Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
peserta didik daripada kemampuan siswa dalam memberikan alasan yang rasional terhadap permasalahan matematika yang dimunculkan.
Tidak diperhatikannya aspek komunikasi matematik mengakibatkan tidak jarang kita temui banyak siswa yang kemampuan komunikasi matematiknya
masih rendah. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang hanya mampu menyelesaikan permasalahan matematika melalui tulisan saja, sedangkan
kemampuan untuk mengekspresikan pemahamannya tentang konsep matematika melalui lisan masih sangat rendah.
PISA merupakan suatu program penilaian skala internasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa menerapkan pengetahuan yang
sudah mereka pelajari di sekolah. PISA fokus dalam mengukur kemampuan siswa dalam bidang membaca, matematika, dan sains. PISA mengacu pada filosofi
matematika bukanlah suatu ilmu yang terisolasi dari kehidupan manusia, melainkan matematika justru dari dan kehidupan sehari hari kita. Dari hasil PISA
matematika 2009,
4
diperoleh hasil bahwa hampir setengah dari siswa Indonesia yaitu 43,5 tidak mampu menyelesaikan soal PISA paling sederhana the most
basic PISA task. Sekitar sepertiga siswa Indonesia yaitu 33,1 hanya bisa mengerjakan soal jika pertanyaan dari soal konstektual diberikan secara eksplisit
serta semua data yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal diberikan secara tepat. Hanya 0,1 siswa Indonesia yang mampu mengembangkan dan mengerjakan
pemodelan matematika yang menuntut keterampilan berpikir dan penalaran. Hal tersebut menunjukan masih kurangnya kemampuan komunikasi
matematik siswa. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk menumbuhkan pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran aktif. Sesuai yang
diungkapkan oleh lembaga pendidikan internasional UNESCO mengenai empat pilar pendidikan yakni : belajar mengetahui learning to know, belajar berbuat
learning to do, belajar menjadi learning to be, belajar bersama learning how to live together. Diharapakan pengembangan pembelajaran yang berlangsung
akan lebih bermakna.
4
Ariyadi Wijaya, “Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika”, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011, hlm.1
Penggunaan strategi pembelajaran matematika di sekolah-sekolah masih belum maksimal. Contohnya guru-guru di sekolah hanya menggunakan strategi
yang sama pada materi-materi pelajaran. Padahal strategi pembelajaran yang tepat akan membuat proses pembelajaran efektif dan tujuan pembelajaran tercapai.
Salah satu strategi yang sederhana dan yang luput dari pembelajaran matematika di Indonesia adalah strategi menulis matematik dimana menulis adalah kegiatan
yang sangat dasar dalam semua disiplin ilmu. Menulis adalah bagian dari komunikasi yang dapat mentransfer gagasan yang ada dalam pikiran manusia.
Siswa dalam pembelajaran matematika seringkali berkata mengerti akan penjelasan gurunya, namun jika diberikan soal mereka akan kebingungan untuk
menyelesaikan soal tersebut. Ini dikarenakan kemampuan komunikasi matematik mereka itu lemah. Siswa tidak terbiasa menuliskan gagasan yang muncul dalam
diri mereka sehingga gagasan tersebut dapat segera menghilang. Padahal gagasan itu sendiri merupakan salah satu komponen terpenting dari bahasa.
Bahasa dan matematika itu pada dasarnya berkaitan. Perhatian berbahasa merupakan komponen penting dalam mengembangkan kemampuan komunikasi
matematik siswa. Keberartian ini dikenalkan oleh National Council of Teachers of Mathematics NCTM, prinsip dan standar untuk sekolah matematika, dengan
mengidentifikasi komunikasi salah satu dari standar proses dengan penalaran dan pembuktian, koneksi, pemecahan masalah dan representasi
5
. Menulis tidak dapat dipisahkan dalam kurikulum matematika, menulis adalah bagian darinya. Diantara
tujuan pembelajaran menurut NCTM adalah mengatur seluruh siswa untuk mengkomunikasikan pemikiran matematika mereka
6
. Sering dijumpai dalam penyelesaian soal, siswa menuliskan simbol atau
bahasa matematika yang kurang tepat. Penulisan yang salah akan menimbulkan persepsi yang salah sehingga kemampuan komunikasi siswapun rendah. Hal inilah
yang dapat menimbulkan masalah yang turun temurun jika dibiarkan. Menulis matematik adalah salah satu indikator dari komunikasi matematik, dikarenakan
5
Louis Lim dan David K.Pugale, Using Journal Writing to Explore “They communicate to
Learn Mathematics and They Learn to Communicate mathematically”. h. 1
6
Vicki Urquhart, Using Writing in Mathematics to deepen Student Learning, h.6
tulisan adalah salah satu bentuk representasi dari suatu bahasa yang digunakan dalam penyampaian suatu informasi.
Sehingga harus ada strategi khusus dalam pembelajaran matematika yang dapat membantu siswa untuk mengkomunikasikan suatu masalah matematika.
Siswa dibiasakan untuk menuliskan gagasan mereka sesuai dengan pemahamannya akan suatu pokok bahasan. Salah satu strategi yang dapat
membantu siswa agar dapat mengorganisir gagasan dan pola pikir siswa adalah strategi menulis matematik.
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka penulis mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik
Siswa dengan Penerapan Strategi Menulis Matematik”.