Rasio keuangan yang mempengaruhi kinerja keuangan perbankan nasional tahun 2009
Oleh : Antika Velashifa NIM : 107046101827
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
(3)
(4)
ii
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 22 Juni 2011
Antika Velashifa 107046101827
(5)
Dengan mengucap puji syukur Alhamdullilah kepada Allah SWT yang melimpahkan rahmat, pertolongan dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak kelemahan dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Namun dengan banyaknya pihak yang memberikan bantuan serta dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof.Dr.H.M.Amin Suma, SH, M.A., M.M, selaku dekan Fakultas Syariah and Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Mu’min Roup, S.Ag, MA selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM dan Ibu Ir. Ela Patriana, MM.,AAAIJ, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan kesabaran hati memberikan bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs.H.Odjo Kusnara N, M.Ag, selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan nasehat dan saran kepada penulis selama menjadi mahasiswa.
(6)
doa, perhatian, support, dan kasih sayang yang tak ternilai.
7. Sahabat-sahabatku tercinta PS C 2007 putri : Dwi, Mae, Atikah, Pewe, Maya, Farah, Ratna, Azizah, Hilwa, Yuke, Layaly, Afi, Amel, Nur, Ovi atas semangat dan doanya.
8. Sahabat-sahabatku PS C 2007 putra : Fahmi, Didin, Fitoy, Fayruz, Fikri, Furqan, Sae, Hadi, Dholenk, Rifky, Sanda, Mukhlas, Asep, Awan, Cahyo, Burhan, Radhi, Aziz, Inal, Rananda, Try, dan lainnya atas doa dan semangatnya.
9. Semua pihak yang ikut serta membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.
Semoga semua bantuan dan jerih payah yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Dan penulis juga berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat. Atas semua perhatian yang idberikan penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
(7)
Kata Pengantar ... Daftar Isi ...
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……… 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 6
D. Review Terdahulu……… 7
E. Kerangka Teori……… 11
F. Kerangka Pemikiran……… 15
G. Sistematika Penulisan………... 18
BAB II. LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan………... 20
B. Pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan……….. 24
C. Rasio keuangan Bank... ... 26
D. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank... 47
(8)
C. Objek Penelitian ... ... ... 61
D. Teknik Penentuan Sampel ... ... 62
E. Teknik Pengumpulan Data ... ... 63
F. Teknik Analisis Data ... 63
G. Hipotesis Penelitian ... ... 67
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Profitabilitas Bank Konvensional ……….. 68
B. Analisis Rasio Profitabilitas Bank Syariah ……….. 76
C. Analisis Perbandingan Kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah berdasarkan rasio profitabilitas……….. 87
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ……… 93
B. Saran ……….. 94
(9)
Tabel 3.1 Sampel Penelitian………63
Tabel 4.1 Rasio Keuangan Bank Konvensional………. 68
Tabel 4.2 Rasio Keuangan Bank Mandiri……….. 69
Tabel 4.3 Rasio Keuangan Bank Rakyat Indonesia………... 70
Tabel 4.4 Rasio Keuangan Bank Negara Indonesia………... 73
Tabel 4.5 Rasio Keuangan Bank Central Asia………... 74
Tabel 4.6 Rasio Keuangan Bank Danamon………... 76
Tabel 4.7 Rasio Keuangan Bank Syariah………... 77
Tabel 4.8 Rasio Keuangan Bank Syariah Mandiri………. 78
Tabel 4.9 Rasio Keuangan Bank Muamalat………... 80
Tabel 4.10 Rasio Keuangan Bank Syariah Mega Indonesia……… 82
Tabel 4.11 Rasio Keuangan Bank Syariah Bukopin……… 84
Tabel 4.12 Rasio Keuangan BRI Syariah……… 86
Tabel 4.13 Uji Homogeitas……….. 88
Tabel 4.14 Deskriptif………... 89
(10)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan suatu lembaga intermediasi antara orang yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana. Menurut Undang-Undang perbankan No. 10 Tahun 2008 tentang perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank terdiri dari dua jenis yaitu bank umum, bank perkreditan rakyat. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran; Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum terbagi lagi menjadi dua yaitu bank umum konvensional dan bank umum syariah. Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya
(11)
berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Tahun 1998 merupakan tahun yang cukup berat yang dialami oleh Bangsa Indonesia terutama pada masalah ekonomi, pada tahun itu, keadaan ekonomi Indonesia mengalami krisis dimana harga barang-barang melambung tinggi sehingga mengalami inflasi yang sangat tinggi. Kondisi perbankan juga mendapatkan imbas dari krisis moneter ini. Akibatnya banyak bank yang harus ditutup akibat tidak mampu memenuhi likuiditasnya dan sudah tidak sehat lagi. Namun masa-masa sulit itu sudah terlewati hingga saat ini walaupun belum pulih sepenuhnya.
Bank syariah merupakan salah satu bank yang tetap bertahan pada saat krisis ekonomi tahun 1998. Karena bank syariah tidak menggunakan bunga yang menjadi instrument utama pada bank konvensional. Bank syariah yang tetap bertahan pada saat krisis adalah Bank Muamalat Indonesia yang juga merupakan bank syariah pertama yang ada di Indonesia.
Tahun 2008, saat Amerika mengalami krisis yang disebabkan oleh subprime mortgage, Indonesia pun mendapatkan dampak dari krisis tersebut. Karena adanya hubungan internasional yang terjalin baik dalam segi ekspor dan impor maupun dalam urusan lainnya, Amerika membatasi ekspornya dari Negara-negara lain termasuk Indonesia dalam rangka memperbaiki keadaan ekonomi mereka seperti semula. Dalam kasus ini pula, perbankan Indonesia pun mendapatkan imbasnya.
(12)
Perkembangan perbankan tahun 2009 mulai membaik. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia periode Juni hingga Desember menunjukkan pertumbuhan asset perbankan, Dana pihak ketiga dan penyaluran kredit. Peningkatan ini menjadi bukti bahwa perbankan di Indonesia sudah mulai pulih dari krisis. Sepanjang tahun 2009, asset perbankan mencapai Rp. 223 Triliun atau tumbuh sebesar 10% dari tahun sebelumnya. Sedangkan kredit tahun 2009 sebesar Rp. 130 Trilliun atau tumbuh sebesar 10%. Namun, tumbuhnya tingkat kredit ini belum memulihkan fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi yang disebabkan karena persepsi perbankan terhadap risiko sector riil yang masih terimbas krisis keuangan global tahun 2008. NIM yang diperoleh bank pun tetap tebal, BRI merupakan bank yang mempunyai NIM paling tebal yaitu sebesar 9,99% namun tingginya perolehan NIM pada bank BRI merupakan perolehan dari tinggat suku bunga yang ditetapkan oleh BRI.
Karena tugas bank yang menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat, menjaga kepercayaan masyarakat menjadi sangat penting. Maka dari itu, kesehatan bank harus selalu diperhatikan. Seperti CAMELS (Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity, Sensitivity) yang dapat dilihat melalui laporan keuangan bank. Hal ini berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/10/PBI/TAHUN 2004 tentang system penilaian tingkat kesehatan Bank Umum. Dalam pasal 3 disebutkan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank umum sebagai mana yang telah disebutkan diatas dengan tambahan yaitu sensitivitas terhadap risiko
(13)
pasar. Untuk melihat bagaimana kesehatan suatu bank, kita dapat melihat pada laporan keuangannya.
Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan suatu bentuk komunikasi antara pemilik dan manajemennya. Dengan melihat laporan keuangan, pemilik perusahaan dapat mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh menajemennya. Indicator baik atau tidak kondisi suatu perusahaan dapat dilihat salah satunya dengan perolehan laba perusahaan. Bagi para investor, analisis laporan keuangan dengan melihat pada rasio-rasio keuangan yang biasa digunakan yaitu dengan melihat pada aspek Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity.
Analisa rasio seperti halnya alat analisa yang lain adalah “future oriented”, oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan.1 Untuk itu, ketika perbankan di Indonesia mulai kembali mengalami keguncangan pada tahun 2008, maka perlu diadakannya analisis mengenai kinerja perbankan setelah krisis pada tahun tersebut dan tahun 2009 sebagai tahun pembanding.
Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dari kondisi keuangan suatu perusahaan atau bank. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan yang terjadi dalam jumlah
(14)
rupiah, prosentase serta trendnya, penulis menyadari bahwa beberapa rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan suatu perusahaan atau bank.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul RASIO KEUANGAN YANG MEMPENGARUHI
KINERJA KEUANGAN PERBANKAN NASIONAL TAHUN 2009
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi pembahasan yang melebar, penulis membataskan masalah pada:
1. Rasio keuangan yang dipakai untuk mengukur kinerja keuangan bank adalah ROA, ROE dan NIM
2. Perbankan Nasional yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah 10 bank umum. Di antaranya adalah:
NO BANK KONVENSIONAL NO BANK SYARIAH
1 Bank Mandiri 1 Bank Muamalat
2 Bank Rakyat Indonesia 2 Bank Syariah Mandiri
3 Bank Negara Indonesia 3 Bank Syariah Mega Indonesia
4 Bank Central Asia 4 Bank Syariah Bukopin
(15)
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional berdasarkan rasio ROA, ROE, dan NIM?
2. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja bank syariah dan bank konvensional berdasarkan rasio ROA, ROE dan NIM?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisa kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah tahun 2009 berdasarkan ROA, ROE dan NIM.
2. Untuk membandingkan kinerja bank syariah dengan bank konvensional berdasarkan rasio ROA, ROE dan NIM.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai media yang dapat berguna untuk menambah dan memperluas wawasan serta pengalaman didalam menganalisis rasio keuangan bank dimana penulis dapat menerapkan teori-teori yang yang diperoleh selama berada di bangku perkuliahan.
(16)
2. Bagi perbankan, diharapkan dapat berguna dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh serta untuk meningkatkan kinerja perbankan di Indonesia.
3. Dengan mengetahui analisis rasio keuangan bank, diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan berikutnya dalam menilai kinerja perbankan.
D. Review Studi Terdahulu
Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan dilakukan terhadap sumber kepustakaan, penulis berpendapat bahwa apa yang merupakan permasalahan pokok dalam penelitian ini tampaknya sangat berbeda dengan apa yang sudah ada. Adapun kajian kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Asna dan Andi Nu Graha Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang, Volume 2 No. 3, Oktober 2006 : ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA. Dalam jurnal ini dijelaskan mengenai minat investor terhadap saham suatu perusahaan didasari oleh keyakinannya terhadap kinerja perusahaan. Cara umum yang digunakan untuk melihat kelayakan kinerja suatu perusahaan adalah dengan cara menganalisa kinerja finansialnya dan return yang akan diterima atas investasi pada saham tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh CAR, LDR, ROA, dan BOPO terhadap return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta,
(17)
serta menganalisis diantara variabel-variabel tersebut yang berpengaruh dominan terhadap return saham perbankan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling, dengan kriteria perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ selama tiga tahun yaitu 2002-2004. Sampel yang memenuhi criteria tersebut adalah 16 perusahaan perbankan. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap return saham perbankan yang terdaftar di BEJ adalah LDR dan BOPO, sedangkan CAR dan ROA tidak berpengaruh yang signifikan terhadap return saham. Di antara LDR dan BOPO, ternyata LDR memiliki pengaruh yang dominan terhadap return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
2. Isti Fadah, Markus Apriono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jember dan M. Shodiqin Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jember, Volume 1 No. 1 Februari 2005 : ANALISIS RASIO-RASIO KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG LISTED DI BURSA EFEK JAKARTA. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan dalam mengklasifikasi perusahaan yang berkinerja keuangan baik dan tidak baik, serta mengetahui rasio-rasio keuangan yang dominan dalam membedakan kinerja keuangan perusahaan pada industri barang konsumsi yang listed di Bursa Efek Jakarta. Jumlah populasi dalam penelitian ini 43 perusahaan, sedangkan sampel yang diambil sebanyak 27
(18)
perusahaan dengan metode purposive sampling berdasarkan kriteria rata-rata
Price Earning Ratio (PER), Dari 27 sampel perusahaan perusahaan berkinerja keuangan baik sebanyak 12 perusahaan dan perusahaan berkinerja keuangan tidak baik sebanyak 15 perusahaan,. Data yang dianalisis berupa rasio keuangan selama tahun 1999- 2002. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang telah dirumuskan dapat menjelaskan secara nyata atas terjadinya perbedaan kelompok perusahaan yang berkinerja keuangan baik dan tidak baik. Dari kedelapan belas rasio yang terpilih secara DiscriminantSimultaneous Methode tersebut, net profit margin merupakan rasio keuangan yang paling dominan sebagai pembeda dalam pengelompokan perusahaan yang berkinerja keuangan baik dan tidak baik yaitu sebesar 4,378. Sedangkan secara Discriminant Stepwise Methode, yang paling dominan adalah total debt to total capital assets yaitu sebesar 2,833.
3. Anita Febriyani Sarjana Ekonomi lulusan Universitas Trisakti dan Rahadian Zulfadin Staf pada Pusat Statistic dan Peneliti Keuangan. Volume 7 No. 4, desember 2003 : ANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA. Dalam penelitian ini variable yang digunakan adalah ROA, ROE dan LDR pada Bank Devisa dan Non Devisa. Penelitian ini metodologi yang digunakan adalah metode uji hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank devisa dan non devisa. Objek dari penelitian ini adalah bank-bank devisa dan non devisa yang tercatat di Bank Indonesia. hasil dari penellitian tersebut adalah pada tahun
(19)
2000 tidak terdapat perbedaan kinerja antara bank devisa dan non devisa jika dilihat dari ROA, ROE dan LDR. Hal ini kemungkinan terjadi karena bank devisa tidak secara maksimal memanfaatkan peluang memperoleh laba dari transaksi dengan mempergunakan mata uang asing. Faktor lain adalah besarnya kredit macet yang dimiliki oleh bank devisa akibat melambungnya tingkat suku bunga bank. Hasil uji statistik untuk tahun 2001 juga menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara bank devisa dengan bank non devisa jika dilihat dari ROA dan ROE. Sedangkan untuk indikator LDR hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja yang cukup signifikan antara bank devisa dan non devisa. Hal ini disebabkan oleh membaiknya kondisi perekonomian Indonesia, yang diikuti penurunan tingkat suku bunga perbankan sehingga berdampak positif untuk sektor perbankan.
Sedangkan dalam penelitian ini penulis akan menganalisis mengenai rasio keuangan yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah tahun 2009. Pengukuran kinerja keuangan ditentukan dengan rasio profitabilitas diantaranya: ROA, ROE dan NIM. Dan bank syariah dan konvensional yang menjadi objek penelitian adalah 5 bank syariah dan 5 bank konvensional dan dianalisis menggunakan alat uji statistic yaitu independent sample t-test dan analysis of varians.
(20)
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Laporan Keuangan
laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.2 Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Adapun tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan secara lengkap, baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut.
Laporan keuangan merupakan hasil kombinasi daripada fakta yang tercatat anggapan atau kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi, sehingga penentuan standar rasio sebagai pembanding tidak dapat digunakan sebagai ukuran yang pasti. Karena standar rasio untuk industri merupakan hasil rata-rata dari beberapa perusahaan yang sejenis mempunyai kondisi keuangan yang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan dalam data keuangan dan hasil operasi perusahaan yang sejenis adalah sebagai berikut:3
1) Letak perusahaan dengan tingkat harga dan biaya operasi yang berbeda.
2
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan. (Raja Grafindo:Jakarta), 2008 h.7
(21)
2) Jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan yang digunakan dalam operasi berbeda dengan perusahaan yang lain. 3) Adanya perbedaan umur kekayaan yang dimiliki diantara perusahaan
tersebut.
4) Perbedaan kebijaksanaan masing-masing perusahaan. 5) Perbedaan struktur permodalan yang dimiliki.
6) Perbedaan system dan prosedur akuntansi yang digunakan termasuk perbedaan dalam klasifikasi biaya, klasifikasi rekening dalam penyajian laporan keuangan serta periode akuntansi (tahun buku).
2. Jenis Rasio Keuangan Bank
Rasio keuangan bank terdiri dari tiga rasio, yaitu rasio likuiditas bank, rasio solvabilitas bank, dan rasio rentabilitas bank.4 Masing-masing rasio tersebut mempunyai berbagai macam jenis.
A. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar peruahaan relativ terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban bank). Suatu bank dikatakan liquid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.
4 ibid
(22)
Rasio yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan.
Dalam rasio likuiditas, rasio yang dapat diukur antara lain: quick ratio, banking ratio, dan loans to assets ratio.5
1) Quick Ratio
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan aktiva lancar yang lebih liquid yang dimilikinya.
2) Banking Ratio/Loan to Deposit Ratio (LDR)6
Rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
3) Loan to Assets Ratio
Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan aset bank yang tersedia. Semakin tinggi rasionya semakin rendah tingkat likuiditasnya.
B. Rasio Solvabilitas (Capital)
Rasio solvabilitas bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini
5 Sovi, “Jenis Rasio Keuangan Bank” . artikel diakses pada 5 Desember 2010 dari
http://sovi70-ovi.blogspot.com/2010/04/jenis-rasio-keuangan-bank.html
6
(23)
merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut.7
Pada rasio permodalan, dapat diukur antara lain: 1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.
2) Capital to Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh dana disediakan oleh kreditor.
C. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Pada rasio rentabilitas (keuntungan), rasio yang dapat diukur antara lain: return on assets, biaya operasi/pendapatan operasi, gross profit margin, dan net profit margin.
1) Return On Assets (ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan.
7
(24)
2) Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BO/PO)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya
operasi/biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio BO/PO, maka semakin baik kondisi bank tersebut. Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi/biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio BO/PO, maka semakin baik kondisi bank tersebut.
3) Gross Profit Margin
Rasio ini untuk mangetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. Semakin tinggi rasionya, semakin baik hasilnya.
4) Net Profit Margin
Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya.
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Salah satu cara untuk melihat kemajuan kinerja suatu organisasi adalah dengan melakukan penilaian pada organisasi tersebut. Penilaian dapat dilakukan terhadap karyawan dan manajer. System penilaian dipergunakannya metode yang dianggap paling sesuai dengan bentuk dari organisasi tersebut, sebab kesalahan
(25)
penggunaan metode akan membuat penilaian yang dilakukan tidak mampu member jawaban yang dimaksud.
Dalam suatu perusahaan penilaian kinerja dapat dilakukan melalui dua sisi yaitu dari sisi keuangannya dan dari sisi non keuangan. Untuk menilai kinerja suatu bank, yang dilihat adalah dari sisi laporan keuangannya. Suatu laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila dengan laporan keuangan tersebut dapat diprediksi apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan, evaluasi dan analisis tren, akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin akan terjadi di masa mendatang, sehingga laporan keuangan tersebut sangat diperlukan. Yang nanti hasilnya akan membantu dalam memberikan pertimbangan mengenai kondisi perusahaan di masa mendatang.
Semakin baik kualitas laporan keuangan suatu bank, maka akan semakin baik kinerja keuangan bank tersebut. Lebih jauh bank diprediksikan akan memperoleh profitabilitas secara kontinuitas yang otomatis pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan perusahaan akan merasa puas tanpa ada masalah dimasa mendatang.
Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah berdasarkan rasio keuangannya, maka dilakukan analisis dengan menggunakan alat uji statistic yaitu Analisis varian dan uji-t dengan menggunakan perangkat SPSS 16.0 dalam mengolah data.
(26)
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana metode pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi yang didapat dari Bank Indonesia, dan situs internet. Untuk memperjelas mekanisme dalam penelitian ini, maka penulis akan menyajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:
Bagan kerangka pemikiran:
Gambar 1.1 BANK INDONESIA
LAPORAN KEUANGAN 5 BANK SYARIAH DAN 5 BANK
KONVENSIONAL
RASIO PROFITABILITAS BANK: ROA, ROE, NIM
Uji homogenitas Uji t
(27)
G. Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan beberapa sub bab. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penelitian dalam skripsi ini. Maka akan dijelaskan sistematika penulisan masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini sebagai pengantar karya ilmiah ini yang merupakan gambaran umum latar belakang masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Secara rinci dalam bab ini dijelaskan latar belakang permasalahan, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini merupakan kajian kepustakaan yang menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini. Secara rinci bab ini menjelaskan tentang pengertian laporan keuangan, pengertian rasio keuangan, jenis rasio keuangan bank dan pengertiannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam Bab ini akan membahas mengenai jenis penelitian yang dipakai, objek, teknik penentuan sampel, teknik pengumpulan
(28)
data dan teknik analisis data dan hipotesis yang akan digunakan.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas analisis rasio keuangan masing-masing bank dan membandingkan rasio keuangan bank konvensional dan bank syariah.
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan jawaban dari masalah penelitian meliputi kesimpulan dari pembahasan dan saran serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
(29)
20 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan
Pada praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku di Indonesia. Hal ini menjadi perlu untuk dilakukan agar laporan keuangan dapat dengan mudah untuk dibaca dan dipahami. Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan salah satu tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu:8
1. Merencanakan sumber dana yang akan didapat; 2. Mencari dana dari berbagai sumber;
3. Memanfaatkan dana perusahaan; 4. Memaksimalkan dana perusahaan.
Dengan kata lain, tugas seorang manajer keuangan adalah mencari dana dari berbagai sumber dan membuat keputusan tentang sumber dana yang dipilih. Hal yang tidak kalah penting adalah pencapaian tujuan manajer keuangan dalam hal memaksimalkan nilai perusahaan. Tercapai atau tidaknya tujuan ini dapat dilihat dan diukur dari harga saham perusahaan yang bersangkutan.9 Manajer
8
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan.(Raja Grafindo:Jakarta), 2008, h.6
9
(30)
keuangan bukan hanya memerhatikan kepentingan pemegang saham semata tetapi juga memerhatikan kepentingan manajemen, kreditor, supplier, dan pelanggan.
Melaporkan keuangan dan membuat laporan keuangannya merupakan suatu kewajiban setiap perusahaan pada suatu periode tertentu. Dari laporan tersebut akan dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Selain itu, laporan keuangan juga berguna untuk menentukan langkah apa yang akan diambil bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya.
Jadi, dalam pengertian sederhana, laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
a. Neraca
Neraca adalah suatu laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu titik tertentu.10 Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva, kewajiban dan modal perusahaan pada saat tertentu. Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di neraca, meliputi:11
1. Jenis-jenis aktiva yang dimiliki;
2. Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva;
10 Ali Akbar yulianto, Dasar-dasar manajemen keuangan (Jakarta : Salemba Empat) ,2009,
h. 46
11
(31)
3. Jenis-jenis kewajiban atau utang;
4. Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban; 5. Jenis-jenis modal;
6. Jumlah rupiah masing-masing jenis modal.
b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun.12
c. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas atau modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini.
d. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana.
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan.
e. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan
(32)
informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami dengan jelas data yang disajikan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Berikut ini beberapa tujuan pembuatan dan penyusunan laporan keuangan yaitu:
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu baik yang seharusnya maupun yang sebenarnya terjadi.
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan pada suatu periode tertentu baik yang seharusnya maupun yang sebenarnya terjadi.
(33)
e. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.
B. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan
Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Berikut adalah pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan:13
1. Pemilik
Kepentingan laporan keuangan bagi pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang sudah dibuat adalah:
a. Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini.
b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan pada suatu periode tertentu. Kemajuan dilihat dari kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba dan pengembangan asset perusahaan.
c. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.
2. Manajemen
Bagi pihak manajemen, laporan keuangan merupakan cerminan kinerja mereka selama periode tertentu. Berikut merupakan nilai penting laporan keuangan bagi manajemen:
a. Dengan laporan yang dibuat manajemen dapat menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam satu periode.
13
(34)
b. Manajemen juga akan melihat kemampuan mereka dalam mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
c. Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini sehingga dapat dijadikan pengambilan keputusan di masa mendatang.
3. Kreditor
Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan. Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal memberi pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan sebelumnya. Kepentingan pihak kreditor antara lain:
a. Pihak kreditor tidak ingin usaha yang dibiayainya mengalami kegagalan dalam hal pembayaran kembali pinjaman tersebut.
b. Pihak kreditor juga perlu untuk memantau kredit yang sudah berjalan
untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajibannya.
c. Pihak kreditor juga tidak ingin pinjamannya menjadi beban bagi nasabah dalam pengembalian apabila kemampuan perusahaan ternyata tidak sesuai dengan perkiraan.
4. Pemerintah
Arti penting laporan keuangan bagi pemerintah adalah:
a. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
(35)
b. Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan.
5. Investor
Investor adalah pihak yang menanamkan dananya pada perusahaan. Bagi investor yang ingin menanamkan dananya pada suatu perusahaan haruslah memikirkan secara matang. Dasar pertimbangannya adalah dari laporan keuangan yang disajikan. Dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang akan diperoleh (deviden) serta perkembangan nilai saham kedepan.
C. Rasio Keuangan Bank
1. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio dapat dipahami sebagai perbandingan antara satu jumlah dengan jumlah yang lainnya untuk dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan.
Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.14
14
“Rasio Keuangan”, http://id.wikipedia.org/wiki/Rasio_Keuangan diakses tgl 16 februari 2011
(36)
Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Home merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Dari hasil rasio keuangan ini akan dilihat kondisi kesehatan suatu perusahaan.15
Suatu rasio dapat menghubungkan besaran dengan besaran lainnya, seperti laba bersih terhadap total aktiva atau kewajiban lancar terhadap aktiva lancar. Namun manfaat sebenarnya dari setiap rasio sangat ditentukan oleh tujuan spesifik analisis. Lebih lanjut, rasio-rasio itu bukan merupakan kriteria yang mutlak. Rasio-rasio yang bermanfaat dapat menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi.16
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain
15 Kasmir, Analisis laporan keuangan, h. 104 16
Erich A. helfert, Teknik analisis keuangan. Alih bahasa Herman wibowo (Erlangga:Jakarta),1997,h. 67-68
(37)
dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.
2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan Bank17
Rasio keuangan bank dan non bank sebenarnya relatif tidak jauh berbeda. Perbedaannya terutama terletak pada jenis rasio yang digunakan. Rasio yang digunakan bank lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan non bank. Hal ini wajar karena laporan keuangan bank berbeda dengan laporan keuangan non bank. Bank merupakan perusahaan keuangan yang bergerak dalam memberikan layanan keuangan kepada masyarakat dengan mengandalkan kepercayaan dalam mengelola dananya.
Rasio keuangan bank terdiri dari tiga rasio, yaitu rasio likuiditas bank, rasio solvabilitas bank, dan rasio rentabilitas bank.18
a. Rasio Likuiditas Bank
17 Kasmir, Analisis laporan keuangan, h. 216
(38)
Rasio likuiditas bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain bank dapat membayar kembali pencairan dana kepada deposan serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan.
Untuk melakukan pengukuran rasio ini, terdapat beberapa jenis rasio yang masing-masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Adapun jenis-jenis rasio likuiditas sebagai berikut:19
1. Quick Ratio
Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh bank. Ketentuan Bank Indonesia untuk Quick Ratio adalah 100%.
Rumus untuk mencari quick ratio adalah sebagai berikut: Cash Assets
Quick ratio = x 100% Total deposit
Contoh: Cash Assets:
- Kas Rp 45.000.000
- Giro pada Bank Indonesia Rp 320.400.000
- Giro pada Bank Lain Rp 110.000.000
- Aktiva likuid dalam valuta asing Rp 330.000.000
- Jumlah Cash Assets Rp 805.400.000
(39)
Deposit:
- Giro Rp 835.500.000
- Tabungan Rp 150.250.000
- Deposito berjangka Rp 340.500.000
Jumlah deposito Rp 1.326.250.000
Quick Ratio = 805.400.000 x 100% = 60,72% 1.326.250.000
2. Investing Policy Ratio
Investing policy ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposan dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya. Rumus untuk mencari investing policy ratio adalah:
securities
Investing policy ratio = x 100%
Total deposit Contoh: Securities:
Efek-efek Rp 80.000.000
Deposito Rp 150.000.000
Jumlah securities Rp 230.000.000
Total deposito Rp 1.326.250.000
Investing policy ratio = 230.000.000 x 100% = 17,34% 1.326250.000
(40)
Banking ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki.
Rumus untuk mencari banking ratio adalah: Total loans
Banking ratio = x 100%
Total deposit Contoh: Loans
Pinjaman yang diberikan dalam rupiah Rp 1.250.000.000
Pinjaman dalam valuta asing Rp 540.000.000
Jumlah loans Rp 1.790.000.000
Total deposit Rp 1. 326.250.000
Banking Ratio = 1.790.000.000 x 100% = 135% 1. 326.250.000
4. Assets to Loan Ratio
Assets to loan ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki oleh bank.
Rumus untuk mencari assets to loan ratio adalah: Total loans
Assets to loan ratio = x 100%
Total assets Contoh:
Total loans = Rp 1.790.000.000 Total Assets= Rp 3.340.000.000
(41)
Assets to loan ratio = 1.790.000.000 x 100% = 54%
3.340.000.000
5. Investment Portofolio Ratio
Investment portofolio ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas dalam investasi pada surat-surat berharga. Untuk mengetahui rasio ini, sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu securities yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun, yang digunakan untuk menjamin deposito nasabah jika ada.
6. Cash Ratio
Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Besarnya cash ratio menurut peraturan pemerintah adalah 2%.
Rumus untuk mencari cash rasio adalah: Liquid assets
Cash Ratio = x 100%
Short Term Borrowing Contoh:
Liquid assets Rp 806.000.000
Short Term Borrowing:
Giro Rp 835.000.000
Kewajiban yang harus segera dibayar Rp 40.750.000 Dalam rupiah
(42)
Kewajiban yang harus segera dibayar Rp 725.500.000 Dalam valuta asing
Jumlah Rp 1.601.250.000
Cash Ratio = 806.000.000 x 100% = 50,3%
1.601.250.000
7. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya LDR menurut peraturan pemerintah adalah sebesar 110%.
Rumus untuk mencari LDR adalah: Total loans
LDR = x 100%
Total deposit + equity Contoh:
Total loan Rp 1.790.000.000
Total deposit Rp 1.326.250.000
Equity Capital:
- Modal disetor Rp 750.000
- Dana setoran modal Rp 65.000.000
- Cadangan umum Rp 14.000.000
- Cadangan lainnya Rp 95.000.000
(43)
- Laba tahun berjalan Rp 72.000.000
Jumlah equity capital Rp 268.250.000
LDR = 1.790.000.000 x 100% = 112%
1.326.250.000 + 268.250.000 b. Rasio Solvabilitas Bank20
Rasio solvabilitas bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut.
1. Primary Ratio
Primary ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital equity.
Rumus untuk mencari primary ratio adalah: Equity capital
Primary ratio = x 100%
Total assets Contoh: Equity Capital:
- Modal disetor Rp 750.000
- Dana setoran modal Rp 65.000.000
- Cadangan umum Rp 14.000.000
(44)
- Cadangan lainnya Rp 95.000.000 - Sisa laba tahun lalu Rp 21.500.000 - Laba tahun berjalan Rp 72.000.000 Jumlah equity capital Rp 268.250.000
Total assets Rp 3.340.000.000
Primary ratio = 286.250.000 x 100% = 8% 3.340.000.000
2. Risk Assets Ratio
Risk assets ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
Rumus risk assets ratio adalah:
Equty capital
Risk assets ratio = x 100% Total assets – cash assets – securities
Contoh:
Equity capital Rp 268.250.000
Total asset Rp 3.340.000.000
Cash Assets Rp 806.000.000
Securities Rp 230.000.000
268.250.000
Risk assets ratio = x 100% 3.340.000.000 – 806.000.000 – 230.000.000
= 10,4% 3. Secondary Risk Ratio
(45)
Secondary risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penurunan asset yang mempunyai risiko yang lebih tinggi.
Rumus untuk mencari secondary risk ratio adalah:
Secondary risk ratio = equity capital x 100% Secondary risk assets
Contoh:
Equity capital Rp 268.250.000
Secondary risk assets Rp 2.200.000.000
Secondary risk ratio = 268.250.000 x 100% = 12% 2.200.000.000
4. Capital Ratio
Capital ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama risiko yang terjadi karena bunga gagal ditagih.
Rumus capital ratio adalah:
Equity capital +reserve for loans loses
Capital ratio = x 100%
Total loans Contoh:
Equity capital Rp 268.250.000
Reserve for loans loses Rp 210.000.000
(46)
268.250.000 +210.000.000 x 100% = 26,7%
Capital ratio =
1.790.000.000 5. Capital Adequacy Ratio (CAR 1)
Untuk mencari rasio ini perlu diketahui terlebih dahulu estimasi risiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan risiko yang akan terjadi dalam perdagangan surat-surat berharga. Batas minimum CAR adalah 8%.
a. Capital Adequacy Ratio (CAR 2) Rumus untuk mencari CAR 2 adalah:
Equity capital – fixed assets
CAR 2 = x 100%
Total loans + securities Contoh:
Equity capital Rp 268.250.000
Fixed assets Rp 44.000.000
Total loans Rp 1.790.000.000
Securities Rp 230.000.000
268.250.000 - 44.000.000
CAR 2 = x 100% = 11,1%
1.790.000.000 + 230.000.000
(47)
Rumus untuk mencari CAR 3 adalah: Equity capital
CAR 2 = x 100%
Total loans + securities Contoh:
268.250.000
CAR 2 = x 100% = 13,3%
1.790.000.000 + 230.000.000 c. Rasio Rentabilitas Bank
Rentabilitas rasio sering disebut juga profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan. Rentabilitas rasio bank terdiri dari sebagai berikut:21
1. Gross Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengetahui representasi laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya.
Rumus untuk mencari gross profit margin adalah:
Operating income-operating expense
Gross profit margin = x 100%
Operating income Contoh :
Pendapatan operasional Rp 412.500.000
Beban operasional Rp 314.000.000
21 Ibid.,234
(48)
412.500.000 + 314.000.000
Gross profit margin = x 100% = 24%
314.000.000 2. Net Profit Margin
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya.
Rumus untuk mencari net profit margin adalah: Net income
Net profit margin = x 100% Operating income
Contoh:
Net income Rp 75.000.000
Operating income Rp 412.500.000
75.000.000
Net profit margin = x 100% = 18,3% 412.500.000
3. Return on Equity
Return on equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola equitasnya untuk mendapatkan net income. Standar BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yang menetapkan ROE berkisar antara 5% - 12,5%.
Rumus untuk mencari ROE adalah: Net income
(49)
ROE = x 100% Equity capital
Contoh:
75.600.000
ROE = x 100% = 28,2% 268.250.000
4. Return on Total Assets a. Gross yield on total assets
Gross yield on total assets merupakan rasio yang mengukur kemampuan manajemen menghasilkan income dari pengelolaan aset. Standar BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yang menetapkan ROA berkisar antara 0,5% - 1,25%.
Rumus untuk mencari gross yield on total assets adalah: Operating income
gross yield on total assets = x 100%
Total assets
Contoh:
412.500.000
gross yield on total assets = x 100% = 12,4% 3.340.000.000
(50)
Net income total asset digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi secara overall.
Rumus untuk mencari net income total assets adalah: Net income
Net income total assets = x 100% Total assets
Contoh:
75.600.000
Net income total assets = x 100% = 23% 3.340.000.000
5. Rate Return on Loans
Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan perkreditannya.
Rate return on loans = interest income x 100% Total loans
Contoh:
Rate return on loans = 168.000.000 x 100% = 9,4% 1.790.000.000
6. Interest Margin on Earning Assets
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya-biaya.
Interest income – interest expense
Interest margin on earning assets= x100%
(1)
PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA
LAPORAN LABA-RUGI
Per Desember 2009 dan 2008
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
I. PENDAPATAN OPERASIONAL
764.195
367.313
-
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana
702.227
331.257
-
1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
695.161
311.662
-
a. Pendapatan Margin Murabahah
605.529
266.706
-
b. Pendapatan Bersih Salam Paralel
-
-
-
c. Pendapatan Bersih Istishna Paralel
-
-
-
i. Pendapatan Istishna’
-
-
-
ii. Harga Pokok Istishna’ -/-
-
-
-
d. Pendapatan Sewa Ijarah
70
91
-
e. Pendapatan bagi hasil Mudharabah
3.136
8.706
-
f. Pendapatan bagi hasil Musyarakah
21.813
12.042
-
g. Pendapatan dari penyertaan
-
-
-
h. Lainnya
64.613
24.117
-
2. Dari Bank Indonesia
6.261
19.545
-
a. Bonus SWBI
4.685
19.545
-
b. Lainnya
1.576
-
-
3. Dari bank-bank lain di Indonesia
805
50
-
a. Bonus dari Bank Syariah lain
-
-
-
b. Pendapatan bagi hasil Mudharabah
736
50
-
i. Tabungan Mudharabah
-
-
-
ii. Deposito Mudharabah
-
-
-
iii. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
736
50
-
iv. Lainnya
-
-
-
c. Lainnya
69
-
-
B. Pendapatan Operasional Lainnya
61.968
36.056
-
1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah)
-
-
-
2. Jasa layanan
759
242
-
3. Pendapatan dari transaksi valuta asing
187
-
-
4. Koreksi PPAP
16.569
17.787
-
5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif
-
2
-
6. Lainnya
44.453
18.025
-
II.
Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/-
215.858
116.738
-
1. Pihak ketiga bukan bank
207.967
107.618
-
a. Tabungan Mudharabah
270
87
-
b. Deposito Mudharabah
207.697
107.531
-
c. Lainnya
-
-
-
2. Bank Indonesia
351
806
-
a. FPJP Syariah
339
806
-
b. Lainnya
12
-
-
3. Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia
7.540
8.314
-
a.Tabungan Mudharabah
-
-
-
b.Deposito Mudharabah
-
11
-
c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
7.540
8.031
-
d. Lainnya
-
272
-
III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor
-
-
-
Dana Investasi Tidak Terikat ( I - II )
548.337
250.575
-
IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva
50.503
24.968
-
V. Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
-
2
-
VI. Beban Operasional lainnya
414.440
202.024
-
A. Beban Bonus titipan wadiah
103.096
65.097
-
B. Beban administrasi dan umum
55.178
17.239
-
C. Biaya personalia
188.979
88.912
-
D. Beban penurunan nilai surat berharga
-
-
-
E. Beban transaksi valuta asing
-
-
-
F. Beban promosi
10.775
3.853
-
G. Beban lainnya
56.412
26.923
-
VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI))
83.394
23.581
-
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL
-
-
-
VIII. Pendapatan Non Operasional
2)
509
769
-
IX. Beban Non Operasional
3)
118
633
-
X. Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX)
391
136
-
XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X)
83.785
23.717
-
XII. Taksiran Pajak Penghasilan
23.799
7.398
-
XIII. Jumlah Laba (Rugi)
4)
59.986
16.319
-
XIV. Hak Minoritas -/-
-
-
-
XV. Saldo Laba(Rugi) Awal Tahun
108.875
92.556
-
XVI. Dividen
-
-
-
XVII. Lainnya
-
-
-
XVIII. Saldo Laba(rugi) Akhir Periode
168.861
108.875
-
XIX. Laba Bersih Per Saham
-
-
-
-(Dalam Jutaan Rupiah)
No
Pos - Pos
B A N K
KONSOLIDASI
(2)
KOMITMEN
TAGIHAN KOMITMEN
1
Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan
-
-
-
2
Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan
-
-
-
a. Terkait dengan Bank
-
-
-
b. Tidak Terkait dengan Bank
-
-
-
3
Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan
-
-
-
a. Terkait dengan Bank
-
-
-
b. Tidak Terkait dengan Bank
-
-
-
4
Lainnya
-
-
-
Jumlah Tagihan Komitmen
-
-
-
Kewajiban Komitmen
-
-
-
1
Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik
-
-
-
2
Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik
1.300
764
-
a. Pembiayaan Mudharabah
-
175
-
b. Pembiayaan Musyarakah
1.300
589
-
3
Fasilitas Pembiayaan kepada Bank Syariah Lain yang belum ditarik
-
-
-
4
Irrevocable L/C yang masih berjalan
-
-
-
5
Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan
-
-
-
a.Terkait dengan Bank
-
-
-
b.Tidak Terkait dengan Bank
-
-
-
6
Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan
-
-
-
a.Terkait dengan Bank
-
-
-
b.Tidak Terkait dengan Bank
-
-
-
7
Lainnya
-
-
-
JUMLAH KEWAJIBAN KOMITMEN
1.300
764
-
JUMLAH KOMITMEN BERSIH
-1.300
-764
-
KONTINJENSI
TAGIHAN KONTINJENSI
1
Garansi (Kafalah) Yang Diterima
-
-
-
2
Pendapatan yang akan diterima (non-lancar)
8.858
3.499
-
a.Terkait dengan bank
-
-
-
b.Tidak terkait dengan bank
8.858
3.499
-
3
Lainnya
-
-
-
JUMLAH TAGIHAN KONTINJENSI
8.858
3.499
-
KEWAJIBAN KONTINJENSI
-
-
-
1
Garansi (Kafalah) Yang Diberikan
-
952
-
2
Lainnya
173
-
-
JUMLAH KEWAJIBAN KONTINJENSI
173
952
-
JUMLAH KONTINJENSI BERSIH
8.685
2.547
-
-PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA
LAPORAN KOMITMEN, KONTIJENSI, TRANSAKSI VALAS DAN DERIVATIF
Per Desember 2009 dan 2008
No
Pos - Pos
B A N K
KONSOLIDASI
Des 2009
Des 2008
Des 2009
Des 2008
(Dalam Jutaan Rupiah)
(3)
No
Pos - Pos
DESEMBER 2008
L
D P K
KL
D
M
Jumlah
12.371 - - - - 12.371
9.463 - - - - 9.463
- - -
-1.000 - - - - 1.000
1.908 - - - - 1.908
49 - - - - 49
1.859 - - - - 1.859
- - -
-- - -
-- - -
-1.859 - - - - 1.859
- - -
-1.859 - - - - 1.859
- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - -
-2.672.882 73.742 13.949 13.475 3.904 2.777.952
3.426 - - - - 3.426
150.000 - - - - 150.000
531.000 - - - - 531.000
1.862.306 72.099 13.629 5.366 3.144 1.956.544 1.158.520 49.079 11.023 3.371 2.265 1.224.258
703.786 23.020 2.606 1.995 879 732.286
18.144 - - - - 18.144
- - -
-18.144 - - - - 18.144
685.642 23.020 2.606 1.995 879 714.142
21 - - - - 21
685.621 23.020 2.606 1.995 879 714.121
125.159 1.643 320 8.109 760 135.991
22.770 1.620 320 5.000 599 30.309
102.389 23 - 3.109 161 105.682
- - -
-- - -
-- - -
-102.389 23 - 3.109 161 105.682
- - - - 161 161
102.389 23 - 3.109 - 105.521
- - -
-- - -
-- - -
-- - -
-39 - - - - 39
952 - - - - 952
2.685.253 73.742 13.949 13.475 3.904 2.790.323
20.852 2.890 1.853 3.592 3.346 32.533
23.575 2.903 1.771 2.902 3.408 34.559
- - -
-- - -
-- - -
-- - - 59,5
- - - 78,16
- - - 90,97
- - - 1,00
A. Pihak Terkait 1. Penempatan pada Bank Lain 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3. Surat-surat Berharga Syariah 4. Piutang
a. KUK b. Non-KUK c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d. Non-properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi 5. Pembiayaan kepada Pihak ketiga : a. KUK
b. Non-KUK c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d. Non-properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi 6. Penyertaan pada pihak ketiga a. Pada perusahaan keuangan non bank b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainnya) 7. Ijarah
8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga 9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga B. Pihak Tidak Terkait
1. Penempatan pada Bank Lain 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3. Surat-surat Berharga Syariah 4. Piutang
a. KUK b. Non-KUK c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d. Non-properti i.direstrukturisasi ii.tidak direstrukturisasi 5. Pembiayaan kepada Pihak ketiga : a. KUK
b. Non KUK c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d. Non-properti i.direstrukturisasi ii.tidak direstrukturisasi 6. Penyertaan pada pihak ketiga a. Pada perusahaan keuangan non bank b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan 7. Ijarah
8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga 9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga JUMLAH
1. PPAP yang wajib dibentuk 2. PPAP yang telah dibentuk 3. Total Asset bank yang dijaminkan a. Pada Bank Indonesia b. Pada Pihak lain
4. Persentase KUK terhadap total piutang dan pembiayaan 5. Persentase Jumlah Debitur KUK terhadap Total Debitur 6. Persentase UMKM terhadap total piutang dan pembiayaan 7. Persentase Jumlah Debitur UMKM terhadap Total Debitur
(Dalam Jutaan Rupiah)
PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA
LAPORAN KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF
Per Desember 2009 dan 2008
19.094 - - - - 19.094
11.870 - - - - 11.870
- - -
-1.000 - - - - 1.000
6.224 - - - - 6.224
- - -
-6.224 - - - - 6.224
- - -
-- - -
-- - -
-6.224 - - - - 6.224
- - -
-6.224 - - - - 6.224
- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - - - - - -- - - -- - - -- - - - - - - -- - -
-3.720.408 114.325 23.303 17.334 25.858 39.01.228
6.198 - - - - 6.198
175.000 - - - - 175.000
531.000 - - - - 531.000
2.834.255 108.087 21.921 12.991 10.324 2.987.578 2.074.820 83.582 14.824 7.185 7.879 2.188.290
759.435 24.506 7.097 5.806 2.445 799.289
17.447 - - - - 17.447
- - -
-17.447 - - - - 17.447
741.988 24.505 7.097 5.806 2.445 781.841
116 - - - - 116
741.872 24.505 7.097 5.806 2.445 781.725
173.955 6.238 1.382 4.343 15.534 201.452
24.028 1.000 481 1.275 5.478 32.262
149.927 5.238 901 3.068 10.056 169.190
- - -
-- - -
-- - -
-149.927 5.238 901 3.068 10.056 169.190
38.695 - - 100 145 38.940
111.232 5.238 901 2.968 9.911 130.250
- - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - -
-3.739.502 114.325 23.303 17.334 25.858 3.920.322
29.928 5.543 3.668 6.885 9.337 55.361
30.266 5.543 3.668 6.885 9.337 55.699
- - -
-- - -
-- - -
-- - - 69,49
- - - 80,22
- - - 95,07
- - - 1,00
A. Pihak Terkait 1. Penempatan pada Bank Lain 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3. Surat-surat Berharga Syariah 4. Piutang
a. KUK b. Non-KUK c. Properti i. direstrukturisasi ii. tid ak direstrukturisasi d. Non-properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi 5. Pembiayaan kepada Pihak ketiga : a. KUK
b. Non-KUK c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d. Non-properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi 6. Penyertaan pada pihak ketiga a. Pada perusahaan keuangan non bank b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainnya) 7. Ijarah
8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga 9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga B. Pihak Tidak Terkait
1. Penempatan pada Bank Lain 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3. Surat-surat Berharga Syariah 4. Piutang
a. KUK b. Non-KUK c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d. Non-properti i.direstrukturisasi ii.tidak direstrukturisasi 5. Pembiayaan kepada Pihak ketiga : a. KUK
b. Non KUK c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d. Non-properti i.direstrukturisasi ii.tidak direstrukturisasi 6. Penyertaan pada pihak ketiga a. Pada perusahaan keuangan non bank b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan 7. Ijarah
8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga 9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga JUMLAH
1. PPAP yang wajib dibentuk 2. PPAP yang telah dibentuk 3. Total Asset bank yang dijaminkan a. Pada Bank Indonesia b. Pada Pihak lain
4. Persentase KUK terhadap total piutang dan pembiayaan 5. Persentase Jumlah Debitur KUK terhadap Total Debitur 6. Persentase UMKM terhadap total piutang dan pembiayaan 7. Persentase Jumlah Debitur UMKM terhadap Total Debitur
(Dalam Jutaan Rupiah)
No
Pos - Pos
DESEMBER 2009
(4)
No
Pos - Pos
DESEMBER
2009
DESEMBER
2008
I.
Permodalan
1. CAR (KPMM)
a. Dengan Memperhitungkan Risiko Kredit/Penyaluran Dana
b. Dengan Memperhitungkan Risiko Kredit/Penyaluran Dana dan Risiko Pasar
2. Aktiva tetap terhadap modal
II.
Aktiva Produktif
1. Aktiva produktif bermasalah (NPA)
2. NPF
a. Gross
b. Net
3. PPA produktif terhadap aktiva produktif
4. Pemenuhan PPA produktif
III. Rentabilitas
1. ROA
2. ROE
3. NIM/NOI (Net Operational Income)
4. OER (Operational Efficiency Ratio) (BOPO)
IV. Likuiditas
1. Quick RatiO
2. Antar Bank Passiva (SIMA) terhadap DPK
3. Deposan Inti terhadap DPK
V. Kepatuhan (Compliance)
a. Persentase Pelanggaran BMPK
a.1. Pihak Terkait
a.2. Pihak Tidak Terkait
b. Persentase Pelampauan BMPK
b.1. Pihak Terkait
b.2. Pihak Tidak Terkait
2. GWM Rupiah
3. PDN
10,96
13,48
10,96
13,48
32,42
25,18
1,7
1,12
-
-2,08
1,5
1,28
0,97
1,42
1,24
100,61
100
2,22
0,98
39,97
11,06
11,38
6,86
84,42
89,03
8,4
28,58
1,37
3,4
48,33
49,19
0
0
0
0
-
-0
0
0
0
5,55
5,39
-0,38
0,5
PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA
PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN
Per Desember 2009 dan 2008
(Dalam Persen)
PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA
PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM (KPMM)
Per Desember 2009 dan 2008
I.
KOMPONEN MODAL
A. MODAL INTI
1. Modal Disetor
2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves)
a. Agio Saham
b. Disagio (-/-)
c. Modal Sumbangan
d. Cadangan Umum dan Tujuan
e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak
f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-)
g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%)
h. Rugi tahun berjalan (-/-)
i. Selisih penjabaran laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri
1) Selisih Lebih
2) Selisih Kurang (-/-)
j. Dana Setoran Modal
k. Penurunan nilai Penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (-/-)
3. Goodwill (-/-)
B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% dari Modal Inti)
1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif/PPAP (maks. 1,25% dari ATMR)
3. Modal Pinjaman
4. Investasi Subordinasi (maks.50% dari Modal Inti)
5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (45%)
C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN
1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar.
2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko Penyaluran Dana.
3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar.
4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s.d 3)
5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria untuk risiko pasar
II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B)
III. TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN
IV. PENYERTAAN (-/-)
V. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT (II ? IV)
VI. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (III - IV)
VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT
VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO PASAR
IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR
X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT (V : VII)
XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT DAN
RISIKO PASAR (VI : IX)
XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN
(Dalam Jutaan Rupiah)
No
Pos - Pos
DESEMBER
2009
DESEMBER
2008
288.063
249.863
150.060
150.060
-
--
--
--
--
-108.381
92.061
-
-29.622
7.742
-
--
--
--
--
--
--
-29.977
23.571
-
-29.977
23.571
-
--
--
--
--
--
--
--
--
-318.040
273.434
318.040
273.434
-
-318.040
273.434
318.040
273.434
2.901.523
2.029.293
-
-2.901.523
2.029.293
10,96%
13,47%
10,96%
13,47%
(5)
No
No
Pos - Pos
Pos - Pos
DESEMBER
2009
DESEMBER
2009
DESEMBER
2008
DESEMBER
2008
1.
Sumber Dana Qardh pada awal periode
2.
Sumber Dana Qardh
a. Infaq dan shadaqah
b. Denda
c. Sumbangan/Hibah
d. Pendapatan non-halal
e. Lainnya
Total Sumber Dana
3.
Penggunaan Dana Qardh
a. Pinjaman
b. Sumbangan
c. Lainnya
Total Penggunaan Qardh
4.
Kenaikan (penurunan) sumber atas penggunaan
5.
Sumber Dana Qardh pada akhir periode
1.
Sumber dana ZIS pada awal periode
2.
Sumber dana ZIS
a. Zakat dari Bank
b. Zakat dari pihak luar Bank
c. Infaq dan shadaqah
Total Sumber Dana
3.
Penggunaan dana ZIS
3.1. Disalurkan ke lembaga lain
a. Dompet Dhuafa Republika
b. Baitul Maal Hidayatullah
c. Baitul Maal Muamalat
d. Bamuis BNI
e. Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid
f. LAZIS Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia
g. LAZIS Muhammadiyah
h. LAZNAS BMT
i. LAZNAS BSM Ummat
j. LAZNAS Persis
k. Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU)
l. Rumah Zakat Indonesia (DSUQ)
m. Yayasan Amanah Takaful
n. Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia
o. Yayasan Dana Sosial Al Falah
p. Lainnya
3.2. Disalurkan sendiri
Total Penggunaan
4.
Kenaikan (penurunan) sumber atas penggunaan
5.
Sumber dana ZIS pada akhir periode
751
743
-
--
-70
68
-
-445
134
-
-515
202
-
--
-692
194
-
-692
194
-177
8
574
751
608
3.193
-
-2.148
608
-
--
-2.148
608
-
-
575
3.193
90
435
-
--
--
--
-30
217
60
300
108
--
--
-100
500
20
693
-
--
-
-
-275
940
25
-600
3.193
1.548
-2.585
2.156
608
PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN QARDH
Per Desember 2009 dan 2008
PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN ZIS
Per Desember 2009 dan 2008
(Dalam Persen)
(Dalam Jutaan Rupiah)
(6)