menuliskan apa yang mereka pahami dengan bahasa yang mudah mereka mengerti, berdasarkan konsep matematika tentunya. Dalam mengerjakan suatu
soal, siswa diharuskan menuliskan bagaimana strategi pengerjaan soalnya, tahapan penyelesaian soal sesuai dengan pikiran dan pemahaman mereka.
Dengan mengkonstruksi pikiran mereka, maka pemahaman mengenai suatu konsep akan lebih baik. Karena dalam strategi menulis, siswa tidak hanya sekedar
mencatat, namun mereka menuliskan sesuai dengan yang mereka pahami. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi matematik siswa pun akan berkembang
kearah yang lebih baik. Kemampuan komunikasi terdapat beberapa indikator antara lain siswa
mampu mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren dan jelas, berarti dimana siswa mampu menerjemahkan masalah ke dalam kalimat yang mudah
dimengerti. Dalam strategi menulis, siswa menuliskan apa yang ia pahami. Kemudian, ada indikator yang mana siswa mampu menggunakan bahasa
matematika secara tepat dalam berbagai ekspresi matematika. Dalam strategi menulis, siswa dituntut untuk menuliskan langkah-langkah dalam penyelesaian
soal dimana proses berpikir siswa digambarkan dalam penyelesaian tersebut. Oleh karena itu, Strategi Menulis Matematik diduga dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan dirumuskan sebagai berikut:
“Dengan diterapkannya Strategi Menulis Matematik kemampuan komunikasi matematik siswa akan meningkat
”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPIT Darul Qur’an Mulia Putri. Penelitian
ini dilakukan di kelas VIII-D semester II tahun ajaran 2013-2014.
B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan
Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas PTK atau Classroom Action Research CAR, yaitu suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
1
Tindakan tersebut dilakukan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Penelitian ini lebih menekankan pada proses tindakan penelitian. Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas, diharapkan
kemampuan akan meningkatkan proses pembelajaran dan kualitas pendidikan di sekolah. Dalam hal ini, yang dimaksud siklus adalah satu putaran kegiatan
beruntun yang kembali ke langkah semula.
2
Dalam setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:
Tahap 1: Perencanaan planning
Setelah mengamati kondisi real pembelajaran matematika dan melakukan wawancara dengan guru bidang studi di kelas. Kemudian peneliti
mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang terjadi. Selanjutnya peneliti merencanakan tindakan apa yang tepat diberikan pada subjek penelitian. Kegiatan
dalam tahap perencanaan antara lain mengembangkan perangkat pembelajaran,
1
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2007 Cet. Ke-4, h. 3
2
Ibid., h. 20
28
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dan merancang instrumen penelitian.
Tahap 2: Tindakan acting
Pada tahap ini, peneliti melakukan kerja sama dengan guru bidang studi dalam melaksanakan skenario pembelajaran. Peneliti berlaku sebagai pelaku
tindakan sedangkan guru berlaku sebagai pengamat observer. Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dalam satu siklus dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit.
Tahap 3: Pengamatan observation
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada
siklus berikutnya. Peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator melakukan pengamatan dan mendokumentasikan semua proses yang terjadi dalam tindakan
pembelajaran, baik kelemahan metode pembelajaran, kesesuaian antara tindakan dengan skenario pembelajaran, maupun respon subjek penelitian yang berbeda
dengan yang diharapkan.
Tahap 4: Refleksi reflection
Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis
bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan atau masih perlu dilakukan perbaikan.
Adapun bagan dari desain penetian diatas adalah sebagai berikut: