perilaku opportunistic insider dapat dihalangi dan bertindak yang terbaik bagi pemilik perusahaan pemegang saham.
Teori Trade Off merupakan salah satu teori sehubungan dengan masalah
keagenan agency problem yang berkaitan dengan saling tukar trade off antara keuntungan menggunakan hutang berupa tax benefit dengan biaya kepailitan
bankruptcy cost sehubungan dengan penggunaan hutang tersebut. Pembiayaan dengan hutang mempunyai biaya yang lebih rendah daripada ekuitas karena adanya
tax benefit. Akan tetapi, apabila telah melampaui suatu titik tertentu titik yang
merupakan struktur modal yang optimal maka tax benefit yang diperoleh semakin tidak berarti karena pada saat yang bersamaan biaya-biaya lainnya juga akan
bertambah besar, antara lain biaya untuk memperoleh hutang. Biaya ini akan menjadi lebih besar karena kreditur akan lebih selektif dalam memberikan pinjaman dan akan
menerapkan bunga yang lebih tinggi seiring dengasn semakin tingginya risiko perusahaan. Selain itu, biaya kepailitan bankruptcy cost, ageny cost dan financial
distress cost juga akan semakin besar, sehingga jumlah biaya-biaya tersebut akan
melebihi tax benefit itu sendiri.
2.2 Ukuran Perusahaan, Struktur Modal dan Kinerja Keuangan
2.2.1 Ukuran Perusahaan dan Kinerja Keuangan
Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan total
penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva.
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
Faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba. Perusahaan besar yang dianggap
telah mencapai tahap kedewasaan merupakan suatu gambaran bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasikan laba dibandingkan
perusahaan kecil. Bagi perusahaan yang stabil biasanya dapat memprediksi jumlah keuntungan di tahun-tahun mendatang karena tingkat kepastian laba sangat tinggi.
Sebaliknya bagi perusahaan yang belum mapan, besar kemungkinan laba yang diperoleh juga belum stabil karena kepastian laba lebih rendah.Elisabeth Sugiarto,
1997. Sementara Chen A Dhei 1993 memberikan alasan bahwa smallfirm lebih berisiko karena mempunyai effisiensi yang rendah, leverage yang tinggi dan berada
dalam “marginal firms” dengan probabilitas yang lebih rendah dalam kelangsungan hidupnya. Dengan demikian diperkirakan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh
terhadap kinerja keuangan.
2.2.2 Struktur Modal dan Kinerja Keuangan
Menurut pendekatan tradisional, setelah rasio leverage tertentu, peningkatan biaya modal sendiri akan lebih besar daripada penurunan biaya karena penggunaan
hutang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang akan meningkat sehingga nilai perusahaan menurun dikarenakan peningkatan biaya modal tersebut. Begitu juga
menurut trade off theory harus ditentukan perimbangan antara besarnya hutang dan ekuitas, apabila manfaat penggunaan hutang berupa tax benefit masih lebih besar
daripada pengorbanan peningkatan suku bunga, bankruptcy cost, agency cost, dan
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
financial distress cost , maka hutang masih akan ditambah, namun apabila
pengorbanan atas penggunaan hutang sudah lebih besar dari manfaatnya maka hutang tidak boleh ditambah lagi Jadi menurut pendekatan ini struktur modal mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja keuangan sampai rasio leverage tertentu, namun setelah rasio leverage tersebut struktur modal mempunyai pengaruh yang negatif
terhadap kinerja keuangan. Menurut pendekatan laba bersih net income semakin besar penggunaan
hutang menyebabkan biaya modal rata-rata tertimbang ko menjadi semakin kecil, sehingga akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Dalam keadaan terdapat pajak,
MM berpendapat keputusan pendanaan menjadi relevan karena bunga yang dibayarkan dapat mengurangi penghasilan kena pajak jadi pertambahan hutang
akan menaikkan nilai perusahaan sebesar pengurangan pajak tersebut, jadi semakin tinggi rasio hutang semakin rendah beban pajak, sehingga laba bersih
menjadi semakin besar, dengan demikian tingkat profitabilitas semakin tinggi. Dengan demikian struktur modal mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja
keuangan. Pendekatan laba operasi bersih net operating income memandang
penggunaan hutang yang semakin besar sebagai peningkatan risiko perusahaan karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri
akan meningkat, yang memberikan konsekuensi biaya modal rata-rata tertimbang tidak mengalami perubahan, jadi struktur modal tidak mempunyai pengaruh terhadap
kinerja keuangan.
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
Mekanisme pemilihan sumber dana menurut pecking order theory berdasarkan hirarki sumber dana yang paling disukai dan tidak ada suatu target debt
to equity ratio Husnan, 1996: 325. Perusahaan yang profitable memiliki sumber
dana internal yang besar sehingga hanya sedikit membutuhkan sumber dana eksternal, sebaliknya perusahaan dengan profitable yang rendah memiliki sumber
dana internal yang kecil sehingga meminjam dalam jumlah yang lebih besar. Dengan demikian struktur modal mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kinerja
keuangan.
2.2.3 Analisis Rasio Keuangan