Rasio Keuangan Bank LANDASAN TEORI

28 dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri. 2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan Bank 17 Rasio keuangan bank dan non bank sebenarnya relatif tidak jauh berbeda. Perbedaannya terutama terletak pada jenis rasio yang digunakan. Rasio yang digunakan bank lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan non bank. Hal ini wajar karena laporan keuangan bank berbeda dengan laporan keuangan non bank. Bank merupakan perusahaan keuangan yang bergerak dalam memberikan layanan keuangan kepada masyarakat dengan mengandalkan kepercayaan dalam mengelola dananya. Rasio keuangan bank terdiri dari tiga rasio, yaitu rasio likuiditas bank, rasio solvabilitas bank, dan rasio rentabilitas bank. 18 a. Rasio Likuiditas Bank 17 Kasmir, Analisis laporan keuangan, h. 216 18 Munawir, Analisis Laporan Keuangan. Liberti: Yogyakarta, 2004, h.65 29 Rasio likuiditas bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain bank dapat membayar kembali pencairan dana kepada deposan serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan. Untuk melakukan pengukuran rasio ini, terdapat beberapa jenis rasio yang masing-masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Adapun jenis-jenis rasio likuiditas sebagai berikut: 19 1. Quick Ratio Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh bank. Ketentuan Bank Indonesia untuk Quick Ratio adalah 100. Rumus untuk mencari quick ratio adalah sebagai berikut: Cash Assets Quick ratio = x 100 Total deposit Contoh: Cash Assets: - Kas Rp 45.000.000 - Giro pada Bank Indonesia Rp 320.400.000 - Giro pada Bank Lain Rp 110.000.000 - Aktiva likuid dalam valuta asing Rp 330.000.000 - Jumlah Cash Assets Rp 805.400.000 19 Kasmir, Analisis laporan keuangan, h. 221 30 Deposit: - Giro Rp 835.500.000 - Tabungan Rp 150.250.000 - Deposito berjangka Rp 340.500.000 Jumlah deposito Rp 1.326.250.000 Quick Ratio = 805.400.000 x 100 = 60,72 1.326.250.000 2. Investing Policy Ratio Investing policy ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposan dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya. Rumus untuk mencari investing policy ratio adalah: securities Investing policy ratio = x 100 Total deposit Contoh: Securities: Efek-efek Rp 80.000.000 Deposito Rp 150.000.000 Jumlah securities Rp 230.000.000 Total deposito Rp 1.326.250.000 Investing policy ratio = 230.000.000 x 100 = 17,34 1.326250.000 3. Banking Ratio 31 Banking ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Rumus untuk mencari banking ratio adalah: Total loans Banking ratio = x 100 Total deposit Contoh: Loans Pinjaman yang diberikan dalam rupiah Rp 1.250.000.000 Pinjaman dalam valuta asing Rp 540.000.000 Jumlah loans Rp 1.790.000.000 Total deposit Rp 1. 326.250.000 Banking Ratio = 1.790.000.000 x 100 = 135 1. 326.250.000 4. Assets to Loan Ratio Assets to loan ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki oleh bank. Rumus untuk mencari assets to loan ratio adalah: Total loans Assets to loan ratio = x 100 Total assets Contoh: Total loans = Rp 1.790.000.000 Total Assets= Rp 3.340.000.000 32 Assets to loan ratio = 1.790.000.000 x 100 = 54 3.340.000.000 5. Investment Portofolio Ratio Investment portofolio ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas dalam investasi pada surat-surat berharga. Untuk mengetahui rasio ini, sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu securities yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun, yang digunakan untuk menjamin deposito nasabah jika ada. 6. Cash Ratio Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Besarnya cash ratio menurut peraturan pemerintah adalah 2. Rumus untuk mencari cash rasio adalah: Liquid assets Cash Ratio = x 100 Short Term Borrowing Contoh: Liquid assets Rp 806.000.000 Short Term Borrowing: Giro Rp 835.000.000 Kewajiban yang harus segera dibayar Rp 40.750.000 Dalam rupiah 33 Kewajiban yang harus segera dibayar Rp 725.500.000 Dalam valuta asing Jumlah Rp 1.601.250.000 Cash Ratio = 806.000.000 x 100 = 50,3 1.601.250.000 7. Loan to Deposit Ratio LDR Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya LDR menurut peraturan pemerintah adalah sebesar 110. Rumus untuk mencari LDR adalah: Total loans LDR = x 100 Total deposit + equity Contoh: Total loan Rp 1.790.000.000 Total deposit Rp 1.326.250.000 Equity Capital: - Modal disetor Rp 750.000 - Dana setoran modal Rp 65.000.000 - Cadangan umum Rp 14.000.000 - Cadangan lainnya Rp 95.000.000 - Sisa laba tahun lalu Rp 21.500.000 34 - Laba tahun berjalan Rp 72.000.000 Jumlah equity capital Rp 268.250.000 LDR = 1.790.000.000 x 100 = 112 1.326.250.000 + 268.250.000 b. Rasio Solvabilitas Bank 20 Rasio solvabilitas bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut. 1. Primary Ratio Primary ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital equity. Rumus untuk mencari primary ratio adalah: Equity capital Primary ratio = x 100 Total assets Contoh: Equity Capital: - Modal disetor Rp 750.000 - Dana setoran modal Rp 65.000.000 - Cadangan umum Rp 14.000.000 20 Kasmir, Analisis laporan keuangan . h.229 35 - Cadangan lainnya Rp 95.000.000 - Sisa laba tahun lalu Rp 21.500.000 - Laba tahun berjalan Rp 72.000.000 Jumlah equity capital Rp 268.250.000 Total assets Rp 3.340.000.000 Primary ratio = 286.250.000 x 100 = 8 3.340.000.000 2. Risk Assets Ratio Risk assets ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets. Rumus risk assets ratio adalah: Equty capital Risk assets ratio = x 100 Total assets – cash assets – securities Contoh: Equity capital Rp 268.250.000 Total asset Rp 3.340.000.000 Cash Assets Rp 806.000.000 Securities Rp 230.000.000 268.250.000 Risk assets ratio = x 100 3.340.000.000 – 806.000.000 – 230.000.000 = 10,4 3. Secondary Risk Ratio 36 Secondary risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penurunan asset yang mempunyai risiko yang lebih tinggi. Rumus untuk mencari secondary risk ratio adalah: Secondary risk ratio = equity capital x 100 Secondary risk assets Contoh: Equity capital Rp 268.250.000 Secondary risk assets Rp 2.200.000.000 Secondary risk ratio = 268.250.000 x 100 = 12 2.200.000.000 4. Capital Ratio Capital ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama risiko yang terjadi karena bunga gagal ditagih. Rumus capital ratio adalah: Equity capital +reserve for loans loses Capital ratio = x 100 Total loans Contoh: Equity capital Rp 268.250.000 Reserve for loans loses Rp 210.000.000 Total loans Rp 1.790.000.000 37 268.250.000 +210.000.000 x 100 = 26,7 Capital ratio = 1.790.000.000 5. Capital Adequacy Ratio CAR 1 Untuk mencari rasio ini perlu diketahui terlebih dahulu estimasi risiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan risiko yang akan terjadi dalam perdagangan surat-surat berharga. Batas minimum CAR adalah 8. a. Capital Adequacy Ratio CAR 2 Rumus untuk mencari CAR 2 adalah: Equity capital – fixed assets CAR 2 = x 100 Total loans + securities Contoh: Equity capital Rp 268.250.000 Fixed assets Rp 44.000.000 Total loans Rp 1.790.000.000 Securities Rp 230.000.000 268.250.000 - 44.000.000 CAR 2 = x 100 = 11,1 1.790.000.000 + 230.000.000 b. Capital Adequacy Ratio CAR 3 38 Rumus untuk mencari CAR 3 adalah: Equity capital CAR 2 = x 100 Total loans + securities Contoh: 268.250.000 CAR 2 = x 100 = 13,3 1.790.000.000 + 230.000.000 c. Rasio Rentabilitas Bank Rentabilitas rasio sering disebut juga profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan. Rentabilitas rasio bank terdiri dari sebagai berikut: 21 1. Gross Profit Margin Rasio ini digunakan untuk mengetahui representasi laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya. Rumus untuk mencari gross profit margin adalah: Operating income-operating expense Gross profit margin = x 100 Operating income Contoh : Pendapatan operasional Rp 412.500.000 Beban operasional Rp 314.000.000 21 Ibid.,234 39 412.500.000 + 314.000.000 Gross profit margin = x 100 = 24 314.000.000 2. Net Profit Margin Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya. Rumus untuk mencari net profit margin adalah: Net income Net profit margin = x 100 Operating income Contoh: Net income Rp 75.000.000 Operating income Rp 412.500.000 75.000.000 Net profit margin = x 100 = 18,3 412.500.000 3. Return on Equity Return on equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola equitasnya untuk mendapatkan net income. Standar BI No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 yang menetapkan ROE berkisar antara 5 - 12,5. Rumus untuk mencari ROE adalah: Net income 40 ROE = x 100 Equity capital Contoh: 75.600.000 ROE = x 100 = 28,2 268.250.000 4. Return on Total Assets a. Gross yield on total assets Gross yield on total assets merupakan rasio yang mengukur kemampuan manajemen menghasilkan income dari pengelolaan aset. Standar BI No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 yang menetapkan ROA berkisar antara 0,5 - 1,25. Rumus untuk mencari gross yield on total assets adalah: Operating income gross yield on total assets = x 100 Total assets Contoh: 412.500.000 gross yield on total assets = x 100 = 12,4 3.340.000.000 b. Net income total assets 41 Net income total asset digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi secara overall. Rumus untuk mencari net income total assets adalah: Net income Net income total assets = x 100 Total assets Contoh: 75.600.000 Net income total assets = x 100 = 23 3.340.000.000 5. Rate Return on Loans Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan perkreditannya. Rate return on loans = interest income x 100 Total loans Contoh: Rate return on loans = 168.000.000 x 100 = 9,4 1.790.000.000 6. Interest Margin on Earning Assets Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya-biaya. Interest income – interest expense Interest margin on earning assets= x100 Total earning assets 42 Contoh: Interest income Rp 168.000.000 Interest expense Rp 92.000.000 Earning assets: - Efek-efek Rp 80.000.000 - Deposito berjangka Rp 150.000.000 - Pinjaman Rupiah Rp 1.250.000.000 - Pinjaman valas Rp 5.250.000 - Jumlah earning assets Rp 2.025.250.000 168.000.000 – 92.000.000 Interest margin on earning assets= x100= 3,8 2.025.250.000 7. Interest Margin on Loans Interest income – interest expense Interest margin on loans = x100 Total loans Interest income Rp 168.000.000 Interest expense Rp. 92.000.000 Jumlah loans Rp 1.790.000.000 168.000.000 – 92.000.000 Interest margin on loans = x100=4,3 1.790.000.000 43 8. Leverage Multiplier Merupakan alat untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola asetnya karena adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat penggunaan aktiva. Total assets Leverage multiplier Total equity Contoh: 3.340.000.000 Leverage multiplier = = 12,5 kali 268.250.000 9. Assets Utilization Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan manajemen bank dalam mengelola aset dalam rangka menghasilkan operating income dan non operating income. Operating income + non operating income Assets utilization= x 100 Total assets Contoh: Operating income Rp 412.500.000 Non operating income Rp 12.500.000 Total income Rp 425.000.000 Total assets Rp 3.340.000.000 44 Assets utilization = 425.000.000 x 100 = 12,7 3.340.000.000 10. Interest Expense Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase antara bunga yang dibayar kepada para deposannya dengan total deposit yang ada di bank. Interest expense Interest expense ratio = x 100 Total deposit Contoh: Interest expense Rp 92.000.000 Total deposit Rp 1.326.250.000 92.000.000 Interest expense ratio = x 100 = 6,9 1.326.250.000 11. Cost of Fund Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur biaya yang dikeluarkan untuk sejumlah deposit yang ada di bank tersebut. Interest expense Cost of fund= x 100 Total dana Contoh: Interest expense Rp 92.000.000 Total dana - Giro Rp 835.500.000 45 - Kewajiban yang harus segera dibayar Rp 40.750.000 - Tabungan Rp 150.250.000 - Deposito berjangka Rp 340.500.000 - Pinjaman yang diterima Rp 510.000.000 - Setoran jaminan Rp 14.000.000 - Passive dalam valuta asing Rp 1.130.750.000 - Rupa-rupa Rp 50.000.000 Total dana Rp 3.071.750.000 Cost of fund = 92.000.000 x 100 = 2,9 3.071.750.000 12. Cost of Money Biaya dana+biaya overhead Cost of money = x 100 Total dana Contoh: Biaya over head - Biaya tenaga kerja Rp 100.000.000 - Penyusutan Rp 70.000.000 - Biaya rupa-rupa Rp 30.000.000 Jumlah Rp 200.000.000 Total dana Rp 3.071.750.000 Biaya dana Rp 92.000.000 46 Cost of money = 92.000.000 + 200.000.000 x 100 = 9,5 3.071.750.000 13. Cost of Loanable Fund Biaya dana Cost of loanable fund= x 100 Total dana- unloanable fund Contoh: Biaya dana Rp 92.000.000 Total dana Rp 3.071.750.000 Unloanable fund antara lain: - Kas Rp 45.600.000 - Rekening Koran pada Rp 320.400.000 bank Indonesia - Benda tetap dan inventaris Rp 44.000.000 - Rupa-rupa Rp 60.000.000 Jumlah Rp 470.000.000 92.000.0000 Cost of loanable fund= x 100=3,5 3.071.750.000-470.000.000 14. Cost of Operable Fund Biaya dana + biaya overhead Cost of loanable fund= x 100 Total dana- unloanable fund 47 Contoh: 92.000.000+200.000.000 Cost of loanable fund= x 100=11,2 3.071.750.000-470.000.000 15. Cost of Eficiency Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang dilakukan oleh bank atau untuk mengukur besarnya biaya bank yang digunakan untuk memperoleh earning assets. Total expense Cost of loanable fund= x 100 Total earning assets Contoh: 92.000.000 Cost of loanable fund= x 100= 3,0 3.015.250.000

D. PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK

Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian factor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui kuantitatif dan kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgment yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari factor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penilaian tingkat kesehatan bank secara kuantitatif dilakukan terhadap 5 faktor, yaitu faktor Permodalan Capital, Kualitas Aktiva Produktif Asset, 48 Manajemen, Rentabilitas Earning dan Likuiditas. Analisis ini dikenal dengan istilah Analisis CAMEL.

1. ASPEK PERMODALAN CAPITAL

Penilaian pertama adalah aspek permodalan, dimana aspek ini menilai permodalan yang dimiliki bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan pada CAR Capital Adequacy Ratio yang ditetapkan BI, yaitu perbandingan antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko. Rumus yang digunakan dalam perhitungan CAR adalah sebagai berikut: CAR = Modal inti + modal pelengkap x 100 ATMR

2. ASPEK KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF ASSET

Aktiva produktif atau Productive Assets adalah semua aktiva yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk dapat memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Ada empat macam jenis aktiva produktif yaitu : a. Kredit yang diberikan b. Surat berharga c. Penempatan dana pada bank lain d. Penyertaan 49 kualitas aktiva produktif menggunakan dua rasio yaitu Non Performing Loan NPL dan kualitas aktiva produktif kedua rasio ini bertujuan untuk menilai seberapa baik aktiva produktif yang dikelola oleh suatu bank NPL adalah perbandingan antara aktiva produktif bermasalah dengan total aktiva produktif, NPL yang ditetapkan sebagai indicator kesehatan bank oleh bank Indonesia adalah dibawah 5. Rumus yang digunakan untuk menghitung NPL adalah: NPL = Aktiva Produktif Bermasalah x 100 Aktiva produktif Aktiva produktif bermasalah adalah aktiva produktif yang digolongkan sebagai: a. Kurang lancar b. Diragukan c. macet Kualitas Aktiva Produktif KAP adalah perbandingan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif yang dimiliki bank. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: KAP = Aktiva Produktif yang diklasifikasikan x 100 Total aktiva produktif Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah: a. 25 dari pembiayaan yang digolongkan dalam perhatian khusus b. 50 dari pembiayaan yang digolongkan kurang lancar

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013.

1 7 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013.

0 4 16

PENGARUH RASIO KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2008-2012.

0 3 12

PENGARUH RASIO KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2008-2012.

0 3 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN LEMBAGA PERBANKAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Lembaga Perbankan ( Studi Bank SwastaNasional di Bursa Efek Indonesia (BEI) PeriodeTahun 2009 - 2012 ).

1 1 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN LEMBAGA PERBANKAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Lembaga Perbankan ( Studi Bank SwastaNasional di Bursa Efek Indonesia (BEI) PeriodeTahun 2009 - 2012 ).

0 3 13

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH (2003-2007).

0 0 10

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH (TAHUN 2004 – 2007).

0 0 9

Pengaruh Rasio Keuangan dan Non Keuangan pada Kinerja Keuangan Perbankan.

0 1 18

PERHITUNGAN RASIO-RASIO KEUANGAN YANG DIGUNAKAN DALAM MENILAI KINERJA PERUM PEGADAIAN TAHUN 2005-2009

0 0 37