b. Kemampuan membaca diskusi dan menulis
Dalam komunikasi matematik, kemampuan membaca, diskusi dan menulis dapat membantu siswa memperjelas pemikiran dan dapat mempertajam
pemahaman. Diskusi dan menulis adalah dua aspek penting dari komunikasi untuk semua level.
c. Pemahaman matematik Mathematical Knowledge
Pemahaman matematik yang dimaksud adalah tingkat atau level pengetahuan siswa tentang konsep, prinsip, algortima dan kemahiran siswa
menggunakan strategi penyelesaian terhadap soal atau masalah yang disajikan. Kemampuan komunikasi matematik yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah komunikasi tertulis. Sedangkan untuk kemampuan komunikasi lisan hanya dijadikan sebagai informasi tambahan. Hal ini dikarenakan proses komunikasi
lisan dapat dilihat ketika proses pembelajaran, yaitu berupa kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat atau pertanyaan ketika berdiskusi. Jika semua
siswa dapat beragumen dengan baik dan alasan yang tepat, maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan komunikasi lisan siswa sudah lebih baik dari sebelumnya.
Sehingga yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini yaitu kemampuan komunikasi tertulis.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan, maka indikator kemampuan komunikasi matematik yang akan digunakan pada penelitian ini
antara lain: a
Written Text, yaitu memberikan dan menjelaskan jawaban atas pertanyaan matematika yang telah dipelajari dengan menggunakan bahasa sendiri.
b Drawing, yaitu merefleksikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam
ide matematika. c
Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika. Sedangkan kemampuan komunikasi lisan yang dijadikan sebagai
informasi untuk menunjang komunikasi tertulis siswa dapat dilihat dari
aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran, baik itu ketika siswa bekerja secara kelompoknya ataupun ketika siswa berusaha menampilkan
hasil pekerjaannya di depan kelas.
2 Strategi Menulis Matematik
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat,trik atau cara. Sedang secara umum strategi ialah garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai
tujuan yang telah di tentukan. Adapun strategi belajar mengajar bisa diartikan sebagaipola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan. Atau dengan kata lain, strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang akan
dikuasainya di akhir kegiatan belajarnya
12
. Kemp mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
13
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan.
14
Maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah siasat yang digunakan
oleh guru dan siswa dengan langkah-langkah yang dibuat sedemikian sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b. Menulis Matematik
Menurut Lado dalam ahmadi menulis adalah meletakkan atau mengatur simbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman suatu bahasa, sedemikian
12
Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011, h.9
13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Prenada, 2010 Cet ke-7 hal.126
14
Ibid.
hingga orang lain dapat membaca simbol-simbol grafis sebagai bagian penyajian satuan-satuan ekspresi bahasa. Menulis melibatkan keseluruhan
rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan melaui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan
oleh penulis. Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan gagasan, pendapat, angan-angan, perasaan dan sikap melalui tanda grafis. Beberapa
hal berkaitan dengan menulis menurut Santosa adalah a penuangan informasi ; b penuangan bahasa tulis ; c penggunaan bahasa tulis ; d
memperhatikan pembaca ; e memberikan pemahaman terhadap pembaca. Kegiatan dalam menulis meliputi langkah berikut :
1. Kegiatan pramenulis
2. Kegiatan penyusunan buram
3. Kegiatan merevisi dan menyunting
4. Kegiatan publikasi
5. Kegiatan refleksi
Kegiatan pra menulis meliputi segala sesuatu yang terjadi sebelum proses penulisan. Proses tersebut diantaranya adalah menggali, mengingat,
memunculkan, dan menghubung-hubungkan atau mengkaitkan antar konsep atau gagasan. Dalam konteks pembelajaran, untuk mengembangkan skemata
dan pengalaman siswa dapat dilakukan dengan cara membaca, mengobservasi, menyimak, berdiskusi, ramu pendapat, dan sebagainya.
Dalam kerja kelompok kegiatan premenulis dapat dilakukan dengan brainstroming atau berdiskusi tentang hal-hal yang akan ditulis.
Kemudian kegiatan penyusunan buram yang merupakan usaha mengkreasi atau mengkonstruksi tulisan secara utuh. Seperti menyisakan
ruang untuk kata-kata yang belum ditulis, menggunakan catatan untuk tetap fokus.
Setelah itu kegiatan merevisi dan menyunting kegiatan untuk berpikir, melihat, dan mengkontruksi kembali tulisan yang sudah disusun. Revisi
merupakan aktivitas yang berlangsung terus-menerus, baik pada saat pramenulis maupun pada saat penyusunan tulisan. Penulis harus
memperhatikan dengan baik apakah ide-ide sudah diungkapkan secara jelas, runtut dan lengkap, menghapus yang tidak diperlukan. Serta menyusun
tulisan agar mudah dipahami. Dari kegiatan merevisi dan menyunting, dilanjutkan dengan kegiatan
publikasi yang merupakan perayaan bagi siswa untuk menampilkan hasil tulisannya. Publikasinya dapat berupa menggandakan hasilnya untuk teman
kelasnya, menampilkan dipapan kelas majalah dinding ataupun dapat mempresentasikan secara verbal.
Yang terakhir adalah kegiatan Refleksi. Bagian ini adalah kunci dari kesuksesan dari menulis. Karena pada bagian ini, penulis melihat kembali ke
belakang bagaimana penulisannya, apakah sudah tepat, bagaimana hasil tuslisannya. Bertanya pada diri sendiri untuk memperbaiki tulisan tersebut.
Menulis merupakan bagian dari representasi mental. Representasi merupakan bentuk baru sebagai hasil translasi suatu diagrammodel fisik ke
dalam simbol atau kata-kata dalam NCTM tahun 1989. Aktivitas menuangkan ide-ide secara tertulis yang berkaitan dengan matematika
merupakan bagian menulis matematik. Gipayana menyatakan bahwa menulis sebagai aspek kemampuan berbahasa pada hakekatnya merupakan refleksi
pikiran. Karena itu aktivitas menulis matematis merupakan representasi dari gambaran mental seseorang yang divisualisasikan dalam bentuk simbol-
simbol matematis.
Dalam menulis
matematik, siswa
dapat mengkomunikasikan kepada pembaca mengapa dan bagaimana mencapai
suatu penyelesaian. Dalam penelitian ini, tujuan menulis matematis yang dimaksudkan
adalah agar siswa dapat menyelesaikan persoalan matematika dan dapat memaparkan ide matematika yang mereka miliki.
Aturan dasar dalam menulis matematik menurut Kneth adalah a memisahkan simbol-simbol yang berbeda dari kata, b tidak memulai
kalimat dengan simbol, c tidak menggunakan simbol-simbol dan lain-lain diawal teks kalimat, kecuali digunakan pada logika, dan d
menulis kalimat atau teorema secara lengkap.
Maka dapat disimpulkan bahwa menulis matematik adalah kegiatan memaparkan ide matematik dan proses berpikir dalam menyelesaikan suatu
masalah dalam matematika dengan mengikuti prinsip-prinsip penulisan dalam matematika.
c. Strategi Menulis Matematik
Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli, strategi menulis matematik dapat dikatakan sebagai perencanaan proses pembelajaran
matematika dengan menerapkan aktivitas menulis guna menuangkan ide-ide matematik siswa guna mencapai tujuan dalam pembelajaran.
Lindemann mengungkapkan alasan menulis sebagai strategi dalam pembelajaran yaitu
15
: “Writing is at the heart of educational experience. The complex process of writing compels us to analyze, to organize, and
to articulate, to think logically and clearly and to come to a better understanding of our subject through an attempt to explain or present it.
Not only does practice in writing improve the precision of our manner of expression, but the process of writing can lead to an increased precision
in our ideas and concepts.” Proses pembelajaran tidak hanya sekedar merekam, mengkopi apa yang
gurunya tuliskan dipapan tulis, atau apa yang gurunya sampaikan namun guru harus menyediakan waktu kepada siswa untuk memikirkan apa yang mereka
akan tuliskan. Siswa bahkan bisa belajar lebih jika guru memberikan waktu lebih untuk siswa memikirkan mengenai contoh pada bahan ajar
dibandingkan sekedar mencatat apa yang guru mereka jelaskan langkah- langkahnya.
16
Menurut Sipka dalam Ali Mahmudi menyatakan bahwa, terdapat beberapa bentuk tugas menulis yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
matematika. Secara umum, menulis dapat dikategorikan sebagai manulis informal dan menulis formal. Menulis informal misalnya: in class writing
focus writing, free writing; math autobiographies ; journal dan letters. Sedangkan yang termasuk kategori menulis informal lebih memfokuskan
15
Roy killen. Effective Teaching Strategies: Lesson from Research and Practice,4
th
ed, Victoria: Cengage, 2007, h.288
16
Ibid., h. 291.