BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola
dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam
mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan.
Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai
perusahaan. Copeland 1992,116 menyatakan kinerja keuangan merupakan alat ukur keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba dan mencerminkan kondisi suatu
perusahaan. Kinerja keuangan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai
kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran
komparatif. Dalam mengelola perusahaan manajer mengemban dua jenis tanggung jawab
yaitu tanggung jawab operasi dan tanggung jawab pendanaan. Dalam tanggung jawab operasi manajer memikul tanggung jawab atas penggunaan aktiva-aktiva perusahaan
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
seefektif mungkin dalam rangka menghasilkan laba bagi para pemilik atau pemegang saham. Sedangkan tanggung jawab pendanaan. berkenaan dengan bagaimana seorang
manajer dapat menghimpun dana yang dibutuhkan untuk menyediakan aktiva-aktiva yang akan digunakan dalam operasi perusahaan. Total aktiva yang dimiliki
perusahaan merupakan salah satu indikator untuk ukuran perusahaan dan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba. Dalam konteks ini, semua keputusan usaha
dapat dikelompokkan dalam tiga bidang pokok: 1 investasi sumber daya, 2 operasi usaha melalui penggunaan sumber daya, 3 kombinasi pembelanjaan yang tepat,
yang menyediakan pendanaan bagi sumber daya ini. Helfert, 1997: 4 Kebutuhan dana dalam sebuah perusahaan dapat dipenuhi melalui sumber
dana eksternal maupun sumber dana internal. Memenuhi kebutuhan dana dari sumber dana eksternal berarti menambah jumlah hutang perusahaan yang sekaligus akan
menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk membayar pada waktu yang akan datang yaitu sebesar pokok hutang ditambah bunga. Salah satu pertimbangan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan dana adalah keinginan dari pemilik modal sendiri pemegang saham untuk dapat tetap menguasai perusahaannya atau
mempertahankan kontrol terhadap perusahaan. Memenuhi kebutuhan dana dengan hutang tidak akan mengurangi kekuasaan pemegang saham, sementara kalau
pemenuhan kebutuhan dana melalui penerbitan saham baru akan mempengaruhi perimbangan kekuasaan pemegang saham lama terhadap perusahaan.
Investor dan kreditur merupakan kelompok penyedia dana bagi perusahaan dan sangat mengharapkan agar perusahaan selalu berada pada tingkat profitabilitas
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
yang tinggi. Manajemen sebagai agen harus berusaha untuk merealisasikan harapan ini agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan keuangan karena dengan tingkat
laba yang rendah akan mengakibatkan nilai perusahaan mengalami penurunan Penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan
terhadap kinerja keuangan perusahaan telah dilakukan banyak peneliti dan mereka masih menemukan hasil yang berbeda-beda. Masidonda 2001 menemukan pengaruh
struktur modal yang positif terhadap Rentabilitas Modal Sendiri, Arrayani 2003 menemukan struktur modal mempunyai pengaruh yang positif terhadap Rentabilitas
Modal Sendiri, Jandik dan Makhija 2004 menemukan hubungan yang negatif antara leverage dengan kinerja, Bancel dan Mittoo 2004 menemukan hubungan
yang negatif antara keputusan struktur modal dengan volatilitas pendapatan sebaliknya hubungan yang positif antara ukuran perusahaan dengan volatilitas
pendapatan, Wang Fu Sheng dan Du Xiao Li menemukan pengaruh Debt to Asset Ratio DAR terhadap kinerja keuangan sebagai berikut: pada perusahaan dengan
DAR 40 kinerja keuangan paling baik, menurun sedikit pada DAR 40 – 60, dan menurun lagi pada DAR 60 dan pada perusahaan dengan DAR 80 kinerja
keuangannya sudah relatif mencemaskan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh kebijakan pendanaan
terhadap kinerja keuangan sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya karena masih terdapat ketidakkonsisstenan hasil penelitian-penelitian tersebut. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian sebelumnya indikator yang dipergunakan untuk variabel struktur modal kebijakan pendanaan
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
sebagai variabel bebas adalah DAR dan indikator untuk variabel kinerja keuangan adalah rentabilitas modal sendiri. Sementara dalam penelitian ini indikator yang
dipergunakan untuk kebijakan pendanaan yang merupakan variabel bebas adalah Long Term Debt to Equity Ratio LDE dan indikator untuk kinerja keuangan sebagai
variabel terikat adalah Net Profit Margin NPM dan laba per lembar saham EPS. Perbedaan lainnya adalah penelitian ini mengambil objek penelitian pada perusahaan
bisnis properti dengan pertimbangan bahwa salah satu bidang investasi yang banyak memberikan return adalah investasi di sektor properti karena mempunyai ability to
hedge against inflation atau kemampuan melindungi diri dari pengaruh inflasi, Li et
al dan Hamelink et al 1977 dalam Fathimati Zahra 2000.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian