Teknik Pengujian Data Hasil Penelitian

deviasi 43,510023. EPS minimum pada tahun 2005 adalah 1,472 dan EPS maksimum adalah Rp122,381 dengan rata-rata Rp 51,97300 dan standar deviasi Rp 43,795983. EPS minimum pada tahun 2006 adalah Rp 0,842 dan EPS maksimum adalah Rp 85,455 dengan rata-rata Rp 36,89442 dan standar deviasi Rp 33,083168.

4.1.2 Teknik Pengujian Data

1. Uji Normalitas Pengujian normalitas data dilakukan dengan nilai skewness kurtosis. Berdasarkan nilai ini, suatu data dikatakan memiliki distribusi normal jika Z hitung lebih kecil dari Z tabel . Nilai Z skewnes dapat dihitung dengan membandingkan antara nilai kurtosis dengan standard deviasi dari nilai kurtosis. Nilai skewnes dan kurtosis dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini : Tabel 4.2 Uji Normalitas Skewness Dan Kurtosis Sumber : Lampiran 4 Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari empat variabel yang akan diuji hanya data ukuran perusahaan yang berdistribusi normal. Untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat juga dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov- Variabel Z tabel Skewness Z hitung Skewness Kurtosis Z hitung Kurtosis Ukuran Perusahaan TA 1.96 - 0,320 - 1,0356 - 0,868 - 1,428 Kebijakan Pendanaan DER 1.96 2,112 6,835 3,410 5,609 Kinerja Keuangan NPM 1.96 6,350 20,550 43,653 71,798 Kinerja Keuangan EPS 1,96 5,972 19,327 41,061 67,135 Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Smirnov. Hasil uji statistikKolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Uji Statistik Kolmogorov - Smirnov Ukuran Perusahaan Kebijakan Pendanaan Kinerja Keuangan- NPM Kinerja Keuangan- EPS N Mean Normal Parametersa,b Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed 60 13,73011 1,181684 ,161 ,095 -,161 1,245 ,090 60 ,29468 ,431011 ,260 ,260 ,249 2,015 ,090 60 ,27487 ,711612 ,398 ,398 -,353 3,085 ,000 60 70,86261 129,879289 ,295 ,285 -,295 2,281 ,000 a Test distribution is normal. b Calculated from data. Sumber: Lampiran 4 Dari tabel 4.3 dapat dilihat nilai kolmogorov-Smirnov untuk variabel ukuran perusahaan 1,245 dengan probabilitas signifikansi 0.090 dan nilainya di atas 0.05, yang berarti data variabel ukuran perusahaan berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov variabel kebijakan pendanaan 2,015 dengan probabilitas signifikansi 0.001, variabel NPM 3,085 dengan probabilitas 0,000 dan variable EPS 2,281 dengan probabilitas 0,000 berada di bawah 0.05, berarti data variabel kebijakan pendanaan, NPM dan EPS tidak berdistribusi normal. Selain itu, melalui grafik histogram dapat dilihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dari gambar 4.1 nampak bahwa hasil tampilan grafik histogram menunjukkan variabel ukuran perusahaan mendekati distribusi normal, sementara hasil tampilan Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 16.00 15.00 14.00 13.00 12.00 11.00 10 8 6 4 2 Mean = 13.7301 Std. Dev. = 1.18168 N = 60 Fr equenc y Ukuran Perusahaan 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 DER_ Keb Pen 30 25 20 15 10 5 Fr equ enc y Mean = 0.2947 Std. Dev. = 0.43101 N = 60 Gambar 4.2 Histogram Kebijakan Pendanaan grafik histogram menunjukkan bahwa variabel kebijakan pendanaan memiliki disribusi tidak normal dan menceng ke kiri positive skewness. Gambar 4.1 Histogram Ukuran Perusahaan Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Data yang tidak berdistribusi normal dapat ditransformasi agar menjadi normal, Apabila tampilan grafik histogram menunjukkan variable tidak normal dan menceng ke kiri positive skewness maka bentuk transformasinya adalah SQRTx atau akar kuadrat Ghozali, 2005: 32. Statistik deskriptif setelah dilakukan transformasi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Statistik Deskriptif - SQRT N Minimum Maximum Mean Std. Deviation LnTA_02 LnTA_03 LnTA_04 LnTA_05 LnTA_06 SQRT_DER02 SQRT_DER03 SQRT_DER04 SQRT_DER05 SQRT_DER06 SQRT_NPM02 SQRT_NPM03 SQRT_NPM04 SQRT_NPM05 SQRT_NPM06 SQRT_EPS02 SQRT_EPS03 SQRT_EPS04 SQRT_EPS05 SQRT_EPS06 Valid N listwise 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 11,737 11,681 11,624 11,531 11,482 0,05 0,05 0,06 0.05 0,05 0,10 0,15 0,15 0,16 0,08 1,04 1,08 0,83 1,21 0,92 15,124 15,245 15,530 15,645 15,954 1,30 1,23 1,19 1,19 1,12 1,38 2,30 0,48 0,54 0,51 31,22 16,85 11,95 11,06 9,24 13,48550 13,62125 13,75892 13,86825 13,91642 0,4902 0,3976 0,4563 0,3770 0,4496 0,5107 0,5578 0,3480 0,3461 0,3181 8,9230 7,7264 6,4013 6,4216 5,1594 1,054900 1,149837 1,220905 1,285501 1,331629 0,39485 0,29997 0,31893 0,31733 0,34890 0,34610 0,57746 0,10844 0,13865 0,13314 8,03576 4, 05138 3,45054 3,42236 3,34803 Sumber: Lampiran 4 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat nilai dari variabel-variabel setelah dilakukan transformasi. LDE minimum pada tahun 2002 adalah 0,05 dan LDE maksimum 1,30 dengan rata-rata 0,4902 dan standar deviasi 0,39485. LDE minimum pada tahun 2003 adalah 0,05 dan LDE maksimum 1,23 dengan rata-rata 0,3976 dan Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 standar deviasi 0,29997. LDE minimum pada tahun 2004 adalah 0,06 dan LDE maksimum 1,19 dengan rata-rata 0,4563 dan standar deviasi 0,31893. LDE minimum pada tahun 2005 adalah 0,05 dan LDE maksimum 1,19 dengan rata-rata 0,3770 dan standar deviasi 0,31773. LDE minimum pada tahun 2006 adalah 0,05 dan LDE maksimum 1,12 dengan rata-rata 0,4496 dan standar deviasi 0,34890. NPM minimum pada tahun 2002 adalah 0,10 NPM maksimum 1,38 dengan rata-rata 0,5107 dan standar deviasi 0,34680. NPM minimum pada tahun 2003 adalah 0,15 dan NPM maksimum 2,30 dengan rata-rata 0,5578 dan standar deviasi 0,1,57746. NPM minimum pada tahun 2004 adalah 0,15 dan NPM maksimum 0,48 dengan rata- rata 0,3480 dan standar deviasi 0,10844. NPM minimum pada tahun 2005 adalah 0,16 dan NPM maksimum 0,54 dengan rata-rata 0,3461 dan standar deviasi 0,13865. NPM minimum pada tahun 2006 adalah 0,08 dan NPM maksimum 0,51 dengan rata- rata 0,3181 dan standar deviasi 0,13314. EPS minimum pada tahun 2002 adalah Rp1,04 dan EPS maksimum Rp 31,22 dengan rata-rata Rp 8,9230 dan standar deviasi Rp 8,03576. EPS minimum pada tahun 2003 adalah Rp 1,08 dan EPS maksimum Rp 16,85 dengan rata-rata Rp 7,7264 dan standar deviasi Rp 4,05138. EPS minimum pada tahun 2004 adalah Rp 0,83 dan EPS maksimum Rp 11,95 dengan rata-rata Rp 6,4013 dan standar deviasi Rp 3,45054. EPS minimum pada tahun 2005 adalah Rp 1,21 dan EPS maksimum Rp 11,06 dengan rata-rata Rp 6,4216 dan standar deviasi Rp 3,42236. EPS minimum pada tahun 2006 adalah Rp 0,92 dan EPS maksimum Rp 9,24 dengan rata-rata Rp 5,1594 dan standar deviasi Rp 3,34803. Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Dari uraian tentang statistik deskriptif sebelum dan setelah dilakukan transformasi dengan SQRT dapat diambil kesimpulan bahwa LDE rata-rata turun pada tahun 2003 dan naik lagi pada tahun 2004 kemudian turun kembali pada tahun 2005 serta pada tahun 2006 naik kembali tapi belum mencapai LDE sebagaimana pada tahun 2002. Jadi LDE tahun 2006 turun dibandingkan LDE pada tahun 2002. Sebaliknya NPM rata-rata mengalami kenaikan pada tahun 2003 namun turun secara tajam pada tahun 2004 dan terus berlangsung sampai dengan tahun 2006.EPS turun secara tajam pada tahun 2003 dan dilanjutkan dengan penurunan pada tahun 2004 walaupun tidak setajam penurunan pada tahun 2003 dan naik dalam tingkatan yang tidak signifikan pada tahun 2005 dan turun kembali secara tajam pada tahun 2006. Dari kesamaan hasil sebelum dan setelah dilakukan transformasi nampak bahwa transformasi menyebabkan distribusi penyebaran data menjadi lebih merata tanpa merubah hasil. Analisis selanjutnya menggunakan data yang ditransformasi. Tabel 4.5 Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov - SQRT Kebijakan Pendanaan SQRT Kinerja Keuangan – NPM SQRT Kinerja Keuangan – EPS SQRT N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Kolmogorov – Smirnov Z Asymp.Sig.2-tailed Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 60 ,4342 ,32853 ,128 ,128 -,122 ,993 ,278 60 ,4162 ,32155 ,250 ,250 -,170 1,936 ,001 60 6,2963 4,82458 ,140 ,140 -,103 1,805 ,190 a Test distribution is Normal b Calculated from data. Sumber: Lampiran 4 Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 1.25 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 Kebijakan Pendanaan SQRT 14 12 10 8 6 4 2 Frequency Mean = 0.4189 Std. Dev. = 0.31606 N = 57 Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 Kinerja Keuangan - NPM SQRT 20 15 10 5 Fr equency Mean = 0.3675 Std. Dev. = 0.16247 N = 57 Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel kebijakan pendanaan X 2 0,993 dengan probabilitas signifikansi 0,278 dan variabel EPS Y 2 1,085 dengan probabilitas signifikansi 0,190 nilainya jauh di atas 0,05. Hal ini berarti variabel kebijakan pendanaan X 2 dan EPS Y 2 sudah berdistribusi normal dan hasil tampilan grafik histogram pada gambar 4.5 dan 4.6 juga konsisten. Gambar 4.6 Histogram Kinerja Keuangan – EPS SQRT Nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel NPM Y 1 adalah 1,936 dengan probabilitas signifikansi 0,001 yang jauh di bawah 0,05 menunjukkan bahwa Gambar 4.5 Histogram Kebijakan Pendanan SQRT 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 Kinerja Keuangan - EPS SQRT 12 10 8 6 4 2 Fre que ncy Mean = 6.3642 Std. Dev. = 3.61579 N = 57 variabel NPM masih belum berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat melalui hasil tampilan grafik histogram pada gambar di bawah ini. Gambar 4.7 Histogram Kinerja Keuangan-NPM SQRT Setelah transformasi data dilakukan maka langkah seklanjutnya untuk mendapatkan normalitas data adalah melakukan pengujian otlier. Uji ini berguna untuk melihat apakah ada data yang outlier., yaitu data yang mempunyai nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Menurut Hait 1998 dalam Ghozali 2001, 36 untuk kasus sampel kecil kurang dari 80, standar skor dengan nilai ± 2,5 dinyatakan outlier,. Berdasarkan kriteria ini ditemukan data outlier sebagai berikut : Tabel 4.6 Nilai Skor Outlier Observasi LDE Observasi NPM Observasi EPS 9 2,61480 5 3,,00406 5 5,03588 13 5,85822 Sumber : Data diolah Setelah data outlier teridentifikasi langkah berikutnya adalah tetap mempertahankan data outlier atau membuang data outlier, dalam hal ini alternatif yang dipilih adalah data outlier dikeluarkan dari sampel pengamatan sehingga jumlah Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 sampel pengamatan menjadi 57. Keputusan membuanga data outlier ini dilakukan karena dianggap tidak menggambarkan observasi dalam populasi Ghozali, 2001: 38. Hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov setelah data dioutlier dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Uji Statistik Kolmogrov-Smirnov setelah outlier Ukuran Perusahaan Kebijakan Pendanaan SQRT Kinerja Keuangan- NPM SQRT Kinerja Keuangan- EPS SQRT N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 57 13,75852 1,178936 ,166 ,100 -,166 1,255 0,86 57 ,4189 .31606 ,123 ,123 -,122 ,927 ,357 57 ,3675 ,16247 ,100 ,100 -,083 ,753 ,622 57 6,3642 3,61579 ,088 ,079 -,088 ,666 ,767 a Test distribution is Normal b Calculated from data Sumber : Lampiran 4 Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogrov-Smirnov untuk ukuran perusahaan X 1 1,256 dengan probabilitas signifikansi 0,086, variabel kebijakan pendanan X 2 0,927 dengan probabilitas signifikansi 0,357, variabel NPM Y 1 0,753 dengan probabilitas signifikansi 0,622 serta variabel EPS Y 2 0,666 dengan probabilitas signifikansi 0,767 yang berada jauh di atas 0,05. Hsl ini berarti data Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 16.000 15.000 14.000 13.000 12.000 11.000 Ukuran Perusahaan 10 8 6 4 2 Frequency Mean = 13.75852 Std. Dev. = 1.178936 N = 57 Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 1.25 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 Kebijakan Pendanaan SQRT 14 12 10 8 6 4 2 Frequ ency Mean = 0.4189 Std. Dev. = 0.31606 N = 57 untuk semua variabel sudah berdistribusi normal dan dapat dilihat melalui tampilan grafik histogram pada gambar 4.8, 4.9, 4.10 dan 4.11 serta hasilnya konsisten. Gambar 4.9 Histogram Kebijakan Pendanaan setelah o Gambar 4.8 Histogram Ukuran Perusahaan setelah outlier 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 Kinerja Keuangan - NPM SQRT 20 15 10 5 Frequency Mean = 0.3675 Std. Dev. = 0.16247 N = 57 Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 Kinerja Keuangan - EPS SQRT 12 10 8 6 4 2 Fr eq ue nc y Mean = 6.3642 Std. Dev. = 3.61579 N = 57 Gambar 4.11 Histogram Kinerja Keuangan – EPS setelah outlier Penggunaan data yang telah ditransformasi mengakibatkan berubahnya definisi operasional atas variabel-variabel. Definisi operasional dari variabel-variabelyang ditransformasi adalah sebagai berikut : Gambar 4.10 Histogram Kinerja Keuangan – NPM setelah outlier Nilai Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Ukuran Perusahaan Kebijakan Pendanaan Kinerja Keuangan - NPMKinerja Keuangan - EPS VIF Ukuran Perusahaan X 1 1,000 0, Kebijakan Pendanaan X 396 0,176 0,235 1,143 2 -0,396 1, Kinerja Keuangan - NPM Y 1 0,176 -0, Kinerja Keuangan - EPS Y 2 0,235 0, Variabel 000 -0,080 0,029 1,143 080 1,000 - 029 1,000 - Nilai Korelasi 1. Net Profit Margin adalah perbandingan antara selisih akar kuadrat laba bersih dengan akar kuadrat pajak terhadap akar kuadrat penjualan. 2. Earning per share adalah perbandingan antara akar kuadrat laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa terhadap akar kuadrat jumlah saham yang beredar. 3. LDE adalah perbandingan antara akar kuadrat hutang jangka panjang terhadap akar kuadrat ekuitas pemegang saham. 2. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF korelasi di antara variabel bebas. Adapun hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas Sumber: Lampiran 4 Berdasarkan kriteria pengujian multikolenearitas, maka dapat disimpulkan bahwa di antara variabel bebas tidak terjadi multikolenearitas karena nilai dari VIF 10. Disamping itu, berdasarkan matriks korelasi di antara variabel bebas, ternyata tidak ada variabel bebas yang mempunyai nilai korelasi R lebih besar dari 0,9. 3 2 1 -1 -2 Regr ession S tudentized Residua l 4 2 -2 -4 Regression Standardized Predicted Value Dependent Variable: Kinerja Keuangan _ EPS Scatterplot Dengan demikian pengujian multikolinearitas dengan melihat nilai VIF dan nilai korelasi di antara variabel bebas memberikan hasil yang konsisten. 3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai residu variabel terikat SRESID dengan nilai prediksi variabel bebas ZPRED. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, nilai residual adalah Y dan nilai yang diprediksi X. Grafik scatterplot dalam uji heterokedastisitas untuk persamaan variabel bebas ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap variabel terikat NPM dapat dilihat pada gambar 4.12 serta terhadap variabel terikat EPS dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut ini : Gambar 4.12 Uji Heterokedastisitas - NPM Dari gambar 4.12 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y , begitu juga gambar 4.13 menunjukkan tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heterokedastisitas. Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 2 1 -1 -2 Regression Standardized Predicted Value 4 3 2 1 -1 -2 R egre ssi o n Stud enti zed R esi d u al Dependent Variable: Kinerja Keuangan _ NPM Scatterplot Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 ,353a 0,125 0,092 0,1548 0,125 3,842 2 54 0,028 1,796 a Predictors: Constant, Kebijakan Pendanaan SQRT, Ukuran Perusahaan b Dependent Variable: Kinerja Keuangan - NPM SQRT Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson Model R R Square Adjusted R Square Gambar 4.13 Uji Heterokedastisitas - EPS 4. Uji Autokorelasilasi Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah model yang digunakan mengalami gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai statistik Durbin Watson. Hasil dari nilai Durbin Watson dapat Sumber: Lampiran 4 Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson 1.796 dan dari tabel statistik Durbin Watson dengan 0.05 dl dan du 1.499 dan 1.645, dan nilai dari 4-dl dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Uji Autokorelasi - NPM R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 062 3,50153 0,096 2,857 2 54 0,066 1,586 SQRT, Ukuran Perusahaan PS SQRT Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson ted are 1 ,309a 0,096 0, a Predictors: Constant, Kebijakan Pendanaan b Dependent Variable: Kinerja Keuangan - E Model R R Square Adjus R Squ Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 M o d el R R S q u are A d ju sted R S q u are S td . E rro r o f th e E stim ate 1 ,3 5 2 a 0 ,1 2 4 0 ,1 0 8 0 ,1 5 3 4 6 a P red icto rs: C o n stan t, U k u ran P eru sah aan dan 4-du 2.501 dan 2.355. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du DW 4-du atau 1.499 1.796 2.355, yang artinya tidak terjadi autokorelasi. Tabel 4.10 Uji Autokorelasi - EPS Sumber: Lampiran 4 Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson 1.586 dan dari tabel statistik Durbin Watson dengan 0.05 dl dan du 1.499 dan 1.645, dan nilai dari 4-dl dan 4-du 2.501 dan 2.355. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du DW 4-du atau 1.499 1.796 2.355, yang artinya tidak terjadi autokorelasi

4.1.3 Pengujian Hipotesis