puluh lima) tahun.

 Premi dibayarkan secar tunggal (sekaligus).

Keunggulan:

1. Akhir Masa Asuransi,

 Apabila Tertanggung hidup pada akhir masa asuransi , maka akan menerima 100% Jumlah Uang Pertanggungan (JUP) awal.

2. Meninggal Dunia biasa (Wajar)

 Apabila Tertanggung mengalami musibah meninggal dunia dalam masa asuransi, maka Penerima Manfaat akan menerima santunan sebesar JUP saat meninggal dunia.


(1)

Daftar Pustaka

Al-Qur’an Al-Karim. Al-Hadits

Rivai, Veithzal, Manajemen sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2004), Cet. Pertama.

Dendawijaya,Lukman, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Edisi kedua.

Nawawi, Hadari, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang kompetitif, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press 2003), Cet Kelima.

Syafri Harahap, Manajemen Komtemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), cet,1.

Artikel dikases pada 3 September 2010 http://Vibiznews.com /articles_financial.php?id

Nurdiansyah, Dicky, “ Pegaruh Promosi Jabatan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan,” artikel diakses pada 2004 November 2004 dari

http://www.diglib.unikom.ac.id/go.php?.id.

Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonnisia, 2003), Cet 1.

Rifai, Moh, Konsep Manajemen Perbankan Syariah, (Semarang: CV. Wicaksana, 2002).


(2)

Sukandarrumidi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis Untuk penelitian Pemula, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004), Cet. Kedua.

Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta, Bumi Aksara, 2007), Cet. Kesembilan.

Almasdi, Jusuf Sulit, Aspek Sikap Mental Dalam Manajemen Sumber daya Manusia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), Ed. Kedua.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsir, Jilid 1, 1983/1984.

Daradjat, Zakia, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. III. Hafidhuddin, Didin, Sifat Etos Kerja Muslim, artikel diakses 12 maret 2011 dari

http://persis.or.id/site/modules.php?name=News&file=article=84.

Susanto, Bambang, Manajemen Keuangan (Jakarta: PT. Sansu Moto, 1995), Cet. 1. Syafri, Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet.

3.

Arianty, Emy dan Ghoni Abdul, Akuntansi Asuransi Syariah Antara Teori & Pratik, (Jakarta: Insco Consulting, 2007).

Agus Riyono, Bogat dan Sugiri Slamet, Akuntansi Pengantar 1, (Yogyakarta: Unit penerbit dan perce, 2001).

Syamsudin, Lukman, MA, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001) Cet. Keenam.

Amir, Abdullah, SE., Strategi Pemasaran Asuransi Syari’ah, (Memenangkan Persaingan Usaha Bisnis Asuransi dan Bank syariah Secara Syari’ah), (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), Cet. Pertama.


(3)

J Stanton, William, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1994).

Sofjanassauri, M.B.A, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. Ketuju.

Syakir Sula, Muhammad, Asuransi Syariah Life And General Konsep dan Sistem Operasional ( Jakarta: Gema Insani, 2004).

Amrin, Abdullah, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah ( Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007).

Djojosoedarso, Soisno, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi. (Jakarta: Salemba Empat, 2003) Ed. Revisi.

Ali, AM. Hasan, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis Historis &Teoritis Pratik (Jakarta: Perdana Media, 2004) Ed. Pertama.

Dewi, Gemala, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006).

Syakir Sula, Muhammad dan Hermawan, Syariah Marketing, (Jakarta: Mizan, 2006), Cet, II.

Wibowo, S.E., M. Phil, Manajemen Kinerja (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009).

Hayati, Murdiyah dan Suhendra, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Kerjasama Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan Jakarta Press, 2006, Cet.1. Admin, artikel diakses pada 12 Juli 2007 http://arozieleroy.wordpress.com/2010/07/12/


(4)

Siagian, Sondang P, MPA, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Cet. 1.

Mangkunegara, A. Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) Cet. Ketuju.

Diakses pada 10 desember 2010 dari http://www.bringinlife.com

Lupiyodi, Ramabat, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik, (Jakarta: Salemba Empat 2001).

Caravens, David W, Pemasaran Strategis, (Jakarta: Erlangga, 1996), Jilid 1, Ed 9. Sumarni, Murti, Marketing Perbankan, (Yongyakarta: Liberty, 1997).

Assauri, Sofyan, Manajemen Pemasaran ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Ed, 1, cet 7.

Sutrisno, Edy, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Kencana Perdana Group, 2009) Cet Ke-1.


(5)

(6)