Mekanisme pemilihan sumber dana menurut pecking order theory berdasarkan hirarki sumber dana yang paling disukai dan tidak ada suatu target debt
to equity ratio Husnan, 1996: 325. Perusahaan yang profitable memiliki sumber
dana internal yang besar sehingga hanya sedikit membutuhkan sumber dana eksternal, sebaliknya perusahaan dengan profitable yang rendah memiliki sumber
dana internal yang kecil sehingga meminjam dalam jumlah yang lebih besar. Dengan demikian struktur modal mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kinerja
keuangan.
2.2.3 Analisis Rasio Keuangan
Secara konvensional, terdapat dua jenis norma dengan mana dapat dipertimbangkan kapasitas hutang jangka panjang, yaitu 1 suatu norma kapitalisasi
2 suatu norma peliputan penghasilan earning coverage. Dalam mencapai suatu kebijakan hutang bagi perusahaan, masing-masing rasio harus dipertimbangkan dan
saling dikaitkan. Suatu norma yang telah dipergunakan secara luas adalah rasio hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Dalam mempertimbangkan struktur
modal harus diketahui pengaruh dari leverage. Pada dasarnya, leverage terdiri dari pembiayaan sebuah perusahaan dengan hutang untuk menaikkan hasil pengembalian
atas modal sendiri. Tindakan ini dikenal dengan istilah “trading on the equity” Wilson Campbell, 1991: 67.
Merupakan hal yang sangat penting bagi investor untuk mengetahui kondisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Salah satu ukuran dari pada kinerja tersebut
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
adalah laba, dengan demikian informasi laba dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen selain itu dapat juga digunakan untuk membantu mengestimasi
kemampuan laba yang representative, serta untuk menaksir risiko dalam investasi atau kredit. Dalam menentukan keputusan investasi, investor akan bertindak rasional
dengan mempertimbangkan trade off antara return yang mungkin diperoleh dan risiko yang akan dihadapi. Investor akan melakukan penilaian terhadap kinerja
keuangan perusahaan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Banyak teknik analisa yang menyebabkan berbagai rasio keuangan
ersedia untuk penilaian prestasi. Teknik yang berbeda akan sesuai untuk tujuan yang berbeda. Manfaat yang sebenarnya dari setiap rasio sangat ditentukan oleh tujuan
spesifik dari analis. Rasio-rasio bukan merupakan kriteria yang mutlak, rasio yang bermakna terutama untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau
prestasi operasi dan membantu menggambarkan trend dan pola perubahan yang pada gilirannya dapat menunjukkan risiko dan peluang bagi perusahaan yang ditelaah
Helfert, 1997: 53 Pengelompkan rasio keuangan pada dasarnya dibedakan atas kesamaan
sifatnya dan tidak ada standar tertentu dalam pengelompokan tersebut. Weston dan Brigham 1993: 57 - 58 mengelompokkan rasio keuangan menjadi 6 enam kategori
: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan dan rasio penilaian. Sartono 2001; 121 mengelompokkannya menjadi 4 empat kategori :
rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas. Berdasarkan tinjauan atas hubungan analisis keuangan, Weston dan Copeland 1995: 237
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
mengelompokkannya atas : Ukuran Kinerja Performance Measure terdiri dari rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, dan ukuran penilaian; Ukuran Efisiensi Operasi
Operating Efficiency terdiri dari manajemen aktiva dan investasi, manajemen beban, dan Ukuran Kebijakan Pendanaan Financial Policy Measure terdiri dari
rasio leverage dan rasio likuiditas. Rasio Leverage menunjukkan tingkat penggunaan utang dalam operasi bisnis
dan berkaitan langsung dengan risiko pendanaan. Rasio ini dapat dihitung, pertama dengan memperhatikan data neraca, untuk mengetahui seberapa banyak dana
pinjaman digunakan dalam perusahaan. Kedua, dengan mengukur risiko utang dari laporan laba rugi, yaitu seberapa banyak beban tetap utang bunga ditambah pokok
pinjaman dapat ditutup oleh laba operasi. Rasio Aktivitas menunjukkan seberapa efektif dan optimal perusahaan
menggunakan sumber daya yang sesuai dengan yang digariskan oleh kebijaksanaan perusahaan melalui pembandingan rasio aktivitas dengan standard industri sehingga
dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dan berbagai aktiva pendukung terjadinya penjualan.
Rasio Profitabilitas adalah hasil bersih dari berbagai kebijaksanaan dan keputusan perusahaan. Rasio ini memberikan jawaban akhir tentang seberapa efektif
perusahaan dikelola. Perusahaan yang mempunyai rasio profitabilitas yang tinggi diharapkan lebih mampu dalam menghadapi fluktuasi bisnis. Rasio ini penting bagi
para investor jangka panjang yang akan menanamkan modalnya. Rasio Pertumbuhan menunjukkan sebaik apa perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di dalam
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
lingkungan industrinya. Rasio Penilaian merupakan ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu perusahaan. Rasio ini mencerminkan pengaruh gabungan
dari rasio hasil pengembalian dan risiko. Untuk melihat hubungan ukuran perusahaan dengan kinerja keuangan dapat
dipergunakan analisis keuangan berdasarkan sistem du Pont.
Gambar 2.1 Bagan du Pont Weston dan Copeland, 1995: 313
Return On Investment merupakan suatu ukuran untuk melihat kemampuan manajemen dalam menghasilkan tingkat pengembalian atas seluruh aktiva yang
dipergunakan dalam perusahaan. Disamping itu, manajemen juga bertanggungjawab untuk mengoptimalisasikan tingkat pengembalian atas modal pemegang saham
modal sendiri. Hasil pengembalian para pemegang saham yang terdiri dari baik hasil dividen dan apresiasi dalam nilai saham, akan tumbuh dalam hubungannya
dengan hasil pengembalian atas modal sendiri. Oleh karena itu, tingkat pengembalian
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
atas m tolok ukur terbaik mengenai prestasi
manajem ncerminkan efisiensi, tetapi juga pengaruh dari
alat pembayaran atau “leverage”. Jadi tingkat pengembalian atas modal pemegang saham dapat dihitung dengan mempergunakan formula ROI dengan mempergunakan
faktor persentase dari total aktiva dalam hubungannya dengan modal pemegang saham. Dengan demikian ROE tingkat pengembalian atas modal sendiri dapat
dihitung dengan rumus :
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan