79
disalurkan oleh BSM dan lebih banyak menyimpan dananya pada SBIS karena lebih aman. Penempatan dana pada BI yang dilakukan oleh BSM ini disebabkan
karena masih belum stabilnya perekonomian Indonesia dari krisis global. Inilah yang menjadi salah satu penyebab banyaknya penempatan dana pada BI dan
sedikitnya dana yang disalurkan kepada masyarakat sehingga pendapatan bagi hasil BSM menjadi menurun pada tahun 2009.
2. Bank Muamalat Indonesia BMI
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan
Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan
Muslim se-Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen
pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian
tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.
Sampai dengan tahun 2009, asset yang dimiliki oleh Bank Muamalat adalah Rp 16.06 triliun dan tahun 2008 sebesar Rp 12,6 triliun. Ekuitas yang
dimiliki oleh Bank Muamalat tahun 2009 adalah Rp 898 miliar dan tahun 2008 sebesar Rp 941 miliar. Pendapatan bunga bersih tahun 2009 adalah Rp 924 miliar
dan tahun 2008 Rp 952 miliar, laba rugi sebelum pajak tahun 2009 adalah Rp
80
64,7 miliar dan tahun 2008 adalah Rp 294 miliar. Sehingga diperoleh rasio ROA, ROE dan NIM sebagai berikut:
Tabel 4.7
Sumber: Bank Indonesia a. Return On Assets ROA
ROA Bank Muamalat tahun 2008 adalah 2,6 dan tahun 2009 adalah 0,45. Pencapaian ROA ini menurun drastis sebesar 2,15. Tahun 2008, ROA
Bank Muamalat masih diatas standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sehingga masih cukup baik kinerjanya. Namun pada tahun 2009 ROA Bank
Muamalat menjadi 0,45 yang berada dibawah standar Bank Indonesia. Rendahnya ROA tahun 2009 ini disebabkan karena banyaknya beban yang harus
dikeluarkan oleh Bank Muamalat sedangkan pendapatan yang diterima semakin sedikit. Jadi, walaupun jumlah aktiva yang dimiliki oleh Bank muamalat naik
dibandingkan dengan tahun 2008, tetapi laba sebelum pajak menurun drastis di tahun 2008. ROA Bank Muamalat sebesar 0,45 berada dibawa standar Bank
Indonesia yang berarti kinerja ROA Bank Muamalat kurang sehat.
NAM A BANK ROA
ROE NIM
2008 2009
2008 2009
2008 2009
BM I 2.6
0.45 33.14
8.03 7.42
5.15
81
b. Return On Equity ROE ROE Bank Muamalat tahun 2008 adalah 33,14 dan tahun 2009 adalah
8,03. Tidak jauh berbeda dengan ROA, pencapaian ROE Bank Muamalat tahun 2009 juga menurun. Ini menunjukkan bahwa kinerja Bank Muamalat sepanjang
tahun 2009 kurang baik karena mengalami penurunan baik dari ROA maupun ROE. Penurunan ROE ini disebabkan karena menurunnya laba bersih yang
diperoleh Bank Muamalat. c. Net Interest Margin NIM
NIM Bank Muamalat tahun 2009 adalah 5,15 dan tahun 2008 7,42. Pencapaian Net Interest Margin atau dalam Syariah disebut dengan Net Revenue
juga mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena menurunnya pendapatan bagi hasil bank juga seiring dengan menurunnya ROA.
3. Bank Syariah Mega Indonesia BSMI
Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum konvensional bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta. Pada
tahun 2001, Para Group sekarang berganti nama menjadi CT Corpora, kelompok usaha yang juga menaungi PT Bank Mega,Tbk., TransTV, dan
beberapa perusahaan lainnya, mengakuisisi PT Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank syariah. Hasil konversi tersebut, pada tanggal 25
Agustus 2004 PT Bank Umum Tugu resmi beroperasi secara syariah dengan nama PT Bank Syariah Mega Indonesia. Dan terhitung tanggal 23 September