perusahaan akan membayar pajak yang lebih kecil karena perusahaan harus membayar bunga sebagai akibat penggunaan hutang. Manfaat atas penghematan yang
diperoleh dengan membayar pajak yang lebih kecil akan mengalir kepada pemilik perusahaan dan akan meningkatkan nilai perusahaan.
2.1.5 Pecking Order Theory
Pecking order theory Myers dan Majluf, 1984 dan Myers, 1984 dalam
Kaaro, 2003 menunjukkan bahwa urutan pendanaan dimulai dari laba ditahan, hutang dan yang terakhir adalah penerbitan saham ekuitas. Penggunaan sumber
dana eksternal melalui hutang hanya digunakan jika kebutuhan dana lebih tinggi dari sumber dana internal laba ditahan yang ada.
Pecking order theory menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang
profitable umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit bukan karena mempunyai
debt ratio yang rendah, tapi dikarenakan memerlukan external financing yang sedikit.
Sementara perusahaan dengan profitable yang rendah akan cenderung meminjam dalam jumlah yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan hutang
merupakan sumber eksternal yang lebih disukai Husnan, 1996: 325.
2.1.6 Pendekatan Balanced Theory
Menurut balance theory, perusahaan berusaha menciptakan struktur modal yang optimal dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.Struktur modal yang
optimal diperoleh dengan menyeimbangkan antara keuntungan penggunaan hutang
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
dengan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan, yang disebut dengan model trade off Myers, 1984, Jensen dan Meckling, 1979 dalam Mayangsari, 2001.
Sundjaya dan Barlian 2002 mengatakan, teori struktur modal yang optimal didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan biaya dari pembiayaan
dengan pinjaman. Manfaat terbesar dari suatu pembiayaan dengan pinjaman adalah pengurangan pajak yang diperoleh dari pemerintah yang mengijinkan
bahwa bunga atas pinjaman dapat dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak. Sedangkan biaya dari pinjaman dihasilkan dari 1 peningkatan kemungkinan
kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban hutang yang tergantung pada tingkat risiko bisnis dan risiko keuangan. 2 biaya agen dan pengendalian tindakan
perusahaan 3 biaya yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi lebih banyak tentang prospek perusahaan daripada investor.
Menurut Husnan 1996, 324, esensi balanced theory adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan
hutang, apabila manfaat penggunaan hutang masih lebih besar daripada pengorbanan atas penggunaan hutang, maka hutang masih akan ditambah, namun apabila
pengorbanan atas penggunaan hutang sudah lebih besar dari manfaatnya maka hutang tidak boleh ditambah lagi. Balanced theory selanjutnya disebut dengan Trade Off
theory.
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
2.1.7 Financial Distress, Agency Cost dan Trade Off Theory
Financial distress bermula ketika suatu perusahaan tidak mampu memenuhi
jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas menunjukkan bahwa dalam waktu dekat pembayaran itu tidak akan dapat dipenuhi Brigham and Daves, 2004:
840. Financial distress mungkin mengakibatkan perusahaan gagal memenuhi komitmen kontrak dimana perusahaan dapat melakukan restrukturisasi keuangan
antara perusahaan, kreditur da, pemegang saham. Biasanya perusahaan diharuskan mengambil tindakan yang mana tindakan itu tidak akan dilakukan jika perusahaan
mempunyai cash flow yang cukup. Ancaman terjadinya financial distress juga merupakan biaya karena
manajemen cenderung menghabiskan waktu untuk menghindari kebangkrutan daripada membuat keputusan perusahaan dengan baik. Pada umumnya kemungkinan
financial distress semakin meningkat dengan adanya penggunaan hutang. Logikanya
semakin besar penggunaan hutang, semakin besar pula beban biaya bunga, semakin besar probabilitas bahwa penurunan penghasilan akan menyebabkan financial
distress. Agency cost
atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena adanya konflik antara kreditur dan pemegang saham sebagai akibat penggunaan hutang oleh
perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana dengan jumlah hutang yang tinggi dan tidak disertai dengan pertimbangan menghindari kecenderungan perilaku opportunistic
insider menyebabkab biaya keagenan hutang akan semakin tinggi dan pada akhirnya
akan merugikan pemegang saham juga.Untuk itu diperlukan suatu pengendalian agar
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
perilaku opportunistic insider dapat dihalangi dan bertindak yang terbaik bagi pemilik perusahaan pemegang saham.
Teori Trade Off merupakan salah satu teori sehubungan dengan masalah
keagenan agency problem yang berkaitan dengan saling tukar trade off antara keuntungan menggunakan hutang berupa tax benefit dengan biaya kepailitan
bankruptcy cost sehubungan dengan penggunaan hutang tersebut. Pembiayaan dengan hutang mempunyai biaya yang lebih rendah daripada ekuitas karena adanya
tax benefit. Akan tetapi, apabila telah melampaui suatu titik tertentu titik yang
merupakan struktur modal yang optimal maka tax benefit yang diperoleh semakin tidak berarti karena pada saat yang bersamaan biaya-biaya lainnya juga akan
bertambah besar, antara lain biaya untuk memperoleh hutang. Biaya ini akan menjadi lebih besar karena kreditur akan lebih selektif dalam memberikan pinjaman dan akan
menerapkan bunga yang lebih tinggi seiring dengasn semakin tingginya risiko perusahaan. Selain itu, biaya kepailitan bankruptcy cost, ageny cost dan financial
distress cost juga akan semakin besar, sehingga jumlah biaya-biaya tersebut akan
melebihi tax benefit itu sendiri.
2.2 Ukuran Perusahaan, Struktur Modal dan Kinerja Keuangan