menunjukkan adanya fluktuasi LTD dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 sementara terjadi kenaikan ekuitas yang terus menerus yang menyebabkan LDE juga
mengalami fluktuasi yaitu menurun pada tahun 2003, meningkat kembali pada tahun 2004, pada tahun 2005 turun kembali dan pada tahun 2006 meningkat lagi yang
memberikan LDE 0,195. Penjualan mengalami peningkatan secara terus menerus dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 tetapi tidak disertai dengan peningkatan
laba bersih secara terus menerus. Peningkatan ekuitas yang menyebabkan LDE menurun disebabkan oleh peningkatan modal saham yang terlihat dari kenaikan
jumlah saham yang beredar secara terus menerus dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Penurunan laba bersih yang terjadi pada satu sisi, sebaliknya terjadi
peningkatan jumlah saham yang beredar pada sisi yang lain menyebabkan EPS turun dalam tingkat yang sangat tinggi sehingga EPS sebesar 129,24 pada tahun 2002
turun menjadi 18,78 pada tahun 2006. Hal ini merupakan penjelasan mengapa ditemukan pengaruh yang tidak signifikan antara LDE sebagai indikator kebijakan
pendanaan dengan EPS sebagai indikator kinerja keuangan dengan kekuatan pengaruh yang relatif lemah.
4.2.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan
Hasil pengujian terhadap hipotesis tiga H3 menunjukkan bahwa penelitian ini menemukan pengaruh yang signifikan antara total aktiva sebagai indikator ukuran
perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan terhadap NPM
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
sebagai indikator kinerja keuangan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar 0,047 dan koefisien regresi kebijakan pendanaan sebesar -
0,016 dengan signifikansi 0,875 yang berarti bahwa setiap adanya peningkatan total aktiva sebesar satu juta rupiah akan berpengaruh pada kenaikan NPM sebesar
0,047 satuan dan setiap penurunan LDE sebesar satu satuan akan berpengaruh pada kenaikan NPM sebesar 0,016 satuan. Hasil temuan ini terbukti menerima hipotesis
tiga H3 yang menyatakan bahwa total aktiva dan long term debt to equity mempunyai pengaruh positif terhadap NPM, sekaligus menjawab rumusan masalah
ketiga penelitian ini. Namun demikian persentase pengaruh total aktiva dan LDE terhadap NPM hanya 12,5 , jadi dapat dikatakan bahwa justru faktor-faktor lain
yang tidak diikutkan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang jauh lebih besar dibandingkan dengan total aktiva dan LDE terhadap yaitu sebesar 87,5.
Untuk melihat kenyataan empiris dari hasil temuan ini, informasi dari tabel 4.30 tentang tingkat perubahan total aktiva, LTD, ekuitas, penjualan, laba bersih dan
NPM dapat digunakan. Dari tabel 4.30 dapat dilihat bahwa total aktiva meningkat sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2006, dengan tingkat perubahan yang semakin
menurun sementara LTD mengalami perubahan yang berfluktuasi dengan tingkat perubahan yang sangat berfluktuasi pula. Tingkat perubahan total aktiva pada satu
sisi dan perubahan LTD pada sisi yang lain mengakibatkan DAR turun dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2005, tetapi meningkat pada tahun 2006. Penjualan
meningkat dari tahun 2002 sapai dengan tahun 2006 tapi laba bersih mengalami penurunan dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 dan pada tahun 2005 laba
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
bersih mengalami peningkatan tapi kembali menurun pada tahun 2006. Fluktuasi laba bersih ini menyebabkan NPM juga mengalami fluktuasi yang sama. Apabila
diperhatikan tabel 4.30 mengenai tingkat perubahan total aktiva dan LTD hasil temuan penelitian ini sesuai dengan prediksi teori trade off dan sampel perusahaan
sudah berada di atas target struktur modal optimal. Penjelasan tentang hal ini dapat dilihat dari tabel 4.30 untuk tahun 2005 dimana kenaikan total aktiva sebesar 13
diimbangi oleh penurunan LTD sebesar 12 dan dengan perubahan pada kewajiban jangka pendek memberikan penurunan DAR sebesar 10 mengakibatkan kenaikan
penjualan sebesar 32 dan diikuti dengan kenaikan laba bersih 43 mengakibatkan NPM naik sebesar 6. Hal ini merupakan penjelasan mengapa ditemukan pengaruh
positif yang signifikan antaratotal aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan terhadap NPM sebagai indikator kinerja
keuangan, dengan kekuatan pengaruh yang relatif lemah. Hasil pengujian terhadap hipotesis enam H6 menunjukkan bahwa penelitian
ini menemukan pengaruh positif yang tidak signifikan antara total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan
terhadap EPS sebagai indikator kinerja keuangan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar 1,013 dan koefisien regresi kebijakan
pendanaan sebesar 1.131 dengan signifikansi 0,875 yang berarti bahwa setiap adanya peningkatan total aktiva sebesar satu juta rupiah akan berpengaruh pada kenaikan
EPS sebesar 1,013 juta rupiah dan setiap kenaikan LDE sebesar satu satuan akan berpengaruh pada kenaikan EPS 1,131 juta rupiah. Hasil temuan ini terbukti menolak
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
hipotesis enam H6 yang menyatakan bahwa total aktiva dan long term debt to equity
mempunyai pengaruh positif terhadap EPS, sekaligus menjawab rumusan masalah keenam penelitian ini.
Namun demikian
persentase pengaruh
total aktiva
dan LDE
terhadap EPS hanya 12,5 , jadi dapat dikatakan bahwa justru faktor-faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan total aktiva dan LDE terhadap EPS yaitu sebesar 87,5. Fluktuasi laba bersih yang disertai dengan kenaikan jumlah saham beredar
mengakibatkan EPS mengalami penurunan. Hal ini merupakan penjelasan mengapa ditemukan pengaruh positif yang tidak signifikan antara total aktiva sebagai indikator
ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan terhadap EPS sebagai indikator kinerja keuangan, dengan kekuatan pengaruh yang relatif lemah.
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
Tabel 4.29 Perkembangan Aktiva, Hutang, Ekuitas, Penjualan, dan Laba Bersih dalam jutaan rupiah
Keterangan 2002 2003
2004 2005
2006 TA
LTD E
P NP
OSS RA
RD RE
RP RN
EPS KP
NPM DAR
13.229.760 946.515
5.445.207 3.206.537
1.314.735 10.173
1.102.480 78.876
453.767 267.211
109.561 129,24
0,17 0,41
0,59 16.386.476
880.617 6.835.827
4.420.024 1.098.442
22.261 1.365.540
73.385 569.652
368.335 91.537
49,34 0,13
0,25 0,58
19.964.189 1.332.293
8.317.300 4.453.095
691.631 23.260
1.663.682 111.024
693.108 371.091
57.636 29,73
0,16 0,16
0,58 22.652.567
1.179.766 10.803.851
5.872.992 1.000.636
26.007 1.887.714
98.314 900.320
489.416 83.386
38,48 0,11
0,17 0,52
25.191.475 2.175.956
11.613.275 6.195.715
941.614 50.132
2.099.290 181.330
967.773 516.310
78.468 18,78
0,19 0,15
0,54
Sumber : Data diolah
TA = Total Aktiva LTD = Long Term Debt
E = Equity P = Penjualan
NP = Net profit OSS = Jumlah saham beredar
RA = Rata-rata Aktiva RD = Rata-rata long term debt
RE = Rata-rata Equity RP = Rata-rata penjualan
RN = Rata-rata Net Profit EPS = Laba per lembar saham
KP = Kebijakan Pendanaan = LTDE NPM = Rasio laba bersih terhadap penjualan
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
Tabel 4.30 Tingkat Perubahan Aktiva, LTD, Penjualan, NP, NPM, dan OSS
Berdasarkan tahun sebelumnya
Tahun TotalAktiva LTD Penjualan NP
NPM OSS
2003 2004
2005 2006
24 22
13 11
-8 52
-12 85
38 1
32 6
-17 -36
43 6
-39 -36
43 6
119 7
9 93
Sumber: Data diolah
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap NPM sebagai indikator kinerja keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Bancel dan Mittoo 2004, dan menunjukkan bahwa
total aktiva merupakan faktor yang menentukan dalam pencapaian tujuan perusahaan yaitu kinerja keuangan.
2. Long Term Debt to Equity sebagai indikator kebijakan pendanaan
berpengaruh negative yang tidak signifikan terhadap NPM sebagai indikator kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan prediksi teori trade off
namun tidak konsisten dengan temuan Sheng dan Li 2006, Masidonda 2001, Arrayani 2003, Arsana 2007.
3. Total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan Long Term Debt to
Equity sebagai indikator kebijakan pendanaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap NPM sebagai indikator kinerja keuangan.
Hal ini berarti semakin besar jumlah aktiva yang digunakan dalam operasional perusahaan dan dibelanjai dari hutang jangka panjang semakin tinggi NPM
yang dapat dicapai oleh perusahaan.
Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008