Pengujian Hipotesis Hasil Penelitian

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 062 3,50153 0,096 2,857 2 54 0,066 1,586 SQRT, Ukuran Perusahaan PS SQRT Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson ted are 1 ,309a 0,096 0, a Predictors: Constant, Kebijakan Pendanaan b Dependent Variable: Kinerja Keuangan - E Model R R Square Adjus R Squ Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 M o d el R R S q u are A d ju sted R S q u are S td . E rro r o f th e E stim ate 1 ,3 5 2 a 0 ,1 2 4 0 ,1 0 8 0 ,1 5 3 4 6 a P red icto rs: C o n stan t, U k u ran P eru sah aan dan 4-du 2.501 dan 2.355. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du DW 4-du atau 1.499 1.796 2.355, yang artinya tidak terjadi autokorelasi. Tabel 4.10 Uji Autokorelasi - EPS Sumber: Lampiran 4 Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson 1.586 dan dari tabel statistik Durbin Watson dengan 0.05 dl dan du 1.499 dan 1.645, dan nilai dari 4-dl dan 4-du 2.501 dan 2.355. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du DW 4-du atau 1.499 1.796 2.355, yang artinya tidak terjadi autokorelasi

4.1.3 Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis 1 dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis 1 dilakukan untuk menguji apakah total aktiva sebagai indikator Tabel 4.11Nilai R Square Hipotesis 1 Sumber: Lampiran ukuran perusahaan berpengaruh terhadap NPM sebagai indikator kinsrja keuangan. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini: Berdasarkan tabel 4.11 diperoeh niai R square R 2 atau nilai koefisien determinasi sebesar 0.124 yang berarti variabel terikat mampu dijelaskan oleh variabel bebas sebesar 12,4. Dengan kata lain 12,4 NPM sebagai indikator kinerja keuangan mampu dijelaskan variabel total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan, sedangkan 87,6 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini, atau diperkirakan ada variabel lain yang menjadi perantara variabel total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan akan mempengaruhi NPM sebagai indikator kinerja keuangan. Tabel 4.12 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 1 Model Regression Residual Total a Predictors: Constant, Ukuran Perusahaan b Dependent Variable: Kinerja Keuangan - NPM SQRT Mean Square 1,295 1,478 Sum of Squares df 1 0,183 7,768 ,007a 55 0,024 F Sig. 1 0,183 56 Sumber: Lampiran 4 Dari tabel ANOVA didapat nilai F hitung sebesar 7,768 dengan probabilitas 0,007 yang telah menguji pengaruh antara variabel bebas total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan terhadap variabel terikat kinerja keuangan - NPM, karena probabilitas tersebut jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk mengukur pengaruh total aktiva terhadap kinerja keuangan NPM. Dari tabel 4.13 di bawah ini dapat dilihat bahwa koefisien variabel ukuran perusahaan yang positif memberi makna bahwa informasi tentang struktur modal dapat direspon searah oleh investor dengan NPM sebagai indikator kinerja keuangan. Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Standardized Coefficients B Beta Constant 0,240 0,218 Ukuran Perusahaan 0,017 0,352 2,787 0,007 a Dependent Variable: Kinerja Keuangan - NPM SQRT Model Unstandardized Coefficients Std. Error Sig. 0,048 -1,247 t 1 -0,300 Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,151a 0,023 0,005 0,16206 a Predictors: Constant, Kebijakan Pendanaan SQRT Tabel 4.13 Model Hipotesis 1 Sumber: Lampiran 4 Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model untuk hipotesis 1 adalah sebagai berikut: NPM = -0,300 + 0,048 Ukuran Perusahaan Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila tidak ada total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan maka nilai NPM adalah negatif 0,300 dan setiap penambahan total aktiva sebesar satu juta rupiah akan meningkatkan NPM sebesar 0,048. Pengujian hipotesis 2 dilakukan untuk menguji apakah LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan berpengaruh terhadap Hasil pengujian hipotesis dua dapat dilih Tabel 4.14 Nilai R Square Hipotesis 2 Sumber: Lampiran 4 NPM sebagai indikator kinerja keuangan. at pada tabel 4.14 berikut ini: Model Regression Residual Total a Predictors: Constant, Kebijakan Pendanaan SQRT b Dependent Variable: Kinerja Keuangan - NPM SQRT Sum of Squares df Mean Square F Sig. 0,034 1,478 56 1,445 55 0,026 1 0,034 1 1,28 ,263a Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh nilai R square R 2 atau nilai koefisien determinasi sebesar 0,023 yang mempunyai arti bahwa 2,3 variabel NPM mampu dijelaskan oleh variabel LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan, sedangkan 97,7 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Tabel 4.15 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 2 Sumber: Lampiran 4 Dari tabel ANOVA didapat nilai F hitung sebesar 1,280 dengan probabilitas 0.263 yang telah menguji pengaruh antara variabel bebas LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan terhadap variabel terikat NPM, karena probabilitas tersebut jauh lebih besar dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi NPM walaupun pangaruh LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan terhadap NPM sebagai indikator kinerja keuangan tidak signifikan. Dari tabel 4.16 berikut ini dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel kebijakan pendanaan yang negatif memberi makna bahwa informasi tentang kebijakan pendanaan dapat direspon terbalik oleh investor sehingga meningkatkan NPM. Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Standardized Coefficients Std. Error Beta Sig. 0,400 0,036 11,159 0,000 -0,078 0,069 -0,151 -1,131 0,263 le: Kinerja Keuangan - NPM SQRT Unstandardized Coefficients t B 1 Constant Kebijakan Pendanaan SQRT a Dependent Variab Model Tabel 4.16 Model Hipotesis 2 Sumber: Lampiran 4 Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model untuk hipotesis 2 adalah sebagai berikut: NPM = 0,400 – 0,078 Kebijakan Pendanaan Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila tidak ada LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan maka nilai NPM adalah 0,400 dan setiap pengurangan LDE sebesar satu satuan akan meningkatkan NPM sebesar 0,078. Pengujian hipotesis 3 dilakukan untuk menguji pengaruh total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan terhadap NPM. Hasil pengujian hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.17 dimana diperoleh nilai R 2 sebesar 0,125 yang mempunyai arti bahwa 12,5 variabel NPM mampu dijelaskan secara bersama-sama oleh variable total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan, sedangkan 87,5 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini, atau diperkirakan ada variabel lain selain total aktiva dan LDE yang mempengaruhi NPM. Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 1 ,353a 0,125 0,092 nt, Kebijakan Pendanaan SQRT, Ukuran Perusahaan riable: Kinerja Keuangan - NPM SQRT a Predictors: Consta b Dependent Va Model R R Square Adjusted R Square Model R a Predictor b Depend 1 F Regression esidual Total s: Constant, Kebijakan Pendanaan SQRT, Ukuran Perusahaan ent Variable: Kinerja Keuangan - NPM SQRT 0,184 2 0,092 3,842 ,028a 1,294 Sig. Sum of Squares df Mean Square 1,478 56 54 0,024 Tabel 4.17 Nilai R Square Hipotesis 3 Sumber: Lampiran 4 Dari tabel ANOVA pada tabel 4.18 didapat nilai F hitung sebesar 3,842 dengan probabilitas 0,028 yang telah menguji pengaruh antara variabel bebas total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan terhadap variabel terikat NPM, karena probabilitas tersebut jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh total aktiva dan LDE terhadap NPM. Tabel 4.18 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 3 Sumber: Lampiran 4 Dari tabel 4.19 di bawah ini dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel ukuran perusahaan positif sementara kebijakan pendanaan yang negatif memberi makna bahwa informasi tentang ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan dapat direspon searah ataupun terbalik oleh investor sehingga meningkatkan NPM. Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Standardized Coefficients B Beta t Constant 0,271 -1,008 0,318 Ukuran Perusahaan 0,019 0,341 2,506 0,015 Kebijakan Pendanaan SQRT 0,07 -0,03 -0,223 0,825 a Dependent Variable: Kinerja Keuangan - NPM SQRT Std. Error Model 1 -0,273 Unstandardized Coefficients -0,016 0,047 Sig. Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,295a 0,087 0,071 3,48592 a Predictors: Constant, Ukuran Perusahaan Tabel 4.19 Model Hipotesis 3 Sumber: Lampiran 4 Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model untuk hipotesis 3 adalah sebagai berikut: NPM = -0,273 + 0,047 Ukuran Perusahaan – 0,016 Kebijakan Pendanaan Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila tidak ada total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan tidak ada LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan maka nilai NPM adalah negatif 0,273 dan setiap penambahan total aktiva sebesar satu juta rupiah akan meningkatkan NPM sebesar 0,047 dan setiap pengurangan LDE sebesar satu satuan akan menurunkan NPM sebesar 0,016 satuan. Pengujian hipotesis 4 dilakukan untuk me berpengaruh terhadap kinerja keuangan E pada tabel 4.20 berikut ini: Tabel 4.20 Nilai R Square Hipotesis 4 Sumber: Lampiran 4 nguji apakah ukuran perusahaan PS. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat Model Regression Residual Total a Predictors: Constant b Dependent Variable: 1 df Mean Square F Sig. , Ukuran Perusahaan Kinerja Keuangan - EPS SQRT 55 12,152 56 1 63,8 5,25 ,026a Sum of Squares 63,8 668,339 732,139 Berdasarkan tabel 4.20 diperoleh nilai R Square sebesar 8,7 yang berarti 8,7 variabel EPS sebagai indikator kinerja keuangan mampu dijelaskan oleh variabel total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan, sedangkan 91,3 dijelaskan faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini, atau diperkirakan ada variabel lain yang menjadi perantara variabel total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan akan mempengaruhi EPS sebagai indikator kinerja keuangan. Tabel 4.21 Nilai Signifikasi Hitung Hipotesis 4 Sumber: Lampiran 4 Dari tabel ANOVA didapat nilai F hitung sebesar 5,250 dengan probabilitas 0,026 yang telah menguji pengaruh antara variabel bebas total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan terhadap variabel terikat kinerja keuangan - EPS, karena probabilitas tersebut lebih kecil dari 0.05. Maka model regresi dapat digunakan untuk menguji pengaruh total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan terhadap EPS sebagai indikator kinerja keuangan. Dari tabel 4.22 di bawah ini dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel ukuran perusahaan yang positif memberi makna bahwa informasi tentang total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dapat direspon searah oleh investor dengan EPS sebagai indikator kinerja keuangan. Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Standardized Coefficients B Std. Error Beta Constant -6,092 5,456 Ukuran Perusahaan 0,905 0,395 0,295 a Dependent Variable: Kinerja Keuangan - EPS SQRT Model Unstandardized Coefficients 1 t Sig. -1,117 0,269 2,291 0,026 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,018a -0,018 3,64793 a Predictors: Constant, Kebijakan Pendanaan SQRT Tabel 4.22 Model Hipotesis 4 aka model EPS = -6,092 + 0,905 Ukuran Perusahaan Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila tidak ada total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan maka nilai EPS adalah negatif 6,092 juta rupiah dan setiap penambahan total aktiva sebesar satu juta rupiah akan meningkatkan EPS sebesar 0,905 juta rupiah. Pengujian hipotesis 5 dilakukan untuk menguji apakah LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan berpengaruh terhadap EPS sebagai indikator kinerja keuangan. Hasil pengujian hipotesis lima dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut ini: Tabel 4.23 Nilai R Square Hipotesis 5 Sumber: Lampiran 4 Sumber: Lampiran 4 Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan m untuk hipotesis 4 adalah sebagai berikut: Model a Predict b Depend 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 0,232 1 0,232 0,017 ,895a Residual 731,906 55 13,307 Total 732,139 56 ors: Constant, Kebijakan Pendanaan SQRT ent Variable: Kinerja Keuangan - EPS SQRT Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. Constant 6,45 0,807 7,994 0,000 Kebijakan Pendanaan SQRT -0,204 1,542 -0,018 -0,132 0,895 a Dependent Variable: Kinerja Keuangan - EPS SQRT 1 Model Unstandardized Coefficients Berdasarkan tabel 4.23 diperoleh nilai R 2 sebesar 0,000 yang mempunyai arti bahwa hanya 0 vaeiabel EPS mampu dijelaskan oleh variabel LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan, sedangkan 100 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Tabel 4.24 Nilai Signifikansi Hitung Hipotesis 5 Sumber: Lampiran 4 Dari tabel ANOVA didapat nilai F hitung sebesar 0,017 dengan probabilitas 0,895 yang telah me kebijakan pendanaan terhadap variabel keuangan, karena probabilitas te regresi dapat digunakan untuk m EPS tidak signifikan. Tabel 4.25 Model Hipotesis 5 Sumber: Lampiran 4 nguji pengaruh antara variabel bebas LDE sebagai indikator terikat EPS sebagai indikator kinerja rsebut jauh lebih besar dari 0.05, maka model emprediksi EPS walapun pengaruh LDE terhadap Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 1 ,309a 0,096 0,062 3,50153 a Predictors: Constant, Kebijakan Pendanaan SQRT, Ukuran Perusahaan b Dependent Variable: Kinerja Keuangan - EPS SQRT Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Dari tabel 4.25 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel kebijakan pendanaan yang negatif memberi makna bahwa informasi tentang kebijakan pendanaan dapat direspon terbalik oleh investor sehingga meningkatkan EPS. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model untuk hipotesis 5 adalah sebagai berikut: EPS = 6,450 – 0,204 Kebijakan Pendanaan Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila tidak ada LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan maka EPS adalah 6,450 juta rupiah dan setiap pengurangan LDE sebesar satu satuan akan meningkatkan EPS sebesar 0,024 juta rupiah. Sumber: Lampiran 4 Berdasarkan tabel 4.26 diperoleh nilai R Square sebesar 0,096 yang berarti bahwa 0,096 variabel EPS sebagai indikator kinerja keuangan mampu dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan Pengujian hipotesis 6 dilakukan untuk menguji pengaruh total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan terhadap EPS. Hasil pengujian hipotesis 6 dapat dilihat pada tabel 4.26 di bawah ini: Tabel 4.26 Nilai R Square Hipotesis 6 Model Regression Residual Total a Predictors: Constant, Kebijakan Pendanaan SQRT, Ukuran Perusahaan b Dependent Variable: Kinerja Keuangan - EPS SQRT df Mean 662,079 732,139 Sum of Squares 2 35,03 2,857 ,066a 54 12,261 F Sig 1 70,06 56 . Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Standardiz ed Coefficien B Std. Error Beta t Sig. Constant -8,04 6,121 -1,314 0,195 Ukuran Perusahaan 1,013 0,424 0,33 2,386 0,021 Kebijakan Pendanaan SQRT 1,131 1,583 0,099 0,715 0,478 a Dependent Variable: Kinerja Keuangan - EPS SQRT Model 1 Unstandardized Coefficients dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan, sedangkan 90,4 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini, atau diperkirakan ada variabel lain selain total aktiva dan LDE yang mempengaruhi EPS. Tabel 4.27 Nilai Signifikansi Hitung Hipotesis 6 Sumber: Lampiran 4 Dari tabel ANOVA didapat nilai F hitung sebesar 2,240 dengan probabilitas 0.05, Sumber: Lampiran 4 0,066 yang telah menguji pengaruh antara variabel bebas total aktiva dan LDE terhadap variabel terikat EPS, karena probabilitas tersebut lebih besar dari maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi EPS walaupun pengaruh total aktiva dan LDE terhadap EPS tidak signifikan. Tabel 4.28 Model Hipotesis 6 Seniwati Sembiring : Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Bisnis Properti Di Bursa Efek Jakarta, 2008 Dari tabel 4.28 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan yang positif memberi makna bahwa informasi tentang total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan, dapat direspon searah oleh investor sehingga meningkatkan NPM. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model untuk hipotesis 6 adalah sebagai berikut: = -8,040 + 1,013 Ukuran Perusahaan + 1,131 Kebijakan Pendanaan Persamaan di atas menggambarkan bahwa apabila tidak ada total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan dan tidak ada LDE sebagai indikator kebijakan pendanaan maka nilai EPS adalah negatif 8,040 juta rupiah dan setiap penambahan total aktiva sebesar satu juta rupiah akan menaikkan EPS sebesar 1,013 juta rupiah.dan peningkatan LDE sebesar satu satuan akan menaikkan EPS sebesar 1,131 juta rupiah. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan